SKRIPSI EKPLORASI LANJUT - Flora Desianti Alioha - 75
SKRIPSI EKPLORASI LANJUT - Flora Desianti Alioha - 75
OLEH
NIM : 180610075
KUPANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh
NIM : 180610075
Telah dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat untuk diajukan dalam ujian sidang skripsi
semester genap 2021/2022 pada Program Studi S1 Teknik Pertambangan
Pembimbing I Pembimbing II
................... ……………..
……………………
LEMBAR PERSEMBAHAN
➢ Tuhan Yang Maha Esa, karena kebaikan dan kasih-Nya yang begitu sempurna dan selalu
baru setiap saat.
➢ Orang Tua, Adik, Kakak, Keluarga tercinta dan semua Teman-Temanku yang telah
memberikan kasih sayang, do’a, dukungan, serta motivasi baik secara moril, maupun
materil.
➢ Para Bapak dan Ibu Dosen yang mana telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran
dalam membimbing dan memberikan segala yang terbaik selama ini.
➢ Almamater tercinta “ UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG”
MOTTO
(Mazmur 37:5)
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamanya
(Roma 11:36)
Ketahuilah bahwa apapun yang ada di dalam pikiranMu dan apapun yang sedang kamu
khawatirksn semua dalam kendali TUHAN
(L)
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dangan judul “DAMPAK
EKPLORASI GAS BUMI TERHADAP MASYARAKAT SAUMLAKI, KECAMATAN
TANIMBAR SELATAN, KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT, PROVINSI
MALUKU” tepat pada waktunya. Semoga skripsi ini dapat di pergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik berupa
nasihat, bimbingan dan kritikan sehingga pada kesempatan yang baik ini Penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang mana telah membantu penulis demi
kelancaran penyusunan proposal ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi dan untuk
kesempurnaan skripsi ini kedepannya.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu menambah pengetahuan
serta pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
skripsi ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
MOTTO .......................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................................................vii
Saumlaki terletak Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Saumlaki memiliki Blok Marsela yang
merupakan penghasil gas terbesar di Indonesia. Eksplorasi gas alam di Saumlaki dilakukan secara besar-
besaran dengan padat modal, penuh risiko, dan menggunakan teknologi canggih. Eksplorasi tersebut
membawa dampak positif dan negatif pada masyarakat Saumlaki. Dari segi social community yang
dimiliki masyarakat Saumlaki, kegiatan eksplorasi gas alam ini berkontribusi terhadap social capital di
antaranya natural capital, human capital, dan produced economic capital. Dari aspek produced economic
capital, eksplorasi ini berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan. Dari
segi human capital, adanya eksplorasi ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat terutama pada
aspek pendidikan dan komunikasi. Selain itu, eksplorasi gas alam ini pun berdampak terhadap natural
capital terutama pada energi gas alam serta perkembangan flora dan fauna. Hal lain yang tidak dapat
dipungkiri dari kegiatan eksplorasi ini adalah dampak patologi sosial. Mengingat dalam kegiatan
eksplorasi tersebut banyak melibatkan tenaga kerja yang berasal dari dalam dan luar negeri, tentu saja
para tenaga kerja tersebut akan membawa karakter dan budaya yang berbeda dengan masyarakat
Saumlaki.
Kata kunci: community social, natural capital, human capital, produced economic capita, patologi social
ABSTRACT
Saumlaki is located in West Southeast Maluku District. Saumlaki has Marsela Block which is the largest
gas producer in Indonesia. Natural gas exploration in Saumlaki is done on a large scale with the capital-
intensive, risky, and the use of advanced technology. The exploration has brought about positive and
negative impacts on Saumlaki society. In terms of the social community's of Saumlaki, natural gas
exploration activities have contributed to the social capital of which are natural capital, human capital,
and produced economic capital. From the aspect of produced economic capital, this exploration has
contributed to the welfare of the community through various activities. From the aspect of human capital,
the existence of this exploration can improve the ability of people, especially in terms of education and
communication. In addition, natural gas exploration is also an impact on the natural capital, especially
in the natural gas energy and the development of flora and fauna. Another thing that cannot be denied of
this exploration is the impact of social pathology. Since the exploration activities involve workers coming
from inside and outside the country, the laborers bring different character and culture from the
community of Saumlaki.
Keywords: community social, natural capital, human capital, produced economic capita, pathology
social
BAB I
PENDAHULUAN
Industry minyak dan gas bumi adalah industry yang masih menguntungkan saat
ini. Permintaan terhadap minyak dan gas bumi yang melebih jumlah produksinya
mendorong industry-industry minyak dan gas bumi untuk melakukan ekplorasi ke
Daerah-Daerah yang berpotensi mengandung sumber daya tersebut, termasuk Di Daerah
Saumlaki, Provinsi Maluku.
