Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN BEBAN

KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA ANGGOTA DIT RESKRIMSUS


POLDA KALIMANTAN SELATAN KOTA BANJARMASIN
Eko Suparianto
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Jl. A. Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
e-mail:

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of leadership style, work motivation and workload on job
satisfaction at the Dit Reskrimsus Polda South Kalimantan, Kanjarmasin City. Sources of primary data in this
study is data obtained directly from respondents through a list of questions addressed to each respondent. And
the respondents in this study were the personnel of the Directorate of Criminal Investigation at the South
Kalimantan Police, the City of Banjarmasin.
The method of analysis in this research is to use Multiple Linear analysis using SPSS for Windos
version 25 program. Prior to the path analysis process, the research instrument (questionnaire) was tested with
validity and reliability tests as well as classical assumptions. The results all meet the criteria to be continued at
the multiple linear analysis stage.
Based on the results of the analysis showed that Leadership Style, Work Motivation and Workload had
a significant simultaneous effect on Job Satisfaction at the Dit Reskrimsus Polda South Kalimantan.

Keywords: Leadership Style, Work Motivation and Workload on Job Satisfaction

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban
Kerja terhadap Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan Kota Kanjarmasin. Sumber data
primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pertanyaan yang
ditujukan kepada responden masing-masing. Dan responden dalam penelitian ini adalah Personil Dit
Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin.
Metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Linier Berganda
menggunakan program SPSS for Windos versi 25. Sebelum proses analisis jalur telah diuji instrumen penelitian
(kuesioner) dengan uji validitas dan realibilitas serta asumsi klasik. Hasilnya semua memenuhi kriteria untuk
diteruskan pada tahap analisis linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban Kerja
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan.

Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja

LATAR BELAKANG always been the primary purpose of police departments”.


