Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH DISIPLIN KERJA, BEBAN KERJA DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA DIT RESKRIMSUS POLDA


KALIMANTAN SELATAN
Andreas Oktanda
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Jl. A. Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
e-mail:

ABSTRACT
This study aims at this study to determine whether the influence of work discipline, workload and work
motivation on the performance of members of the Ditreskrimsus Polda South Kalimantan. Sources of primary
data in this study is data obtained directly from respondents through a list of questions addressed to each
respondent. And the respondents in this study were members of the Dit Reskrimsus Polda South Kalimantan.
The method of analysis in this research is to use Multiple Linear analysis using SPSS for Windos
version 25 program. Prior to the path analysis process, the research instrument (questionnaire) was tested with
validity and reliability tests as well as classical assumptions. The results all meet the criteria to be continued at
the multiple linear analysis stage.
Based on the results of the analysis, it is shown that work discipline, workload and work motivation
have a significant simultaneous effect on the performance of members of the Criminal Investigation Unit of the
South Kalimantan Police. The correlation value shows the level of the relationship is very strong and the
research model is able to explain the change in Member Performance of 83.6%.

Keywords: Discipline, Workload, Work Motivation, and Performance.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan pada penelitian ini Untuk mengetahui apakah Pengaruh Disiplin Kerja, Beban
Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan. Sumber data
primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pertanyaan yang
ditujukan kepada responden masing-masing. Dan responden dalam penelitian ini masyarakat di Anggota Dit
Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan.
Metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Linier Berganda
menggunakan program SPSS for Windos versi 25. Sebelum proses analisis jalur telah diuji instrumen penelitian
(kuesioner) dengan uji validitas dan realibilitas serta asumsi klasik. Hasilnya semua memenuhi kriteria untuk
diteruskan pada tahap analisis linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi Kerja
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus Polda Kalimantan
Selatan. Nilai korelasi tersebut menunjukkan tingkat hubungan sangat kuat dan model penelitian mampu
menjelaskan dari perubahan Kinerja Anggota sebesar 83,6%.

Kata kunci: Disiplin Kerja ,Beban Kerja, Motivasi Kerja, dan Kinerja .

