Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM

O L E H

NAMA : AGUSTIANI
NIM : N2213024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS (STIKES)


GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2023

1
Konsep Dasar Hyperemesis Gravidarum
1. Hyperemesis gravidarum
a. Pengertian
1) Hyperemesis gravidarum merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk muntah yang hebat pada awal kehamilan
akibat dari perubahan metabolic. Pasien tidak dapat
menahan / menyimpan cairan makanan padat dan akan
mengalami dehidrasi ketosis. (Silvana E Linda, 1995)
2) Hyperemesis gravidarum ialah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum memburuk dan
dehidrasi (Muchtar R, 1998:2 15)
3) Mual (Nausea) dan Muntah (Emesis gravidarum) adalah
gejala yang wajar dan sering kedapatan pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
(Prawirohardjo sarwono, 2002: 276).
4) Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar pada
seorang ibu hamil. Tiga perempat dari seluruh ibu hamil
mengalami hal tersebut, khususnya pada usia kehamilan 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir sampai 14
minggu. Pada sejumlah orang, gejala itu hilang saat usia
kehamilan 14 minggu. Secara umum mual dan muntah
hilang saat kehamilan berusia 22 minggu (90%). (Suara
pembaruan daily 7/3/2007).
b. Klasifikasi
Batas jelas antara mual yang masih fisiologi dalam kehamilan
dengan hyperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan
umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai
hyperemesis gravidarum.
Klasifikasi hyperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkat :

2
1) Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100/ menit, tekanan
darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.
2) Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil
dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikterus. Berat badan turun dan mata sedikit cekung, tensi
turun hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
dapat tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai
aroma yang khas.
3) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf
yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan
gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental.
Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (prawirohardjo
sarwono,2002: 276)
c. Etiologi
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti. Tidak ada bukti bahwa panyakit ini disebabkan oleh faktor
toksit; juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-
perubahan anatomic pada otak, jantung, hati dan susunan
syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
akibat inanisi. (prawirohardjo sarwono,2002: 276).

3
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan-perubahan
yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan
didalam badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual
dan muntah ialah masuknya bagian-bagian villus kedalam
peredaran darah ibu perubahan endokrin. (Mac Donald C,
1995:81)
d. Faktor Predisposisi
Beberapa factor predisposisi dan factor lain yang meningkatkan
hyperemesis gravidarum.
1) Sering pada primigravida, hamil anggur, dan kehamilan
ganda. Frekuensi tinggi pada hamil anggur dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa factor hormon
memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut
HCG dibentuk berlebihan.
2) Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal
(menempalkan plasenta pada rahim ibu) dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan ini adalah merupakan factor
organic.
3) Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap
anak juga disebut sebagai salah satu factor organic.
4) Factor psikologik, seperti keretakan rumah tangga,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
dapat menyebabkan komflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah. Tak jarang dengan
memberikan suasana baru sudah dapat mengurangi
frekuensi muntah.

5) Factor endokrin seperti hypertiroid, diabetes dan lain-lain.


(http://www.info –sehat.com/content.php?s-sidIsid=891)

4
e. Patologi
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hyperemesis
gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat
dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh
bermacam sebab :
1) Hati
Pada hyperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya
ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis; degenerasi
lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini
nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap
sebagai akibat muntah yang terus menerus. Dapat
ditambahkan bahwa separuh penderita yang meninggal
karena hyperemesis gravidarum menunjukkan gambaran
mikroskopik hati yang normal.
2) Jantung
Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya
atropi; ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-
kadang ditemukan perdarahan sub-endokarial.

3) Otak
Adakah terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak
dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicke dapat
dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil
didaerah corpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat)
4) Ginjal
Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat
ditemukan pada tubuli kontorti (prawirohardjo
sarwono,2002: 276).
f. Patofisiologi

5
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi
pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormone estrogen
ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau
akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual
dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dan
alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini
hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi pada factor
psikologik merupakan factor utama, disamping factor hormonal.
Yang jelas, wanita yang sebelumnya kehamilan menderita
lambung spatic dengan gejala tidak suka makan dan mual,
akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hyperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidrostikbutirik
dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium
dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain
itu dehidrasi menyebabkan demokonsentrasi, sehingga aliran
darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen kejaringan mengurang pula dan
tertimbunnya zat metabolic yang toksi. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat
merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan yang sulit

6
dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolik, dapat terjadi robekan pada selaput
lender esoifagus dan lambung (Sindrom Mallory – Weiss),
dengan akibat perdarahan gastroinjstertinal. Pada umumnya
robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.
Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif
(prawirohardjo sarwono,2002; 277).
g. Gambaran klinik
Gejala atau tanda-tanda terjadinya tingkat dehidrasi. biasanya
berasal dari mual kemudian timbul kurang nafsu makan dan
muntah yang bertambah dan bersifat menetap.
Gejala-gejala yang khas :
1) Muntah yang hebat
2) Merasa haus
3) Dehidrasi
4) Berat badan turun
5) Keadaan umum menurun
6) Kenaikan suhu
7) Ikterus
8) Gangguan cerebral (kesadaran menurun)
9) Lidah kering
10)Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
11)Nyeri daerah epigastrium
12)Nafas berbau aseton
Penyakit ini biasanya mulai setelah minggu ke 6 dan baik
sendiri sekitar minggu ke 12. Pada bentuk yang ringan pasien
hanya merasa mual dan muntah pada pagi hari saja, tengah
hari sudah biasa kembali maka penyakit ini disebut “Morning
Sickness”. Pada bentuk yang lebih berat, mual dan muntah
berlangsung sepanjang hari, tapi hilang secara tiba-tiba dalam
1-3 minggu.

