Anda di halaman 1dari 12

Kementerian Pendidikan,

Kebudayaan, Riset dan Teknologi


MODUL AJAR
“MENJADI PEMBAWA DAMAI SEJAHTERA”
BAHAN ALKITAB: YAKOBUS 3:13-18; MATIUS 5:9

A. INFORMASI UMUM
Nama Penyusun : Nanang Dwi Jaryanto, S.Th., M.Pd.K
Instansi/Nama Sekolah : Kementerian Agama Kota Jakarta Utara
Profil Pembelajar Pancasila : Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, Berkebinekaan Global, gotong-royong,
Mandiri, bernalar kirtis, dan Kreatif,
Fase / Kelas : F / XII
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (1x Pertemuan)

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Memahami nilai iman sebagai landasan hidup berkeluarga, bersikap proaktif dalam keluarga
dan masyarakat serta memahami makna damai sejahtera menurut Alkitab dan
menjadi pembawa damai sejahtera dalam kehidupan.

C. ELEMEN : Manusia dan nilai-nilai Kristiani


D. SUB ELEMEN : Nilai-nilai Kristiani

E. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menerapkan sikap proaktif sebagai pembawa damai sejahtera menurut Alkitab.

F. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (Eviden)


1) Menjelaskan arti pembawa damai sejahtera.
2) Menunjukkan sikap proaktif menjadi pembawa damai sejahtera.
3) Mengobservasi 8 (delapan) karakter sebagai pembawa damai menurut Yakobus 3:13-18.
4) Menyusun laporan dan proyek observasi mempraktekkan menjadi pembawa damai
sejahtera dalam kehidupan sehari-hari serta rencana kedepan yang akan dilakukan.

G. PENILAIAN AWAL (10 Menit)


1. Untuk mengecek pengetahuan dan keterampilan prasyarat untuk belajar tentang
makna damai sejahtera, dan karakter pembawa damai sejahtera.

2. Guru mencoba secara acak satu atau dua orang atau beberapa peserta didik untuk
mengali pemahaman serta pengetahuan tentang makna damai sejahtera, dan
karakter pembawa damai sejahtera.

3. Instrumen assesment awal:


Jawablah pertanyaan berikut ini!
1) Apa arti damai sejahtera menurut kalian?
2) Sebutkan (5) lima karakter pembawa damai sejahtera!
4. Hasil Asesment Awal dan Pemetaan Penguasaan Materi
Total Prosentase (%)
Nilai Nilai TingkatPenguasaan Tindak Lanjut
No N a m a
Materi
1 2
1 Agnes Pembimbingan Khusus
2 Santiana Menyiapkan pembelajaran yang sesuai
3 Rut Sahanaya
4 Lukas
Kriteria penilain:
Sangat Baik = 88-100
Baik = 75 -87
Cukup = 62-74
Kurang = ≤ 61

H. LANGKAH-LANGKAH/KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN I


Pertemuan Pertama (KKTP 1,2,3,4)
Persiapan, Pendahuluan, pertanyaan pematik (10 menit)
1. Persiapan:
1) Mempersiapkan p o i n t - p o i n t / bahan - bahan materi tentang menjadi pembawa damai
sejahtera.
2) Administrasi kelas.
3) Guru memetakan kebutuhan belajar peserta didik.
4) Mempersiapkan alat,sarana, sumber dan bahan.

2. Pendahuluan:
1) Mengkondisikan kelas sebelum memulai pelajaran.
2) Memastikan kehadiran siswa.
3) Bernyanyi lagu “PKJ (Pelengkap Kidung Jemaat) 267: Damai Di Dunia”, Guru dapat
memilih lagu lain yang sesuai dengan tema pelajaran (Damai Sejahtera) disesuaikan
dengan kondisi belajar, sarana dan prasarana yang ada.
4) Dilanjutkan doa dan salam.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, indikator dan materi pembelajaran yang akan
diberikan.

3. Pertanyaan Pematik:
 Mengapa damai sejahtera itu penting bagi kehidupan kita?

4. Kegiatan Inti: (105 menit)

1) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru terkait arti pembawa damai sejahtera,
menunjukkan sikap proaktif damai sejahtera dalam perspektif Alkitab, karakter sebagai
pembawa damai, serta contoh mempraktekkan damai sejahtera dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Peserta didik menunjukkan sikap proaktif damai sejahtera dalam perspektif Alkitab.