Saumlaki merupakan sebuah kelurahan yang berada di Kecamatan Tanimbar
Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku. Saumlaki terletak
tepatnya di Pulau Yamdena yang me-rupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar.
Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sa-lah satu dari sembilan kabupaten yang ada
di Provinsi Maluku. Luas wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah 52.996 km2
yang terdiri atas 10.102,92 km2 wilayah darat dan 42.892,28 km2 wilayah laut. Saumlaki
merupakan kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan pulau kecil dengan jumlah pulau
sebanyak 85 buah, 57 pulau di antaranya telah dihuni dan 28 pulau belum dihuni.
Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat berdasar-kan data semester pertama tahun
2009 ber-jumlah 103.088 jiwa. Wilayah administratif Kabupaten Maluku Tenggara Barat
terbagi atas 9 kecamatan, 72 desa, dan 1 kelurahan dengan ibu kota kabupatennya adalah
Saumlaki.
Salah satu isu yang mulai mencuat di kalangan kelompok elite daerah adalah
fenomena gencarnya gelombang migrasi dari luar MTB yang dikhawatirkan dapat
menguasai/mengambil alih akses lapangan usaha, maupun sumber ekonomi lokal.
Banyak transmigran dari luar MTB datang ke Saumlaki karena potensi sumber daya alam
dan posisinya yang strategis sebagai kawasan perbatasan antarnegara, yaitu dengan
Negara Australia. Potensi yang dimiliki Di Kabupaten ini antaranya pada sektor
perikanan, kehutanan, perkebunan, tanaman pangan, peternakan, pariwisata, serta sumber
daya alam yang menyimpan begitu banyak gas bumi.
Gas alam yang terdapat Di Saumlaki merupakan cadangan terbesar di Indonesia.
Eksplorasi gas alam tersebut tidak lepas dari kerja sama antara pemerintah dan
masyarakat. Projek ini memiliki banyak kegiatan dengan modal yang besar serta sumber
daya manusia yang banyak. Hal tersebut tentu membawa dampak positif dan negatif
terhadap masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Maluku, telah mengundang dan terciptanya sistem
kolonialisme dunia, bahkan sistem kapitalisme yang memonopoli dan mengatur pasar
ekonomi dunia, sepertinya berawal dari era "rempah-rempah"(SDA) Maluku. Bangsa Eropa
mempraktekkan politik kolonialisme dan sistem kapitalisme, sebagai cara menguasai
kekayaan sumber daya alam suatu wilayah atau negara, boleh jadi bermula di kepulauan
Maluku. Politik kolonialisme Eropa mulai berakhir dipertengahan abad ke-19, kini berganti
wajah menjadi Neo-colonialism, atau kolonialisasi modern.
Maluku memang telah menjadi incaran bangsa-bangsa di dunia sejak dahulu dan hingga
kini di era kemerdekaan, alasannya karena Maluku adalah wilayah“impian”. Wilayah bumi
yang telah dikaruniai dengan limpahan kekayaan sumber daya alam, di darat, di udara, di
lautan, maupun di dalam perut bumi. Sebagai wilayah kepulauan Maluku memiliki kekayaan
sumber daya alam perikanan, perkebunan, kehutanan, pariwisata, dan pertambangan, Khusus
potensi besar pertambangan selain emas, nikel, semen, batuan granit, dan lain-lain, adalah
pertambangan minyak dan gas bumi.
Lapangan Gas Abadi Blok Masela, adalah yang terbesar potensi gas buminya, salah satu
dari 25 Blok Minyak dan Gas (Migas) yang saat ini dimiliki atau terdapat di Provinsi
Maluku, 15 Blok diantaranya sudah dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama(KKKS/K3S),
yaitu : Blok Amborip VI, Blok Arafura Sea, Blok Aru Trough, Blok Aru, Blok West Aru I,
Blok West Aru II, Blok South East Seram, Blok Kuwama, Blok East Bula, Blok Seram Kode
1/05, Blok Seram (non Bula), Blok Bula, Blok Babar Selaru, Blok Offshore Pulau Moa
Selatan, dan Blok Masela. 10 blok Migas lainnya masih sedang ditawarkan kepada K3S
adalah : Blok South Aru, Blok North Masela, Blok West Abadi, Blok Tatihu, Blok Arafura
Sea II, Blok Aru Trouhg II, Blok South Aru, Blok Yamdena, Blok Sermata, dan Blok South
East Palung Aru.
Maluku memang kaya, kaya dengan sejarahnya, kaya dengan sumber daya alamnya, kaya
dengan kontribusinya menjadikan wilayah kepulauan Nusantara menjadi sebuah negara
bernama Indonesia, dan kaya dalam membagi kekayaan kepada negara Republik Indonesia.