LATAR BELAKANG Organisasi merupakan bagian dari sistem sosial


Dalam melaksanakan tugas dan alat negara yang hidup di tengah masyarakat, yang bersifat dinamis,
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan selalu mengalami perubahan dan perkembangan,
kepada masyarakat, maka Eksistensi Kepolisian Negara karakteristik masyarakat seperti itu mengharuskan
RI (Polri) selalu bersama dan menyatu, namun dalam organisasi untuk juga memiliki sifat dinamis, tanpa
pelaksanaan tugas Aparatur Kepolisianya perlu dinamika yang sejalan dengan dinamika masyarakat,
diperhatikan masalah beban kerja dan kompetensi organisasi tidak akan survive apalagi berkembang, ini
personel karena dapat mempengaruhi kinerja aparatur berarti bahwa perubahan dalam organisasi merupakan
kepolisian.Kinerja aparatur khususnya Dit Reskrimsus kebutuhan yang tidak dapat dihindari, secara terus
Polda Kalimantan Selatan, kinerja yang di lakukan saat ini menerus organisasi harus menyesuaikan diri dengan
oleh anggota kepolisan itu sendiri sudah baik tetapi ada tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
bebarapa kasus yang di lakukan tidak selesai di tangani Proses penyesuaian dengan lingkungan merupakan salah
karena kurang nya bukti yang di dapatkan. satu permasalahan besar yang dihadapi organisasi modern.
Disiplin adalah salah satu metode untuk
Seiring berjalannya waktu dan terlebih lagi dengan memelihara keteraturan tersebut. Disiplin merupakan
adanya perubahan kebijakan pemerintah antara lain suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang
reformasi dibidang politik, pertahanan dan keamanan, tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-
Polri telah melakukan berbagai perubahan baik pada aspek peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Dalam
struktural, instrumen, maupun kultural. Perubahan yang kehidupan suatu organisasi sangat dibutuhkan ketaatan
direncanakan ini merupakan suatu usaha sistematis untuk anggotanya agar tujuan perusahaan dapat dicapai.
melakukan perencanaan kembali organisasi Polri dengan Menurut Prijodarminto (2014:23) berpendapat
suatu cara yang dapat membantu untuk menyesuaikan diri bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
dengan tuntutan reformasi dan untuk mencapai sasaran terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
baru. menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
Berdasarkan pasal 12 Undang-undang nomor 2 keteraturan dan atau ketertiban.
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Kedisiplinan kerja merupakan masalah yang sangat
bahwa tugas pokok Polri adalah memelihara keamanan berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu organisasi.
dan ketertiban, Penegakkan hukum serta melindungi, Tanpa adanya disiplin kerja akan menyebabkan
mengayomi, dan melayani masyarakat, untuk pelaksanaan kerja terhambat atau tidak dapat diselesaikan
mewujudkan keamanan dalam kehidupan berbangsa dan dengan baik, sehingga tujuan organisasi akan terhambat
bernegara merupakan salah satu tugas kepolisian yang dan sulit tercapaI.
menjadi foktor terpenting agar terciptanya pelayanan Jenis-jenis disiplin:
yang prima dan hubungan yang baik antara pihak 1. Pendisiplinan Preventif, yaitu tindakan yang
kepolisian dan masyarakat. mendorong personel untuk taat kepada peraturan yang
Dengan demikian kinerja anggota kepolisian sangat berlaku dan memenuhi standar yang ditetapkan.
diperhatikan untuk menjalankan tugas sebagai salah satu Keberhasilan penerapan disiplin preventif terletak pada
lembaga penegak hukum secara profesional, objektif, disiplin pribadi anggota organisasi.
proporsional, transparan dan akuntabel untuk menjamin 2. Pendisiplinan Korektif, yaitu jika ada personel yang
kepastian hukum dan rasa keadilan mengembangkan telah melakukan pelanggaran atas ketentuan yang
perpolisian masyarakat yang berbasis pada masyarakat berlaku atau gagal memenuhi standar yang berlaku
patuh hukum. Lebih dari itu, anggota kepolisian harus akan dikenakan sangsi indisipliner.
mampu memberikan pelayanan dan pengayoman seperti Indikator Disiplin Kerja
halnya tertuang dalam visi misi kepolisian itu sendiri. 1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar
Oleh karenanya diperlukan upaya untuk untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya karyawan
meningkatkan kinerja melalui kajian berbagai faktor yang yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk
dianggap berpengaruh terhadap kinerja anggota kepolisian terlambat dalam bekerja.
khusus nya Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan. 2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat
Salah satu faktor yang dapat dikaji adalah Disiplin kerja pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur
merupakan hal yang mempengaruhi seberapa penting kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang
Anggota Kepolisian dapat menjaga nama baik organisasi, ditetapkan oleh perusahaan
tingkat sejauhmana keberhasilan anggota dalam menjaga 3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat
nama baik organisasi untuk membantu organisasi dalam melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap
mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan mengukur tugas yang diamanahkan kepadanya.
tingkat kehadiran anggota yang tingkat mangkir dan 4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki
keterlambatannya menjadi tolak ukur dalam menilai kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh
tingkat disiplin kerja Anggota Kepolisian. Faktor lain perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu
yang dianggap berpengaruh adalah beban kerja. Menurut menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
Gibson (2015) beban kerja adalah sekumpulan atau 5. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit tindakan yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat
organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan
tertentu. Faktor motivasi juga dianggap ikut berpengaruh salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga
terhadap kinerja. Pengertian motivasi adalah daya bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja
penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk karyawan.
mencapai tujuan. Latar belakang peneliti mengambil Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
obyek penelitian pada Dit Reskrimsus Polda Kalimantan 1. Faktor kepribadian
Selatan. adalah karena belum ditemukan penelitian Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang
tentang kinerja anggota Kepolisian pada Dit Reskrimsus adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai yang
Polda Kalsel. Dari permasalahan yang ada, perlu dibuat dianut ini berkaitan langsung dengan disiplin. Sistem
kajian atau penelitian untuk dapat membuktikan, bahwa nilai akan terlihat dari sikap seseorang, dimana sikap
Pengaruh Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi Kerja ini diharapkan akan tercermin dalam perilaku.
Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus Polda 2. Faktor lingkungan
Kalimantan Selatan. Disiplin seseorang merupakan produk sosialisasi hasil
interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan
STUDI LITERATUR. sosial. Oleh karena itu pembentukan disiplin tunduk
Disiplin pada kaidah-kaidah proses belajar. Disiplin kerja yang
tinggi tidak muncul begitu saja tapi merupakan suatu
proses belajar terus-menerus.
Faktor yang Dipengaruhi oleh Disiplin Kerja 1. Mental demand (MD), yang berhubungan dengan
Tu’u (2004) mengemukakan beberapa hal yang kompleksitas pekerjaan misalnya sulit, atau sederhana.
dapat dipengaruhi oleh disiplin antara lain: 2. Physical demand (PD), merup akan aktifitas fisik
1. Penataan kehidupan bersama dalam bekerja misalny a mendorong, menarik
2. Pembangunan kepribadian 3. Temporal demand (TD), merup akan besar
3. Melatih kepribadian keberhasilan pekerjaan