3) Peserta didik mencatat hasil observasi sikap proaktif menjadi pembawa damai dan
mempresentasikannya di depan kelas.
4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok mengobservasi sikap proaktif
menjadi pembawa damai dan memberikan penjelasan.
5) Peserta didik mengerjakan lembar kerja untuk memperkuat pemahaman tentang materi
menjadi pembawa damai sejahtera.
6) Mengecek pengetahuan dan praktik peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
berkenaan karakter sebagai pembawa damai, arti pembawa damai sejahtera, sikap proaktif
damai sejahtera dalam perspektif Alkitab serta contoh mempraktekkan damai sejahtera
dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan pembimbingan langsung (direct teching)
terhadap peserta didik pada hal-hal yang perlu pembimbingan.

7) Peserta didik mengerjakan tugas mandiri di rumah berproses Bersama dengan


orangtua/wali, kemudian diserahkan kepada guru pada pertemuan berikutnya, sesuai
kesepakatan guru dan peserta didik.

5. Materi Ajar (catatan: dapat juga dibuat/dicantumkan dilampiran, tidak pada bagian ini)

MENJADI PEMBAWA DAMAI SEJAHTERA


Bahan Alkitab: Yakobus 3:13-18; Matius 5:9

Sepanjang sejarah manusia dan dunia kita tahu bahwa seringkali terjadi konflik,
peperangan maupun perselisihan antar negara, antar bangsa bahkan dalam keluarga
sendiripun tak mustahil terjadi konflik dan permusuhan. Kehidupan disekitar kita tidak selalu
berjalan baik dan damai, konflik membayang bayangi kehidupan manusia diberbagai level dan
konteks. Oleh karena itu pembelajaran mengenai perdamaian dan menjadi pembawa damai
dalam kehidupan amat dibutuhkan oleh remaja, terutama ketika mereka diperhadapkan
dengan berbagai pilhan hidup.

Dikalangan remaja masa kini, tawuran menjadi salah satu masalah crusial yang
membawa musibah bagi kehidupan mereka. Sudah banyak peristiwa terjadi, banyak kasus
terjadi yang memakan korban jiwa dikalangan remaja akibat konflik dan tawuran. Remaja masa
kini menghadapi tekanan dan persoalan-persoalan yang terkadang membuat mereka stress
dan mengambil jalan pintas ataupun memilih menyelesaikan persoalan melalui cara kekerasan
bukan jalan damai. Jiwa muda dan pembentukan karakter yang masih belum dewasa
menyebabkan emosi mereka cepat tersulut.

Apa artinya menjadi pembawa damai? Pertama, mari kita lihat apa arti perdamaian. Di
dalam Alkitab, kata ini memiliki beberapa arti yang berbeda. kedamaian berkaitan dengan
perasaan sejahtera dalam semua aspek kehidupan kita. Kadang-kadang digambarkan sebagai
perasaan harmoni atau ketenangan. Jadi arti pembawa damai adalah menciptakan perasaan
harmoni atau ketenangan didalam kehidupan. Dalam Perjanjian Lama, orang Israel menyadari
bahwa perdamaian adalah anugerah dari Tuhan.

Tuhan memberdayakan kita untuk menjadi pembawa damai. Terkadang kita mungkin
merasa tidak penting, kita bukan siapa-siapa namun jika Tuhan berkehendak siapa saja dapat
dipakainya untuk menjadi pembawa damai. Apalagi ketika masalah yang dihadapi sangat
besar, hubungan keluarga yang berada dalam dalam konflik, hubungan antar teman,
kekerasan dalam komunitas kita, atau kemiskinan dan kelaparan. Tidak ada jawaban yang
mudah untuk masalah ini. Terkadang karena tuntutan keadaan seseorang harus tampil sebagai
“pembawa damai, pembawa kebaikan” bagi sesama.

