Anda di halaman 1dari 10

EKSEKUTIF

Volume 3 No. 2 Tahun 2023


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736

Implementasi Kebijakan Pemilihan Hukum Tua Di Kabupaten Minahasa Selatan


Tahun 2022

Britney W. H. Tamboto1
Fanley N. Pangemanan2
Welly Waworundeng 3

Email Korespondensi: britneytamboto083@student.unsrat.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pemilihan


Hukum Tua di Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2022. Dalam pemilihan kepala desa dewasa
ini masyarakat sudah tidak lagi melihat sosok pemimpin desa lewat visi dan misinya, karakternya,
perilaku, sifat, keberanian untuk berani berbicara, dan latar belakang calon bahkan pengalaman
calon dalam organisasi bahkan organisasi kecil sudah tidak dijadikan patokan oleh masyarakat
untuk memilih seorang pemimpin di desa. Ada juga tipe masyarakat yang tidak menggunakan
hak pilihnya hanya karena tidak menyukai calon-calon kepala desa yang ada atau tidak memilih
hanya karena bingung akan memilih siapa. Desa dapat menjadi maju dan mandiri tergantung
pemimpinnya. Di kabupaten Minahasa Selatan Implementasi Pemilihan Kepala Desa dilakukan
pada Oktober 2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian disimpulkan
bahwa masih banyak yang tidak mengetahui aturan yang menjadi pedoman dalam mewujudkan
implementasi kebijakan, komunikasi kurang terjalin dan terbentuk karena masih adanya
permasalahan-permasalahan yang lahir akibat kurang membangun hubungan sehingga
terlaksananya implementasi kebijakan menjadi terganggu dan tidak efektif.

Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Pemilihan, Hukum Tua

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat
2
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat
3
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat

Sekretariat:
Gedung H6.2.2. Fispol Unsrat 1
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
Pendahuluan sudah dilaksankan sesuai dengan peraturan
Dalam pelaksanaan pemilihan hukum menteri dalam negeri dan peraturan daerah
tua Bupati Minahasa Selatan mengeluarkan dalam pemilihan calon kepala desa. Selain itu,
aturan berkaitan dengan pemilihan Hukum koordinasi yang baik dan harmonis antara
Tua. Pemilihan Hukum Tua di Kabupaten pemerintah Daerah Kabupaten Buru Selatan
Minahasa Selatan diatur dalam Peraturan dengan pelaksana pemilihan kepala desa
Bupati Minahasa Selatan Nomor 10 Tahun sudah terjalin. Dalam hal sumber kebijakan
2022 Tentang Tata Cara Pemilihan Hukum yang ada sudah didukung oleh sumber daya
Tua Serentak, Pemilihan Hukum Tua Antar manusia yang berkualitas dan sudah
Waktu, dan Pemberhentian Hukum Tua. tersedianya anggaran yang cukup
Peraturan ini juga menjadi acuan bagi panitia (Angkotasan, 2020 : 31-41).
pemilihan Hukum Tua baik di kabupaten, Adapun dalam jurnal penelitian
kecamatan sampai di desa untuk dijadikan Wawan Munawar Kholid, Juni 2019 dengan
petunjuk teknis pemilihan hukum tua agar judul “The Implementation of Simultaneous
berjalan baik. Village Head Implementation Policy in
Panitia pemilihan hukum tua di desa Realizing Participatory, Transparent and
dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan Accountable Election Process in Indonesia”
Badan Permusyawaratan Desa (BPD). (Implementasi Kebijakan Pemilihan Kepala
Panitia pemilihan bertanggung jawab selama Desa Serentak Dalam Mewujudkan Proses
proses pemilihan kepala desa dari awal Pemilihan Umum yang Partisipatif
sampai akhir. Panitia pemilihan hukum tua Transparan dan Akuntabel di Indonesia).
sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Bupati Minahasa Selatan Nomr 10 Tahun Implementasi Kebijakan Pemilihan Kepala
2022 Tentang Tata Cara Pemilihan Hukum Desa Serentak Dalam Mewujudkan Proses
Tua Serentak, Pemilihan Hukum Tua Antar Pemilihan Umum yang Partisipatif
Waktu, dan Pemberhentian Hukum Tua, Transparan dan Akuntabel di Kabupaten
bahwa panitia pemilihan terdiri atas unsur Bogor belum optimal karena masih terjadinya
perangkat desa, lembaga kemasyarakatan banyak pelanggaran. Pelanggran yang
desa, dan tokoh masyarakat desa yang didapati yaitu adanya keterlibatan anak
bersifat mandiri serta tidak memihak. Sekolah Dasar (SD) dalam kegiatan
Dalam jurnal penelitian Sugandhi kampanye, keperpihakan panitia pada salah
Putra Angkotasan, April 2019 dengan judul satu calon, biaya yang kurang, dana bantuan
“Implementasi Kebijakan Pemilihan Kepala dari Pemerintah yang pencairannya terlambat,
Desa Serentak (Studi Kasus di Desa Elfule dan adanya pembagian uang dan sembako
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru dari salah satu calon kepala desa kepada
Selatan Provinsi Maluku)”. Hasil penelitian masyarakat (Kholid, 2019 : 85-99).