7
Akan tetapi beberapa diantara pasien ini terus muntah kadang-
kadang sampai 4-8 minggu, hingga kehilangan berat 5-10 kg,
kulitnya menjadi kering dan kadang-kadang timbul ikterus
malah dapat jatuh dari koma. Urine menjadi sedikit (oliguri),
albumin positip. (Mac Donald C, 1995 : 82).
h. Diagnosis
Menetapkan kejadian hyperemesis gravidarum tidak sukar,
dengan menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai
menimbulkan gangguan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang
terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan
gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dan manifestasi
kliniknya. Oleh karena itu, hyperemesis gravidarum
berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan
yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang menyertai
hamil, harus difikirkan dan berkonsultasi dengan dokter tentang
penyakit hati, ginjal dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan
laboratorium dapat membedakan ketiga kemungkinan hamil
yang disertai penyakit. (Manuaba 1998:211)

i. Pengelolaan pada Hyperemesis Gravidarum


1) Pengobatan
Pengobatan yang baik pada hyperemesis gravidarum terdiri
dari konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai
berikut :
a) Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan
dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat
anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu
anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.
(www.infoibu.com)

8
b) Istirahat dan relax sangat membantu anda mengatasi
rasa mual dan muntah.(www.infoibu.com)
2) Isolasi dan pengobatan psikologis
Dengan melakukan isolasi diruangan sudah dapat
meringankan wanita hamil karena perubahan suasana dari
lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai
masalah berkaitan dengan kehamilan.(Manuaba 1998:212)
Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita,
sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak
diberikan makan / minum selama 24 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan (prawirohardjo sarwono, 2002:
279)
3) Pemberian cairan pengganti
Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti
sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan
pengganti yang diberikan adalah glukosa 5% sampai 10%
dengan keuntungan dapat mengganti cairan dan berfungsi
sebagai sumber energy, sehingga terjadi perubahan
metabolisme dari lemak dan protein menuju kearah
pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat ditambah vitamin
C, B kompleks atau kalium yang diperlukan untuk
kelancaran metabolisme. Selama pemberian cairan harus
mendapat perhatian tentang keseimbangan cairan yang
masuk dan keluar kekateter, nadi, tekanan darah, suhu dan
pernapasan. Lancarnya pengeluaran urine memberikan
petunjuk bahwa keadaan wanita berangsur-angsur
membaik. Pemeriksaan yang perlu dilakukan, urine dan bila
mungkin fungsi hati dan ginjal. Bila keadaan muntah

9
berkurang, kesadaran membaik, wanita hamil dapat
diberikan makan minum dan mobilisasi.

4) Obat yang dapat diberikan


Memberikan obat pada hyperemesis gravidarum sebagai
berkonsultasi dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat
yang tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan
kelainan congenital-catat bawaan bayi).
Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan adalah :
a) Sedative ringan
(1) Phenobarbital (Luminal) 30 mg
(2) Valium
b) Anti alergi
(1) Antihestamin
(2) Dramamin
(3) Avomin
c) Obat anti mual-muntah
(1) Mediamer B6
(2) Emetrole
(3) Stimetil
(4) Avopreg
d) Vitamin
(1) Terutama vitamin B kompleks
(2) Vitamin C

5) Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan hyperemesis
gravidarum tidak berhasil malah terjadi kemunduran dan

10
keadaan semakin menurun sehingga diperlukan
pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan
yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantaranya :
a) Gangguan kejiwaan
(1) Delirium
(2) Apatis, samnolen sampai koma
(3) Terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke
b) Gangguan penglihatan
(1) Perdarahan retina
(2) Kemunduran penglihatan
c) Gangguan faal
(1) Hati dalam bentuk ikterus
(2) Ginjal dalam bentuk anuria
(3) Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat
(4) Tekanan darah menurun

d) Pemberian cairan infuse destrose atau glukosa 5% 2-3 liter.


Dengan memperhatikan keadaan tersebut gugur kandung
dapat dipertimbangkan pada hyperemesis gravidarum
(Manuaba, 1998: 212)
j. Prognosis
Sebagian besar emesis gravidarum dapat diatasi dengan
berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan
pengobatan rumah sakit. Pengobatan penderita hyperemesis
gravidarum yang dirawat dirumah sakit, hampir seluruhnya

11
dapat dipulangkan dengan memuaskan, sehingga
kehamilannya dapat diteruskan. (Manuaba, 1998:212)
Dengan penanganan yang baik prognosis hyperemesis
gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat
membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
(prawirohardjo sarwono, 2002:279)

12
BAB III
STUDI KASUS

Pada bab ini penulis menguraikan Manajemen Asuhan


Keperawatan pada Ny “N” dengan hyperemesis gravidarum tingkat I di
RS. Jala Ammari Angkatan Laut Makassar. Pelaksanaan asuhan
kebidanan berlangsung dari tanggal 18 Januari sampai tanggal 20
Januari 2022. Asuhan kebidanan yang diterapkan tersebut sesuai dengan
standar yang ada yaitu 7 (tujuh) langkah varney seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “N” KEHAMILAN 8 - 10 MINGGU


DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1
DI RS JALA AMMARI ANGKATAN LAUT
TGL 18 JANUARI 2023 s/d TGL 20 JANUARI 2023
No register :
Tgl masuk : 17 Januari 2023 Jam 09.30 wita
Tgl pengkajian : 18 Januari 2023 Jam 10.20 wita

Langkah 1. Pengkajian dan analisa data


1. Identitas istri / suami
a. Nama : Ny “N” / Tn. “I”
b. Umur : 21 thn/ 32 thn
c. Suku : Bugis/ Bugis
d. Agama : Islam/ Islam
e. Pendidikan : SMA/ SMA
f. Pekerjaan : IRT/ Wiraswasta
g. Alamat : JL. Sabutung Baru No. 273
h. Gravid / Para / Abortus : I/ O/ O
2. Data Biologis / Psikologis
a.Keluhan utama

13
Mual dan muntah terutama pada pagi hari
b.Riwayat keluhan utama
Mual dan muntah dialami sejak tanggal 10 Juni 2008
dan bertambah sering sejak 3 hari lalu pada tanggal 14 Juni
2008 > dari 10x sehari. Kemudian klien masuk keRS Jala
Ammari Angkatan Laut tanggal 18 Juni 2008.
c. Riwayat kesehatan lalu
1) Ibu belum pernah hamil sebelumnya
2) Ibu tidak pernah terlambat haid
d. Riwayat keluarga
1) Ibu tidak ada riwayat menderita penyakit keturunan,
seperti penyakit jantung, hypertensi dan DM.
2) Ibu tidak ada riwayat menderita penyakit menular seperti
TBC.
e. Riwayat kesehatan lalu
1) Ibu belum pernah hamil sebelumnya
2) Ibu tidak pernah terlambat haid.
f. Riwayat reproduksi
1) Menarche : 13 tahun
2) Siklus haid : 28-30 hari
3) Lamanya : 5-7 hari
4) Dismenorhe : Tidak ada
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang
1) GIP0A0
2) HPHT tanggal 04 April 2008
3) HTP tanggal 11 Januari 2009
4) Umur kehamilan 8-10 minggu
5) Ibu mengatakan belum ada pergerakan

