Anda di halaman 1dari 9

Saula Netanya / XII MIPA 3 / 20

Resensi Novel Perfect Mate

1. Identitas Buku
a. Judul Perfect Mate
b. Pengarang Erlin Cahyadi
c. Penerbit PT Gramedia, Jakarta
d. ISBN 978-602-03-3285-7
e. Harga Rp 55.000
f. Tebal buku 240 halaman
g. Cetakan 2016

2. Kelebihan Novel

Buku Perfect Mate ini dikarang oleh Erlin Cahyadi, atau yang akrab dipanggil
Erlin. Erlin lahir dibawah naungan zodiak Virgo, tepatnya pada tanggal 22 September.
Ia sudah lama menyukai kegiatan membaca dan menulis novel. Selain bekerja sebagai
penulis, Erlin juga merupakan ibu dari 2 anak perempuan dan ia juga menekuni bidang
kuliner. Erlin sendiri sudah menerbitkan beberapa novel diantaranya Bali to Remember,
Pacar Selebriti, Love, Enemy and Ian, Perfect Valentine, Sandra’s Love Lesson, dan
Bayangan Kematian.

Buku ini merupakan salah satu buku yang cukup diminati di pasarnya.
Sebenarnya jika dibandingkan dengan novel teenlit lain yang mengangkat tema teen
romance, novel Perfect Mate tersebut tidak memiliki perbedaan yang menonjol. Hanya
saja, Erlin berhasil membawa cerita di novel ini dengan pembawaan santai, sesuai
dengan anak remaja. Ceritanya juga terasa dekat dengan pembaca dan berhasil
meluluhkan hati para pembacanya. Tema dan pesan pada novel ini tersampaikan
dengan cukup baik dan jelas terhadap pembaca. Konsistensi watak dari karakter juga
cukup baik, dari awal sampai akhir cerita.

Selain itu, kelebihan lain novel ini adalah permasalahan cerita yang agak
rumit namun berhasil disampaikan oleh Erlin dengan jelas. Erlin menuliskan cinta
segiempat, lengkap dengan pahit manisnya hingga dapat membawa pembaca hanyut
ketika membaca novel tersebut. Hal ini terlihat pada kutipan synopsis novel tersebut;
“Kesya tidak pernah menyangka kehidupannya yang biasa saja akan berubah drastis
setelah mengenal Rafael. Dari cewek yang tidak menonjol menjadi cewek incaran dua
cowok terkenal di sekolahnya. Perjalanan cinta Kesya sama sekali tidak mulus. Saat
mulai jatuh cinta pada Rafael, Kesya harus berurusan dengan Windhy, sahabatnya,
yang masih menyimpan dendam pada cowok itu. Seakan hidup Kesya belum cukup
rumit, Farell muncul mewarnai hari-harinya. Sikap cowok itu dengan mudah menarik
perhatiannya. Pada akhirnya, ia harus memilih: bersama orang yang ia cintai tapi
mengorbankan persahabatannya atau mulai belajar mencintai orang lain.”

3. Kekurangan Buku

Tentu saja, tidak ada hasil karya yang sempurna. Ada beberapa kekurangan
yang bisa di temui pada saat membaca buku ini. Salah satunya adalah latar tempat dan
waktu yang kadang kurang tergambar dengan jelas. Selain itu, konflik di novel ini
terasa terlalu lama sehingga membuat pembaca berlarut-larut dalam permaslahan cerita
dan alur cerita maju secara lambat pada bab-bab akhir. Ada pula satu-dua kalimat yang
agak bertele-tele, sehingga agak menbingungkan pembaca. Lalu, di dalam novel ini
juga belum terdapat ilustrasi. Ilustrasi berguna agar pembaca dapat merasakan cerita
sehingga cerita terasa lebih hidup.

4. Ajakan dan Saran

Novel Perfect Mate layak untuk Ldibaca oleh kalangan remaja. Novel ini mengangkat
cerita yang menarik dan dapat membuat hati para pembaca ikut luluh saat
membacanya.
Unsur Instrinsik