4. Fungsi pemaksaan 4. Performance (P), rasa puas dengan hasil pekerjaan
5. Fungsi hukuman 5. Effort (E), merupakan usaha keras untuk menyelesai
6. Fungsi menciptakan pekerjaan
Kemudian Sutrisno (dalam Nimpuno, 2015) 6. Frustation level (FR), berhubungan dengan frustasi,
menyebutkan bahwa disiplin kerja merupakan salah satu stres dan kelelahan Namun dalam penelitian ini hanya
faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Disiplin memp ergunakan 5 indikator yang sesuai dan relevan.
kerja merupakan bentuk sikap mental dari dalam diri Faktor di atas digunakan untuk menganalisis beban
seorang karyawan yang menjadi salah satu faktor yang kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus
memengaruhi produktivitas kerja (Sedarmayanti, 2001). melakukan berbagai aktivitas dalam pekerjaan dan lebih
dikenal dengan M etode NASA-TLX (labdske-uii.com,
Beban Kerja 2016).
Beban kerja merup akan konsekuensi dari kegiatan Sementara Putra (2012:22) dalam Mufid dan
yang diberikan kepada pekerja yang dalam beberapa Wahyuningtyas (2016) membagi beban kerja meliputi :
dekade terakhir semakin meningkat. Pada pekerja kreatif, 1. Target Yang Harus Dicapai
beban kerja merup akan kontributor penting terhadap Mencakup besaran target kerja yang diberikan untuk
timbulnya stres kerja akibat permintaan lingkungan yang menyelesaikan pekerjaan seperti mendesain, mencetak,
dialami individu. Bila ini berlebihan maka dapat dan finishing yang harus diselesaikan dalam jangka
menyebabkan pekerja melakukan kesalahan hingga waktu tertentu.
berdampak pada kesehatan. 2. Kondisi Pekerjaan
Permasalahan yang harus diselesaikan pertama kali Mencakup pandangan yang dimiliki oleh individu
adalah apakah beban kerja merupakan karakteristik mengenai kondisi pekerjaan, seperti pengambilan kep
objektif dari lingkungan kerja atau subjektif persepsi utusan dengan cepat.
pekerja itu sendiri (Johnson, 2006). Dalam kutipan 3. Standar Pekerjaan
Kasmarani (2012), beban kerja merup akan sesuatu yang Mencakup kesan yang dimiliki oleh individu mengenai
muncul dari interaksi antara tuntutan tugas yang diberikan, pekerjaanny misalnya perasaan yang timbul mengenai
lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, beban kerja yang harus diselesaikan dalam jangka
keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. waktu tertentu.
Tingkatan beban kerja:
1. Beban kerja diatas normal Motivasi Kerja
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan Motivasi adalah pemberian daya gerak yang
lebih besar dari jam kerja tersedia atau volume menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
pekerjaan melebihi kemamp uan pekerjaan. bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan
2. Beban kerja normal segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi menurut
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan Malayu S. Hasibuan (2007:219), “Motivasi
sama dari jam kerja tersedia atau volume pekerjaan mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya
sama dengan kemampuan pekerja. dan potensi bawahannya, agar mau bekerja sama secara
3. Beban kerja dibawah normal produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan telah ditentukan”.
lebih kecil dari jam kerja tersedia atau volume Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal
pekerjaan lebih rendah dari kemampuan pekerjaan. yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
Gejala Beban Kerja Mental Berlebihan perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias
Beberapa gejala yang merup akan damp ak dari mencapai hasil yang optimal. Motivasi berasal dari kata
kelebihan beban mental berlebih antara lain latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan”.
(www.labdske-uii.com, 2016): Secara konkrit motivasi dapat diberi batasan sebagai
1. Gejala fisik “Proses pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para
Sakit kepala, sakit perut, mudah terkejut, gangguan bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja
pola tidur lesu, kaku leher belakang samp ai punggung, dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara
napsu makan menurun. efisien”. Tujuan dari motivasi itu sendiri menurut Malayu
2. Gejala mental S. Hasibuan (2017:146) antara lain adalah:
Mudah lupa, sulit konsentrasi, cemas, was-was, mudah 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
marah, mudah tersinggung, gelisah, dan putus asa. 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan;
3. Gejala sosial atau perilaku 3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan;
Banyak merokok, minum alkohol, menarik diri, dan 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan;
menghindar. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan;
Indikator Beban Kerja Mental 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;
Menurut Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research 7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi
Center dan Lowell E. Staveland dari San Jose State karyawan;
University (1981): 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan;
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap mendukung serta menunjang gairah kerja atau
tugas-tugasnya dan; kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan
10. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi
bahan baku. yang empuk, suasana pekerjaan yang nyaman dan
Teori Motivasi lainnya. Motivasi tidak
1. Teori Herzberg Jenis –Jenis Motivasi Kerja
Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal Menurut Hasibuan (1984: 195) ada 2 (dua) jenis
dengan model dua faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasi yaitu, “Motivasi positif dan motivasi negatif”.
motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Motivasi positif (incentive positive), adalah suatu
Menurut Herzberg, yang tergolong faktor motivasional dorongan yang bersifat positif, yaitu jika pegawai dapat
antara lain adalah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang menghasilkan prestasi diatas prestasi standar, maka
diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karir, dan pegawai diberikan insentif berupa hadiah. Sebaliknya,
pengakuan orang lain. Sedangkan faktor hygiene atau motivasi negatif (incentive negative), adalah mendorong
pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam pegawai dengan ancaman hukuman, artinya jika
organisasi, hubungan seseorang dengan atasannya, prestasinya kurang dari prestasi standar akan dikenakan
hubungan seseorang dengan rekan kerjanya, kebijakan hukuman. Sedangkan jika prestasi diatas standar tidak
organisasi, kondisi kerja, dan imbalan. diberikan hadiah.
2. Teori Abraham Maslow Indikator – indikator Motivasi
Teori motivasi yang dikembangkannya pada tahun Menurut Hasibuan (2003), menjelaskan bahwa
1940 itu pada intinya berkisar pada pendapat bahwa motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh kebutuhan fisik,
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan kebutuhan akan keamanan dan keselamatan, kebutuhan
yaitu: sosial, kebutuhan akan penghargaan diri. Kemudian dari
a. Kebutuhan Fisiologikal seperti: kebutuhan makan, faktor kebutuhan tersebut diturunkan menjadi indkator-
minum, perlindungan fisik, bernafas dan lainnya. indikator untuk mengetahui motivasi kerja karyawan,
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat dasar. yaitu:
b. Kebutuhan Rasa Aman, yaitu kebutuhan akan 1. Fisiologis atau kebutuhan fisik, ditunjukkan dengan
perlindungan dari ancaman bahaya, pertentangan, dan pemberian gaji yang layak kepada pegawai, pemberian
lingkungan hidup. Tidak dalam arti fisik semata, akan bonus, uang makan, uang transportasi, fasilitas
tetapi juga mental, psikologikal, dan intelektual. perumahan dan lain sebagainya.
c. Kebutuhan Sosial, yaitu kebutuhan untuk merasa 2. Keamanan, ditunjukkan dengan fasilitas keamanan dan