ini menunjukkan bahwa Implementasi Dari penjelasan kedua jurnal diatas
Kebijakan Pemilihan Kepala Desa Serentak dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan
(Studi Kasus di Desa Elfule Kecamatan implementasi kebijakan belum berjalan baik
Namrole Kabupaten Buru Selatan Provinsi dan optimal karena masih adanya masalah-
Maluku) belum berjalan baik karena masalah yang tidak sesuai dengan kebijakan
komunikasi yang belum terjalin dan yang ada.
terpenuhi antar pemerintah daerah kabupaten Dalam pemilihan kepala desa atau
Buru Selatan dengan pelaksana pemilihan hukum tua di Desa Wiau Lapi Barat,
kepala desa, publik maasyarakat yang tidak kecamatan Tareran yang dimana desa ini
mendukung sepenuhnya, dan masih menjadi salah satu desa yang terpilih untuk
kurangnya tanggung jawab dari petugas atau melaksanakan pemilihan Hukum Tua tahun
panitia untuk menjalankan tugasnya 2022. Didapati ada beberapa masalah dalam
menghadirkan masyarakat untuk mengikuti proses pemilihan hukum tua antara lain,
pemilihan kepala desa di desa Efule. Tetapi implementasi kebijakan yang penerapannya
untuk ukuran dasar dan tujuan kebijakan belum sempurna karena panitia pemilihan
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 2
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
tidak mengikuti petunjuk sesuai dengan Pemberhentian Hukum Tua sudah jelas
Peraturan Bupati Minahasa Selatan Nomor mengatur mengenai hal-hal apa saja yang
10 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Pemilihan dilarang dilakukan oleh hukum tua selama
Hukum Tua Serentak, Pemilihan Hukum Tua proses pencalonan termasuk dilarangnya
Antar Waktu, dan Pemberhentian Hukum melakukan politik uang (money politic).
Tua. Ada beberapa petunjuk yang dilewati Kesuksesan pelaksanaan pemilihan hukum
panitia sehingga muncul masalah-masalah tua di Kabupaten Minahasa Selatan dapat
dalam proses tahapan baik dari tahap awal terwujud jika Implementasi Kebijakan
hingga akhir pemilihan hukum tua yang tidak dijalankan sesuai dengan aturan yang
sesuai dengan Peraturan Bupati Minahasa mengatur.
Selatan Nomor 10 Tahun 2022 Tentang Tata Metode Penelitian
Cara Pemilihan Hukum Tua Serentak, Penelitian ini akan menggunakan metode
Pemilihan Hukum Tua Antar Waktu, dan kualitatif. Lokasi penelitian adalah tempat
Pemberhentian Hukum Tua, yaitu : dimana penelitian akan dilakukan. Menurut
1. Dalam tahapan persiapan yaitu dalam Hamid Darmadi (2011: 52) lokasi penelitian
proses pembentukan panitia. Pada tahap adalah tempat dimana proses studi yang
rekrutmen tidak dilaksanakan secara digunakan untuk memperoleh pemecahan
transparan sehingga banyak masyarakat masalah penelitian berlangsung. Perlunya
tidak mengetahui siapa saja panitia penetapan lokasi agar bisa mempermudah dan
pemilihan hukum tua di desa. ( memperjelas objek tempat dimana kegiatan
2. Dalam pendaftaran pemilih, ada pemilih penelitian dilakukan. Lokasi penelitian dipilih
yang namanya tidak keluar sebagai dari 14 Kecamatan dan 42 Desa di Kabupaten
pemilih di desa padahal KTP berdomisili Minahasa Selatan yang melaksanakan
di desa dan sedang tidak dicabut hak pemilihan hukum tua yaitu 3 Kecamatan dan
pilihnya. Adapun yang terdaftar sebagai ditiap kecamatan dipilih 1 desa untuk
pemilih tapi tidak mendapat surat dijadikan lokasi penelitian. Lokasi
undangan untuk memilih. penelitiannya yaitu :
3. Tidak ada pengumuman tertulis mengenai 1) Kecamatan Tareran : Desa Wiau Lapi
DPT (daftar pemilih tetap) di tiap jaga Barat
yang seharusnya merupakan tempat 2) Kecamatan Tumpaan : Desa Tumpaan
strategis untuk dilihat masyarakat. Satu
4. Masih banyaknya kampanye hitam dan 3) Kecamatan Tatapaan : Popareng
politik uang (money politic). fokus penelitian pada penelitian ini yaitu
Selain desa Wiau Lapi Barat, desa bagaimana implementasi kebijakan pemilihan
Popareng, kecamatan Tatapaan juga hukum tua di kabupaten Minahasa Selatan
melaksanakan pemilihan hukum tua. Di desa tahun 2022. Dengan menggunakan
ini terjadi konflik keluarga hanya karena pendekatan teori dari Van Meter dan Van
perbedaan pilihan calon hukum tua dan Horn yang meliputi 6 variabel.