14
6) Ibu mengeluh setiap habis makan dimuntahkan,
karakteristik muntah yaitu makanan campur lendir
berwarna kuning kehijauan.
7) Merasa sangat kurus dan lemas, BB menurun 36 kg
8) BB sebelum hamil 39 kg
9) Ibu mengatakan sering buang air kecil.
10) Selama hamil nafsu makan ibu kurang baik dari
biasanya.
11) Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya.
12) Mengeluh merasa capek dan lelah terutama setelah
selesai bekerja.
13) Menikah 1 kali dengan suami sekarang.
14) Kehamilan direncanakan bersama dengan suami, dan
suami sangat senang dengan kehamilan ibu
sekarang.
15) Keluarga ibu dan suami sangat senang dengan
kehamilan ini.
16) Pengambilan keputusan adalah suami.
17) Ibu bekerja tiap hari dan mengurus rumah tangga
sendiri.
18) Ibu berharap kehamilannya dapat dipertahankan
sampai cukup bulan dan ditolong oleh bidan dirumah
sakit secara alamiah.
b. Riwayat Ginekologi
Tidak pernah menderita penyakit kanker dan infeksi
c. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Kebiasaan
a) Jenis : Nasi, lauk pauk

15
b) Porsi : 1 piring
c) Frekuensi : 2-3 kali sehari
d) Nafsu makan : Baik
e) Minum : 7 – 8 gelas sehari
Perubahan pola nutrisi pada saat hamil : Ibu
memuntahkan setiap apa yang dimakan.
b. Pola Eliminasi
1) Kebiasaan BAB
a) Frekuensi : 1 – 2 x sehari
b) Konsisten & warna : Lembek dan kuning
Tidak ada perubahan pola eliminasi
2) Kebiasaan BAK
a) Frekuensi : 3 – 4 x sehari
b) Warna dan bau : kuning / amoniak
Perubahan pola eliminasi selama hamil : Sering BAK
c. Istirahat
1) Kebiasaan tidur siang 14.00–16.00 wita dan malam
22.00–05.00 wita
2) Selama hamil pola tidur kurang dari biasanya.
d. Personal hygiene
1) Sikat gigi :Setiap mandi dan menjelang tidur
2) Keramas : 3 x seminggu
3) Ganti pakaian : Setiap habis mandi
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum ibu nampak lemah dan kurus
b. Kesadaran komposmentis
c. TB : 151 cm, BB :36 kg, dan BB ibu sebelum hamil 39 kg.
d. Tanda-tanda vital : 100/70 mmHg, N : 88 x/menit, S : 36,7 °C,
P : 18 x/menit
e. Kepala dan rambut
Keadaan rambut : lurus, panjang dan tampak bersih.

16
f. Wajah dan muka
Tidak ada oedema pada wajah
g. Mata
Konjungtiva agak pucat, sclera tidak kuning dan tampak
cekung.
h. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip.
i. Mulut dan gigi
Gigi dan mulut bersih, tidak ada caries, gusi berwarna merah
muda dan bibir agak kering.

j. Telinga
Simetris kiri dan kanan
k. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembuluh limfe
dan tidak ada nyeri tekan.
l. Dada
1) Inspeksi
a) Dada simetris kiri dan kanan
b) Puting susu terbentuk kecil
c) Aerola tampak lebih gelap
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan
b) Tidak ada kolostrum
m. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak ada luka bekas operasi
b) Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
c) Tonus otot perut tegang
2) Palpasi
a) Teraba ballotemen

17
n. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, terpasang infuse KNMG3 dan RL
: Dex 5% 2 : 1 24 tetes/ menit pada tangan kanan.
2) Ekstremitas bawah
a) Simetris kiri dan kanan
b) Tidak oedema pada tungkai
c) Tidak ada varices pada tungkai
d) Reflex patella positif
6. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Hb : 9,0 gr%
b. Urine : Albumin (-), Reduksi (-)
7. Hasil USG
Tanggal 20 Juni 2008
a. Uterus gravid intra uterine tunggal, DJA (+)
b. Umur kehamilan 10-11 minggu
c. Adnexa kanan dan kiri normal
Langkah II. Merumuskan diagnose / masalah actual
GI PO AO, Hyperemesis gravidarum tingkat I, dengan masalah
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan kecemasan.
1. GI PO AO
Dasar
Data Subjektif
a. Ibu mengatakan baru pertama kali hamil
b. Haid terakhir tanggal 04 April 2008, dan tidak pernah
mengalami terlambat haid sebelumnya.
Data Objektif
a. HTP tanggal 11 Januari 2009
b. Areola mammae nampak lebih gelap
c. Payudara tegang
d. Teraba balotement

18
e. Tonus otot perut tegang
f. Hasil USG
Janin tunggal, Djj (+), adnexa kanan kiri normal.
Analisa dan interpretasi data
a. Pada kehamilan terjadi pembesaran pada uterus yang
dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron yang meningkat,
pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot
polos uterus. Disamping itu serabut-serabut kolagen yang ada
menjadi hidroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen
sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Pada
kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek,
dan pada kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa.
b. Di bawah pengaruh hormone progesteron dan
somatomammotropin, terbentuk lemak disekitar kelompok-
kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi besar. Papilla
akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam, seperti
seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi. Glandula
Montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola
mamma, pada kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut
kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.
2. Hyperemesis gravidarum tingkat I
Dasar
Data subjektif
a. Ibu mengatakan mengalami mual muntah sejak 1 minggu
yang lalu.
b. Ibu mengatakan muntah terus menerus
c. Ibu mengeluh sering pusing terutama saat mau berdiri
d. Ibu merasa kurus dan lemas
e. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya

19
f. Ibu mengatakan BB sebelum hamil : 39 kg
Data objektif
a. Ibu tampak lemah dan agak pucat
b. Kesadaran komposmentis
c. Ekspresi wajah nampak cemas
d. Berat badan sekarang : 36 kg
e. Terpasang cairan infuse KNMG dan RL : Dextrose 5% 2 :
1 24 tetes/ menit.
Analisa dan interpretasi data
a. Perasaan mual dan muntah ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormone estrogen dan hormone corionik
gonadotropin (HCG) dalam serum. Dan pengaruh fisiologik
kenaikan hormone belum jelas, mungkin karena sistem saraf
pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
b. Adanya muntah yang terus menerus sehingga muntah yang
dikeluarkan dengan sebagian cairan lambung, empedu serta
elektrolit natrium, kalsium dan kalium. Penurunan kalium
menyebabkan kalium makin berkurang. Dalam keseimbangan
tubuh dan makin menambah beratnya muntah.
c. Muntah yang terus menerus menyebabkan cadangan
karbohidrat habis terpakai untuk keperluan energy, sedangkan
asupan makanan sangat kurang, sehingga pembakaran tubuh
beralih pada cadangan lemak dan protein menyebabkan berat
badan turun dan pasien merasa kurus dan lemah.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Dasar
Data Subyektif: Ibu merasa lemah dan merasa capek
Data Obyektif :
a. Keadaan umum tampak lemah
b. Mata agak cekung
c. Bibir kering dan pucat