Rasanya semua orang memimpikan hidup dalam damai. Kita dapat membuat catatan
alasan kita tidak merasa damai dan catatan itu pasti amat panjang. Ada berbagai alasan yang
menyebabkan rasa damai hilang dari kehidupan. Siapa manusia yang tidak ingin hidup dalam
damai? Rasanya nyaman bukan, jika hidup kita damai, semua hal berjalan lancar sesuai
rencana, sejalan dengan semua impian dan keinginan kita. Tapi sayang sekali hidup tidak
selalu berjalan menurut apa yang kita kehendaki. Penulis Kitab Pengkhotbah menulis bahwa
untuk segala sesuatu ada waktunya. Bahwa berbagai peristiwa datang silih berganti dalam
hidup, ada yang membawa suka cita dan keberuntungan, ada yang membawa mala petaka
ataupun kerusakan dan kepedihan, konflik dan perpecahan. Itulah dinamika hidup.
Yakobus 3:13-18 menulis tentang bagaimana kita harus menghadapi hidup ini. Kita
dilarang untuk membenci, hidup orang percaya haruslah berhikmat, berbudi dan bijak. Itulah
landasan untuk hidup damai. Guru dan peserta didik juga harus dapat merenungkan, apakah
telah bersikap sebagai pendamai diantara sesama teman? Dalam relasi dengan siswa, guru
dan orang tua? Dalam kehidupan keluarga? Tiap-tiap orang dapat mengevaluasi diri sendiri
berdasarkan paparan karakter sang pendamai sebagaimana tercantum dalam Yakobus 3:13-
18. Menjadi pembawa damai merupakan intisari dari seluruh pembelajaran PAK di
sekolah dari SD sampai dengan SMA. Menjadi pembawa damai sejahtera merupakan
indikator utama yang menjadi ukuran keberhasilan pembelajaran PAK di sekolah. Anak-anak

dan remaja Kristen di Indonesia hendaklah menjadi remaja yang “cinta damai” dan yang
pro aktif sebagai “pembawa damai sejahtera” dimanapun kita berada. Yesus pun mengatakan:
“Damai Sejahtera Bagi mu...Damai Sejahtera Ku, Kutinggalkan bagi mu” sebuah ungkapan
yang merupakan warisan iman bagi kita semua, sekaligus perintah supaya tiap orang beriman
yang mengaku percaya pada Kristus harus menjadi pembawa damai sejahtera. Apakah
menjadi pembawa damai berarti harus terus mengalah dan membiarkan dibully dan didakiti
orang? Tidak juga. Keadilan dan kebenaran harus kita perjuangkan tapi dengan cara yang baik
yang sesuai dengan berbagai prosedur dan terutama dengan cara damai.

Menurut Surat Yakobus 3:13-18, merupakan karakter sang pendamai adalah


sebagai berikut:
1) Kemurnian moral.
Jika seseorang ingin menjadi pembawa damai, ia harus memiliki kemurnian hati. Kemurnian
hati yang telah dibasuh oleh darah Kristus dan yang secara teratur dimurnikan oleh Firman
Tuhan.

2) Damai.
Rasa damai dikuti oleh hati yang tenang dan penguasaan diri yang tinggi. Manusia yang
damai adalah manusia yang tidak membiarkan emosi menguasai dirinya. Ada semangat
yang bertumbuh dalam kelembutan, kesabaran, dan kebaikan. Tidak mengherankan, dalam
urutan Ucapan Bahagia, kemurnian hati (ayat 8), kemurahan hati (ayat 7), lapar dan haus
akan kebenaran (ayat 6), lemah lembut (ayat 5) dan belas kasihan, miskin dihadapan Allah
(ayat 3) semua mendahului panggilan untuk menjadi pembawa damai pada ayat 9. Ucapan
bahagia ditutup dengan kata “bersuka cita” kelengkapan dari damai adalah suka cita. Damai
sejahtera dan suka cita selalu saling menopang begitu sebaliknya dalam suka cita pasti ada
perdamaian.

3) Lembut.
Kelemahlembutan juga diperlukan untuk berdamai. Kelembutan adalah buah Roh (Gal 5:
22-23) dan pemberian dari Yesus Kristus. Yesus sendiri mencontohkan roh yang lembut
(Mat 11: 28-30) dan ketika murid-muridnya mengikuti dia, dia meletakkan kuknya ke atas
mereka, agar mereka dapat belajar untuk menjadi lembut (atau lemah lembut). Kelembutan
mirip dengan kedamaian, tapi tidak persis sama. Yang terakhir terdiri dari sikap pribadi; yang
pertama berhubungan dengan cara seorang Kristen menanggapi tantangan atau serangan.
Untuk menjadi pembawa damai, kita harus belajar menerima pukulan, tanpa membalas
pukulan.