masih adanya ikatan saudara dengan calon Teknik Pengumpulan data melalui
hukum tua. Saling menyindir antar keluarga wawacancara, observasi dan dokumentasi.
juga sempat terjadi di desa ini. Adapun Pengumpulan data digunakan untuk
masalah lain yang ditemui tidak jauh dari mengumpulkan data-data atau fakta-fakta
yang namanya kampanye hitam dan politik yang digunakan untuk bahan penelitian.
uang (money politic). Politik uang (money Analisis data kualitatif dilakukan secara
politic) seperti sudah menjadi sebuah bagian induktif, dimana penelitian dimulai dari fakta
yang tak terpisahkan dalam perkembangan empiris (observasi) bukan dari deduksi teori
demokrasi Indonesia (Zulkarnain, 2021). (pembangunan konsep). Peneliti melakukan
Dalam Peraturan Bupati Minahasa penelitian langsung ke lapangan, data yang
Selatan Nomor 10 Tahun 2022 Tentang Tata diperoleh dipelajari dan dianalisis serta
Cara Pemilihan Hukum Tua Serentak, ditafsirkan yang kemudian ditarik kesimpulan
Pemilihan Hukum Tua Antar Waktu, dan dari fenomena yang didapat dari penelitian di
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 3
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
lapangan. tahu atau mengingat aturan yang mengatur,
untuk panitia pemilihan bisa menjawab tapi
Pembahasan salah dalam bagian tahunnya.
1. Standar dan Sasaran Kebijakan Untuk hasil wawancara mengenai
Standar adalah sesuatu yang sasaran dari kebijakan atau aturan semua
diijadikan patokan, sedangkan sasaran informan menjawab dengan benar yaitu
adalah penjabaran dan proses untuk mecapai ditujukan untuk BPD berkaitan dengan
tujuan yang ditetapkan. Van Meter dan Van pemberitahuan masa jabatan Hukum Tua dan
Horn (1975) mengemukakan bahwa untuk membentuk panitia pemilihan serta
mengukur pelaksanaan implementasi mengawasi proses pemilihan, dan kepada
kebijakan tentunya menegaskan standar dan panitia pemilihan sebagai patokan dalam
sasaran yang harus dicapai oleh pelaksana melaksanakan segala proses berkaitan dengan
kebijakan. Dalam hal ini standar yang tahapan pemilihan, juga untuk para
dimaksud adalah aturan yang dijadikan masyarakat baik yang akan mencalonkan diri
patokan atau panduan selama proses karena didalamnya jelas menjelaskan
pemilihan Hukum Tua. Begitupun dengan mengenai syarat-syarat mencalonkan diri
sasaran yang dimaksud disini adalah siapa selain itu ada juga larangan bagi calon Hukum
saja yang menyangkut dalam aturan itu atau Tua atau masyarakat sebagai pemilih karena
untuk siapa aturan itu dibuat. didalam aturan itu dijelaskan mengenai syarat
Dalam hal ini, peneliti melihat bahwa untuk jadi pemilih.
sasaran dan standar kebijakan masih perlu Penyebab banyaknya yang tidak
lagi disosialisasikan karena dari hasil mengetahui mengenai standar atau aturan
penelitian peneliti di 3 desa tersebut masih kebijakan dikarenakan kurangnya sosialisasi
banyak yang tidak mengetahui standar dan dari pihak panitia pemilihan mengenai aturan
sasaran dari kebijakan secara jelas sehingga mana yang mengatur bahkan dari calon-calon
implementasi kebijakan tidak berjalan bagus hukum tua ada juga yang tidak mengetahui
karena mereka tidak tahu aturan mana yang aturan mana yang mengatur proses pemilihan
menjadi patokan selama proses pelaksanaan tersebut. Tanpa mereka sadari sangat penting
pemilihan hukum tua. Dari 15 informan yang bagi semua yang terlibat untuk mengetahui
diwawancarai hanya 5 informan saja yang standar atau aturan tersebut karena dapat
mengetahui standar atau dalam hal ini aturan membantu terlaksananya pemilihan yang
yang mengatur yaitu Peraturan Bupati sukses dan damai.