1. Tema
Percintaan remaja

2. Amanat
Tersurat
 Evan mendengus kasar. “Malu kenapa? Bahkan, sekalipun malu, itu lebih baik
daripada bersikap kaya orang tolol gini. Lagian,hidup itu pilihan, Raf. Pilihan
lo ada dua. Satu, lo milih ambil resiko malu, tapi nggak nyesel di kemudian
hari. Dua, lo pertahanin harga diri lo dan beresiko keihilangan orang yang
mungkin bakal jadi satu-satunya cewek yang bener-bener lo sukai. Keputusan
ada di tangan lo.”
 “Selalu ada alasan di balik setiap keputusan. Dan lo harus tau alasan Kesya.”
 “Raf, keberhasilan besar selalu diikuti dengan resiko besar pula. Kalau lo mau
menikmati keberhasilan, ambil resikonya,” nasihat Evan, tahu kegalauan
Rafael.
 “Kalau lo gini terus, lo rugi. Ada kemungkinan semua yang terjadi tidak seperti
yang lo duga. Gue nggak percaya Kesya nggak cinta sama lo. Gue nggak ahli
soal cewek, tapi juga nggak buta-buta amat, jadi masih bisa ngeliat Kesya care
ke lo.”
 “Lo nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa, Raf. Nggak ada yang perlu lo
sesali. Sekarang yang paling penting adalah mengembalikan keadaan seperti
semula. Lo masih punya pilihan, Raf. Satu, mencoba memperjelas masalah lo
dan Kesya, yang mungkin saja berakhir happy ending karena bisa semua ini
jadi hanya salah paham. Dua, benar-benar move on, entah bagaimana caranya.
Lo nggak mau kan, kayak gini terus? Gue yang lihat aja stress, apalagi lo yang
jalanin.”
 “Gue pernah ngalamikeadaan sulit, Raf. Tapi gue baik-baikaja, kan? Lo pasti
bisa gitu. Yang jelas, semuanya harus lo pikirin masak-masak. Jangan sampai
lo nyesel di kemudian hari. Yang namanya penyesalan, sakitnya bisa lebih
parah.”
Tersirat
 Jika kita bertekundalam mencapai atau mendapatkan sesuatu, pada akhirnya
kita pasti akan mendapatkannya.
 Jangan menilai orang dari penampilannya saja.
 Kita tidak perlu menyanggupi permintaan seseorang, baik itu dari seorang
sahabat dekat sekalipun, yang di latarbelakangi masalah pribadi mereka
ataupun dendam karena akan merugikan orang lain dan membuat kita tidak
jauh berbeda dengan orang yang telah berbuat salah kepada mereka.
 Kita tidak boleh terlalu cepat dalam berasumsi dan mengambil keputusan,kita
harus lebih kritis dan terbuka akan satu sama lain.

3. Latar
 Waktu
Pagi hari, saat latihan dramapentas seni (pukul 5 sore), pada saat pentas seni,
sore hari, saat istirahat sekolah, saat pulang sekolah.
 Tempat
Sekolah, teras rumah Rafael, rumah Kesya, kantin, aula, Dufan, perpustakaan
rumah Rafael, perpustakaan sekolah, lapangan basket.
 Suasana
Menegangkan, menyedihkan, senang, panik, marah.

4. Sudut pandang
Orang ketiga,terlihat dari penggunaan kata dia dan nama pada novel.

5. Tokoh
 Kesya : tekun, perhatian, galak, memikirkan perasaan orang
lain, tidak mudah dipengaruhi. (protagonis, dinamis)
Bukti “Lo mau ngapain sih? Gue lagi banyak kerjaan. Kalau
lo nggak ada urusan penting, nggak usah gangguin
gua deh. Bikin kesel aja,”omel Kesya.

Memutuskan Rafael… Haruskah ia melakukan itu?


Bagaimana mungkin ia bisa memutuskan cowok itu
kalau ia sudah jatuh cinta sangat dalam kepadanya?
Di lain sisi, apa yang harus ia katakan pada Windhy?
Bagaimana kalua Windhy semakin marah dan tidak
mengacuhkannya seperti tempo hari?
 Rafael : keras kepala, suka main-main, gigih, baik hati, tidak
berpikir panjang, perhatian, mau berkorban.
(protagonis, dinamis)
Bukti Kesya benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Ia
sama sekali tak menyangka Rafael menunggunya
berjam-jam hanya untuk mengantarnya pulang.

“Mulanya gua gamau, Van. Lo bayangin aja, sepinter-


pinternya gue, nggak mungkinlah gue bisa hafalin
dialog dalam waktu kurang dari satu jam. Belum lagi
harus akting. Tapi sialnya, si Kesya malah nangis.
Gue jadi nggak tega. Terpaksa gue nerima peran itu.
Tapi gue pastikan,itu adalah pertama dan terakhir
kalinya gue main drama.”
 Evan : baik, setia kawan, perhatian pada teman.
(tritagonis,statis)
Bukti “Lo kenapa sih bro? kalua ada masalah, cerita aja.
Siapa tau gue bisa bantu.” Evan berkata sambil
menyusul duduk di samping Rafael.

Evan hanya duduk memperhatikan sahabatnya. Ia


tidak berusaha menghentikan Rafael yang tampak
kelelahan. Mungkin lelah fisik bisa sedikit
mengalihkan sakit hatinya.
 Dara : manja, egois, suka mengadu domba. (antagonis,
statis)
Bukti Sejak Kesya jadian dengan Rafael, Dara mempunyai
obsesi tersendiri untuk menyakiti cewek yang
menurutnya sudah membuatnya sengsara itu.