20
d. Turgor kulit agak kurang
e. Terpasang infuse cairan KNMG dan RL : Dextrose 5%
2 : 1 24 tetes / menit
f. Tanda-tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi
88 x/ menit, Suhu 36,7°C
Analisa dan interpretasi data
a. Muntah yang terus menerus menyebabkan cairan tubuh makin
berkurang, sehingga terjadi hemokonsentrasi yang
menghambat peredaran darah menyebabkan suplay O2 dan
makanan kejaringn berkurang, sehingga timbul perasaan
lemah.
b. Melalui muntah dikeluarkan cairan lambung, serta elektrolit
natrium, kalium dan kalsium sehingga cairan ekstraselular dan
plasma berkurang, menyebabkan kulit, bibir dan lidah menjadi
kering.
Langkah III Merumuskan diagnose / masalah potensial
1. Potensial terjadi hyperemesis gravidarum tingkat II
Dasar
Data subjektif
a. Mengatakan sering mual dan muntah
b. Ibu mengatakan muntah terus menerus > dari 10x sehari
c. Ibu mengeluh sering pusing terutama saat mau berdiri
d. Ibu merasa lemas
Data Obyektif
a. Mata tampak cekung
b. Turgor kulit berkurang
c. TTV TD : 100/70 mmHg, Nadi : 88 kali/menit, Suhu :
36,7°C
d. Keadaan ibu nampak lemah
e. Terpasang cairan infuse KNMG dan RL : Dextrose 5% 2 :
1 24 tetes / menit.

21
Analisa dan Interpretasi Data
a. Adanya mual dan muntah serta pusing pada trimester
pertama disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Serta relaksasi dari usus halus karena
adanya perubahan dalam metabolisme karbohidrat
(obstetric fisiologi & ilmu kebidanan)
b. Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester
pertama. Pengaruh fisiologis hormone estrogen ini tidak
jelas.
2. Potensial terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan
janin.
Dasar
Data subjektif
a. Ibu mengeluh merasa capek dan lelah pada saat bekerja
b. Ibu mengatakan masih sering muntah
Data objektif : Ibu tampak lemah
Analisa dan Interpretasi Data
a. Muntah yang berlebihan menyebabkan dehidrasi, terjadi
hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran
darah yang berarti konsumsi O2 dan nutrisi ke jaringan
berkurang, termasuk ke janin.
b. Muntah berlebihan sedang suplay cairan dan makanan
yang kurang dan berlangsung lama dapat mengakibatkan
malnutrisi pada ibu yang berefek negatif terhadap
pertumbuhan janin dan memperberat penurunan
komplemen sel otak dan janin yang mengakibatkan
kemunduran perkembangan janin dan pertumbuhan yang
terganggu serta kemungkinan lebih lanjut.

Langkah IV Tindakan segera dan kolaborasi

22
Tidak ada data yang mendukung
Langkah V Rencana Tindakan
Diagnosa : G I P 0 A 0 umur kehamilan 8-10 minggu
Tujuan : Kehamilan berlangsung normal dan aman
Kriteria : a. Pembesaran abdomen sesuai umur kehamilan
b. Klien dapat mengerti dan mengetahui tentang perubahan
perubahan dalam kehamilan.

Rencana Tindakan
1. Jelaskan pada ibu tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kehamilan
Rasional : Agar ibu bisa mengerti dan tidak merasa cemas,
karena individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan
yang terjadi pada kehamilan.
2. Jelaskan tentang pentingnya zat gizi bagi ibu dan janin
Rasional : Zat gizi diperlukan ibu untuk menjaga kehamilannya
serta untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
3. Jelaskan tentang pentingnya ANC secara teratur
Rasional : Untuk dapat membantu keadaan ibu dan janin,
memberikan perawatan sesuai kebutuhan, dapat terdeteksi
secara dini apabila ada komplikasi dan dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat termasuk rujukan.

4. Jelaskan tentang pentingnya pemberian suntikan TT


Rasional : Imunisasi TT merangsang pembentukan antibody ibu
terhadap penyakit tetanus yang dapat dihantarkan melalui
plasenta kejanin sehingga janin terhindar dari penyakit tetanus
neonatorum.

1. Hyperemesis Gravidarum tingkat I


Tujuan : Hyperemesis Gravidarum dapat teratasi

23
Kriteria :
a. Mual dan muntah berhenti
b. Keadaan umum baik
c. Nafsu makan baik (meningkat)
d. Klien dapat beristirahat dengan baik
Rencana Tindakan
1. Anjurkan ibu lebih banyak istirahat selama kehamilan
Rasional : Istirahat sejenak disiang hari dapat mengurangi
beban kerja jantung yang meningkat karena kehamilan, istirahat
dapat menghemat pemakaian energy yang juga meningkat
karena adanya fetus.
2. Jelaskan tentang pendidikan kesehatan yang berhubungan
dengan gizi ibu hamil yaitu:
a) Mengkonsumsi makanan sumber protein
b) Tidak mengurangi minum air
c) Mengurangi makanan yang kecut-kecut/asam
d) Makan sedikit-sedikit tapi sering dan usahakan makan
makanan yang kering dan kurang berbumbu.
Rasional :
1) Dengan mengkonsumsi ikan dan telur serta susu, ketiga
jenis makanan ini merupakan sumber utama protein,
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi
terutama pada awal kehamilan atau masa pembentukan
organ-organ bayi (organogenesis)
2) Dengan minum air cukup dapat membantu peristaltic usus
besar sehingga dapat mencegah konstipasi.
3) Makanan kecut dan asam dapat mengganggu dinding
lambung terutama pada saat lambung kosong.
4) Makan sedikit-sedikit tapi porsi kecil dapat mengurangi
rangsangan mual dan muntah. Juga makan kering dan tidak