Sumber daya manusia sangat berkaitan dengan Hal ini menandakan bahwa polisi bertanggung jawab atas
gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi keamanan, keselamatan, keteraturan, dan keberlangsungan
terhadap anggotanya pada berbagai situasi sehingga dalam hidup masyarakat yang dijaganya. Memberikan yang
melaksanakan tugas-tugasnya anggota dapat merasakan terbaik agar yang dijaganya selalu hidup, tumbuh, dan
kepuasan kerja yang maksimal. Yang akan saya teliti berkembang. Tulus dan berani berkorban demi kehidupan
adalah pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja serta mengutamakan yang dijaganya. Untuk mencapainya
terhadap kepuasan kerja anggota pada Dit Reskrimsus polisi dituntut profesional, mendapatkan legitimasi dan
Polda Kalsel di Banjarmasin yang merupakan unsur dukungan sosial dari masyarakat dan pemangku
pelaksana dalam melaksanakan tugas pokoknya yang kepentingan lainnya. Profesionalisme polisi dalam
berada di bawah Kapolda yang bertugas menyelenggarakan pemolisiannya memang menjadi
menyelenggarakan penyelidikan dan penyidikan tindak bagian penting dan dibutuhkan bagi terwujud dan
pidana khusus sesuai dengan ketentuan peraturan terpeliharanya keamanan dan rasa aman warga
perundang undangan. masyarakat.
Wilson (1950: 2-3) menyebutkan bahwa, “The Prinsip-prinsip dan ciri lembaga polisi ini akan
Police function is to protect life and property against berpengaruh terhadap pembuatan aturan-aturan yang
criminal attack and the preservation of the peace have diberlakukan terhadap seluruh anggota yang mengawaki
organisasi tersebut, yang pada akhirnya akan dianalisis adalah teori Jalur-Sasaran (Path-Goal Theory)
mempengaruhi sikap dan perilakunya. Sebagaimana yang dikembangkan oleh Robert House. Teori ini
diketahui sebuah organisasi atau perusahaan, didalamnya merupakan model kontijensi kepemimpinan yang
terdiri dari berbagai macam individu yang tergolong dari meringkas unsur-unsur utama dari penelitian
berbagai status yang mana status tersebut berupa kepemimpinan Ohio mengenai struktur awal dan
pendidikan, jabatan dan golongan, pengalaman, jenis pertimbangan serta teori pengharapan pada motivasi.
kelamin, status perkawinan, tingkat pengeluaran, serta Hakikat teori jalur-sasaran adalah bahwa merupakan tugas
tingkat usia dari masing - masing individu tersebut. Aset pemimpin untuk membantu pengikutnya mencapai sasaran
organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh mereka dan untuk memberikan pengarahan dan/ atau
organisasi dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah dukungan yang perlu guna memastikan sasaran mereka
aset manusia dari organisasi tersebut. Istilah sumber daya sesuai dengan sasaran keseluruhan kelompok atau
manusia (human resources) merujuk kepada orang-orang organisasi.
di dalam organisasi. Variabel kedua adalah motivasi kerja. Dalam
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi setiap melaksanakan pekerjaannya, seseorang sudah pasti
adalah orang-orang yang ada dalam organisasi itu sendiri. harus mencintai pekerjaannya itu terlebih dahulu.
Sumber daya yang dimaksudkan tersebut adalah Motivasi kerja adalah kemauan kerja bagi para anggota
pimpinan, personil dan orang-orang yang berperan dalam yang timbulnya karena adanya dorongan dari dalam
organisasi tersebut. Banyak faktor yang mempunyai pribadi anggota yang bersangkutan sebagai hasil integrasi
pengaruh terhadap kepuasan kerja Personil, salah satunya keseluruhan daripada kebutuhan pribadi, pengaruh
adalah motivasi. Dengan memberikan motivasi yang tepat lingkungan fisik dan pengaruh lingkungan sosial dimana
maka akan mendorong kepuasan kerja yang lebih baik dan kekuatannya tergantung pada proses pengintegrasian
pada akhirnya anggota menjalankan tugas dengan baik tersebut. Dengan demikian motivasi kerja merupakan
karena adanya dorongan motivasi dari seorang pemimpin. gejala kejiwaan yang bersifat dinamis, majemuk dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang spesifik untuk masing-masing personil. Karena sifatnya
adalah melakukan hal yang penting, apresiasi secara tersebut, maka untuk memberikan motivasi yang positif
penuh, perasaan memiliki sesuatu, keamanan kerja, upah seorang supervisor atau pemimpin harus mengetahui dan
yang layak, adanya promosi dan karir dalam organisasi, bersifat peka terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi kerja yang baik dan loyalitas. motivasi kerja individu anggotanya.
Pada penelitian yang akan dilakukan ada empat Faktor lain yang dianggap berpengaruh adalah
variabel. Variabel pertama adalah membahas hubungan beban kerja. Menurut Gibson (2015) beban kerja adalah
antara kepemimpinan dan kepuasan kerja anggota Dit sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan di Banjarmasin. diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang
Suatu organisasi membutuhkan kepemimpinan dan jabatan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Putera
manajemen yang kuat untuk meraih efektifitas yang (2012) ada tiga indikator beban kerja yaitu target yang
optimal. Dalam buku Perilaku Organisasi edisi kesepuluh harus dicapai, kondisi pekerjaan, penggunaan waktu kerja
Robbins (2006: 436), Universitas Michigan telah dan standar pekerjaan. Beban kerja anggota dapat terjadi
melakukan penelitian kepemimpinan yang mempunyai dalam tiga kondisi. Pertama, beban kerja sesuai standar.
sasaran penelitian antara lain mencari karakteristik Kedua, beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity).
perilaku pemimpin yang tampak terkait dengan ukuran Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under capacity).
efektifitas kerja. Kelompok Michigan menghasilkan Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan
dimensi perilaku kepemimpinan yang mereka sebut berdampak terjadinya inefisiensi kerja. Beban kerja yang
berorientasi karyawan dan berorientasi produksi. terlalu ringan berarti terjadi kelebihan tenaga kerja.
Pemimpin yang berorientasi personil dideskripsikan Variabel yang keempat yaitu membahas faktor-
sebagai menekankan pada hubungan antar pribadi, mereka faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Seperti
secara pribadi memahami pada kebutuhan bawahan dan dikemukakan oleh Stephen P. Robbins dalam edisi bahasa
menerima perbedaan individual diantara anggota- anggota. Indonesia dengan judul Perilaku Organisasi, edisi
Sebaliknya pemimpin yang berorientasi produksi kesepuluh (2016 : 112), bahwa ada 5 (lima) dimensi
cenderung menekankan pada aspek teknis atau tugas atas penting untuk kepuasan kerja yaitu : faktor pekerjaan yang
pekerjaan tertentu, perhatian utama mereka adalah pada menantang (mentally challenging work), faktor
penyelesaian tugas kelompok mereka dan anggota- penghargaan yang adil (equitable rewards), faktor kondisi
anggota kelompok merupakan alat untuk mencapai hasil kerja yang mendukung (supportive working condition),
akhir itu. Kesimpulan dari penelitian itu adalah menitik faktor dukungan rekan kerja (supportive colleagues), dan
beratkan pada pemimpin dengan perilaku berorientasi faktor kecocokan antara kepribadian dan pekerjaan (the
anggota. Pemimpin yang berorientasi personil dikaitkan personality-job fit).
dengan peningkatan produktifitas kelompok dan kepuasan Latar belakang peneliti mengambil obyek
kerja. Pemimpin yang berorientasi produksi cenderung penelitian pada Dit Reskrimsus Polda Kalsel di
dikaitkan dengan penurunan produktifitas kelompok dan Banjarmasin adalah karena Dit Reskrimsus Polda Kalsel
kepuasan kerja. Kepemimpinan memainkan peran yang di Banjarmasin merupakan unsur pelaksana dalam
dominan, krusial, dan kritikal dalam. melaksanakan tugas pokoknya berada di bawah Kapolda
Keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi Kalsel yang menangani tindak pidana khusus yang harus
kerja, baik pada tingkat individual, pada tingkat siap bertugas setiap saat dalam rangka mengemban
kelompok, dan pada tingkat organisasi. Kepemimpinan tanggung jawab tugas pokoknya menjaga keamanan dan
merupakan aktifitas perilaku seseorang dalam ketertiban wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
mempengaruhi orang lain. Teori kepemimpinan yang akan Indonesia (NKRI) Dengan tugas pokok yang mencakup
seluruh wilayah Kalimantan Selatan dengan segala resiko Organisasi kepolisian merupakan organisasi yang
tugasnya dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan dinamis. Dinamika itu seiring dengan makin
tindak pidana khusus yang menuntut kesiap sediaan bagi mengglobalnya dunia di berbagai bidang yang kadang
anggota kapanpun diperlukan dibanding unit kerja lainnya mengaburkan batas-batas antar negara dan antar wilayah.
yang ada di organisasi Polri, tentunya gaya kepemimpinan Masyarakat atau lingkungan sosial yang berkembang
yang tepat sebagai sarana memotivasi anggota dalam semakin kritis dan egaliter memerlukan pendekatan yang
melaksanakan tugas-tugasnya adalah sangat penting dan berbeda dalam kepemimpinan. Beberapa perkembangan
berpengaruh di Satuan ini terhadap kepuasan kerja dalam masyarakat telah mendorong organisasi Kepolisian
anggota yang diasumsikan dapat lebih ditingkatkan. Hal Republik Indonesia (Polri) untuk mengembangkan konsep
ini mendorong peneliti untuk membuktikan hipotesis atau kepemimpinan. Dalam situasi krisis yang hingga kini
asumsi tersebut. masih berlangsung, pemimpin dalam organisasi Polri
Pada lokasi dimana penelitian ini dilakukan, masih makin dituntut untuk mampu menggerakkan anggota
ada pendapat dan anggapan dari kalangan Perwira yang organisasinya, sehingga bersama-sama mereka mampu
mengatakan bahwa pola kepemimpinan yang masih harus bertahan dan mencapai tujuan dari cita-cita reformasi
diterapkan dan dipertahankan adalah dengan gaya-gaya khususnya reformasi dalam tubuh Polri itu sendiri. Hal ini
otoriter. Hal ini dimaksudkan untuk tetap membina dan membuat organisasi Polri membutuhkan suatu pola
membiasakan anggota agar tidak mudah putus asa dan kepemimpinan yang mampu menggerakkan anggotanya
selalu siap jika menerima perintah-perintah mendadak untuk bersama-sama berjuang mencapai cita-cita yang
untuk melaksanakan tugas dalam lingkup seluruh wilayah telah disepakati bersama.
Nusantara. Namun kenyataannya, pelanggaran disiplin Macam-macam gaya dan model kepemimpinan ini
pada anggota Dit Reskrimsus Polda Kalseldi Banjarmasin diantaranya adalah sebagai berikut:
masih ada, hal ini mengindikasikan bahwa harus ada 1. Gaya Kepemimpinan Otokratis.
perubahan pola kepemimpinan yang dapat menekan angka 2. Gaya Kepemimpinan Birokratis.
pelanggaran itu sehingga nantinya anggota dapat lebih 3. Gaya Kepemimpinan Demokratis.
mudah dikendalikan untuk pelaksanaan tugas-tugas ke 4. Gaya Kepemimpinan Bebas
depan, walaupun memang pada setiap pelaksanaan tugas, Kator Kepemimpinan
perintah adalah perintah, tapi paling tidak anggota Menurut Handoko (2003), ada 10 ciri utama yang
merasakan perintah tersebut tidak dengan keterpaksaan. mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan
Dengan situasi yang semakin berkembang dengan segala dalam pemerintahan antara lain sebagai berikut:
permasalahannya diiringi perkembangan masyarakat yang
1. Kecerdasan (Intelligence)
makin demokratis, yang pasti Polri dituntut untuk
profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya Dari
2. Kedewasaan
permasalahan yang ada, perlu dibuat kajian atau penelitian 3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
untuk dapat membuktikan, bahwa Pengaruh Gaya 4. Sikap-sikap hubungan manusiawi
Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban Kerja terhadap 5. Memiliki Pengaruh Yang Kuat
Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan 6. Memiliki Pola Hubungan
di Banjarmasin. 7. Memiliki Sifat-Sifat Tertentu
8. Memiliki Kedudukan
9. Mampu Berinteraksi
STUDI LITERATUR. 10. Mampu Memberdayakan
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh Motivasi Kerja
seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan Motivasi adalah pemberian daya gerak yang
integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja anggota menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
untuk mencapai sasaran yang maksimal. Kepemimpinan bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan
adalah kata benda dari pemimpin (leader). Pemimpin segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi menurut
(leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan Malayu S. Hasibuan (2007:219), “Motivasi
wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya
untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam dan potensi bawahannya, agar mau bekerja sama secara
mencapai tujuan organisasi. Leader adalah seorang produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
pemimpin yang mempunyai sifat-sifat kepemimpinan dan telah ditentukan”.
kewibawaan (personality authority). George R. Terry Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal
dalam Thoha (1983: 47) merumuskan bahwa, yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
“Kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias
orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan mencapai hasil yang optimal. Motivasi berasal dari kata
organisasi”. Pemimpin adalah orang yang memimpin baik latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan”.
dari dalam sebuah bagian, fungsi, bidang atau sekelompok Secara konkrit motivasi dapat diberi batasan sebagai
(suatu kumpulan) orang, masyarakat, bangsa bahkan “Proses pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para
negara. Pemimpin akan membawa kemajuan, bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja
kemakmuran, meningkatnya peradaban namun bisa saja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara
sebaliknya menimbulkan kekacauan, kemiskinan, efisien”. Tujuan dari motivasi itu sendiri menurut Malayu
keterbelakangan, kebiadaban dan sebagainya. S. Hasibuan (2017:146) antara lain adalah:
Gaya Kepemimpinan 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan; Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan non-
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan; materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan; individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan; kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian,
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik; penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, bintang jasa
7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi dan lainnya.
karyawan; 2. Motivasi tidak langsung (indirect motivation)
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan; Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap diberikan hanya merupakan fasilitas- fasilitas yang
tugas-tugasnya dan; mendukung serta menunjang gairah kerja atau
10. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan
bahan baku. bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi
Teori Motivasi yang empuk, suasana pekerjaan yang nyaman dan
1. Teori Herzberg lainnya. Motivasi tidak
Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal Jenis –Jenis Motivasi Kerja
dengan model dua faktor dari motivasi, yaitu faktor Menurut Hasibuan (1984: 195) ada 2 (dua) jenis
motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. motivasi yaitu, “Motivasi positif dan motivasi negatif”.
Menurut Herzberg, yang tergolong faktor motivasional Motivasi positif (incentive positive), adalah suatu
antara lain adalah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang dorongan yang bersifat positif, yaitu jika pegawai dapat
diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karir, dan menghasilkan prestasi diatas prestasi standar, maka
pengakuan orang lain. Sedangkan faktor hygiene atau pegawai diberikan insentif berupa hadiah. Sebaliknya,
pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam motivasi negatif (incentive negative), adalah mendorong
organisasi, hubungan seseorang dengan atasannya, pegawai dengan ancaman hukuman, artinya jika
hubungan seseorang dengan rekan kerjanya, kebijakan prestasinya kurang dari prestasi standar akan dikenakan
organisasi, kondisi kerja, dan imbalan. hukuman. Sedangkan jika prestasi diatas standar tidak
2. Teori Abraham Maslow diberikan hadiah.
Teori motivasi yang dikembangkannya pada tahun Indikator – indikator Motivasi
1940 itu pada intinya berkisar pada pendapat bahwa Menurut Hasibuan (2003), menjelaskan bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh kebutuhan fisik,
yaitu: kebutuhan akan keamanan dan keselamatan, kebutuhan
a. Kebutuhan Fisiologikal seperti: kebutuhan makan, sosial, kebutuhan akan penghargaan diri. Kemudian dari
minum, perlindungan fisik, bernafas dan lainnya. faktor kebutuhan tersebut diturunkan menjadi indkator-
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat dasar. indikator untuk mengetahui motivasi kerja karyawan,
b. Kebutuhan Rasa Aman, yaitu kebutuhan akan yaitu:
perlindungan dari ancaman bahaya, pertentangan, dan 1. Fisiologis atau kebutuhan fisik, ditunjukkan dengan
lingkungan hidup. Tidak dalam arti fisik semata, akan pemberian gaji yang layak kepada pegawai, pemberian
tetapi juga mental, psikologikal, dan intelektual. bonus, uang makan, uang transportasi, fasilitas
c. Kebutuhan Sosial, yaitu kebutuhan untuk merasa perumahan dan lain sebagainya.
memiliki yaitu kebutuhan untuk diterima dalam 2. Keamanan, ditunjukkan dengan fasilitas keamanan dan
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan keselamatan kerja yang diantaranya seperti adanya
untuk mencintai serta dicintai. jaminan sosial tenaga kerja, dana pensiun, tunjangan
d. Kebutuhan akan harga diri atau pengakuan, yaitu kesehatan, asuransi kesehatan, dan perlengkapan
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang keselamatan kerja.
lain. 3. Sosial, ditunjukkan dengan melakukan interaksi
e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk dengan orang lain yang diantaranya dengan menjalin
menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan hubungan kerja yang harmonis, kebutuhan untuk
untuk berpendapat, dengan menggunakan ide-ide, diterima dalam kelompok dan kebutuhan untuk
memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu. mencintai dan di cintai.
3. Teori Mc. Clelland 4. Penghargaan, ditunjukkan dengan pengakuan dan
Terdapat beberapa pola motivasi yang menonjol dari penghargaan berdasarkan kemampuan, yaitu
manusia yakni: kebutuhan untuk di hormati dan di hargai oleh
a. Need of achievement: yaitu suatu dorongan/keinginan karyawan lain dan pimpinan terhadap prestasi
manusia untuk mengatasi atau mengalahkan suatu kerjanya.
tantangan untuk mendapatkan sesuatu yakni berupa 5. Aktualisasi diri, ditunjukkan dengan sifat pekerjaan
kemajuan atau pertumbuhan. yang menarik dan menantang, dimana karyawan
b. Need of affiliation: yaitu dorongan/keinginan manusia tersebut akan mengerahkan kecakapannya,
untuk melakukan hubungan dengan orang lainnya. kemampuan,
c. Need of power yaitu dorongan/keinginan manusia Factor-Faktor Motivasi
untuk mendapatkan suatu pengendalian atas suatu Gouzaly (2012: 257) dalam bukunya, “Manajemen
keadaan (kekuatan). Sumber Daya Manusia” mengelompokkan faktor-faktor
motivasi ke dalam dua kelompok yaitu:
Metode Motivasi 1. Faktor eksternal (karakteristik organisasi) yaitu:
1. Motivasi langsung (direct motivation) a. lingkungan kerja yang menyenangkan,
b. tingkat kompensasi
c. supervisi yang baik 3. Temporal demand (TD), merup akan besar
d. adanya penghargaan atas prestasi keberhasilan pekerjaan
e. status dan tanggung jawab. 4. Performance (P), rasa puas dengan hasil pekerjaan
2. Faktor internal (karakteristik pribadi) yaitu: 5. Effort (E), merupakan usaha keras untuk menyelesai
a. tingkat kematangan pribadi pekerjaan
b. tingkat pendidikan 6. Frustation level (FR), berhubungan dengan frustasi,
c. keinginan dan harapan pribadi stres dan kelelahan Namun dalam penelitian ini hanya
d. kebutuhan memp ergunakan 5 indikator yang sesuai dan relevan.
e. kelelahan Faktor di atas digunakan untuk menganalisis beban
f. Kebosanan kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus
melakukan berbagai aktivitas dalam pekerjaan dan lebih
Beban Kerja dikenal dengan M etode NASA-TLX (labdske-uii.com,
Beban kerja merup akan konsekuensi dari kegiatan 2016). Sementara Putra (2012:22) dalam Mufid dan
yang diberikan kepada pekerja yang dalam beberapa Wahyuningtyas (2016) membagi beban kerja meliputi :
dekade terakhir semakin meningkat. Pada pekerja kreatif, 1. Target Yang Harus Dicapai
beban kerja merup akan kontributor penting terhadap Mencakup besaran target kerja yang diberikan untuk
timbulnya stres kerja akibat permintaan lingkungan yang menyelesaikan pekerjaan seperti mendesain, mencetak,
dialami individu. Bila ini berlebihan maka dapat dan finishing yang harus diselesaikan dalam jangka
menyebabkan pekerja melakukan kesalahan hingga waktu tertentu.
berdampak pada kesehatan. 2. Kondisi Pekerjaan
Permasalahan yang harus diselesaikan pertama kali Mencakup pandangan yang dimiliki oleh individu
adalah apakah beban kerja merupakan karakteristik mengenai kondisi pekerjaan, seperti pengambilan kep
objektif dari lingkungan kerja atau subjektif persepsi utusan dengan cepat.
pekerja itu sendiri (Johnson, 2006). Dalam kutipan 3. Standar Pekerjaan
Kasmarani (2012), beban kerja merup akan sesuatu yang Mencakup kesan yang dimiliki oleh individu mengenai
muncul dari interaksi antara tuntutan tugas yang diberikan, pekerjaanny misalnya perasaan yang timbul mengenai
lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, beban kerja yang harus diselesaikan dalam jangka
keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. waktu tertentu.
Tingkatan beban kerja:
1. Beban kerja diatas normal Kepuasan Kerja
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan Dalam setiap organisasi yang efektif harus ada
lebih besar dari jam kerja tersedia atau volume seseorang yang diangkat sebagai pemimpinnya. Tugas