memiliki yaitu kebutuhan untuk diterima dalam keselamatan kerja yang diantaranya seperti adanya
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan jaminan sosial tenaga kerja, dana pensiun, tunjangan
untuk mencintai serta dicintai. kesehatan, asuransi kesehatan, dan perlengkapan
d. Kebutuhan akan harga diri atau pengakuan, yaitu keselamatan kerja.
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang 3. Sosial, ditunjukkan dengan melakukan interaksi
lain. dengan orang lain yang diantaranya dengan menjalin
e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk hubungan kerja yang harmonis, kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan diterima dalam kelompok dan kebutuhan untuk
untuk berpendapat, dengan menggunakan ide-ide, mencintai dan di cintai.
memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu. 4. Penghargaan, ditunjukkan dengan pengakuan dan
3. Teori Mc. Clelland penghargaan berdasarkan kemampuan, yaitu
Terdapat beberapa pola motivasi yang menonjol dari kebutuhan untuk di hormati dan di hargai oleh
manusia yakni: karyawan lain dan pimpinan terhadap prestasi
a. Need of achievement: yaitu suatu dorongan/keinginan kerjanya.
manusia untuk mengatasi atau mengalahkan suatu 5. Aktualisasi diri, ditunjukkan dengan sifat pekerjaan
tantangan untuk mendapatkan sesuatu yakni berupa yang menarik dan menantang, dimana karyawan
kemajuan atau pertumbuhan. tersebut akan mengerahkan kecakapannya,
b. Need of affiliation: yaitu dorongan/keinginan manusia kemampuan,
untuk melakukan hubungan dengan orang lainnya. Factor-Faktor Motivasi
c. Need of power yaitu dorongan/keinginan manusia Gouzaly (2012: 257) dalam bukunya, “Manajemen
untuk mendapatkan suatu pengendalian atas suatu Sumber Daya Manusia” mengelompokkan faktor-faktor
keadaan (kekuatan). motivasi ke dalam dua kelompok yaitu:
1. Faktor eksternal (karakteristik organisasi) yaitu:
Metode Motivasi a. lingkungan kerja yang menyenangkan,
1. Motivasi langsung (direct motivation) b. tingkat kompensasi
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan non- c. supervisi yang baik
materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap d. adanya penghargaan atas prestasi
individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta e. status dan tanggung jawab.
kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, 2. Faktor internal (karakteristik pribadi) yaitu:
penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, bintang jasa a. tingkat kematangan pribadi
dan lainnya. b. tingkat pendidikan
2. Motivasi tidak langsung (indirect motivation) c. keinginan dan harapan pribadi
Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang d. kebutuhan
diberikan hanya merupakan fasilitas- fasilitas yang e. kelelahan
f. Kebosanan Instrument penelitian ini dilakukan guna
memperoleh data deskriptif yang akan dipakai untuk
Kinerja menguji hipotesis dengan model kajian skala indeks
kinerja berasal dari kata job perfomance atau actual dengan 5 alternatif jawaban untuk masing-masing
perfomance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya pertanyaan. Skala yang dipergunakan tersebut
yang dicapai oleh seseorang). Mangkunegara (2015:67) menggunakan Skala Likert. Dengan demikian, maka
pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara penetuan skala dalam penelitian ini adalah:
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai 1. Sangat Setuju dengan skor 5
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung 2. Setuju dengan skor 4
jawab yang diberikan kepadanya. 3. Cukup Setuju dengan skor 3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja. 4. Tidak Setuju dengan skor 2
Menurut Simanjutak dalam Widodo (2015:133) 5. Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
kinerja dipengaruhi oleh: Instrumen yang baik digunakan sebagai syarat
1. Kualitas dan kemampuan pegawai, hal-hal yang dalam pengumpulan data untuk pernyataan suatu
berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, instrument yang dipakai adalah validitas dan realibilitas.
motivasi kerja, sikap mental, dan kondisi fisik Uji Validitas
pegawai. Instrument disebut valid bila mampu mengukur apa
2. Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, variabel yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya
sarana produksi, teknologi) dan hal yang berhubungan validitas instrument menunjukkan sejaumana data yang
dengan kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel
sosial, keamanan kerja) yang diteliti.
3. Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan Hasil penelitian yang valid apabila terdapat
kebijaksanaan pemerintah dan hubungan industrial kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
manajemen. sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti.
Indikator Kinerja Ujivaliditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Menurut Mangkunegara (2011:75) menyebutkan pendekatan validitas konstruk dengan teknik korelasi
indikator dari kinerja karyawan adalah sebagai berikut: Product Moment Pearson’s (Pearson Correlation) dengan
1. Kualitas Kerja, Seberapa baik seorang karyawan rumus sebagai berikut:
mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan
2. Kuantitas Kerja, Seberapa lama seseorang pegawai ……….…..persamaan 1
bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat
dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-
masing Uji Reliabilitas
3. Pelaksanaan Tugas, Seberapa jauh karyawan mampu Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan untuk
melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapat diandalkan
kesalahan atau dipercaya. Alat ukur handal apabila digunakan untuk
4. Tanggung Jawab, Kesadaran akan kewajiban mengukur dua kali atau lebih gejala yang sama hasilnya
melakukan pekerjaan dengan akurat atau tidak ada akan cendrung sama. Uji reliabilitas diterapkan untuk
kesalahan mengetahui responden telah menjawab pertanyaan-
pertanyaan secara konsisten atau tidak, sehingga
kesungguhan dari jawaban dapat dipercaya. Untuk
METODOLOGI menguji reliabilitas instrumen digunakan formula Alpha
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada personil Cronbach. (Ghozali, 2005,95).
Kepolisian Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan. 1. Jika nilai Alpha Cronbach α > 0,6 maka dikatakan
adapun alasan pemilihan obyek penelitian ini adalah bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini
belum adanya penelitian mengenai hubungan variabel reliable.
Peningkatan Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi 2. Jika nilai Alpha Cronbach α < 0,6 maka dikatakan
Kerja dengan Berorientasi Kinerja Kepolisian Polda bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini
Kalimantan Selatan. sehingga tertarik untuk melakukan tidak reliable.
penelitian dengan kajian tersebut. Pada penelitian ini
bermaksud untuk menjelaskan pengaruh antar variabel ……….……………………...…..persamaan 2
melalui pengujian hipotesis dan sekaligus melakukan
eksplanasi terhadap beberapa variabel, maka sifat
penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory
research). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam kegiatan penelitian, data mempunyai Organisasi merupakan suatu wadah atau badan
kedudukan yang sangat penting, dianggap penting karena yang mengorganisir orang-orang untuk melakukan
data merupakan gambaran variabel data yang diteliti dan pekerjaan bersama-sama dapat dituju dengan seefektif
berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis. mungkin guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Untuk itulah data yang didapat dari penelitian Didalam suatu organisasi yang baik dalam rangka
dikumpulkan pada suatu instrument. mencapai suatu tujuan tertentu, seorang pemimpin tidak
dapat menyelesaikan tugasnya secara individu. Maka
untuk memperlancar tugasnya tersebut harus dikerjakan secara terpisah menjadi lebih kecil agar dapat dikerjakan
oleh individu yang membantunya.