24
berbumbu sangat baik untuk mengurangi rasa mual dan
muntah.
3. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
Rasional : Ketersediaan bantuan dan perhatian orang yang
terdekat, termasuk memberi perawatan sangat penting terutama
saat klien stress dan merasa tidak menentu untuk menurunkan
kecemasan.
4. Lanjutkan penatalaksanaan obat anti emetic yaitu mediamer B6
Rasional : Mediamer B6 mengandung peridoksin yang berfungsi
menurunkan peristaltic lambung sehingga frekuensi mual dan
muntah dapat berkurang.
5. Observasi berat badan 2 hari kemudian
Rasional : Untuk memantau kenaikan berat badan, sebagai
dasar untuk menilai intake makanan serta membantu
mengevaluasi tingkat kebutuhan hidrasi.
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi.
Kriteria :
a. Mual dan muntah berhenti
b. Turgor kulit ibu baik
c. Intake dan output terpenuhi
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rencana Tindakan
a. Anjurkan minum sedikit-sedikit tapi sering yaitu air putih dan teh
manis.
Rasional : Untuk mengganti output cairan, melembabkan bibir,
mulut dan tenggorokan agar tidak kering
b. Observasi tanda-tanda vital dan turgor kulit
Rasional : tanda-tanda vital dan turgor kulit sebagai dasar untuk
menilai perkembangan kesehatan klien dan indicator dalam
membantu mengevaluasi tingkat kebutuhan cairan.

25
c. Penatalaksanaan pemberian cairan KNMG3 dan RL : DEX 5%
2 : 1 24 tetes / menit.
Rasional : Pemberian cairan RL dan Dextrose 5% dapat
mengganti cairan dan elektrolit yang keluar melalui muntah. RL
mengandung natrium laktat 3,10 gr, natrium klorida 6,0 gr,
kalsium klorida 0,20 gr dan aquades 1000 ml. Dextrose 5%
mengandung glukosa 50,0 gr dan aquades 1000 ml.
2. Potensial terjadinya hyperemesis gravidarum tingkat II
Tujuan : Hyperemesis Gravidarum tingkat II tidak terjadi
Kriteria :
a. Keadaan umum ibu baik
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Konjungtiva tidak pucat
Rencana Tindakan
a. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Rasional ; keadaan umum dan tanda-tanda vital sebagai
indicator dalam menilai perkembangan kesehatan klien.
b. Observasi timbulnya gejala-gejala komplikasi secara dini
Rasional : Untuk memudahkan dalam penentuan intervensi
selanjutnya dan tindakan segera.
c. Libatkan suami dan keluarga dalam perawatan klien
Rasional : Keluarga adalah orang terdekat dengan klien yang
dapat memberi semangat untuk proses kesembuhan.
3. Potensial terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan
janin
Tujuan : tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan
janin
Kriteria : a. keadaan ibu baik
b. berat badan meningkat
c. pembesaran uterus sesuai umur kehamilan
Rencana Tindakan

26
a. Diskusi tentang pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional : kesejahteraan janin secara langsung berhubungan
dengan kesejahteraan ibu, khususnya pada trimester I, saat
perkembangan system organ paling rentan terhadap cedera.
b. Tinjau berat badan ibu dengan menimbang berat badan
Rasional : berat badan merupakan indicator dalam menilai
suplay nutrisi dan perkembangan kehamilan. Pada keadaan
malnutrisi mempunyai dampak besar pada perkembangan janin
dan organ janin.
c. Berikan intake nutrisi terutama protein
Rasional : Asupan protein yang cukup penting untuk
perkembangan jaringan otak janin.
d. Anjurkan istirahat yang cukup
Rasional : dengan istirahat dapat membantu memenuhi
kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan
ibu dan anak.
e. Ukur TFU
Rasional : Pembesaran uterus merupakan salah satu indicator
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin
Langkah VI Implementasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 18 Juni 2008 Jam
1) G I P 0 A 0
a. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan-perubahan yang
terjadi dalam kehamilan
Hasil : ibu mau menerima dan mengerti tentang penjelasan
b. Menjelaskan tentang pentingnya zat gizi pada ibu dan janin
yaitu memenuhi tambahan kebutuhan kalori 300 kalori/hari
dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat yaitu
nasi + sayur dan buah. Intuk memenuhi tambahan
kebutuhan protein selama hamil 10 mg/hari, setara dengan

27
sepotong ikan atau tempe goreng, telur atau minum susu
200 cc/hari.
Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukannya
c. Menjelaskan tentang pentingnya ANC secara teratur minimal
4x selama kehamilan.
Hasil : Ibu mau melaksanakan dan mau datang
memeriksakan kehamilannya tiap bulan.
d. Diskusi tentang 9 (Sembilan) tanda bahaya kehamilan:
1. Mual dan muntah yang berlebihan
2. Perdarahan dari jalan lahir
3. Ketuban pecah sebelum waktunya
4. Nyeri perut yang hebat
5. Kaki bengkak
6. Kejang
7. Pucat atau penglihatan kabur
8. Sakit kepala yang hebat (terus-menerus)
9. Pergerakan janin kurang atau tidak bergerak sama
sekali.
2) Hyperemesis Gravidarum tingkat I
a. Menganjurkan ibu istirahat selama kehamilan
b. Menjelaskan tentang pendidikan kesehatan yang
berhubungan dengan gizi ibu hamil
c. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien serta membantu
aktivitas klien
d. Penatalaksanaan pemberian obat anti emetic
Hasil : Jam 12.00 klien minum obat yaitu mediamer B6 1
tablet
e. Merencanakan observasi berat badan 2 hari kemudian
f. Penatalaksanaan pemberian obat tablet besi (Fe)
Hasil : jam 12.00 klien minum obat yaitu Fe 1 tablet.
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

28
a. Menganjurkan minum sedikit-sedikit tapi sering
b. Menganjurkan klien minum minuman berkarbonat
c. Mengukur tanda-tanda vital.
Jam 12.30 wita TD : 100/70 mmHg, Nadi : 88 kali/menit,
Suhu : 36,7°C
d. Jam 22.40 wita : mengganti cairan glukosa dengan
kecepatan 20 tetes/menit
4) Potensial terjadinya hyperemesis gravidarum tingkat II
a. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang dengan
mengurangi pembesuk
b. Mengobservasi keadaan umum
Hasil : Ku klien masih lemah
c. Mengobservasi timbulnya gejala-gejala komplikasi
d. Hasil : Tidak tampak adanya ikterus, kesadaran baik, tensi
masih tetap, nadi baik.
e. Melibatkan suami dalam perawatan klien serta membantu
aktivitas klien
5) Potensial terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan
janin
a. Mendiskusikan dengan ibu tentang pentingnya kesehatan
ibu dan pengaruhnya terhadap janin.
b. Memberikan HE tentang pentingnya makanan yang banyak
mengandung protein untuk perkembangan jaringan otak
janin dan pentingnya konsumsi nutrisi yang cukup.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur
rebahan pada siang hari ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam.
Langkah VII Evaluasi hasil Asuhan Kebidanan
Tanggal 18 Juni 2008
1. G I P O A O umur kehamilan 8-10 minggu terjadi perubahan-
perubahan pada kehamilan
2. Hyeperemesis Gravidarum tingkat I belum teratasi