4) Bersikap terbuka dan membela kebenaran


Keterbukaan adalah kesediaan untuk menerima orang lain apa adanya tanpa memandang
perbedaan latar belakang. Kitab Suci memanggil para pengikut Kristus untuk membela
kebenaran. Oleh karena itu, pembawa damai bukanlah seseorang yang menghindari konflik
dengan cara apa pun; mereka adalah orang-orang yang berusaha untuk menjadi orang yang
suka damai dan untuk mengumumkan Injil kedamaian. Mereka bersedia untuk
mendengarkan terlebih dahulu dan berusaha untuk memahami. Jadi, mereka terbuka untuk
mendengarkan tetapi mereka tidak mau menyimpang dari jalan kebenaran Injil. Karena itu,
kita harus mencari kebenaran untuk mengejar perdamaian. Artinya, perdamaian harus
dibangun diatas kebenaran.

5) Penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik.


Memiliki kedamaian dan berdamai tidaklah sama. Tuhan berjanji kepada anak-anaknya
bahwa kita mungkin mengalami kedamaian. Yesaya 26: 3 mengatakan mereka yang
menjaga pikiran mereka pada Tuhan, Seorang pembawa damai adalah mereka yang penuh
belas kasihan dan kebaikan. Mereka pro aktif dalam mengupayakan perdamaian. Jadi
tindakan belas kasihan diperlukan untuk meredakan amarah yang mungkin dimiliki
seseorang; tindakan belas kasih juga memperkuat cinta kita untuk orang lain.

6) Tidak memihak dan tulus.


Seorang pendamai tidak boleh berpihak pada salah satu kubu atau orang. Pendamai
berpihak pada kebenaran bukan pada orangnya. Pendamai memiliki hati yang diatur oleh
Roh Kebenaran. Hanya ketika kita dipimpin oleh Roh kita dapat membuat penilaian yang
adil dan benar bukan menurut diri kita sendiri dan suka dan tidak suka. Jika kita ingin menjadi
pembawa damai, kita harus secara teratur menyerahkan diri kita kepada Tuhan.
Sebagaimana telah disebutkan diatas, tanpa kemurnian hati, kita tidak bisa tulus.

7) Bersedia Sabar.
Kesabaran bukanlah istilah yang ditemukan dalam Yakobus 3, tetapi ini adalah prinsip yang
diturunkan dari ayat 18: “Dan panen kebenaran ditaburkan dengan damai oleh mereka yang
membuat perdamaian.” Seorang pembawa damai akan bersabar menanti kepenuhan waktu
Tuhan untuk terciptanya rekonsiliasi dan perdamaian.

8) Tumbuh dari Injil.


Pembawa damai sejahtera adalah seseorang yang menabur dalam damai. Ketika kita
dipimpin oleh Roh Kristus dan hikmat yang datang dari atas, maka kita akan mencari
kedamaian yang selaras dengan Injil. Lebih sederhananya lagi, kedamaian sejati tumbuh
dari benih Injil. Melalui perdamaian itu menjadi nyata bahwa pengikut Kristus adalah
manusia-manusia cinta damai.

Kesaksian Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita mempunyai satu nenek moyang
yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Itu berarti bahwa siapapun juga manusia yang kita jumpai,
sebetulnya dia adalah saudara kita sendiri. Lalu, apa sebabnya kita berperang? Mengapa
manusia sulit sekali hidup dalam perdamaian? Apakah manusia sudah tidak bisa lagi saling
mengasihi?

Perdamaian dan juga kasih adalah tindakan, bukan kata benda. Artinya, untuk
mewujudkan perdamaian dan kasih, kita perlu melakukan langkah-langkah konkret dalam
kehidupan kita. Seluruh perbuatan dan gaya hidup kita mestilah mencerminkan perdamaian
dan kasih, sehingga keduanya dapat terwujud dalam masyarakat kita, di bumi kita.
“Perdamaian adalah sebuah proses. Ini bahkan bukanlah sebuah peristiwa, kejadian.
Perdamaian adalah sesuatu yang kita buat, yang kita kerjakan. Perdamaian adalah kata kerja.
Perdamaian adalah serangkaian pilihan dan keputusan. Ia harus dipertahankan,
diperjuangkan. Matius 5:9, firman Tuhan mengatakan, “Berbahagialah orang yang membawa
damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Selamat menjadi pembawa damai
sejahtera., Tuhan memberkati.
6. Asesment Formatif (dalam Proses Pembelajaran)
6.1. Lembar Aktivitas Observasi peserta didik