pekerjaan melebihi kemamp uan pekerjaan. utama yang dimiliki oleh setiap pemimpin masa depan
2. Beban kerja normal adalah mensejahterakan anak buahnya dan bukan malah
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan menyengsarakannya. Kesejahteraan tidak hanya
sama dari jam kerja tersedia atau volume pekerjaan ditunjukan dengan memberikan materi saja, tapi juga
sama dengan kemampuan pekerja. dengan kepemimpinan yang sesuai dengan apa yang
3. Beban kerja dibawah normal diinginkan anggota yang tentunya juga tidak menyimpang
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dari segala ketentuan yang berlaku. Dengan terpenuhinya
lebih kecil dari jam kerja tersedia atau volume hal-hal tersebut, pada gilirannya anggota akan merasa puas
pekerjaan lebih rendah dari kemampuan pekerjaan. karena akan termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas
Gejala Beban Kerja Mental Berlebihan yang dibebankan organisasi kepadanya. Oleh karena itu
Beberapa gejala yang merup akan damp ak dari tantangan bagi setiap pemimpin yang profesional harus
kelebihan beban mental berlebih antara lain mampu memuaskan anggotanya, terutama kepuasan
(www.labdske-uii.com, 2016): kerjanya. Pada organisasi besar seperti Direktorat
1. Gejala fisik Reskrimsus, baik pada tingkat pusat maupun di daerah,
Sakit kepala, sakit perut, mudah terkejut, gangguan pemimpin sangat diharapkan dapat memberi motivasi
pola tidur lesu, kaku leher belakang samp ai punggung, positif terhadap anggotanya sehingga apa yang menjadi
napsu makan menurun. tujuan organisasi berdasarkan peraturan per-undang-
2. Gejala mental undangan yang berlaku dapat tercapai karena dengan
Mudah lupa, sulit konsentrasi, cemas, was-was, mudah termotivasinya anggota maka kepuasan kerja anggota pada
marah, mudah tersinggung, gelisah, dan putus asa. suatu satuan akan tercapai dan hal tersebut dapat
3. Gejala sosial atau perilaku berdampak positif bagi tercapainya tujuan organisasi
Banyak merokok, minum alkohol, menarik diri, dan tersebut. “Job satisfaction is the way an employee feels
menghindar. about his or her job”, demikian dikatakan oleh Wexley &
Indikator Beban Kerja Mental Yukl (1984: 45). Ini berarti bahwa sikap seseorang pada
Menurut Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang
Center dan Lowell E. Staveland dari San Jose State menyenangkan dan tidak dalam pekerjaannya dan
University (1981): harapan-harapan di masa depan.
1. Mental demand (MD), yang berhubungan dengan Indikator Kepuasan Kerja
kompleksitas pekerjaan misalnya sulit, atau sederhana. Indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja
2. Physical demand (PD), merup akan aktifitas fisik pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek
dalam bekerja misalny a mendorong, menarik diantaranya kepuasan kerja menurut Tsani (2016) diukur
dengan menggunakan lima indikator:
1. Kepuasan dengan promosi, yaitu kesempatan 3. Are more commited to the organization
seseorang untuk meraih atau dipromosikan ke jenjang 4. Have higher retention rates, and
yang lebih tinggi dalam organisasi. 5. Are more productive.
2. Kepuasan dengan rekan kerja, yaitu sejauh mana rekan
kerja secara teknis cakap dan secara sosial mendukung
tugas rekan kerja lainnya. METODOLOGI
3. Kepuasan dengan gaji, yaitu upah yang diperoleh Kegiatan penelitian ini dilakukan pada personil
seseorang sebanding dengan usaha yang dilakukan dan Kepolisian Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan.
sama dengan upah yang diterima oleh orang lain dalam adapun alasan pemilihan obyek penelitian ini adalah
posisi kerja yang sama. belum adanya penelitian mengenai hubungan variabel
4. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, yaitu sejauh Peningkatan Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi
mana pekerjaan menyediakan kesempatan seseorang Kerja dengan Berorientasi Kinerja Kepolisian Polda
untuk belajar memperoleh tanggung jawab dalam suatu Kalimantan Selatan. sehingga tertarik untuk melakukan
tugas tertentu dan tantangan untuk pekerjaan yang penelitian dengan kajian tersebut. Pada penelitian ini
menarik. bermaksud untuk menjelaskan pengaruh antar variabel
5. Kepuasan dengan sikap atasan, yaitu kemampuan melalui pengujian hipotesis dan sekaligus melakukan
atasan untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan eksplanasi terhadap beberapa variabel, maka sifat
terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab para penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory
bawahan. research). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagian atau wakil dari populasi yang akan di teliti
Malayu S. Hasibuan (2001: 203) mengatakan bahwa sugiyono, (2013:71) sampel pada penelitian ini semua
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu: anggota Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan pada tahun
1. Balas jasa yang adil dan layak 2021 sampel di tentukan dengan Rumus Slovin yaitu:
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian
3. Berat ringannya pekerjaan ………………………………………...Persamaan
4. Suasana dan lingkungan pekerjaan 1
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan
6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya Pengumpulan data ini ditujukan untuk memperoleh
7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak. skor yang berfungsi sebagai arah hubungan antara
Berkenaan dengan masalah kepuasan kerja bagi Peningkatan, Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja dan
anggota tersebut, sebenarnya banyak faktor yang Beban Kerja di Derektorat Reskrimsus Polda Kalimantan
mempengaruhi ketidakpuasan anggota dalam Selatan di Banjarmasin. Teknik pengumpulan data yang
pekerjaannya diantaranya adalah sistem imbalan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan
dianggap tidak adil menurut persepsi anggota. Karena menggunakan beberapa cara yaitu:
setiap anggota akan selalu membandingkan antara rasio 1. Daftar pertanyaan
hasil dengan input dirinya terhadap rasio hasil dengan 2. Observasi
input orang lain. Perlakuan yang tidak sama baik dalam 3. Dokumentasi
reward maupun punishment merupakan sumber kepuasan 4. Studi kepustakaan
atau ketidakpuasan anggota. Di samping sistem imbalan, Dalam kegiatan penelitian, data mempunyai
faktor lain yang berpengaruh terhadap ketidakpuasan kerja kedudukan yang sangat penting, dianggap penting karena
adalah sistem karir yang tidak jelas juga merupakan data merupakan gambaran variabel data yang diteliti dan
sumber ketidakpuasan pekerjaan. Tidak adanya berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis.
penghargaan atas pengalaman dan keahlian serta promosi Untuk itulah data yang didapat dari penelitian
yang tidak dirancang dengan benar dapat menimbulkan dikumpulkan pada suatu instrument. Instrument penelitian
sikap apatis dalam bekerja serta tidak memberikan harapan ini dilakukan guna memperoleh data deskriptif yang akan
yang lebih baik di masa depan. dipakai untuk menguji hipotesis dengan model kajian
Dimensi Kepuasan Kerja skala indeks dengan 5 alternatif jawaban untuk masing-
Meningkatkan kepuasan kerja anggota dalam suatu masing pertanyaan. Skala yang dipergunakan tersebut
organisasi itu penting baik untuk nilai-nilai kemanusiaan menggunakan Skala Likert. Dengan demikian, maka
maupun untuk keuntungan finansial. Bavendam Research penetuan skala dalam penelitian ini adalah:
(2000 : 1) yang telah melakukan pengujian terhadap 1. Sangat Setuju dengan skor 5
kepuasan kerja karyawan dengan cara survey dan penulis 2. Setuju dengan skor 4
kutip dari tesis Nuraida Hidayati (2002), seorang 3. Cukup Setuju dengan skor 3
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Tidak Setuju dengan skor 2
Universitas Indonesia, dengan judul “Keterkaitan dan 5. Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
Perbedaan Kepuasan Kerja Dilihat Dari Dimensi Instrumen yang baik digunakan sebagai syarat dalam
Kecerdasan Emosional, Iklim Organisasi dan pengumpulan data untuk pernyataan suatu instrument yang
Pemberdayaan Karyawan Pada Unit Kerja Penunjang/ dipakai adalah validitas dan realibilitas.
Pendukung dan Unit Kerja Pokok di BPK Jakarta”, Uji Validitas
hasilnya menunjukkan bahwa karyawan dengan kepuasan Instrument disebut valid bila mampu mengukur apa
kerja yang lebih tinggi adalah sebagai berikut : yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
1. Believe that the organization will be satisfying in the variabel yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya
long run validitas instrument menunjukkan sejaumana data yang
2. Care about the quality of that work
dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel kepercayaan atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
yang diteliti. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat pernyataan tersebut dapat dikatakan valid yaitu bahwa
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat melakukan
sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. fungsi ukurnya.
Ujivaliditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koefisien Determinasi (R2)
pendekatan validitas konstruk dengan teknik korelasi Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui
Product Moment Pearson’s (Pearson Correlation) dengan keeratan hubungan antara variabel dependen dengan
rumus sebagai berikut: variabel independen. Semakin besar nilai R2, semakin
tepat model regresi yang dipakai sebagai alat untuk
……….…..persamaan 2 peramalan. Yang berarti semakin besar pula pengaruh
yang terjadi antara variabel independen dengan variabel
Uji Reliabilitas dependen. Adapun rumus koefisien determinasi
Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan untuk adalah sebagai berikut: (Gujarati, 1999:99).
mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapat diandalkan
atau dipercaya. Alat ukur handal apabila digunakan untuk ………………………………………..Persamaan 4
mengukur dua kali atau lebih gejala yang sama hasilnya
akan cendrung sama. Uji reliabilitas diterapkan untuk Uji Variabel Dominan
mengetahui responden telah menjawab pertanyaan- Untuk mengkaji variabel yang dominan digunakan
pertanyaan secara konsisten atau tidak, sehingga indikator koefisien beta standardized dari variabel-variabel
kesungguhan dari jawaban dapat dipercaya. Untuk model regresi. Koefisien beta standardized diperoleh dari
menguji reliabilitas instrumen digunakan formula Alpha hasil perkalian antara koefisien parsial korelasi
Cronbach. (Ghozali, 2005,95). (SDx1/Sdy) dan koefisien variabelnya (bi). Dengan hasil
1. Jika nilai Alpha Cronbach α > 0,6 maka dikatakan dari perhitungan Coeffisientsα regresi linier berganda
bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk nilai Standardized Coefficients Beta yang lebih
reliable. besar maka variabel independen tersebut yang dinyatakan
2. Jika nilai Alpha Cronbach α < 0,6 maka dikatakan sebagai variabel yang dominan berpengaruh terhadap
bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini variabel dependen.
tidak reliable.