Minahasa Selatan Nomor 10 Tahun 2022 2. Sumber Daya
Tentang Tata Cara Pemilihan Hukum Tua Dalam hal sumber daya termasuk
Serentak, Pemilihan Hukum Tua Antar sumber daya manusia dan sumber daya
Waktu, dan Pemberhentian Hukum Tua dan finansial dan waktu. Sumber daya manusia
sebagian besar yang mengetahui adalah yang berkualitas dapat membantu
panitia pemilihan saja. Untuk hasil keberhasilan implementasi kebijakan,
wawancara peneliti di Desa Wiau Lapi Barat sedangkan sumber daya finansial dan waktu
mengenai standar kebijakan diperoleh bahwa jika tersedia dengan cukup dan terencana
untuk pihak yang terlibat langsung dalam dapat membantu proses implementasi
kepanitiaan seperti BPD, panitia pemilihan, kebijakan berjalan dengan lancar. Menurut
dan para calon mengetahui standar atau Van Meter dan Van Horn (1975), sumber
aturan yang mengatur, sedangkan daya kebijakan tidak kalah pentingnya
masyarakat tidak mengetahui. Lain halnya dengan komunikasi karena sumber daya
dengan hasil wawancara peneliti di Desa kebijakan harus tersedia dalam rangka
Tumpaan Satu yang mengetahui standar atau memperlancar administrasi implementasi
aturan hanya panitia pemilihan saja selain itu kebijakan.
tidak mengetahui aturan tersebut ada juga Dari hasil penelitian peneliti didapati
yang lupa. Sedangkan hasil wawancara ada 3 jenis sumber daya yang menunjang
peneliti di Desa Popareng tidak ada yang implementasi kebijakan dalam proses
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 4
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
pemilihan Hukum Tua yaitu, sumber daya implementasi kebijakan. Implementasi
manusia, sumber daya finansial, dan sumber kebijakan yang efektif ditentukan oleh
daya waktu. Untuk sumber daya manusia hubungan para pelaksana kebijakan. Van
yaitu panitia pemilihan yang mambantu Meter dan Van Horn (1975) menjelaskan
tercapainya implementasi kebijakan dalam bahwa implementasi kebijakan yang efektif
proses pemilihan Hukum Tua. Didapati dari sangat ditentukan oleh komunikasi para
hasil wawancara peneliti di 3 desa bahwa pelaksana kebijakan secara akurat dan
masih banyak kekurangannya, dalam hal ini konsisten dan untuk koordinasi merupakan
dikatakan kurang karena ditemukan panitia mekanisme yang ampuh dalam implementasi
yang minim pengetahuan tentang proses kebijakan.
pemilihan Hukum Tua. Banyak ditemui Dari hasil wawancara peneliti di Desa
dalam penelitian ini, panitia masih kurang Wiau Lapi Barat untuk komunikasi dan
sigap dalam mendata pemilih untuk masuk koordinasi belum sepenuhnya tercipta.
ke DPS, DPTb, dan DPT. Selain itu ditemui Hubungan antara calon Hukum Tua dan
juga panitia yang kurang melakukan panitia masih dikatakan terdapat kekurangan-
sosialisasi kepada masyarakat mengenai kekurangan sehingga terdapat kesalahan kecil
semua yang berkaitan dengan pemilihan yang sempat terjadi. Sama halnya dengan
Hukum Tua yang wajib masyarakat tahu. jawaban yang diperoleh peneliti dari
Ada juga didapati oleh peneliti dalam hasil perwakilan masyarakat bahwa masih ditemui
wawancara dengan salah satu informan di koordinasi panitia pemilihan dengan
Desa Popareng ada panitia yang tidak netral masyarakat yang sangat kurang sehingga
yang menyalagunakan jabatannya sebagai lahirlah banyak komentar buruk mengenai
panitia. kinerja panitia yang tidak sesuai dengan
Untuk hal sumber daya finansial kebijakan yang ada sehingga menghambat
yaitu dana untuk pelaksanaan pemilihan tercapainya implementasi kebijakan yang
Hukum Tua. Dari data hasil penelitian di 3 sempurna.
desa di Kabupaten Minahasa Selatan yang Berdasarkan hasil yang peneliti
peneliti dapati yaitu bahwa untuk dana sudah peroleh di Desa Tumpaan Satu untuk
bisa dikatakan cukup karena dananya berasal komunikasi dan koordinasi sudah bisa
dari pihak kabupaten. Panitia yang bertugas dikatakan tercipta dan terjalin walaupun ada
berusaha agar dana tersebut bisa cukup untuk positif dan negatifnya. Dalam hal positif
mendanai proses pemilihan Hukum Tua komunikasi dan koordinasi terjalin baik antar
sehingga bisa terlaksana dengan sukses. pihak panitia dan masyarakat karena panitia
Dalam hal waktu masih didapati pemilihan sering melakukan sosialisasi
kekurangan tapi dari penelitian yang peneliti kepada masyarakat dan mengadakan rapat
lakukan agar penetapan waktu bisa sempurna dengan semua pihak yang terlibat dengan
dan bagus dari pihak panitia berusaha mengundang Dinas PMD dan Kepolisian.