Nama : ……………………………………
Kelas : ……………………………………

Lakukan observasi!
1) Karakter apa saja yang mencerminkan sebagai pembawa damai di lingkungan sekolah?
2) Karakter apa saja yang mencerminkan sebagai pembawa damai di rumah?
3) Contoh-contoh karakter sebagai pembawa damai sejahtera dalam perspektif Alkitab
menurut Yakobus 3:13-18!
4) Karakter apa saja yang tidak mencerminkan sebagai pembawa damai?
5) Makna apa yang didapatkan setelah mempelajari materi sebagai pembawa damai
sejahtera?
Catatan: Scor /Nilai = 5 x 20= 100
Keterangan:
Sangat Baik = 88-100
Baik = 75 -87
Cukup Baik = 62-74
Kurang Baik = ≤ 61

6.2 Rubrik Asesment Formatif Observasi dalam Proses Pembelajaran

Nama : ………………………………………….
Kelas : ………………………………………….
RENTANG NILAI
No INSTRUMEN TP J SR S
1 Peserta didik menunjukkan karakter sebagai pembawa
damai
2 Menunjukkan keaktifan dan kreatif dalam proses observasi
3 Mempraktekkan karakter pembawa damai dilingkungan
sekolah
4 Mempraktekkan menjadi pembawa damai sejahtera
dilingkungan rumah
Kesimpulan/ Keterangan

Keterangan:
TP = Tidak Pernah
J = Jarang
SR = Sering,
S = Selalu
7. Asesment Sumatif (Akhir Proses Pembelajaran)

7.1. Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)

Nama : ……………………………………

Kelas : ……………………………………

Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat!

1) Apa arti menjadi pembawa damai sejahtera?


2) Berikan contoh sikap proaktif yang termasuk menjadi pembawa damai sejahtera!
3) Tindakan apa saja yang merupakan Karakter sebagai pembawa damai menurut Yakobus
3:13-18?
4) Karakter apa saja yang mencerminkan sebagai pembawa damai sejahtera dalam kehidupan
sehari-hari?
5) Buatlah rencana kedepan apa saja yang akan kamu lakukan untuk mewujudkan damai
sejahtera dalam kehidupan sehari-hari!

Keterangan Penskoran:
Nilai setiap soal = 20
Nilai akhir = 20x5 =100
Sangat Baik = 88-100
Baik = 75 -87
Cukup = 62-74
Kurang = ≤ 61

8. Lembar Tugas Proyek Pembelajaran pertemuan I dikerjakan di rumah.

Lembar Tugas Proyek Observasi

(1) Lakukan observasi sikap atau tindakan menjadi pembawa damai sejahtera yang dapat di dalam
kehidupan sehari-hari (baik dirumah, disekolah atau di dalam pergaulan).
(2) Lakukan observasi tindakan menjadi pembawa damai sejahtera yang sudah dilakukan di dalam
kehidupan sehari-hari (baik dirumah, disekolah atau di dalam pergaulan).
(3) Tuliskan komitmen dan rencanamu untuk mempraktekkan menjadi pembawa damai sejahtera di
dalam kehidupan sehari-hari!

Petunjuk pengerjaan tugas proyek:


1. Tuliskan point (1) dan (2) pada lembar kertas proyek yang dibagikan guru!
2. Deskripsikan dan tuangkan dalam tabel!
3. Jika mengalami kesulitan selama berproses observasi mintalah bimbingan orangtua/wali di rumah
Nama Peserta didik : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………
Nama Sekolah : ……………………………………………

HASIL OBSERVASI DAN RENCANA ATAU KOMITMENT PESERTA DIDIK

Hasil Observasi Tindakan Hasil Observasi tindakan Tuliskan komitmen dan


menjadi pembawa damai menjadi pembawa damai rencanamu ke depan untuk
sejahtera yang dapat di dalam sejahtera yang sudah mempraktekkan menjadi
kehidupan sehari-hari (baik dilakukan di dalam pembawa damai sejahtera di
dirumah, disekolah atau di kehidupan sehari-hari (baik dalam kehidupan sehari-hari
dalam pergaulan) dirumah, disekolah atau di
dalam pergaulan)