……….……………………...…..persamaan 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada awalnya Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan
Uji Asumsi Klasik bernama Komando Daerah Kepolisian (Komdak atau
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui Kodak) XIII/Kalimantan Selatan, kemudian pada tahun
apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai 1984 terjadi reorganisasi di tubuh Polri sehingga nama
alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan Komdak XIII berubah nama menjadi Polda Kalselteng.
dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan Berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Republik
uji heteroskedastisitas. Indonesia, nomor Kep/675/V/2018 tertanggal 21 Mei 2018
Model Regresi Linier Berganda terjadi perubahan type menjadi tipe A yang diresmikan
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian langsung oleh Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi
ini dilakukan dengan metode resgresi linier berganda yang Syafruddin yang bertempat di Mako Satbrimob Polda
digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan Kalimantan Selatan di Banjabaru. sehingga pimpinan
nilai variabel dependen, bila variabel independen di tertinggi di Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan
manipulasi/diubah-ubah atau dinaik turunkan (Sugiyono, dipimpin oleh Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan
2014:260). serta bantuan program SPSS for Windows Selatan yang berpangkat Inspektur Jenderal Polisi
Versi.25 dengan persyaratan apabila nilai hitung validitas ( Bintang dua).
setiap item pernyataan lebih besar dari 0,3 dengan tingkat
Gambar-1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan suatu wadah atau badan yang 20 - > 22 40%