Wajah Dara memerah. “Ih, Kakak kok jadi belain


Kesya sih? Tadi Dara lagi nggak konsen aja, jadi
nggak sengaja salah. Lagian juga salahnya nggak
banyak-banyak amat.anak-anak lain lebih banyak.”
 Farrel : baik, pendendam, perhatian, gigih, cerdik, selalu ingin
menyaingi Rafael. (antagonis, statis)
Bukti Rafael tidak ingat pasti kenapa mereka bisa saling
membenci, namun ia tahu jelas, Farell selalu
membidik apa yang ia incar dan terang-terangan
menunjukannya

Dengan tatapan membidik, Rafael memandangi


Kesya dan Farell yang berjalan menyebrangi
lapangan basket. Entah sengaja atau merasa
diperhatikan, Farell melirik ke arahnya. Saat mata
mereka berserobok, Farell tersenyum mengejek,
lalu berpaling.
 Echa : baik, perhatian, peduli pada teman. (tritagonis, statis)
Bukti “Gue ambil resiko dimusuhi Rafael entah berapa lama
untuk ketemu lo. Lo nggak mau cerita sedikit, paling
nggak gue tau apa yang harus gue lakuin untuk nolong
Rafael?”

“Dulu, sebelum gue dan Evan jadian, kami jua


mengalami banyak salah paham. Mungkin ini juga
cuma salah paham. Dan kalau emang iya, lo harus
meluruskannya. Demi kebahagiaan lo sendiri,” kata
Echa bijak.
 Windhy : pendendam, egois (antagonis, dinamis)
Bukti “Asal lo tahu, Win, dari tindakan lo ke gue, gue nggak
yakin kita sahabat. Kalau kita emang sahabat,
seharusnya lo nggak maksa gue pacarana sama
Rafael. Kalau kita sahabat, seharusnya lo nggak
nerror gue supaya mutusin Rafael. Gue bukan boneka
yang bisa lo atur-atur, Win. Gue punya perasaan.
Kalau lo sahabat sejati, harusnya lo ngerti.”
 Amel : peduli teman, suka gossip (figuran, statis)
Bukti Amel meletakkan tasnya sembarangan, lalu duduk
menatap Kesya dengan antusias. “Gue punya hot
gossip banget, Key! Lo pasti kaget dengernya.”

6. Bahasa : Nasional dan asing


7. Majas : -
Unsur Ekstrinsik
1. Sinopsis
Kesya tidak pernah menyangka kehidupannya yang biasa saja akan berubah
drastis setelah mengenal Rafael. Dari cewek yang tidak menonjol menjadi
cewek incaran dua cowok terkenal di sekolahnya. Perjalanan cinta Kesya sama
sekali tidak mulus. Saat mulai jatuh cinta pada Rafael, Kesya harus berurusan
dengan Windhy, sahabatnya, yang masih menyimpan dendam pada cowok itu.
Seakan hidup Kesya belum cukup rumit, Farell muncul mewarnai hari-harinya.
Sikap cowok itu dengan mudah menarik perhatiannya. Pada akhirnya, ia harus
memilih: bersama orang yang ia cintai tapi mengorbankan persahabatannya
atau mulai belajar mencintai orang lain.

2. Kepengarangan
Buku Perfect Mate ini dikarang oleh Erlin Cahyadi, atau yang akrab dipanggil
Erlin. Erlin lahir dibawah naungan zodiak Virgo, tepatnya pada tanggal 22
September. Ia sudah lama menyukai kegiatan membaca dan menulis novel.
Selain bekerja sebagai penulis, Erlin juga merupakan ibu dari 2 anak
perempuan dan ia juga menekuni bidang kuliner. Erlin sendiri sudah
menerbitkan beberapa novel diantaranya Bali to Remember, Pacar Selebriti,
Love, Enemy and Ian, Perfect Valentine, Sandra’s Love Lesson, dan Bayangan
Kematian.

3. Nilai-nilai yang terkandung


 Nilai sosiologis : kita tidak boleh langsung mempercayai perkataan orang tanpa
memastikan kebenarannya terlebih dahulu.
 Nilai ketuhanan : -
 Nilai politik : -
 Nilai psikologis : Kita lebih baik maju dan menghadapi ketakutan kita sendiri
daripada terus menerus menderita.
 Nilai kemanusiaan : sebagai teman kita harus saling membantu, karena
hubungan teman yang harmonis akan membuat lingkungan dan suasana yang
harmonis pula.
 Nilai ekonomi : tidak semua yang diperoleh dengan banyak uang dapat
membahagiakan kita, dan kadang hal-hal sedehrana justru membuat kita lebih
Bahagia.
 Nilai Pendidikan : -

Anda mungkin juga menyukai