Pada suatu saat yang sedang terjadi. Terdapat seraong pria benama Budi yang sedang duduk
santai di pinggir jalan. Tiba-tiba datang temannya yang bernama Deni.
Setelah sang preman pergi, Budi dan Deni berdiskusi selama beberapa saat kemudian
memutuskan untuk menemui seseorang.
Budi : " Uy, Dew,"
Dewi : " Iya apah?" (dengan gaya centil)
Budi : " Lu kenal Ari sableng itu'kan?"
Dewi : " Iyah, terus kenapah?"
Budi : " Lu bisa gak-"
Dewi : " Bikin dia gak ngejar-ngejar kalian lagih?"
Budi : " Bukan, lu bisa gak berhenti bicara kayak gitu, gue jijik,"
Dewi : " Biasa aja keles,"
Deni : " Kayaknya ini percuma deh Bud,"
Budi : " Kita berusaha dulu,"
Dewi : " Udah yah, gue pergi dulu. Bye,"
Budi : " SYIEEH!," (gaya ngusir hewan)
Akhirnya Budi dan Deni berjalan tanpa arah, berharap ada orang yang bisa menolong mereka
Ari : " Nah akhirnya ketemu lu Deni!" (nunjuk)
Budi : " Bentar-bentar, kita bisa selesaian ini baik-baik. Kenapa mas Ari ngejar Deni,"
Ari : " Kita lagi main petak umpet bego!"
Budi : " Buset!" (hampir jatuh)
Budi : " Jadi cuma main petak umpet?"
Deni : " Iya, emang kenapa Bud?"
Budi : " Bangke," (nampar terus pergi)
Akhirnya Budi pun pulang ke rumah dengan perasaan kecewa yang amat teramat dalam.
Pesan moral yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, jangan berbohong, tanpa uang tutup
mulut.
- Tamat -