mengorganisir orang-orang untuk melakukan pekerjaan 100 100%
bersama-sama dapat dituju dengan seefektif mungkin guna
mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Didalam suatu Analisis deskriptif jawaban responden tentang
organisasi yang baik dalam rangka mencapai suatu tujuan variabel Gaya Kepemimpinan dalam kuesioner yang
tertentu, seorang pemimpin tidak dapat menyelesaikan disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden
tugasnya secara individu. Maka untuk memperlancar untuk variabel Gaya Kepemimpinan dapat dilihat pada
tugasnya tersebut harus dikerjakan secara terpisah menjadi tabel berikut:
lebih kecil agar dapat dikerjakan oleh individu yang
membantunya. Tabel-3. Tanggapan Responden Gaya Kepemimpinan
Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis (X1)
kelamin pada tabel di atas, jumlah responden tertinggi Item STS TS N S SS Mean
adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebesar Pertanyaa F % F % F % F % F %
50 orang. Sedangkan jumlah responden terendah adalah n
responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 0 0 1 1. 5 9.1 4 80. 5 9.1 3.963
X1.1
8 4 0 6
5 orang. X1.2 0 0 0 0 2 3.6 4 72. 1 23. 4.200
Tabel-1. Persentase Jenis Kelamin Reponden 0 7 3 6 0
X1.3 0 0 1 1. 5 9.1 4 80. 5 9.1 3.963
Jenis Kelamin Jumlah Persen 8 4 0 6
X1.4 0 0 1 1. 5 9.1 4 80. 5 9.1 3.963
Laki-Laki 50 90,90% 8 4 0 6
Perempuan 5 9,10% X1.5 0 0 0 0 2 3.6 3 70. 1 25. 4.218
9 9 4 5 2
Total 55 100% X1.6 0 0 1 1. 5 9.1 4 78. 6 10. 3.981
8 3 2 9 8
Dari data karakteristik responden Berdasarkan masa X1.7 0 0 0 0 2 3.6 3 70. 1 25. 4.218
kerja pada tabel di atas, jumlah responden tertinggi adalah 9 9 4 5 2
X1.8 0 0 0 0 2 3.6 3 70. 1 25. 4.218
responden dengan lama bekerja 20 tahun ke atas sebesar 9 9 4 5 2
22 orang, Sedangkan jumlah responden terendah adalah X1.9 0 0 0 0 8 14. 4 78. 4 7.3 3.927
responden lama bekerja 0 tahun sampai 5 tahun yaitu 5 3 2 3
sebesar 5 orang. X1.10 0 0 1 1. 1 1.8 4 80. 9 16. 4.109
8 4 0 4 1
Tabel-2. Persentase Jenis Kelamin Reponden
Gaya Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah
Semester Jumlah Persen
variabel bebas X. Gaya Kepemimpinan merupakan gaya
0–5 5 9,09%
yang secara aktif melibatkan bawahan dalam penetapan
6 – 10 11 20% tujuan dengan menggunakan teknik- teknik manajemen
11 – 15 17 30,90% partisipatif dan memusatkan perhatian baik terhadap
Anggota Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan dan lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja,
tugas. Dalam penerapannya hal ini tergantung dari keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja.
masing-masing orang yang membawakannya. Pada variabel Beban kerja yang memperoleh jawaban
Pada variabel Gaya Kepemimpinan yang tertinggi pada pertanyaan Perkerjaan yang di tugaskan
memperoleh jawaban tertinggi pada pertanyaan Pimpinan kepada saya sangat rumit dengan rata-rata 4,2727.
bersikap ramah terhadap Personil, Pimpinan Sedangkan jawaban terendah pada pertanyaan Saya
mengutamakan kesejahteraan Personilnya. Pimpinan merasa senang dan puas dengan perkerjaan yang saya
bersikap adil dalam memperlakukan semua Personil selesaikan dengan rata-rata sebesar 3,9091.
dengan rata-rata 4,2182. Sedangkan jawaban terendah Analisis deskriptif jawaban responden tentang
pada pertanyaan Pimpinan mengawasi, menilai dan variabel Kepuasan Kerja seperti yang terdapat dalam
mengkoreksi setiap pekerjaan yang dihasilkan oleh kuesioner yang sudah disebarkan kepada responden.
Personil. dengan rata-rata sebesar 3,9273. Variasi jawaban responden untuk variabel Kepuasan Kerja
Analisis deskriptif jawaban responden tentang dapat dilihat pada tabel berikut:
variabel Motivasi dalam kuesioner yang disebarkan pada
Tabel-6. Tanggapan Responden Kepuasan Kerja (Y)
responden. Variasi jawaban responden untuk variabel
Motivasi dapat dilihat pada tabel berikut: Item STS TS N S SS Mean
Pertanyaa
F % F % F % F % F %
n
Tabel-4. Tanggapan Responden Motivasi (X2)
0 0 1 1. 5 9.1 4 80. 5 9.1 3.963
Y1
8 4 0 6
Item STS TS KS S SS Mean 0 0 0 0 2 3.6 4 72. 1 23. 4.200
Pertanyaa F % F % F % F % F % Y2
0 7 3 6 0
n Y3 0 0 0 0 3 5.5 3 70. 1 23. 4.181
X2.1 0 0 0 0 5 9.1 3 70. 1 20. 4.109 9 9 3 6 8
9 9 1 0 1 Y4 0 0 0 0 8 14. 4 78. 4 7.3 3.927
X2.2 0 0 1 1. 6 10. 4 78. 5 9.1 3.945 5 3 2 3
8 9 3 2 5 Y5 0 0 1 1. 1 1.8 4 80. 9 16. 4.109
X2.3 0 0 0 0 2 3.6 4 72. 1 23. 4.200 8 4 0 4 1
0 7 3 6 0
X2.4 0 0 0 0 2 3.6 4 74. 1 21. 4.181 Kepuasan Kerja dalam penelitian ini adalah variabel
1 5 2 8 8 bebas Y. Kepuasan merupakan perasaan menyenangkan
X2.5 0 0 0 0 8 14. 4 80. 3 5.5 3.909 atau tidak menyenangkan dari Anggota Dit Reskrimsus
5 4 0 1 Polda Kalimantan Selatan terhadap pekerjaannya. Pada
variabel Kepuasan Kerja yang memperoleh jawaban
Motivasi dalam penelitian ini adalah variabel bebas tertinggi pada pertanyaan Jika saya melaksanakan
X. Motivasi dipengaruhi oleh kebutuhan fisik, kebutuhan pekerjaan saya dengan baik, maka saya akan
akan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, dipromosikan. dengan rata-rata 4,2000, sedangkan
kebutuhan akan penghargaan diri. jawaban terendah pada pertanyaan Pekerjaan saya sangat
Pada variabel Motivasi yang memperoleh jawaban saya sukai karena sesuai dengan kemampuan saya dengan
tertinggi pada pertanyaan Saya dan rekan kerja memiliki rata-rata sebesar 3,9273.
hubungan yang baik dan saling mendukung dengan rata-
rata 4,2000. Sedangkan jawaban terendah pada pertanyaan Hasil Uji Validitas X
atassan akan memberikan pujian apabila saya Uji validitas adalah Instrumen yang valid berarti alat
menyelesaikan tugas tepat waktu dengan rata-rata sebesar ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
3,9091. itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
Analisis deskriptif jawaban responden tentang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
variabel Beban kerja dalam kuesioner yang disebarkan Jika r hitung lebih besar daripada r tabel maka butir atau
pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel pertanyaan tersebut valid. Untuk lebih jelasnya mengenai
Beban kerja dapat dilihat pada tabel berikut: uji data secara validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel-5. Tanggapan Responden Motivasi (X3) Tabel-7. Hasil Uji Validitas Y Kinerja Anggota
Item STS TS N S SS Mean
Pertanyaa Ite Correlati Sig Keterang
F % F % F % F % F % Variabel
n m on an
X3.1 0 0 0 0 1 1.8 3 69. 16 29. 4.272 Gaya X1. 0,743 0,0
Valid
8 1 1 7 Kepemimpi 1 00
X3.2 0 0 0 0 2 3.6 4 74. 12 21. 4.181 nan (X1) X1. 0,752 0,0
1 5 8 8 Valid
2 00
X3.3 0 0 0 0 8 14. 4 80. 3 5.5 3.909 X1. 0,434 0,0
5 4 0 1 Valid
3 01
X3.4 0 0 1 1.8 1 1.8 4 81. 8 14. 4.090
5 8 5 9 X1. 0,544 0,0
Valid
X3.5 0 0 0 0 7 12. 3 61. 14 25. 4.127 4 03
7 4 8 5 3 X1. 0,301 0,0
Valid
5 25
Beban kerja dalam penelitian ini adalah variabel X1. 0,742 0,0
Valid
6 00
bebas X. Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul
X1. 0,762 0,0
dari interaksi antara tuntutan tugas yang diberikan, 7 00
Valid
X1. 0,799 0,0 Valid
8 00 Uji Normalitas
X1. 0,649 0,0 Dasar pengambilan keputusan dalam uji kolmogorov
Valid
9 00 smirnov adalah lebih besar dari 0,05 (bebas masalah uji
X1. 0,722 0,0 normalitas) Untuk mengetahuinya dilakukan dengan
Valid
10 00 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dari hasil
X2. 0,622 0,0
Valid output SPSS tabel berikut:
1 00
X2. 0,770 0,0 Tabel-9. Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Valid
2 00
Motivasi X2. 0,832 0,0 Unstandardize
Valid
(X2) 3 00
X2. 0,818 0,0 d Residual
Valid
4 00 N 55
X2. 0,701 0,0
Valid Mean .0000000
5 00
X3. 0,786 0,0 Normal Parametersa,b
Valid Std. Deviation .48610039
1 00
X3. 0,807 0,0 Absolute .147
Valid
2 00 Most Extreme Differences Positive .147
Beban kerja X3. 0,603 0,0
Valid Negative -.096
(X3) 3 00
X3. 0,813 0,0 Kolmogorov-Smirnov Z 1.094
Valid
4 00
X3. 0,843 0,0 Asymp. Sig. (2-tailed) .183
Valid
5 00
0,767 0,0 Berdasarkan nilai signifikan yang ditunjukkan pada
Y1 Valid
00 hasil output SPSS sebesar 0,183 dapat dinyatakan bahwa
0,820 0,0 data adalah berdistribusi normal, karena memiliki nilai
Y2 Valid
00 lebih besar dari taraf signifikan 0,05.
Kepuasan Y3 0,861 0,0
Valid Uji Multikolinearitas
Kerja (Y) 00
Y4 0,688 0,0
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui
Valid ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
00
Y5 0,782 0,0 multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar
Valid variabel independen dalam model regresi, dengan kriteria
00
Berdasarkan hasil uji validitas dapat diketahui bahwa nilai VIF tidak lebih besar dari 10. Untuk lebih jelasnya
seluruh butir item pertanyaan memiliki nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut:
lebih kecil dari 0,05, dengan demikian dapat dikatakan Tabel-10. Hasil Uji Multikolinearitas
bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid.
Toleranc Variance
Variabel
Hasil Uji Reliabiltas e Inflation Factor
Uji reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur Gaya Kepemimpinan (X1) 0.227 4.411
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel Motivasi (X2) 0.216 4.636
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau Beban kerja (X3) 0.256 3.912
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas.
Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika Karena semua pertimbangan dan syarat-syarat penelitian