29
3. Gangguan keseimbangan caian elektrolit masih ada
4. Potensial terjadi hyperemesis gravidarum tingkat II tidak terjadi
5. Tidak ada tanda gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN ANTENATAL


(SOAP)
Tanggal 18 Juni 2008

IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “N” / Tn “ I”
Umur : 21 tahun / 32 tahun
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jl. Sabutung Baru No. 273
Gravid/Para/Abortus : 1/0/0
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan hamil pertama
2. Ibu mengatakan payudara membesar dan terasa penuh
3. Haid terakhir tanggal 04 April 2008 dan tidak pernah mengalami
terlambat haid.
4. Ibu mengatakan mengalami mual dan muntah sejak 1 minggu yang
lalu dan bertambah berat sejak 3 hari.
5. Ibu juga mengatakan sering pusing
6. Ibu mengatakan setiap makan dimuntahkan
7. Ibu mengatakan muntah terus menerus > dari 10x sehari
8. Ibu mengatakan merasa lemah

30
9. Berat badan sebelum hamil : 39 kg
OBJEKTIF (O)
1. Tampak wajah agak pucat
2. Teraba ballotemen
3. Berat badan : 36 kg, tinggi badan : 151 cm
4. Tanda-tanda vital : TD 100/70 mmHg, Nadi : 88 kali/menit, Suhu :
36,7°C
5. Masih terpasang infuse KNMG3 dan RL : Dextrose 5% 2 : 1 24
tetes/menit pada lengan kanan
ASSESMENT (A)
G I P O A O umur kehamilan 8-10 minggu, hyperemesis gravidarum
tingkat I, dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
PLANNING (P)
Tanggal 18 Juni 2008
1. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kehamilan.
2. Menjelaskan tentang pentingnya zat gizi pada ibu dan janin yaitu :
Memenuhi tambahan kebutuhan kalori 300 kalori/hari dengan
mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat yaitu nasi + sayur dan
buah. Untuk memenuhi tambahan kebutuhan protein selama hamil
10 mg/hari, setara dengan sepotong ikan atau tempe goreng, telur
atau minum susu.
3. Rencana USG tanggal 20 Juni 2008
4. Menjelaskan tentang pentingnya ANC secara teratur minimal 4 kali
selama kehamilan.
5. Diskusi tentang 9 (Sembilan) tanda bahaya kehamilan.
6. Menganjurkan ibu istirahat selama hamil.
7. Pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan gizi ibu hamil.
8. Penatalaksanaan pemberian obat anti emetic yaitu : Mediamer B6
1 tablet
9. Penatalaksanaan pemberian obat tablet besi (Fe)

31
Hasil : jam 12.00 klien minum obat yaitu Fe 1 tablet
10. Menganjurkan minum sedikit-sedikit tapi sering
11. Mengukur tanda-tanda vital.
Jam 12.30 TD : 100/70 mmHg, Nadi : 88 kali/menit, Suhu : 36,7 C
12. Jam 22.40 : mengganti cairan glukosa dengan kecepatan 20
tetes/menit.
13. Memberikan HE tentang pentingnya makanan yang banyak
mengandung protein untuk perkembangan jaringan otak janin, dan
pentingnya konsumsi nutrisi yang cukup.

Follow Up
1. Imunisasi TT, ANC ulang
2. Evaluasi untuk ibu : tingkat pengetahuan ibu tentang perubahan
kehamilan, keadaan mual dan muntah, keadaan umum ibu, tanda-
tanda vital, nafsu makan dan tingkat nyeri epigastrium.

32
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN ANTENATAL
(SOAP)
Hari II Tanggal 19 Juni 2008

SUBJEKTIF (S)
1. Klien mengatakan banyak mendapat pengetahuan tentang
perubahan kehamilan.
2. Ibu mengatakan mual berkurang dan muntah mulai berkurang.
3. Ibu masih merasa lemah
4. Ibu mengatakan sering buang air kecil
5. Ibu mengatakan BAB lancar
OBJEKTIF (O)
1. Klien sering bertanya tentang kehamilannya
2. Wajah ibu masih tampak pucat
3. Infus masih terpasang Dex 20 tetes/menit
4. Bibir dan lidah tidak terlalu kering
5. Ibu masih terbaring lemah
6. Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg, Nadi : 88 kali/menit,
Pernapasan : 18 kali/menit, Suhu : 36,7 C
7. Teraba ballotemen
8. Hasil USG : janin tunggal, Djj (+), pergerakan aktif, umur kehamilan
10-11 minggu, adnexa kanan kiri normal.
ASSESMENT (A)
G 1 P 0 A 0 umur kehamilan 8-10 minggu, hyperemesis gravidarum
tingkat 1 dengan gangguan keseimbangan cairan elektrolit.
PLANNING (P)
Tanggal 19 Juni 2008
1. Memberi HE pada klien tentang zat-zat gizi yang diperlukan untuk
ibu hamil dan cara perawatan dalam kehamilan.
2. Memberikan diet makanan yaitu bubur

33
3. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien
4. Menganjurkan ibu untuk makan yang kering yaitu biscuit atau roti
kering
5. Mengobservasi tanda-tanda vital
6. Melanjutkan penatalaksanaan cairan RL, terpasang DEX 20
tetes /menit.
7. Ibu di USG dan hasilnya janin tunggal, Djj (+), adnexa kanan kiri
normal, umur kehamilan 10-11 minggu.
8. Pemberian obat Mediamer B6 3 X 1, viliron 3 X 1.
Follow up
Evaluasi untuk ibu : Keadaan mual dan muntah, keadaan umum
ibu, tanda-tanda vital dan observasi berat badan.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN ANTENATAL


(SOAP)
Tanggal 20 Juni 2008 hari ke III
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan mual dan muntah sudah berhenti
2. Ibu merasa sudah lebih baik dari sebelumnya
3. Ibu mengatakan mulai banyak minum air putih
4. Ibu merasa tidak terlalu pusing.
OBJEKTIF (O)
1. KU ibu nampak baik
2. Turgor kulit baik
3. Mata tidak nampak cekung
4. Bibir tidak kering.
ASSESMENT (A)
Hypermesis gravidarum tingkat 1
PLANNING (P)
Tanggal 20 Juni 2008