semaksimal mungkin untuk mengatur dan Untuk negatifnya adalah sering terjadinya
membagi waktu mereka antara tanggung konflik antar pendukung dari masing-masing
jawab untuk bekerja, untuk dirumah, dan calon karena kesalahpahaman sehingga
tanggung jawab sebagai pemilih. Hal implementasi kebijakan juga terganggu dan
tersebut memang menjadi perdebatan dalam prosesnya menjadi kurang optimal.
hal kepanitiaan pemilihan ini tapi masih bisa Sama halnya juga yang peneliti dapati
diatur oleh panitia yang ada agar proses di Desa Popareng bahwa untuk komunikasi
implementasi kebijakan dapat berjalan sesuai memang sudah terjalin baik, tapi dalam hal
rencana dan jadwal yang ada. koordinasi masih sangat kurang. Koordinasi
3. Hubungan Antar Organisasi dikatakan masih kurang karena di Desa
Hubungan merupakan interaksi Popareng panitia pemilihan saja tidak netral
antara seorang dengan yang lain. sehingga memancing timbulnya konflik
Komunikasi merupakan hubungan yang internal antara panitia.
harus dibangun demi terlaksananya
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 5
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
4. Karakteristik Agen Pelaksana 5. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Kinerja agen pelaksana menjadi Ada perspektif Van Meter dan Van
suatu perhatian dalam mendukung Horn (1975) untuk variabel ini ialah seberapa
keberhasilan suatu implementasi kebijakan. jauh kondisi lingkungan eksternal menjadi
Karakteristik menjadi salah satu ciri khas pendorong keberhasilan suatu kebijakan
dari pelaksana implementasi atau publik yang telah dibuat. Lingkungan yang
implementor. kondusif dapat mendorong keberhasilan suatu
Di desa Wiau Lapi Barat dari hasil implementasi kebijakan. Jika lingkungan
wawancara peneliti diperoleh bahwa agen tidak kondusif dan tidak mendukung dapat
pelaksana yaitu panitia pemilihan dalam menghambat keberhasilan suatu
melaksanakan tupoksinya belum maksimal implementasi kebijakan.
karena masih ditemui beberapa kebijakan Berdasarkan hasil wawancara peneliti
atau aturan yang terlewatkan oleh panitia di Desa Wiau Lapi Barat diperoleh bahwa
sehingga realisasinya tidak terlaksanakan. lingkungan ekonomi, sosial dan politik sangat
Ada juga ditemui bahwa panitia pemilihan mempengaruhi implementasi kebijakan
tidak mengambil tindakan disaat terjadi dalam berlangsungnya pemilihan Hukum
kekacauan saat proses pemilihan. Kurangnya Tua. Lingkungan berdampak pada tempat
kesadaran dari panitia pemilihan sebagai pelaksanaan pemilihan, di Desa Wiau Lapi
agen pelaksana mengenai hal itu membuat Barat dalam pemilihan tempat pelaksanaan
implementasi kebijakan menjadi tidak pemungutan suara sudah mampu menunjang
efektif. sehingga tidak terdapat penumpukan
Dari hasil wawancara peneliti di Desa masyarakat karena dalam hal ini sudah diatur
Tumpaan Satu didapati bahwa dalam dalam aturan yang ada. Lingkungan ekonomi
karakteristik agen pelaksana yaitu panitia selama masa pemilihan mempengaruhi
pemilihan sudah mampu melaksanakan tugas pekerjaan dari pihak panitia karena harus
dan tanggung jawabnya sesuai dengan membagi waktu untuk bekerja dan
kebijakan dan aturan yang ada sehingga menjalankan tugas sebagai panitia pemilihan
khusus untuk Desa Tumpaan Satu diberikan Hukum Tua, untuk masyarakat berpengaruh
apresiasi dari ketua panitia pemilihan saat proses pemungutan suara karena harus
kabupaten sebagai desa dengan pelaksanaan meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya
pemilihan Hukum Tua “MANTAP” untuk ikut dalam proses pemilihan Hukum
walaupun masih didapati terjadi konflik antar Tua. Untuk lingkungan sosial berpengaruh
pemilih karena perbedaan pilihan tapi masih dalam hubungan antar masyarakat karena
bisa diamankan oleh panitia pemilihan berbeda pilihan sehingga sempat terjadi
karena koordinasi dengan pihak kepolisian konflik kecil antar tim sukses dan juga
yang terjalin baik. pemilih lainnya hanya karena adanya sikap
Ada juga hasil wawancara peneliti di saling panas-memanasi. Dalam hal
Desa Popareng bahwa untuk karakteristik lingkungan politik sangat dan sangat
agen pelaksana dalam hal ini panitia mempengaruhi karena di ketiga calon di Desa
pemilihan didapati kurangnya sikap netral Wiau Lapi Barat memiliki elite politik yang
sehingga terciptanya konflik didalam menopang dan membantu mereka. Selain itu
kepanitiaan dan untuk tupoksi walaupun pengaruh lingkungan politik juga kuat terjadi
panitia tidak netral tapi mereka mampu saat perekapan jumlah pendukung, dimana
melaksanakan tupoksi mereka dengan baik calon-calon banyak melakukan kegiatan
sehingga dipandang bagus oleh masyarakat politik seperti money politic dan kampanye
walaupun masih ditemui satu dua panitia gelap antar calon. Karena adanya berbagai
yang tidak menjalankan tupoksinya sesuai permasalahan yang mempengaruhi
dengan yang ada didalam aturan atau lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang
kebijakan. berdampak dengan implementasi kebijakan
menyebabkan kebijakan kurang berjalan baik.