memberikan Cronbach’s Alpha > 0,60. Untuk lebih uji multikolinearitas sudah terpenuhi, dengan nilai VIF
jelasnya mengenai nilai Cronbach’s Alpha dapat dilihat tidak lebih besar dari 10.
pada tabel berikut:
Tabel-8. Hasil Uji Reabilitas Hasil Uji Hipotesis
Analisis Regresi Linier Berganda
Cronbach’s Reliabilit Hasil output dari SPSS 21 terhadap data skor yang
Variabel
Alpha y telah dibuat berdasarkan jawaban responden dari kuisioner
Gaya Kepemimpinan (X1) 0,816 Reliabel yang telah dibagikan, kemudian dirangkum menjadi
Motivasi (X2) 0,800 Reliabel bahasan-bahasan sebagaimana yang terlihat pada tabel
Beban kerja (X3) 0,830 Reliabel berikut:
Kepuasan Kerja (Y) 0,844 Reliabel Tabel-11. Hasil Regresi Linier Berganda
Dari hasil uji reliabilitas terhadap kuisioner yang Unstandardized Standardized
t Sig.
disebarkan, diperoleh hasil bahwa seluruh faktor atau butir Coefficients Coefficients
Model
adalah reliabel karena memiliki Cronbach’s Alpha lebih Std.
B Beta
Error
besar dari 0,6.
1(Constant) 2.760 0.909 3.037 0.004
Hasil Uji Asumsi Klasik X1 0.212 0.047 0.336 4.557 0.000
X2 0.393 0.080 0.372 4.923 0.000
X3 0.316 0.069 0.316 4.550 0.000 variabel yang berpengaruh dominan terhadap Kepuasan
Kerja adalah variabel Motivasi Kerja (X2).
Secara matematis model fungsi regresi linear
berganda dapat dinyatakan sebagai berikut : Uji Determinasi
Y = 5.645 + X1 1.654 + X2 0.187 + X3 0.641 + e Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk
Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai mengetahui seberapa jauh kemampuan suatu model
berikut: penelitian dalam menjelaskan variasi variabel dependen
1. Peningkatan terhadap variabel Gaya Kepemimpinan yang ada. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar
(X1) 0,212 adalah positif, yang berarti bahwa adanya variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel
hubungan searah antara variabel bebas dan variabel independen yang ada. Berikut tabel untuk memprediksi
terikat, semakin meningkat nilai pada Gaya variasi dependen.
Kepemimpinan, maka Kepuasan Kerja juga akan
meningkat Tabel-12. Tabulasi interprestasi nilai R
2. Peningkatan terhadap variabel Motivasi (X2) 0,393 No Interval Koefisien Tingkat Hubungan
adalah positif, yang berarti bahwa adanya hubungan 1 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
searah antara variabel bebas dan variabel terikat, 2 0,600 – 0,799 Kuat
semakin meningkat nilai pada Gaya Kepemimpinan, 3 0,400 – 0,599 Sedang
maka Kepuasan Kerja juga akan meningkat
4 0,200 – 0,399 Rendah
3. antara variabel bebas dan variabel terikat, semakin
5 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
meningkat nilai pada Gaya Kepemimpinan, maka
Kepuasan Kerja juga akan meningkat Tabel-13. Model Summary
Uji-F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah Adjusted Std. Error of
Model R R Square
semua variabel independen atau bebas mempunyai R Square the Estimate
pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen 1 0.968a 0.937 0.933 0.50019
atau terikat. Hasil nilai signifikansi pengujian sebagai
berikut : Tabel model summary terlihat nilai Nilai R Square
Dari Uji Anova atau F test, didapat tingkat dengan nilai sebesar 0,937, adalah koefisien korelasi yang
signifikansi nilai sig. = 0.000 (Nilai Sig. < 0,05) Karena menunjukkan tingkat hubungan antara variabel X1,X2,X3
nilai sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat terhadap variable Y sebesar 93,7%. Nilai korelasi tersebut
disimpulkan Variabel X Berpengaruh terhadap Kepuasan menunjukkan tingkat hubungan sangat kuat karena berada
kerja signifikan secara bersama-sama terhadap variabel di antara 0,800 sampai dengan 1.000. Artinya model
Kepuasan Kerja. penelitian mampu menjelaskan dari perubahan Kinerja
Anggota sebesar 93,7%. Sedangkan sisanya (100%-83,6%
= 16,4%) dijelaskan oleh faktor lain.
Uji-t
Uji t pada tabel 5.11 di atas Digunakan untuk Analisis Pengaruh Variabel Penelitian
menghitung signifikasi pengaruh secara parsial atau dari Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban
masing-masing variabel X terhadap Y. Hasil nilai Kerja berpengaruh signifikan secara simultan
signifikansi pengujian (Sig.t) sebagai berikut: terhadap Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda
1. Variabel X1 Gaya Kepemimpinan didapatkan nilai sig. Kalimantan Selatan
= 0.000 (Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang Berdasarkan hasil penelitian di ketahui nilai sig 0,000
artinya secara parsial variabel Gaya Kepemimpinan lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan Gaya
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban Kerja
Kepuasan Kerja. berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kepuasan
2. Variabel X2 Motivasi didapatkan nilai sig. = 0.000 Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan.
(Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya Tabel model summary terlihat nilai Nilai R Square
secara parsial variabel Motivasi berpengaruh signifikan dengan nilai sebesar 0,937, adalah koefisien korelasi yang
terhadap variabel terikat Kepuasan Kerja. menunjukkan tingkat hubungan antara variabel Gaya
3. Variabel X3 Beban kerja didapatkan nilai sig. = 0.000 Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban Kerja terhadap
(Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan
secara parsial variabel Beban kerja berpengaruh sebesar 93.7%. Nilai korelasi tersebut menunjukkan
signifikan terhadap variabel terikat Kepuasan Kerja. tingkat hubungan sangat kuat karena berada di antara
0,800 sampai dengan 1.000. Artinya model penelitian
Uji Dominan mampu menjelaskan dari perubahan Kepuasan Kerja
Pengujian variabel bebas yang dominan sebesar 93,7%. Sedangkan sisanya (100%-93,7% = 6,3%)
mempengaruhi variabel terikat dalam satu model regresi dijelaskan oleh faktor lain.
linier berganda dengan menggunakan nilai Standardized Menurut Robbins (2003) bahwa gaya kepemimpinan
Coefficients Beta. Dengan penentuan hasil, semakin tinggi akan sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
nilai Beta, maka semakin besar pengaruhnya terhadap Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gaya
variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
bahwa variabel X1 memiliki nilai standarized coefficient kepuasan kerja karyawan, artinya hipotesis (H1) terbukti
sebesar 0.336, variabel X2 memiliki nilai 0.372, dan benar. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan
variabel X3 memiliki nilai sebesar 0.316 dengan demikian
gaya kepemimpinan yang baik dari lembaga akan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi apabila memiliki
meningkatkan kepuasan kerja kepolisian pemimpin yang mampu menunjukan superioritasnya.
Hal ini berarti perilaku pemimpin merupakan salah Kepemimpinan dalam organisasi akan membawa
satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan organisasi kepada kesusksesan atau bahkan kehancuran.
kerja. Hubungan yang akrab dan saling tolong menolong Yakin dengan kemapuan anak buah dan mampu
dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah memberikan peluang untuk akses bagi seluruh anak buah
sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan untuk lebih inovatif dan terbuka dalam bekerja. Akibatnya
kepuasan kerja, semakin baik pemimpin dalam anggota merasa nyaman dan puas dalam menjalankan
membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga pekerjaannya.
para karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula 2. Motivasi Kerja berpengaruh signifikan secara parsial
sebaliknya. Sehingga hal ini mendukung penelitian Miller terhadap Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda
et al. (1991), dan Elisabeth A. Sorentino (1992), Durrotun Kalimantan Selatan
Nafisah (2005) dan Ramlan Rivandi (2005) mengenai Variabel X2 Motivasi didapatkan nilai sig. 0.000
hubungan positif gaya kepemimpinan dengan kepuasan (Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya
kerja. secara parsial variabel Motivasi berpengaruh signifikan
Motivasi menurut Hasibuan (2003) adalah pemberian terhadap Kepuasan Kerja.
daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang Motivasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja
agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan Anggota Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan,
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai artinya bahwa motivasi kerja memang sangat diperlukan
kepuasan. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak ada oleh seorang Anggota Dit Reskrimsus Polda Kalimantan
pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Artinya Selatan untuk dapat mencapai suatu kepuasan kerja yang
hasil pengujian data empiris membuktikan bahwa dalam tinggi meskipun menurut sifatnya kepuasan kerja itu
penelitian ini, yaitu: motivasi kerja berpengaruh signifikan sendiri besarannya sangat relatif atau berbeda antara satu
terhadap kepuasan adalah terbukti. Dari hasil penelitian ini orang dengan orang lainnya. Sehingga kepuasan kerja
dapat dilihat bahwa dengan motivasi kerja yang baik dari anggota Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan akan
organisasi belum tentu meningkatkan kepuasan kerja lebih meningkat apabila para anggota mendapatakan
kepolisian Sehingga personil perlu diberikan motivasi dorongan motivasi yang lebih baik.
kerja yang baik yang akan membuat karyawan lebih Hasil penelitian ini didukung oleh hasil Sigit