34
1. Anjurkan ibu makan sedikit –sedikit tapi sering
2. Lanjutkan penatalaksaan obat yaitu : Mediamer 3x1, Pregnolin 2x1,
Obiplus 3x1
3. Meninjau keadaan umum
4. Observasi berat badan
5. Mengobservasi tanda-tanda vital
6. Mengukur TFU hasil teraba ballotemen

BAB IV
PEMBAHASAN

35
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan
hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “N”
dengan hyperemesis gravidarum tingkat I. Pembahasan ini dibuat
berdasarkan tinjauan teori dan asuhan yang nyata dengan pendekatan
asuhan kebidanan. Manajemen kebidanan adalah suatu proses terapeutik
yang melibatkan hubungan kerja sama antara bidan dengan klien,
keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Untuk memudahkan pembahasan, penulisan akan membahas
berdasarkan tahap proses kebidanan sebagai berikut.
A. Langkah I Pengkajian dan Analisa Data
Dalam teori ditemukan bahwa tahap pengkajian merupakan
dasar manajemen kebidanan yang kegiatannya ditujukan untuk
mengumpulkan informasi. Dalam pengkajian asuhan kebidanan
dengan pengumpulan data berdasarkan format pengkajian yang
meliputi data tentang identitas klien, data biologis, fisiologis,
psikologis, sosiologis dan spiritual.
Untuk memperoleh data, baik data subjektif maupun objektif,
penulis melakukan pendekatan-pendekatan antara lain pengamatan
langsung, wawancara kepada klien dan keluarga, pemeriksaan fisik,
konsultasi dengan tim kesehatan dan melalui catatan medic. Pada
pelaksanaan pengkajian data penulis tidak banyak mengalami
hambatan oleh karena adanya kerjasama yang baik dari klien,
keluarga dan tim kesehatan lainnya, sehingga memudahkan dalam
pengumpulan data.
Dari hasil pengkajian diperoleh data sebagai berikut :
Gravid I, umur kehamilan 8-10 minggu, HPHT tanggal 04 April 2008 ,
keadaan umum lemah dan tampak kurus dengan ekspresi wajah
tampak cemas, mual dan muntah dialami sejak 1 minggu yang lalu
dan bertambah sering sejak 3 hari yang lalu, muntah lebih dari 10 x
sehari, pemeriksaan Leopold I : teraba ballotemen, dengan data
penunjang hasil USG yaitu : uterus gravid intra uterin tunggal, Djj (+)

36
umur kehamilan 8-10 minggu, adnexa kanan kiri normal, Hb : 11,3 gr
%, leuco 6600 mm3, dan urine : Albumin (-), reduksi (-).
Hyperemesis gravidarum yaitu muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
Berdasarkan tinjauan teoritis hyperemesis gravidarum tingkat
1 terdapat gejala-gejala berikut :
1. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita
2. Ibu merasa lemah
3. Nafsu makan ibu kurang
4. Berat badan menurun
5. Nyeri pada epigastrium
6. Nadi meningkat sekitar 100/menit
7. Tekanan sistol menurun
8. Bibir dan lidah mengering.

Dengan demikian secara garis besar tampak adanya

persamaan dengan teori sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

B. Langkah II Diagnosa / Masalah Aktual

Berdasarakan hasil pengkajian dan analisa data yang

diklasifikasikan kedalam data subjektif dan objektif, maka penulis

dapat mengidentifikasikan masalah actual sebagai berikut :

1. G I P O A O umur kehamilan 8-10 minggu, dengan hyperemesis

gravidarum tingkat 1.

37
Data penunjang : HPHT tanggal 04 April 2008 , hasil USG pada

tanggal 19 Juni 2008 yaitu uterus gravid intra uterin tunggal, Djj

(+), pergerakan aktif, umur kehamilan CRL 10-11 minggu, adnexa

kaki normal. Dengan muntah yang terus menerus, nafsu makan

ibu kurang, nyeri pada ulu hati,cemas, KU tampak ibu lemah.

Dalam hal ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus.

2. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit.

Data penunjang : setiap kali makan dan minum ibu merasa ingin

muntah dan mual, KU tampak lemah, bibir dan lidah tampak

kering, Nadi 88 x/menit, hasil pemeriksaan urine tanggal yaitu

leuco : 6600 /mm3, reduksi dan albumin negative.

Sedangkan pemeriksaan hari-hari terhadap protein, acetone,

khlorida dan billirubin tidak dilakukan, indikasi tersebut hanya pada

hyperemesis gravidarum tingkat berat.

Dari data tersebut didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus.

C. L angkah III Diagnosa / Masalah Potensial

Berdasarkan dari hasil pengumpulan data yang diklasifikasikan

kedalam data subjektif dan objektif, maka dapat mengidentifikasikan

diagnose / masalah potensial pada Ny “N” didapatkan masalah

potensial sebagai berikut :

1. Potensial terjadi hyperemesis gravidarum tingkat II

2. Potensial terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin

Masalah tersebut juga terdapat dalam tinjauan teoritis.

D. Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera / Kolaborasi

38
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisa data pada klien

dengan hyperemesis gravidarum maka perlu dilakukan tindakan

segera, namun tetap dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk

mengatasi gangguan keseimbangan cairan elektrolit akibat muntah

yang berlebihan yaitu :

1. Pemberian cairan KNMG3 dan RL : Dextrose 5% 2:1 24

tetes/menit untuk megganti cairan dan elektrolit yang keluar

melalui mulut dan memenuhi kebutuhan karbohidrat dan

protein.

2. Pemberian obat anti muntah yaitu : Mediamer 3x1 tablet,

obiplus 3x1 tablet.

E. Langkah V Perencanaan Tindakan

Penyusunan rencana tindakan merupakan tahap kelima pada

proses asuhan kebidanan. Dimana hal ini dilakukan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi klien.

Rencana tindakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose /

masalah yang ada pada Ny “N” ialah :

1.a. G 1 P O A O umur kehamilan 8-10 minggu, dengan hyperemesis

gravidarum tingkat 1, muntah yang terus menerus, kurang nafsu

makan, nyeri pada ulu hati, cemas, KU tampak lemah.

b. Rencana tindakan yang dilakukan ialah menganjurkan makan

biscuit / roti setelah bangun dari tidur, makan sedikit-sedikit tapi

sering, makan-makanan yang tidak berlemak/ gorengan.

Penatalaksanaan pemberian obat anti muntah yaitu Mediamer B6

3x2 tablet.

39
2. Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit.