Gambar-1. Struktur Organisasi

Jumlah responden tertinggi adalah responden dengan


jenis kelamin laki-laki sebesar 86 orang. Sedangkan Analisis deskriptif jawaban responden tentang
jumlah responden terendah adalah responden dengan jenis variabel Disiplin Kerja dalam kuesioner yang disebarkan
kelamin perempuan yaitu sebesar 32 orang. pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel
Disiplin Kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel-1. Persentase Jenis Kelamin Reponden
Tabel-3. Tanggapan Responden Disiplin Kerja (X1)
Jenis Kelamin Jumlah Persen
Laki-Laki 86 72,88% Item STS TS KS S SS Mean
Pertanyaan F % F % F % F % F %
Perempuan 32 27,11%
X1.1 0 0 1 .8 30 25.4 71 60.2 16 13.6 3.8644
Total 118 100% X1.2 0 0 1 .8 33 28.0 72 61.0 12 10.2 3.8051
X1.3 0 0 1 .8 23 19.5 71 60.2 23 19.5 3.9831
Jumlah responden tertinggi adalah responden Pada variabel Disiplin Kerja yang memperoleh
dengan lama bekerja 20 tahun ke atas sebesar 34 orang, jawaban tertinggi pada pertanyaan Saya bekerja sesuai
Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden aturan yang ada, yaitu lima hari kerja dalam satu minggu.
lama bekerja 0 tahun sampai 5 tahun yaitu sebesar 22 dengan rata-rata 3,9831. Sedangkan jawaban terendah
orang. pada pertanyaan Saya selalu berusaha melaksanakan tugas
Tabel-2. Persentase Jenis Kelamin Reponden dengan baik dan sesuai aturan SOP yang telah di tetapkan
dengan rata-rata sebesar 3,8051.
Semester Jumlah Persen Analisis deskriptif jawaban responden tentang
0–5 22 18,64% variabel Beban Kerja dalam kuesioner yang disebarkan
6 – 10 29 24,57% pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel
11 – 15 33 27,96% Beban Kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
20 - > 34 28,81%
118 100% Tabel-4. Tanggapan Responden Beban Kerja (X2)
Item STS TS KS S SS Mean Pada variabel Kinerja Anggota yang memperoleh
Pertanyaan
F % F % F % F % F % jawaban tertinggi pada pertanyaan Saya teliti dalam
X2.1 0 0 0 0 28 23.7 75 63.6 15 12.7 3.8898 menyelesaikan pekerjaan dengan rata-rata 4,3051,
X2.2 0 0 1 .8 34 28.8 70 59.3 13 11.0 3.8051 sedangkan jawaban terendah pada pertanyaan Pekerjaan
yang saya lakukan selalu dievaluasi dengan rata-rata
X2.3 0 0 0 0 41 34.7 69 58.5 8 6.8 3.7203
sebesar 3,2881.
X2.4 0 0 5 4.2 64 54.2 43 36.4 6 5.1 3.4237
X2.5 0 0 1 .8 49 41.5 58 49.2 10 8.5 3.6525 Hasil Uji Validitas X
Uji validitas adalah Instrumen yang valid berarti alat
Pada variabel Beban Kerja yang memperoleh ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
jawaban tertinggi pada pertanyaan Perkerjaan yang di itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
tugaskan kepada saya sangat rumit dengan rata-rata digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
3,8898. Sedangkan jawaban terendah pada pertanyaan Jika r hitung lebih besar daripada r tabel maka butir atau
Perkerjaan yang di tugaskan kepada saya dapat pertanyaan tersebut valid. Untuk lebih jelasnya mengenai
menimbulkan frustasi dengan rata-rata sebesar 3,4237. uji data secara validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Analisis deskriptif jawaban responden tentang
variabel Motivasi dalam kuesioner yang disebarkan pada Tabel-7. Hasil Uji Validitas Y Kinerja Anggota
responden. Variasi jawaban responden untuk variabel
Motivasi dapat dilihat pada tabel berikut: Ite Sig
Variabel Correlation Keterangan
m
Tabel-5. Tanggapan Responden Motivasi (X3)
X1.1 0,844 0,000 Valid
Disiplin
Item STS TS KS S SS Mean X1.2 0,826 0,000
Pertanyaa Kerja Valid
F % F % F % F % F %
n (X1) X1.3 0,757 0,000 Valid
X3.1 0 0 3 2.5 55 46.6 4 34.7 19 16.1 3.6441
1 X2.1 0,737 0,000 Valid
X3.2 0 0 0 0 9 7.6 7 63.6 34 28.8 4.2119 X2.2 0,804 0,000
5 Beban Valid
X3.3 0 0 0 0 6 5.1 7 61.0 40 33.9 4.2881 Kerja X2.3 0,734 0,000 Valid
2
X3.4 2 1.7 3 2.5 38 32.2 5 50.0 16 13.6 3.7119
(X2) X2.4 0,743 0,000 Valid
9
X3.5 0 0 1 .8 15 12.7 6 55.1 37 31.4 4.1695
X2.5 0,801 0,000 Valid
5 X3.1 0,717 0,000 Valid
X3.2 0,746 0,000 Valid
Pada variabel Motivasi yang memperoleh jawaban
Motivasi X3.3 0,671 0,000
tertinggi pada pertanyaan Saya dan rekan kerja memiliki Valid
(X3)
hubungan yang baik dan saling mendukung dengan rata- X3.4 0,602 0,003 Valid
rata 4,2881. Sedangkan jawaban terendah pada pertanyaan
Gaji yang diberikan telah mampu memenuhi kebutuhan X3.5 0,343 0,003 Valid
hidup saya dengan rata-rata sebesar 3,6441. Y1 0,649 0,000 Valid
Analisis deskriptif jawaban responden tentang Y2 0,646 0,000 Valid
variabel Kinerja Anggota seperti yang terdapat dalam
Y3 0,767 0,000 Valid
kuesioner yang sudah disebarkan kepada responden.
Variasi jawaban responden untuk variabel Kinerja Kinerja Y4 0,785 0,000 Valid
Anggota dapat dilihat pada tabel berikut: Anggota
Y5 0,794 0,002 Valid
(Y)
Tabel-6. Tanggapan Responden Motivasi (X3) Y6 0,770 0,000 Valid
Item STS TS KS S SS Mean Y7 0,578 0,000 Valid
Pertanyaa Y8 0,578 0,002
F % F % F % F % F % Valid
n
0 0 1 .8 3 25. 7 60. 1 13. 3.864
Y1
0 4 1 2 6 6 4 Berdasarkan hasil uji validitas dapat diketahui bahwa
0 0 1 .8 3 28. 7 61. 1 10. 3.805 seluruh butir item pertanyaan memiliki nilai signifikansi
Y2
3 0 2 0 2 2 1
Y3 0 0 2 1. 2 19. 7 59. 2 19. 3.966
lebih kecil dari 0,05, dengan demikian dapat dikatakan
7 3 5 0 3 3 5 1 bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid.
Y4 0 0 3 2. 5 49. 3 31. 2 16. 3.627
5 8 2 7 4 0 9 1 Hasil Uji Reliabiltas
Y5 0 0 0 0 8 6.8 7 64. 3 28. 4.220
Uji reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur
6 4 4 8 3
Y6 0 0 0 0 4 3.4 7 62. 4 33. 4.305 suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
4 7 0 9 1 atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
Y7 2 1. 5 4. 3 30. 6 50. 1 12. 3.686 handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
7 2 6 5 0 8 5 7 4 konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk
Y8 0 0 1 9. 6 56. 3 29. 5 4.2 3.288
1 3 7 8 5 7 1 mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s
Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan Cronbach’s Alpha > 0,60. Untuk lebih
jelasnya mengenai nilai Cronbach’s Alpha dapat dilihat variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
pada tabel berikut: bahwa variabel X1 memiliki nilai standarized coefficient