Hasil penelitian peneliti di Desa
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 6
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
Tumpaan Satu diperoleh bahwa dalam hal politik tidak dijumpai di Desa Popareng.
lingkungan ekonomi, sosial dan politik juga Pengaruh politik yang ada dan sangat panas
mempengaruhi. Dalam hal pemilihan tempat masih berkaitan dengan money politic dan
untuk dilaksanakannya pemungutan suara kampanye gelap antar calon. Permasalahan
terdapat konflik sedikit dengan masyarakat diatas berpengaruh pada implementasi
karena diduga panitia tidak netral tapi panita kebijakan yang ada selama proses pemilihan
mampu mencari jalan keluar walaupun Hukum Tua, sehingga didapati implementasi
berdampak pada dana yang ada. Lingkungan kebijakan tidak berjalan baik.
ekonomi di Desa Tumpaan Satu sangat besar 6. Disposisi Implementor
pengaruhnya karena banyak masyarakat Perilaku atau sikap dari implementor
tidak terdata menjadi pemilih dikarenakan atau pelaksana implementasi juga
masyarakat tersebut tidak bisa meninggalkan mempengaruhi karena pelaksanaan
tugas kerjanya sehingga itu menjadi salah implementasi kebijakan dijalankan oleh
satu permasalahan dalam implementasi implementor. Van Meter dan Van Horn
kebijakan ini. Dalam lingkungan sosial (1975) berpendapat bahwa sikap penerimaan
berhubungan dengan hubungan antar atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan
masyarakat. Hubungan antar masyarakat saat sangat mempengaruhi keberhasilan atau
masa pemilihan berdampak karena kegagalan implementasi kebijakan publik.
permasalahan bedanya pilihan sehingga Berdasarkan hasil wawancara peneliti
memicu konflik yang hampir setiap minggu di Desa Wiau Lapi Barat dalam hal disposisi
terjadi. Untuk lingkungan politik berkaitan implementor atau sikap dari pelaksana
dengan dukungan elite politik ada tapi tidak didapati beberapa respon baik menerima dan
semua calon memiliki dukungan dari elite menolak. Rata-rata pelaksana kebijakan
politik. Pengaruh politik yang ada hanya memberi pandangan positif karena
persaingan sengit antar calon Hukum Tua pelaksanaan pemilihan sudah selesai dengan
dengan pemasalahan yang hampir sama yaitu sukses walaupun didapati masih banyak
money politic dan kampanye gelap. Selain kekurangan. Dalam hal sikap para pelaksana
itu hasil suara yang keluar sangat sudah baik dan sudah mampu menjalankan
berpengaruh dengan politik di Desa aturan dan kebijakan yang ada, namun hal itu
Tumpaan Satu karena calon yang terpilih tentu tidak lepas dari faktor yang
memiliki selisih suara jauh dengan calon- mempengaruhi sikap para pelaksana dalam
calon yang tidak terpilih. Dari permasalahan menjalankan kebijakan ini karena masih
diatas jelas menjelaskan lingkungan didapati celah-celah yang mempengaruhi
ekonomi, sosial dan politik sangat pelaksanaan dari implementasi kebijakan ini
berpengaruh sehingga berdampak dalam menjadi kurang efektif.
permasalahan implementasi kebijakan saat Selanjutnya hasil wawancara peneliti
masa pemilihan Hukum Tua belum berjalan di Desa Tumpaan Satu diperoleh hasil bahwa
optimal. untuk sikap dari pelaksana sudah bagus
Di Desa Popareng peneliti karena sudah mampu menyelesaikan proses
memperoleh hasil wawancara bahwa pemilihan dengan baik dan sukses, walaupun
lingkungan ekonomi, sosial dan politik juga masih adanya komentar positif maupun
berdampak. Dalam lingkungan ekonomi negatif dari masyarakat akan tetapi hal itu
berdampak dalam hal pekerjaan yang menjadi faktor pendorong untuk agen
mengharuskan masyarakatnya berada diluar pelaksana agar semakin maju dan
desa sehingga masyarakat tidak bisa berkembang kedepannya. Untuk hal ini sikap
menggunakan hak pilihnya. Untuk pelaksana bisa dibilang sudah baik dalam
lingkungan sosial yang awalnya terjalin merealisasikan implementasi kebijakan,
bagus karena sikap saling panas-memanasi namun hal itu tak terlepas dari kekurangan
memicu konflik antar pendukung bahkan ada yang ada.