Meski pun Maluku itu kaya, tetapi dengan kekayaan itu rakyat Maluku ternyata
kehidupannya jauh dari arti manfaat kekayaan itu sendiri. Saat ini Maluku masih tergolong
wilayah dengan tingkat kemiskinan masyarakatnya paling teratas dibanding wilayah lain di
Indonesia
1.2. Blok Marsela
Pembentukan Masela, Selaru, Yamdena dan Kepulauan Tanimbar berasal dari bagian
kepaparan Benua Ausrtalia sekitar 45 juta Tahun yang lalu. Kepulauan Tanimbat terletak di
Bagian Utara Benua Australia kemudian berimigrasi ke Wilayah Indonesia. Pulau ketiga
yang terletak sekitar 500 km dari utara Australia merupakan Pulau-Pulau yang terangkat
yang dipisahkan oleh laut Timor. Pulau-Pulau di Daerah ini dibentuk oleh sistem Barat-
Timur sabuk lipat-dorong (Fold Thrust Belt Arc). Banda Luar Non-Vulkanik di Indonesi
Timur dengan panjang 2000 km di Pulau Tanimbar, Kai, Seram dan Buru. Paparan Saul
termasuk dalam sistem Benua Australia dari Lempeng Gondawa. Bagian Utara sistem Benua
Australia merupakan area yang diperluas dari Benua Australia. Paparan Saul tidak
berkorelasi dengan Tektonik Tersier, tetapi membentuk pola lipatan dari sedimen Jurassic
sejak Mesozoikum Tengah ke Kenozoikum yang terletak di Blok batuan dasar yang rusak di
Palezoikum pada waktu Mezosoikum awal.
Gambar 3. Lokasi Blok Masela
Blok Masela biasanya disebut dengan pulau Abadi karena kaya akan hydrocarbon. Secara
geologi, Abadi Field merupakan lapangan dengan discovery pertama di Indonesia dari
Formasi Middle Jurassic Plover. Daerah ini merupakan penemuan gas yang sangat besar
berlokasi 350 km sebelah timur Pulau Timor dan 350 km utara Darwin, Australia. Abadi
Field terletak sebelah utara perbatasan internasional dengan Australia, dengan water
depth 400-800 m. Abadi Field berada adap Blok alesaM PSC dibagian timur dari Laut
Timor, Indonesia bagian timur, disepanjang perbatasan internasional Indonesia-Australia.
Abadi Field terdiri dari relatively undeformed Australian continental margin yang
memanjang hingga perairan Indonesia. Lapangan ini terletak pada ujung timur dari Sahul
Platform dan menempati larged tilted fault block yang dibatasi di sebelah timur dan
selatan oleh Calder-Malita Grabens. Abadi Field mempunyai akumulasi kolom gas yang
signifikan, reservoir berada adap nagnukgnil shallow marine, highly mature, quartzose
sandstone dari Formasi Middle Jurassic Plover. Analog terdekat pada Giant Greater
Sunrise dan Bayu-Undan fields. Kualitas reservoir, pada kedalaman ~3,900 m, isairavreb
dari good to poor, menggambarkan interaksi kompleks dari kontrol pengendapan utama
dan pengaruh diagenesis pada tahap akhir. Perkiraan cadangan awal sebesar 5 TCF.
Gambar 4. Peta lokasi dari lapangan gas Abadi. Garis kontur menandakan water depth (m).
lapangan gas Abadi berlokasi di Blok masela PSC bagian timur laut Timor, Indonesia bagian
timur, sepanjang perbatasan internasional Indonesia dan Australia. Deep Timor trough dengan
water depth lebih dari 1.500 m.
Berada di antara outer ridge og the Banda Arc and Block Masela. Blok Masela
berada pada area upper slope dari paparan continental Australia dengan water depth 300
m to 1.000 m.
Abadi Field berada pada cekungan Northern Bonaparte, di Sahul Platform sebelah
timur akhir dari Sunrise-Troubadour high. Hal ini dibatasi kesebelah timur oleh Masela
Deep yang merupakan perpanjangan kesebelah utara dari Calder Grabens. The Malita
Grabens berada di sebelah barat daya dan terdiri dari sedimen tebal Cretaceous-Tertiary.
NW trending goulburn graben dengan sedimen tebal Paleozoic yang berlokasi di sebelah
tenggara. Timor Trough berada disebelah utara. Perkembangan dari cekungan Northern
Bonaparte dipengaruhi oleh rifting dan pemisah kontinen pada middle Jurassic-early
cretaceous sepanjang margin sebelah barat laut Australia. Pada akhirnya dimodifikasi
oleh collision antara indo-australia dan sunda plates dari Miocene-present (Whittam et al,
1996).
