Anda di halaman 1dari 5

Resensi Novel “Kata”

Disusun Oleh :

Nama :Risma Dwi Sukma Wardani

Kelas :XI MIPA-3

Absen :32

SMA NEGERI 1 GURAH

Tahun Ajaran

2021/2022

Jalan Balongsari No. 3, Gurah II, Gurah, Kediri, Jawa Timur 64181
Resensi Buku Novel

Identitas buku:

a. Judul Buku : Kata


b. Penulis : Rintik Sedu
c. Penerbit : Gagas Media
d. Tahun Terbit : 2018
e. Tebal Buku : 389 halaman
f. Genre : Roman
g. Ukuran : 13 x 19 cm
h. ISBN : 978-979-780-932-4

Ulasan Buku:

Novel ini merupakan karangan dari Rintik Sedu yang menceritakan tentang perjalanan
cinta Binta Dineshcara. Binta adalah seoang mahasiswi komunikasi yang cantik, namun disisi
lain ia sangat tertutup dan cuek sehingga membuatnya tidak memiliki banyak teman. Ia lebih
senang tenggelam dalam lamunannya sendiri akan masa lalunya yang gelap.

Karena ayahnya yang pergi meninggalkan keluarganya, kini Binta hanya tinggal bersama
mamanya yang menderita penyakit Skizofrenia. Penyakit Skizofrenia ini adalah penyakit yang
memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik.

Sejak kepergian ayahnya, kehidupan Binta semakin kelam. Beruntungnya Binta masih
memiliki Cahyo, satu-satunya teman yang Binta punya. Tidak hanya di rumah, kehidupan Binta
di kampus juga tak begitu menyenangkan, ia lebih senang menghabiskan waktunya dengan
kesendiriannya yang ia buat. Sampai pada suatu ketika ada seorang laki-laki bernama Nugraha
yang mengusik kehidupannya, termasuk perasaannya.
Nug atau Nugraha digambarkan sebagai seorang yang memiliki seribu kotak kesabaran
dalam menghadapi Binta yang begitu cuek. Selama proses pendekatan, hanya ada penolakan dan
usiran yang dilakukan Binta agar Nug menyerah. Tetapi alasan itulah yang membuat Nug tetap
bertahan, bahkan Binta hampir saja luluh dengan kegigihan Nug.

Di pertengahan muncul satu nama yang hadirnya begitu jarang diungkap, namun inilah
yang menjadi latar belakang Binta. Ia bernama Biru, Biru inilah yang menjadi alasan Binta untuk
melanjutkan hidupnya. Setelah berpisah selama beberapa tahun, hingga pada suatu ketika
semesta menyetujui mereka untuk bertemu di suatu tempat yang bernama Banda Neira.

Dari kepastian Binta bersama Biru yang selama ini menggantung, Binta justru
dihadapkan pada kenyataan yang membuat hidupnya semakin pahit. Sementara di Jakarta,
makhluk aneh yang tak kenal lelah masih selalu ada untuk Binta. Kehadiran Nug bisa menjadi
penawar rasa sakit yang dirasakan Binta. Lalu apakah kisah keduanya akan berakhir disini?
Binta, Nugraha, dan Biru sama-sama membelakangi serta sama-sama pergi.

Ketiganya memerlukan beberapa kata untuk menuturkan perasaan. Binta yang marah
kepada Nurgaha bersama dengan masa lalunya. Binta dikejutkan dengan kedatangan Biru yang
tiba-tiba dan mengajak Binta untuk hidup bersamanya dan meninggalkan Jakarta untuk pergi
menuju Banda Neira.

Nugraha mengetahui kabar tersebut yang disampaikan oleh Cahyo. Nug telah berusaha
mencegahnya, namun keputusan Binta sudah bulat. Dimana hidup bersama Biru merupakan
tujuan hidupnya. Sementara itu Nugraha mendapat beasiswa ke Australia, Nug bisa saja
membatalkan keberangkatannya asal Binta yang memintanya. Namun Binta tak mau
melakukannya.
Kelebihan :

1. Novel ini menggunakan alur maju yang sangat rinci, sehingga tidak membuat pembaca
kebingungan.
2. Isi novel ini juga dilengkapi ilustrasi gambar yang menambah kesan dan suasana cerita
yang disampaikan.
3. Desain cover novel ini adalah tenatng sebuah senja dengan dua orang yang
menggambarkan senja kehilangan langitnya. Cocok seperti judul yang ditulis dalam
bagian cover nover tersebut.

Kekurangan :

1. Terdapat beberapa kata yang salah tulis.


2. Terlalu banyak kata yang yang sulit dimengerti.
3. Di bagian belakang novel ini tidak dilengkapi dengan biografi sang penulis, hal tersebut
membuat pembaca kurang tahu mengenai siapa penulis dari novel ini.

Anda mungkin juga menyukai