yang sampai terbawa pada masalah keluarga. Berikutnya hasil wawancara peneliti
Lingkungan politik dalam hal dukungan elite di Desa Popareng diperoleh data bahwa agen
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 7
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
pelaksana merespon positif untuk kebijakan Tumpaan Satu yang mampu membangun
yang ada. Masyarakat dan semua yang koordinasi dengan baik dengan semua
terlibat menerima dan menjalankan pihak yang terlibat dalam pemilihan
kebijakan tersebut walaupun ditemui panitia Hukum Tua.
pemilihan yang masih harus lebih mendalami 4. Karakteristik agen pelaksana. Dalam
kebijakan yang ada. Sikap agen pelaksana di indikator ini peneliti menemukan bahwa
Desa Popareng sudah dapat dikatakan panitia pemilihan dalam melaksanakan
direspon baik oleh semua pihak yang terlibat, tupoksinya belum maksimal sehingga
namun tak terlepas dari segala hal yang kinerja dalam perwujudan implementasi
masih harus diperbaiki lagi agar kebijakan yang baik memang masih
implementasi kebijakan dalan indikator ini kurang.
bisa berjalan lebih optimal. 5. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik.
Untuk lingkungan ekonomi, sosial dan
Penutup politik sangat berpengaruh dalam proses
Kesimpulan pemilihan Hukum Tua di Kabupaten
1. Standar dan sasaran kebijakan. Pada Minahasa Selatan. Ditemui implementasi
indikator ini peneliti melihat dari ketiga kebijakan belum optimal karena masih
desa yang mewakili 42 desa untuk ditemui golput, konflik antar calon dan
diwawancarai masih banyak yang tidak pendukung, money pilotic, dan kampanye
mengetahui aturan yang menjadi gelap.
pedoman dalam mewujudkan 6. Disposisi implementor. Panitia pemilihan
implementasi kebijakan. Dari 15 telah berusaha semaksimal mungkin
informan hanya 5 informan saja yang untuk menjalankan kebijakan sesuai
mengetahui standar atau aturan yang dengan Peraturan Bupati Minahasa
mengatur. Untuk sasaran dari aturan Selatan Nomor 10 Tahun 2022 walaupun
rata-rata semua informan bisa masih ditemui kekurangan-kekurangan
menjawab. Maka dapat dikatakan untuk yang menyebabkan belum efektifnya
implementasi kebijakan dalam indikator penyelenggaran pemilihan. Namun,
ini belum efektif. panitia pemilihan dan semua agen yang
2. Sumber daya. Berkaitan dengan terlibat termasuk masyarakat sudah
indikator ini implementasi kebijakan mampu menyelesaikan tahapan-tahapan
belum juga optimal karena dalam hal pemilihan sampai selesai dengan sukses.
sumber daya manusia masih ditemui
kendala yang mengganggu jalannya Saran
proses pemilihan Hukum Tua karena 1. Sebaiknya dari pihak panitia lebih
tidak menguasai aturan atau kebijakan memperbanyak dalam mensosialisasikan
yang ada. Untuk sumberdaya finansial kepada masyarakat dan semua pihak
dan waktu sudah dapat diatur oleh yang terlibat mengenai standar atau
panitia walaupun masih ditemui aturan yang mengatur agar bisa diketahui
kendala. oleh semua masyarakat dan pihak-pihak
3. Hubungan antar organisasi. Komunikasi yang terlibat.
dan koordinasi dari pihak panitia dan 2. Mengadakan pelatihan dan pengujian
pihak lainnya didapati masih sangat kembali kepada panitia pemilihan
kurang. Untuk komunikasi kurang Hukum Tua agar bisa diketahui mana
terjalin dan terbentuk karena masih panitia yang berkualitas dan tidak, mana
adanya permasalahan-permasalahan panitia yang mengetahui isi dan tujuan
yang lahir akibat kurang membangun kebijakan dan mana yang tidak sehingga
hubungan sehingga terlaksananya jalannya implementasi kebijakan
implementasi kebijakan menjadi pemilihan Hukum Tua dapat berjalan
terganggu dan tidak efektif. Dari 3 desa optimal karena didukung Sumber Daya
ini didapati hanya 1 desa saja yaitu Desa Manusia yang memadai.