sebesar 0.646, variabel X2 memiliki nilai 0.113, dan
Tabel-8. Hasil QKNA Statistics
variabel X3 memiliki nilai sebesar 0.335 dengan demikian
Cronbach’s Reliabilit variabel yang berpengaruh dominan terhadap Kinerja
Variabel Anggota adalah variabel Disiplin kerja (X1)
Alpha y
Disiplin Kerja (X1) 0,734 Reliabel
Beban Kerja (X2) 0,822 Reliabel Uji-F
Motivasi (X3) 0,737 Reliabel Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
Kinerja Anggota (Y) 0,845 Reliabel semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen
Dari hasil uji reliabilitas terhadap kuisioner yang atau terikat. Hasil nilai signifikansi pengujian sebagai
disebarkan, diperoleh hasil bahwa seluruh faktor atau butir berikut :
adalah reliabel karena memiliki Cronbach’s Alpha lebih Dari Uji Anova atau F test, didapat tingkat
besar dari 0,6. signifikansi nilai sig. = 0.000 (Nilai Sig. < 0,05) Karena
nilai sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan Variabel X Berpengaruh terhadap Kinerja
Anggota signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
Hasil Uji Hipotesis Kinerja Anggota.
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil output dari SPSS 21 terhadap data skor yang Uji-t
telah dibuat berdasarkan jawaban responden dari kuisioner Uji t pada tabel 5.11 di atas Digunakan untuk
yang telah dibagikan, kemudian dirangkum menjadi menghitung signifikasi pengaruh secara parsial atau dari
bahasan-bahasan sebagaimana yang terlihat pada tabel masing-masing variabel X terhadap Y. Hasil nilai
berikut: signifikansi pengujian (Sig.t) sebagai berikut:
1. Variabel X1 Disiplin Kerja didapatkan nilai sig. =
Tabel-9. Hasil Regresi Linier Berganda 0.000 (Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang
Unstandardized Standardized artinya secara parsial variabel Disiplin Kerja
t Sig. berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Coefficients Coefficients
Model Kinerja Anggota.
Std.
B Beta
Error 2. Variabel X2 Beban Kerja didapatkan nilai sig. = 0.011
(Constant) 5.645 1.649 3.423 .001 (Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya
X1 1.654 0.119 0.646 13.909 .000 secara parsial variabel Beban Kerja berpengaruh
1 signifikan terhadap variabel terikat Kinerja Anggota.
X2 0.187 0.072 0.113 2.579 .011
X3 0.641 0.083 0.335 7.767 .000 3. Variabel X3 Motivasi didapatkan nilai sig. = 0.000
Secara matematis model fungsi regresi linear (Nilai Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya
berganda dapat dinyatakan sebagai berikut : secara parsial variabel Motivasi berpengaruh signifikan
Y = 5.645 + X1 1.654 + X2 0.187 + X3 0.641 + e terhadap variabel terikat Kinerja Anggota.
Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai
berikut: Uji Determinasi
1. Peningkatan terhadap variabel Disiplin Kerja (X1) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk
1.654 adalah positif, yang berarti bahwa adanya mengetahui seberapa jauh kemampuan suatu model
hubungan searah antara variabel bebas dan variabel penelitian dalam menjelaskan variasi variabel dependen
terikat, semakin meningkat nilai pada Disiplin Kerja, yang ada. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar
maka Kinerja Anggota juga akan meningkat sebesar variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel
1.654 independen yang ada. Berikut tabel untuk memprediksi
2. Peningkatan terhadap variabel Beban Kerja (X2) 0.187 variasi dependen.
adalah positif, yang berarti bahwa adanya hubungan Tabel-10. Tabulasi interprestasi nilai R
searah antara variabel bebas dan variabel terikat,
semakin meningkat nilai pada Disiplin Kerja, maka No Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Kinerja Anggota juga akan meningkat sebesar 0.187 1 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
3. Peningkatan terhadap variabel Motivasi (X3) 0.641 2 0,600 – 0,799 Kuat
adalah positif, yang berarti bahwa adanya hubungan 3 0,400 – 0,599 Sedang
searah antara variabel bebas dan variabel terikat, 4 0,200 – 0,399 Rendah
semakin meningkat nilai pada Motivasi, maka Kinerja 5 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
Anggota juga akan meningkat sebesar 0.641
Tabel-11. Model Summary
Uji Dominan Adjusted Std. Error of
Pengujian variabel bebas yang dominan Model R R Square
R Square the Estimate
mempengaruhi variabel terikat dalam satu model regresi 1 0.915a 0.836 0.832 1.62022
linier berganda dengan menggunakan nilai Standardized
Coefficients Beta. Dengan penentuan hasil, semakin tinggi Tabel model summary terlihat nilai Nilai R Square
nilai Beta, maka semakin besar pengaruhnya terhadap dengan nilai sebesar 0,836, adalah koefisien korelasi yang
menunjukkan tingkat hubungan antara variabel X1,X2,X3 Hal ini menunjukkan bahwa Anggota Dit Reskrimsus
terhadap variable Y sebesar 83.6%. Nilai korelasi tersebut Polda Kalimantan Selatan memiliki kesadaran akan
menunjukkan tingkat hubungan sangat kuat karena berada peraturan di dalam organisasi, Anggota mengerti akan
di antara 0,800 sampai dengan 1.000. Artinya model tugas dan tanggung jawab yang diberikan, serta adanya
penelitian mampu menjelaskan dari perubahan Kinerja pengawasan pimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Anggota sebesar 83,6%. Sedangkan sisanya (100%-83,6% Adapun yang yang menjelasakan bahwa disiplin
= 16,4%) dijelaskan oleh faktor lain. merupakan perilaku kerja Anggota, disiplin mencoba
mengatasi kesalahan dan keteledoran yang disebabkan
Analisis Pengaruh Variabel Penelitian karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan
Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi Kerja keterlambatan. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai suatu
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi
Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus Polda maupun kelompok, bagi organisasi adanya disiplin kerja
Kalimantan Selatan akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaraan
Dari Uji Anova atau F test, didapat tingkat pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal,
signifikansi nilai sig. 0.000 lebih kecil dari 0,05 maka sedangkan bagi Anggota akan diperoleh suasana kerja