(1) (2) (3)

Catatan:
Skor /Nilai maksimal : (1) skor= 10, (2) skor=10, (3) skor=10 ( 30:3=10X10=100)
Tanda tangan Tanda Tangan Tanda Tangan NILAI
Peserta didik Orang tua/ Wali Guru PAK & BP

9. Kegiatan Ahkir Pembelajaran (10 menit)

1) Peserta didik bersama Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.


2) Peserta didik melanjutkan tugas mandiri di rumah yaitu observasi sikap atau
tindakan menjadi pembawa damai sejahtera yang dapat di dalam kehidupan sehari-hari
(baik dirumah, disekolah atau di dalam pergaulan). setelah guru menjelaskan kegiatan
mandiri di rumah sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
3) Peserta didik bersama guru mengakhiri pelajaran,guru memotifasi peserta didik untuk
selalu semangat belajar,
4) Bernyanyi: Kidung Muda-Mudi No. 163 “Bagimu Damai Sejaht’ra”
5) Dilanjutkan dengan doa penutup untuk mengakhiri pertemuan pertama.
10. LAMPIRAN- LAMPIRAN

1) Lagu Awal Pembelajaran:


Nyanyian PKJ (Pelengkap Kidung Jemaat) 267: “Damai Di Dunia”

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=4rXoEWs5aWI
2) Lagu Penutup atau Akhir Pembelajaran:
Nyanyian Kidung Muda-mudi No.163 “Bagimu Damai Sejahtera”

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=oxRufDESGg8

3) Sarana dan Prasarana


 Vidio, Leptop, HP, gambar ilustrasi. Lembar kerja
 Dan Sumber sumber lain yang terkait dengan materi.(Guru dapat menyesuaikan sesuai
dengan keadaan peserta didik, dan sarana prasarana yang dimiliki)

4) Model Pembelajaran yang digunakan


 Pembelajaran berbasis langsung (direct instruction),
 Pembimbingan langsung (direct teching)
 Pembelajaran project Based Learning
 Pembelajaran saintifik (scientific learning),
 Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan guru dapat menyesuaikan dengan
keadaan peserta didik (guru dapat menyesuaikan dengan kodisi peserta didik).

5) Sumber Belajar
 Alkitab
 Buku Siswa Kelas XII kemendikbud
 Lembar kerja, gambar
 Siswa, Orang tua/wali
 Internet, Youtube
 Buku cerita dan teks lagu (guru dapat menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi.
6) Sumber Gambar:
Sumber Gambar: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.pngtree.com
7) Asesmen
 Penilaian Awal
 Formatif dan Akhir Pembelajaran (Sumatif).
 Observasi diri sendiri
8) Refeksi Guru
PERTANYAAN SUDAH BELUM
Guru membimbing peserta didik untuk mempraktekkan menjadi
Pembawa damai sejahtera
Guru menyakinkan peserta didik bahwa peserta didik mampu
melakukan dan mempraktekkan menjadi pembawa damai
sejahtera
Guru mendoakan peserta didik agar mampu melakukan serta
membuat komitmen untuk melakukan dan mempraktekkan
menjadi pembawa damai sejahtera

9) Refeksi Peserta Didik


Nama : …………………………………………………
KEGIATAN CATATAN
Melakukan dan mempraktekkan menjadi pembawa damai
sejahtera
Melakukan dan membuat komitmen perubahan diri berperilaku
dewasa
Berdoa agar dimampu melakukan serta membuat komitmen untuk
melakukan dan mempraktekkan menjadi pembawa damai
sejahtera

10) Program Pengayaan dan Remidial


No Nama Siswa Rencana Program Tanggal Hasil kesimpulan
Pengayaan Remidial Pelaksanaan Sebelum Sesudah
1
2
dst

Contoh Kisi-kisi Remidial:


Penilaian
Indikator capaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Kompetensi Instrument
Penugasan Uraian
terstruktur

Contoh Kisi-kisi Pengayaan:


Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Kompetensi Instrument
Penugasan Menyusun
laporan

Anda mungkin juga menyukai