Dasar : Muntah yang terus menerus, terdapat tanda dehidrasi

yaitu bibir dan lidah kering, ibu tampak lemah, Nadi x/menit.

Rencana tindakan yaitu : segera mengembalikan cairan yang

hilang dengan pemberian cairan secara intravena. Cairan yang

digunakan ialah KNMG3 dan RL : Dextrose 5% 2 : 1 24 tetes/menit,

dimana kebutuhan cairan klien ±1500 ml. Pada tindakan ini perlu

dicatat intake dan output cairan agar cairan tidak berlebihan. Selain

itu menganjurkan pada klien agar minum sedikit-sedikit tapi sering

dengan air putih dan teh manis untuk membantu intake cairan.

Adapun kesenjangan yang terjadi disini, yaitu dalam teori tidak

boleh diberikan makan/minum selama muntah dalam waktu + 24

jam, tapi pada pelaksanaan klien diperbolehkan makan / minum

sedikit-sedikit. Hal ini dilakukan untuk membantu intake karbohidrat

melalui oral dan mengurangi iritasi / nyeri pada lambung.

Sedangkan pada rencana tindakan yang lain tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

F. Langkah VI Implementasi Asuhan Kebidanan

Pada tahap pelaksanaan, asuhan kebidanan pada Ny “N” dapat

dilaksanakan sesuai rencana. Karena semua tindakan sesuai

dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh klien serta

ditunjang pula oleh sikap kooperatif klien dalam menerima semua

saran dan tindakan yang diberikan.

G. Langkah VII Evaluasi

40
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan yang telah dibuat

pada masing-masing masalah, setelah pelaksanaan tindakan.

Adapun hasil kebidanan tanggal 20 Juni 2008 , yaitu :

1. Hyperemesis gravidarum dapat teratasi ditandai dengan mual

berkurang, muntah sudah berhenti, keadaan umum sudah

membaik. Klien dapat beristirahat dengan baik.

2. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit mulai teratasi ditandai

dengan turgor kulit mulai membaik, intake dan output seimbang.

Tanda-tanda vital : Tekanan Darah 100/70 mmHg, Nadi :88

x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36,5 C

Berdasarkan dari hasil evaluasi, maka dapat dinilai

keberhasilan tindakan asuhan yang berdasarkan tujuan dan

kriteria telah dicapai.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis membahas tentang Asuhan Kebidanan dengan
Hyperemesis Gravidarum pada Ny “N” di RS Jala Ammari Angkatan Laut
dari tanggal 18 sampai 20 Juni 2008, maka penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Hyperemesis Gravidarum merupakan suatu masalah/diagnose yang
sering terjadi terutama pada triwulan I kehamilan. Dan kadang-
kadang dapat berlangsung terus selama kehamilan yang ditandai

41
dengan mual muntah yang berlebihan, sampai terjadi dehidrasi dan
aseton uri serta gangguan kesadaran.
2. Masalah hyperemesis gravidarum harus dapat penanganan secara
dini dan komprehensif karena hal ini menyangkut kualitas sumber
daya manusia dari seorang bayi yang akan dilahirkan oleh ibu hamil
tersebut.
3. Tindakan pertama yang harus diperhatikan dalam penanganan
masalah hyperemesis gravidarum adalah menentukan tingkat
penyakit berdasarkan gejala-gejala klinik yang ada yaitu ringan,
sedang atau berat dan segera mengganti cairan yang keluar akibat
muntah yang hebat.
4. Pada penderita hyperemesis gravidarum perlu dilakukan kolaborasi
untuk pemberian obat yang dapat mengatasi muntah dan rasa nyeri
pada ulu hati.
5. Perlu mengkaji lebih dalam tentang kemungkinan masalah-masalah
psikologi yang dialami oleh ibu sebagai pemicu terjadinya masalah
ini.
6. Pemberian dukungan dan support psikologi yang sungguh-sungguh
terhadap ibu merupakan hal yang sangat berarti dalam proses
penyembuhan.
B. Saran
1. Bagi ibu hamil
a. Diharapkan agar tiap ibu hamil dapat melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC) sedini mungkin secara teratur
dan selalu waspada terhadap segala resiko terjadinya
komplikasi dalam khususnya pada kasus hyperemesis
gravidarum.
b. Pentingnya kematangan fisik dan mental dalam
mempersiapkan setiap kehamilan agar kehamilan dapat
terjaga dan dapat melahirkan bayi yang sehat.
2. Bagi unit pelayanan kesehatan

42
Diharapkan agar setiap petugas dapat mengenali dan mendeteksi
secara dini setiap kemungkinan terjadinya resiko/komplikasi yang
dapat timbul dalam setiap kehamilan dan memberikan pelayanan
serta penanganan dan sedini mungkin pada setiap ibu hamil. Pada
setiap sarana pelayanan kesehatan hendaknya dilengkapi
prasarana yang memadai terutama untuk pemberian pertolongan
pertama/segera, khususnya dalam hal penyediaan cairan infuse
set, transfuse set, oksigen dan lain-lain, karena fasilitas tersebut
merupakan pertolongan pertama dalam penanganan kasus-kasus
gawat darurat.
3. Bagi institusi pendidikan
Agar penerapan manajemen asuhan kebidanan dalam pemecahan
masalah dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat
metode tersebut sangat bermanfaat didalam membina tenaga
bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang dapat
berpotensi dan professional.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2000. Indonesia Sehat 2010. Jakarta.

43
Donald, MC Cunningham. 1995. Obstetri Williams, cetakan I. ECG:
Jakarta.
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC: Bandung.
Sastrawinata, S. 2005. Obstetric Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi,
Edisi II. EGC: Bandung.
Saifuddin AB, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Edisi I. yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo:
Jakarta.
Varney, H. 1997. Basic of Management of Care in Varney’s A Midwifery,
Third edition. John and Baetlett London.
Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Edisi III. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo: Jakarta
Evi Linda, S. 1995. Tindakan Para Medis TErhadpa Kegawatan dan
Pertolongan Pertama. EGC: Jakarta.
Suririnah. Tanggal 7 Maret 2007 artikel yang berhubungan:
Perkembangan & perubahan tubuh ibu hamil di trimester I. Hak
Cipta pada www.infoibu.com
Sumber : republic online – selasa, 15 juni 2004 – medika – penulis, email:
info@gizi.net Jakarta 12950 Indonesia.
© 2006 – Pikiran Rakyat Bandung Dikelola oleh Pusat Data Redaksi. Edisi
cetak – jumat, 20 April 2007 www.infosehat.com

44
45

Anda mungkin juga menyukai