dapat disimpulkan Variabel Disiplin Kerja, Beban Kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat
dan Motivasi Berpengaruh terhadap Kinerja Anggota Dit kerja dalam melaksanakan tugasnya
Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan signifikan secara Keberhasilan pelaksanaan kerja tergantung pada
bersama-sama. Tabel model summary terlihat nilai Nilai R kerelaan personel atau personel untuk melaksanakan
Square dengan nilai sebesar 0,836, adalah koefisien instruksi dari pimpinan dan mematuhi aturan, cara, standar
korelasi yang menunjukkan tingkat hubungan antara kerja yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan
variabel Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi organisasi.Dalam rangka mencapai kedisiplinan dalam
terhadap variable Y sebesar 83.6%. Nilai korelasi tersebut bekerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang
menunjukkan tingkat hubungan sangat kuat karena berada mempengaruhi disiplin kerja antara lain kondisi
di antara 0,800 sampai dengan 1.000. Artinya model lingkungan kerja atau ruang kerja personel, pengawasan,
penelitian mampu menjelaskan dari perubahan Kinerja perintah, serta gaya kepemimpinan atasannnya.
Anggota sebesar 83,6%. Sedangkan sisanya (100%-83,6% Hasil penelitian ini didukung oleh tiori Nusatimo
= 16,4%) dijelaskan oleh faktor lain. (2013) Seorang pimpinan jangan sampai membiarkan
Hasil penelitian ini didukung oleh Yolanda J Priori suatu pelanggaran yang dilakukan bawahannya tanpa
Tahun 2016 menunjukan bahwa: Motivasi (X1) adanya suatu tindakan atau membiarkan pelanggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tersebut terjadi berlarut-larut tanpa adanya tindakan tegas.
personel Dinas Pertanian Kabupaten Supiori sebesar Dengan kejadian tersebut yaitu membiarkan pelanggaran
Disiplin kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terjadi tanpa tindakan jelas sesuai ancaman maka bagi
terhadap kinerja personel Dinas Pertanian Kabupaten pelanggar akan menganggap bahwa ancaman yang
Supiori dengan signifikansi sebesar 0.00. Dan berdasarkan diberikan hanyalah ancaman kosong belaka. Artinya
hasil uji kedua variabel independent yang diuji secara mereka berani melanggar lagi, sebab tidak adanya
individual yang paling dominan dalam mempengaruhi tindakan tegas. Dengan adanya ketegasan dalam
kinerja personel di Dinas Pertanian Kabupaten Supiori pelaksanaan disiplin dengan cara memberlakukan sangsi
adalah disiplin kerja (dengan koefisien 0,489). Maka dapat yang telah ditetapkan akan mempengaruhi personel dalam
disimpulkan bahwa pada penelitian ini disiplin kerja (X2) bertindak sehingga mereka akan hati-hati dan berusaha
secara parsial merupakan faktor yang berpengaruh nyata untuk mematuhi semua ketentuan yang ada.
terhadap Kinerja (Y). 2. Beban Kerja berpengaruh signifikan secara Parsial
Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus
berpengaruh signifikan secara Parsial terhadap Polda Kalimantan Selatan
Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus Polda Beban Kerja didapatkan nilai sig. = 0.011 (Nilai Sig.
Kalimantan Selatan < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya secara parsial
1. Disiplin Kerja berpengaruh signifikan secara Parsial Beban Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
terhadap Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus Anggota. Yang artinya Tingkat beban yang terlalu tinggi
Polda Kalimantan Selatan memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan
Disiplin Kerja didapatkan nilai sig. = 0.000 (Nilai terjadi menurunkan kinerja. Sebaliknya tingkat beban yang
Sig. < 0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya secara rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan.
parsial Disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap Setiap anggota pasti memiliki masing-masing beban
Kinerja Anggota. pekerjaan yang telah ditetapkan oleh organisasi ataupun
Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi disiplin atasan. Mengingat masing-masing manusia mempunyai
kerja Anggota yang mencakup kehadiran yang tepat pekerjaan yang harus dihadapi. Dan mengingat kerja
waktu, bekerja pada waktu yang telah ditetapkan sesuai manusia masing-masing mempunyai tingkat pembedaan
jadwal kerja, adanya pemberitahuan jika tidak masuk yang berbeda-beda. Untuk mengetahui dan menghitung
kerja, berpenampilan rapi untuk menunjukkan sikap kerja atau memperkirakan tingkat optimallisasi dari jumlah dan
profesional, mengerjakan tugas dengan penuh tangguh komposisi tenaga kerja atau seseorang tenaga kerja
jawab, tidak menunda-nunda di dalam menyelesaikan terhadap beban kerja pada satu unit kerja melalui analisis
tugas tambahan yang diberikan, kebersihan dan kerapihan beban kerja.
hasil kerja yang telah dilakukan, maka akan dapat Berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh,
meningkatkan kinerja Anggota. diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
beban kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian ini
memberikan membuktikan bahwa beban kerja yang KESIMPULAN DAN SARAN
berlebihan dapat meningkatkan kinerja pegawai, Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada
sebaliknya jika semakin rendah beban kerja maka kinerja bab 5, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
pegawai akan meningkat karena rata-ta di polda sendiri berikut:
adalah penyidik sunior yang terlatih mental baik secara 1. Disiplin Kerja, Beban Kerja dan Motivasi Kerja
fisik ataupun secara mental karena mereka terbiasa dengan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
tugas yang di berikan pimpinan karena semakin banyak Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus Polda
tugas yang di berikan merka akan lebih semangat dan Kalimantan Selatan. Nilai korelasi tersebut
tertantang untuk menyelesaikan secara tepat waktu sesuai menunjukkan tingkat hubungan sangat kuat dan model
yang di harapkan pimpinan . penelitian mampu menjelaskan dari perubahan Kinerja
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggota sebesar 83,6%
sebelumnya oleh Kadek Ferrania Paramitadewi (2017) 2. Secara parsial Disiplin Kerja berpengaruh signifikan
yang menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Anggota. Hal ini dapat diartikan