Gambar 5. Peta tectonic elements dari cekungan Northern Bonaparte. Abadi Field berada pada
cekungan Northern Bonaparte, di Sahul Platform sebelah timur akhir dari Sunrise-Troubadour
High. Ini dibatasi kesebalah timur oleh Masela deep, yang merupakan perpanjangan kesebelah
utara dari Calder Graben. The Malita Graben berada disebelah barat daya dan terdiri dari
sedimen tebal Cretaceous-Tertiary.
Secara statigrafi, Blok Masela terbagi atas 3 periode, yaitu Mesozoikum, Paleogen, dan
Neogen. Zaman Mesozoikum sangat penting untuk wilayah ini karena kebanyakan sumber
utama dan reservoir terendapkan pada masa ini. Secara regional, terjadi rifting disepanjang
baratlaut Australia pada Zaman Jurassic, yang menyebabkan aktivasi Masela Deep dan
Calder Graben di blok Babar Salaru terletak pada struktur tinggi. Pada Paleogene tidak ada
aktivitas patahan namun, depocenter terpindahkan Ke Masela Deep. Wilayah ini sebagian
besar terletak pada margin pasif saat ini. Endapan yang diendapkan terdiri dari prograding
karbonat formasi Johnson, Hibernia, dan Certier. Pada periode Miosen, di lepas pantai
wilayah Tanimabar relative stabil yang ditandai dengan perkembangan karbonat dan tidak
ada perubahan ketebalan yang signifikan. Kolisi yang terjadi antara busur Banda dengan
Benua Ausrtalia menyebabkan pembentukan fold thrust belt di busur Banda, palung Banda-
Tanimbar, dan pengaktifan kembali sesar normal Mesozoikum disebelah batas kontinen
Australia.
Sistem potreleum blok Masela secara regional terdapat beberapa tingkatan batuan induk
yang mungkin berada didalam area. Batuan serpih laut dari formasi plover dianggap sebagai
batuan induk pada lapangan abadi. Calder-Malita Graben dan Masela Deep diduga sebagai
dapur utama dalam proses pematangan hidrokarbon. Berdasarkan evaluasi internal, kerogen
tipe III dominan diplot pada diagram Van Krevelen. Batuan sumber serpih laut dipengaruhi
oleh input terrestrial. Sumber batuan potensial keduayng telah dipertimbangkan dalam model
ini adalah formasi Aitutu Triassic. Jumlah kandungan organic (TOC) dari formasi Aitutu
pada sampel adalah 23,3 %. Evaluasi batuan induk yang menghasilkan hingga 8% TOC dan
HI 396 mgHC/g TOC berasal dari daerah yang sama. Analisis family dilakukan oleh
JOGMEC-IPEX (2011) yang menunjukan bahwa minyak dari kepulauan Tanimbar
bersumber dari batuan induk berumur Pra-Jurassic.
Area dapur aktif pertama terletak di Masela Deep / Calder Graben pada zaman Cretaceus
akhir, sedangkan lapangan abadi dan Babar Salaru Blok masih belum menghasilkan. Batuan
induk Jurassic dibagian terdalam Masela Deep mencapai jendela gas basah. Pada Oligosen,
pengendapan sedimen bergeser ke Utara dan mulai meningkatkan tingkat kematangan batuan
induk Jurassic di lapangan Abadi. Hal iru berlanjut sampai Miosen Akhir, dimana batuan
sumber Jurassic berada dijendela minyak diseluruh area lapangan Abadi. Batuan sumber
Jurassic Di Masela Deep mencapai jendela gas kering dan beberapa bagian dari lapangan
Abadi selatan sudah ada jendela gas Abadi. Sementara itu lapangan Abadi dan Babar Salaru
memasuki tahap tengah hingga akhir jendela minyak. Batu sumber Jurassic di Masela Deep
sepenuhnya diubah menjadi jendela gas kering di seluruh Graben dan jendela gas basah
menutupi semua area lapangan Abadi selatan pada saat ini.
Pada Miosen akhir, sebagian besar Masela Deep dan selatan lapangan Abadi sudah ada
dijendela gas. Pleistocene hingga Recent adalah waktu penting akumulasi migrasi di
lapangan Abadi. Jalur migrasi yang paling mungkin untuk Abadi adalah dari Selatan atau
Tenggara di mana offset sesar menurun. Di daerah Babar Selaru, pembangkitan dan
perpindahan (epulsion) kurang dikenal karena kopleksitas sesar naik bisa menjadi cara yang
baik untuk migrasi vertical selama aktivitas. Melaporkan indikasi kejadian hidrokarbon
termogenik dari dasar laut sebagai bukti migrasi hidrokarbon melalui patahan dorong.
Sementara itu migrasi lateral juga dapat diharapkan dalam setiap potensi reservoir berpori di
wilayah Babar Selaru.
Gambar 6. Statigrafi Blok Masela