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 8
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
3. Kepada pihak panitia lebih membuka Berbasis Sekolah. Yogyakarta: Gre
diri memberitahu apa yang sebaiknya Publishing
diberitahu dan merahasiakan apa yang Islamy, I. 2016. Definisi dan Makna
seharusnya dirahasiakan. Panitia juga Kebijakan Publik. Kebijakan Publik
harus melakukan koordinasi dengan (Edisi 2). 1.3. Tanggerang Selatan:
semua pihak yang terlibat. Selain itu Universitas Terbuka
pihak panitia yang terpilih harus Kholid, W. 2019. “The Implementation of
mempelajari setiap apa yang ada dalam Simultaneous Village Head
kebijakan sehingga tidak ada yang Implementation Policy in Realizing
terlewatkan pelaksanaannya. Participatory, Transparent and
4. Mempertegas sanksi kepada pihak-pihak Accountable Election Process in
yang melanggar aturan atau kebijakan Indonesia” (Implementasi Kebijakan
tentang pemilihan Hukum Tua dan lebih Pemilihan Kepala Desa Serentak Dalam
lagi melakukan sosialisasi tentang Mewujudkan Proses Pemilihan Umum
money politic dan kampanye gelap yang Partisipatif Transparan dan
selama masa pemilihan. Akuntabel di Indonesia). Jurnal Ilmiah
5. Dalam hal lingkungan ekonomi, sosial Administrasi Pemerintahan Daerah. 11
dan politik panitia harus lebih (1) : 85-99.
memperhatikan semua proses yang http://doi.org/10.33701/jiapd.v11i1.729
berkaitan dengan pemilihan agar tidak Moleong L. J. 2010. Metodologi Penelitian
mengganggu kegiatan perekonomian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
masyarakat dan tetap mengusahakan Karya
hubungan antar masyarakat bisa tetap Mulyadi, D. 2015. Studi Kebijakan Publik
terjalin baik. Berkaitan dengan dan Pelayanan Publik. Bandung:
lingkungan politik panitia harus mampu Alfabeta
mencari segala cara agar tidak terjadi Nugroho, R. 2016. Kebijakan Publik:
konflik karena perbedaan pilihan. Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
6. Diharapkan kepada pengurus BPD Jakarta: Elex Media Komputindo
dalam pemilihan Hukum Tua lebih tegas Nur, A. C. dan Muhammad Guntur. 2019.
lagi kepada pihak panitia agar panitia Analisis Kebijakan Publik. Makasar:
tidak meremehkan tanggung jawab dari Badan Penerbit UNM
pengurus BPD. Pasolong, H. 2019. Kebijakan Publik. Teori
Administrasi Publik, editor Anggota
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). 46.
Daftar Pustaka Bandung: Alfabeta
Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Sampoel, V. A. 2017. Peran Hukum Tua
Publik. Bandung: Alfabeta dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Angkotasan, S. P. 2020. Implementasi (Suatu Studi di Desa Sea Kecamatan
Kebijakan Pemilihan Kepala Desa Pineleng). Jurnal Eksekutif. 1 (1).
Serentak (Studi Kasus di Desa Elfule https://ejournal.unsrat.ac.id.index.php/j
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru urnaleksekutif/article/view/16775
Selatan Provinsi Maluku). Jurnal Schninder, Goggin, and Ingram, L. Malcolm.
Pemerintahan Daerah Indonesia. 11 2017. Implementation Theory and
(1): 31-41. https: Practice, Toward a Third Generation.
//doi.org/10.54783/jv.v11i1.183 USA: Scott, Foresman and Company
Creswell. 2017. Research Design Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik :
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Konsep, Teori dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta Kuantitatif, Kualitiatf, dan R&D.
Firdianti, A. 2018. Implementasi Manajemen Bandung: Alfabeta
Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 9
EKSEKUTIF
Volume 3 No. 2 Tahun 2023
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi ISSN: 2337 – 5736
Sugiyono. 2017. Proposal Penelitian
Kualitatif. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 286.
Bandung: Alfabeta
Wahab, S. 2008. Analisis Kebijaksaan dari
Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Widodo, B. 2010. Robotika – Teori dan
Implementasinya. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Winarno, B, 2012. Kebijakan Publik, Teori,
Proses, dan Studi Kasus Edisi Revisi
Terbaru. Yogyakarta: CAPS
Winarno, B. 2016. Kebijakan Publik Era
Globalisasi (teori, proses, dan studi
kasus kompratif). Yogyakarta: CAPC
Sumber-sumber Lain
Peraturan Bupati Minahasa Selatan Nomor
10 Tahun 2022 Tentang Tata Cara
Pemilihan Hukum Tua Serentak,
Pemilihan Hukum Tua Antar Waktu,
dan Pemberhentian Hukum Tua.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 112 Tahun 2014
Tentang Pemilihan Kepala Desa
dijelaskan, bahwa Kepala Desa
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2016
Tentang Desa
Desa Wiau Lapi Barat, Kecamatan Tareran
Desa Tumpaan Satu, Kecamatan Tumpaan
Desa Popareng, Kecamatan Tatapaan
Portal Kabupaten Minahasa Selatan
(https://minselkab.go.id)

Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi 10

Anda mungkin juga menyukai