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh ini bahwa semakin tinggi disiplin kerja Anggota, maka
memiliki arti yaitu semakin tinggi beban kerja pegawai akan dapat meningkatkan kinerja Anggota. secara
maka semakin tinggi kinerja pegawai. parsial Beban Kerja berpengaruh signifikan terhadap
3. Motivasi Kerja berpengaruh signifikan secara Parsial Kinerja Anggota. Yang artinya Tingkat beban yang
terhadap Terhadap Kinerja Anggota Dit Reskrimsus terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang
Polda Kalimantan Selatan berlebihan dan terjadi menurunkan kinerja. Sebaliknya
Motivasi didapatkan nilai sig. = 0.000 (Nilai Sig. < tingkat beban yang rendah memungkinkan rasa bosan
0,05) lebih kecil dari 0,05, yang artinya secara parsial dan kejenuhan dan secara parsial Motivasi berpengaruh
Motivasi berpengaruh signifikan Kinerja Anggota. Dengan signifikan Kinerja Anggota. Dengan demikian bahwa
demikian bahwa motivasi salah satu faktor yang penting motivasi salah satu faktor yang penting mendorong
mendorong sesorang untuk melakukan suatu aktivitas sesorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu dan
tertentu dan meningkatkan kinerja meningkatkan kinerja
Motivasi kerja dimiliki oleh setiap manusia, tetapi 3. Variabel disiplin kerja berpengaruh dominan terhadap
ada sebagian orang yang lebih giat bekerja dari pada yang kinerja anggota dit Reskrimsus polda Kalimantan
lain. Kebanyakan orang mau bekerja lebih keras jika tidak selatan.
menemui hambatan merealisasikan apa yang diharapkan Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan melihat
selama dorongan kerja itu kuat, semakin besar peluang indikator dari variable yang ada, maka saran-saran yang
individu untuk lebih konsisten pada tujuan kerja. dapat disampaikan sebagai berikut:
Motivasi seorang pekerja untuk bekerja biasanya 1. Bagi Dit Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan
merupakan hal yang rumit, karena motivasi melibatkan Penerapan disiplin kerja anggota Dit Reskrimsus Polda
faktor-faktor yang sifatnya individu adalah kebutuhan, Kalimantan Selatan harus dipertahankan disarankan
tujuan-tujuan, sikap dan kemampuan. Sedangkan yang pemberian teguran tertulis bisa menjadi pilihan untuk
tergolong pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi memberi teguran kepada anggota yang tidak disiplin /
meliputi pembayaran atau gaji, keamanan pekerja, tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan agar
pengawasan, pujian dan pekerjaan itu sendiri. Orang akan anggota memiliki tanggung jawab penuh pada
mau bekerja keras dengan harapan ia akan dapat pekerjaan yang diberikan.
memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginannya dari 2. Memberi penghargaan kepada anggota yang loyal
hasil pekerjaannya. terhadap institusi. Pemberian penghargaan dapat
Hasil ini didukung oleh Menurut hasibuan diberikan apabila anggota dapat menyelesaikan
(2016)motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan.
dorongan atau semangat kerja atau dengan kata lain Penerapan pengembangan karir juga harus
pendorong semangat kerja. Adapun Motivasi kerja adalah diperhatikan institusii, penerapan pengembangan karir
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar pada anggota yang berprestasi dan loyal dapat
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan memberi anggota harapan sehingga bersemangat dan
tujuan tertentu. Dari batasan-batasan tersebut, dapat berkompetisi untuk bekerja maksimal dan
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan mendapatkan jabatan yang lebih baik.
motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri 3. Bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian
seseorang sebagai akibat adanya pengaruh yang berasal sejenis diharapkan untuk mengobservasi dan
dari dalam dirinya maupun yang berasal dari luar dirinya, mengeksplorasi lebih jauh mengenai permasalahan-
kemudian dorongan itu menimbulkan, mengarahkan dan permasalahan khususnya dan objek lain pada
mengkoordinasikan perilaku untuk melakukan suatu umumnya dengan menambahkan variabel lain seperti
pekerjaan. pengembangan karir, kompetensi, pelatihan dan gaya
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sujarwanto (2018) kepemimpinan, sehingga peneliti dapat mengetahui
penelitian ini peneliti menggunakan metode Kuantitatif faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
dengan hasil yang didapat bahwa motivasi exsistence tidak kinerja anggota, selain itu juga disarankan untuk tetap
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai menggunakan metode kuantitatif dalam mendapatkan
namun motivasi relatedness berpengaruh positif signifikan data dan informasi yang lebih akurat.
terhadap kinerja pegawai. Hasil analisis regresi
menunjukan variabel bebas memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja pegawai
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan
dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas terhadap
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ghozali, Imam, 2002. Aplikasi Analisis Multivariat


dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro

[2] Hart, S. G. dan Staveland, L. E. 1988.Development


of NASA-TLX (Task Load Index): Results of
Empirical and Theoretical Research. Aerospace
136 Human Factors Research Division NASA-
Ames Research Center. California.

[3] Hasibuan, Malayu S.P, 2003, Manajemen Sumber


Daya Manusia, Edisi Revisi

[4] Kasmarani, M. K.,2012. Pengaruh Beban Kerja


Fisik dan Mental Terhadap Stres Kerja Pada
Perawat Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Cianjur. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1, No.
2, PP. 767-776.

[5] Manullang, 1998, Dasar-dasar Manajemen,


Jakarta: Ghalia Indonesia

[6] Mathis Robert, Jackson John, 2002, Manajemen


Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba emp at

[7] Yolanda J Priori Tahun 2016. Penelitian


tersebut berjudul “Pengaruh Motivasi Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Personel Pada
Dinas Pertanian Kabupaten Supiori”. Journal
of Healthcare Management 2015 Vol 21 No 12

Anda mungkin juga menyukai