merasa puas dalam bekerja di lembaga ini. Wahyu Baskoro (2017) menunjukkan bahwa motivasi dan
gaya kepemimpinan memiliki dampak positif yang
Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban signifikan terhadap disiplin kerja dan kinerja karyawan.
Kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Namun, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa
Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan motivasi memiliki dampak positif yang signifikan
Selatan terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan kondisi
yang terjadi dilapangan, penelitian ini menghasilkan
rekomendasi untuk perbaikan pekerjaan di masa depan
1. Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan secara yang berkaitan dengan motivasi, gaya kepemimpinan,
parsial terhadap Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda disiplin kerja, dan kepuasan kinerja karyawan.
Kalimantan Selatan 3. Beban Kerja berpengaruh signifikan secara parsial
Variabel X1 Gaya Kepemimpinan didapatkan nilai terhadap Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda
sig. 0.000 (Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang Kalimantan Selatan
artinya secara parsial variabel Gaya Kepemimpinan Variabel X3 Beban kerja didapatkan nilai sig. =
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja. 0.000 (Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya
Hasil penelitian Gaya Kepemimpinan berpengaruh secara parsial variabel Beban kerja berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja. Semakin baik Gaya terhadap Kepuasan Kerja.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi khusunya pada Dit Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan
Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan maka akan yang sesuai dengan kemampuan kerja Anggota Dit
meningkatkan kepuasan kerja anggota Polri. Kemudian Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan maka kepuasan
bila Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan kerja anggota akan semkin meningkat dimana dengan
meningkatkan kepemimpinan agar mempengaruhi penambahan beban kerja Anggota tersebut akan lebih
kepuasan kerja anggotanya harus melakukan yaitu sunguh-sungguh dan dapat memanfaatkan waktu kerjanya
pemimpin melibatkan bawahan dalam urusan pekerjaan, dengan baik sehingga kinerja Anggota tersebut akan
pemimpin selalu mendengarkan kritik dan saran dari semakin tinggi, dengan semakin tingginya kinerja Anggota
bawahan, pemimpin melibatkan bawahan dalam maka kepuasan kerja Anggota akan semakin meningkat.
pengambilan Keputusan, pemimpin selalu mengembangan Menurut kesimpulan Dhania (2010) menyebutkan
kepercayaan anggotanya, pemimpin mengembangankan beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang membutuhkan
ketrampilan antar anggota, pemimpin memahami bawahan keahlian dan harus dikerjakan dalam jangka waktu
dengan baik, pemimpin selalu dihargai Bawahan, tertentudalam bentuk fisik ataupun psikis. Riggio
pemimpin bekerjasama dengan bawahan dan bersikap adil (2000:250) menyatakan beban kerja adalah tugas-tugas
kepada semua anggota. pekerjaan yag menjadi beban kerja seperti pekerjaan
Proses mengarahkan organisasi dan pemberian mengharuskan bekerja dengan cepat, menghasilkan
contoh perilaku terhadap para pengikut. Anggota Polri sesuatu dan konsentrasi dari stres kerja. Menurut
pada Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan akan Hariyono, dkk., (2009) adalahjangka waktu dalam
melakukan aktivitas pekerjaan sesuai dengan kemampuan
dan kapasitaskaryawan dengan tidak menunjukan tanda 3. Bagi Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan, hasil
kelelahan. penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam
evaluasi pengambilan keputusan yang dapat
Variabel yang yang berpengaruh dominan terhadap mempengaruhi kepuasan kerja oleh para Anggota Dit
Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan di Bajarmasin
Selatan
Pengujian variabel bebas yang dominan
mempengaruhi variabel terikat dalam satu model regresi UCAPAN TERIMA KASIH
linier berganda dengan menggunakan nilai Standardized Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
Coefficients Beta. Dengan penentuan hasil, semakin tinggi tua dan bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan
nilai Beta, maka semakin besar pengaruhnya terhadap dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas terhadap
variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui penelitian ini.
bahwa variabel X1 memiliki nilai standarized coefficient
sebesar 0.336, variabel X2 memiliki nilai 0.372, dan
variabel X3 memiliki nilai sebesar 0.316 dengan demikian DAFTAR PUSTAKA
variabel yang berpengaruh dominan terhadap Kepuasan
[1] As’ad, Moh. 1998. Psikologi Industri, edisi kelima.
Kerja adalah variabel Motivasi Kerja (X2).
Yogyakarta : Liberty.
Motivasi sangat berpengaruh terhadap kepuasan
kerja motivasi kerja belum begitu dirasakan sehingga
[2] Aziz, Aziza. 2011. Hubungan Motivasi Kerja, Gaya
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja sehingga
Kepemimpinan, dan Kepuasan Kerja Perawat
pimpinan lembaga ini bias lebih dalam memberikan
dengan penampilan kerja perawat di RSU Abdul
motivasi kepada personil .Dari hasil penelitian ini dapat
Moeloek Lampung. Jakarta. Program Studi
dilihat bahwa dengan motivasi kerja yang baik dari
Magister Administrasi Rumah Sakit Program Pasca
organisasi meningkatkan kepuasan kerja personil sehingga
Sarjana Universitas Indonesia.
personil perlu diberikan motivasi kerja yang baik yang
akan membuat karyawan lebih merasa puas dalam bekerja
[3] Djamin, Awaloedin, dkk. 1995. Manajemen
di lembaga ini.Kepada Pimpinan sebaiknya lebih
Sumber Daya Manusia 1 : Kontribusi Teoritis
memperhatikan dalam pemberian motivasi kerja dan
Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi. Bandung
menerapkan model atau gaya kepemimpinan baik kepada
: Sanyata Sumanasa Wira Sespim Polri.
personil.
[4] Carly Sinaga, Pengaruh motivasi terhadap kinerja
dan kualitas pelayanan publik di kecamatan pancur
KESIMPULAN DAN SARAN
batu, Tesis Program Studi Magister Sains.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada Universitas brawijaya).
bab 5, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut: [5] Christian Paul Raymond1, Samuel Hatane2,
1. Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Beban Kerja Julianus Hutabarat3.2015. Analisis Kualitas
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Sumber Daya Manusia, Kualitas Pelayanan,
Kepuasan Kerja Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Kinerja Organisasi, Kepercayaan Masyarakat Dan
Selatan Kepuasan Masyarakat . Jurnal Teknologi dan
2. Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan secara Manajemen Industri, Vol. 1 No. 1, Pascasarjana
parsial terhadap Kepuasan Kerja, secara parsial Institut Teknologi Nasional Malang.
variabel Motivasi berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Kerja dan secara parsial variabel Beban [6] Gouzaly, Saydam. 2000. Manajemen Sumber Daya
kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Manusia. Jakarta : Gunung Agung.
anggota Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan
3. Variabel Motivasi berpengaruh dominan terhadap [7] Hasibuan, Malayu SP. 1984. Manajemen Dasar,
Kepuasan Kerja anggota Dit Reskrimsus Polda Pengertian dan masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kalimantan Selatan
[8] Ghozali, Imam.2007. Aplikasi Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan melihat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
indikator dari variable yang ada, maka saran-saran yang Diponeoro. Semarang.
dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Bagi Pimpinan Dit Reskrimsus Polda Kalimantan [9] Hadari Nawawi, Perencanaan Sumber Daya
Selatan dapat mendengarkan atau mepertimbangkan Manusia,(Yogyakarta: Gajah Mada University
saran yang diberikan kepada anggota Dit Reskrimsus Press, 2003), h.37
Polda Kalimantan Selatan.
2. Pimpinan Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan [10] Indra Kusuma (2015) pengaruh budaya organisasi,
untuk memberikan suatu penghargaan kepada gaya kepemimpinan, dan kepuasan kerja terhadap
bawahannya agar bawahannya bisa lebih bersemangat kinerja karyawan, dengan komitmen organisasi
bertugas dan dapat lebih memperhatikan kepuasan sebagai variabel perantara Tesis Program Studi
kerja para anggotanya Magister Sains. Universitas brawijaya).
[11] Maddy, Khairul, 2009, Hakikat dan Pengertian
Pelayanan Prima, Jakarta ; Chama Digit

[12] Moenir, H.AS, 2000, Pendekatan Manusiawi dan


Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian,
Jakarta Gunung Agung.

[13] Ofelia Robescu , Alina-Georgiana Iancu. 2016. The


Effects of Motivation on Employees Performance
in Organizations. Valahian Journal of Economic
Studies.

[14] Singarimbun, Masri, Effendi. S, 2001, Metode


Penelitian Survey, Jakarta. LP3ES, Cet.II

[15] Triguno.2004. Budaya Kerja PT. Golden Trayon


Press. Jakarta.

[16] Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia


untuk Perusahaan,(Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 6.

[17] Widiyawati(2015 pengaruh budaya organisasi dan


gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan
kinerja karyawan. Vol. 1 No. 1, Pascasarjana
Institut Teknologi Nasional Malang.

Anda mungkin juga menyukai