Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344529424

Boenjamin Setiawan

Article · October 2020

CITATIONS READS
0 682

1 author:

Intan Muryaning Charimah


Universitas Diponegoro
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Intan Muryaning Charimah on 08 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Nama : Intan Muryaning Charimah

NIM : 26060119130070

Kelas : THP A

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Dr. Putut Har Riyadi, S.Pi., M.Sc.

Boenjamin Setiawan

1. Sukses Story Enterpreneur

Boenjamin Setiawan adalah seorang dokter sekaligus pengusaha sukses di


Indonesia. Beliau adalah lulusan Universitas Indonesia dengan gelar dokternya. Studi
beliau lanjutkan kembali di luar negeri tepatnya di University of California dengan jurusan
Farmasi. Bisnis yang ia tekuni tak jauh-jauh dari latar belakang pendidikannya yaitu di
dunia medis, dan mendirikan perusahaan Kalbe Farma. Beliau mendirikan sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang produksi obat. Usahanya berawal hanya pabrik obat
kecil-kecilan yang dibangun di dalam garasi mobil di Tanjung Priok, Jakarta Selatan.

Kalbe Farma kini menjadi salah satu perusahaan farmasi ternama di Indonesia
adalah buah kerja keras Dr. Boen dan keenam saudaranya. Perusahaan ini berdiri tepatnya
pada tanggal 10 September 1966 lalu. Perusahaan ini sempat terombang-ambing pada
tahun 1998 akibat krisis ekonomi yang pada saat itu melanda Indonesia. Kalbe Farma
dinyatakan bangkrut. Dengan jumlah asset yang terbatas, Dr. Boen lalu memulai lagi
bisnisnya. Bisnis apapun ia jalani seperti bisnis property dan bisnis logistic. Sembari
menjalankan sejumlah bisnis kecil, dr. Boen tetap menjalankan bisnis farmasinya. Kalbe
Farma masih terus bertahan berkat dukungan profit dari bisnis-bisnis dr.Boen yang
terbilang kecil-kecilan. Perlahan-lahan Kalbe Farma terlihat bangkit. Bahkan Kalbe Farma
terlihat semakin berkembang. Kalbe diperkuat lagi dengan strategi akuisisi yang cerdas dan
dilakukannya ekspansi bisnis terutama bisnis-bisnis kecil rintisan dr. Boen.
2. Motivasi

Motivasi dari dr. Boen adalah tekad besar selalu membuahkan hasil. dr. Boen
memiliki tekad yang kuat untuk bangkit lagi setelah asetnya dijual. dr. Boen mencoba
usaha lain walaupun dengan skala kecil. Keuntungan dari usaha itu ia gunakan untuk
memproduksi obat-obatan di Kalbe Farma. Ternyata, semua usaha dan perjuangannya
benar-benar berbuah manis. Laporan keuangan perusahannya selalu mengalami
peningkatan. Perusahaan Kalbe Farma mengalami puncak kejayaannya di tahun 2012
bertepatan dengan pengambilan alih Hale International yang merupakan perusahaan
minuman. Pada saat itu terkenal dengan trademarknya “Love Juice”. Tak lama kemudian,
Kalbe Farma bergabung bersama Milko beverage Industry. Dari hubungan itu, akhirnya
menghasilkan Kalbe Milko Industry. Kerja sama kedua perusahaan itu membuahkan hasil
yang signifikan. Terbukti, Kalbe Farma menjadi lebih terkenal. Sedangkan Kalbe Milko
Industry lebih fokus pada produksi makanan dan minuman yang terbuat dari susu. Profit
perusahaan ini juga mengalami peningkatan seiring semakin majunya Kalbe Farma.
Beberapa minuman seperti Sakatonik, Extra Joss, Fatigon Hydri, telah memberikan
keuntungan mencapai 12 triliun.

3. Kreativitas dan Inovasi


Boenjamin Setiawan memiliki kreativitas yang sangat tinggi. Berbekal dari ilmu
yang beliau dapatkan, akhirnya beliau mendirikan sebuah perusahaan farmasi. Hal tersebut
dilatarbelakangi karena mayoritas penduduk Indonesia yang minim tentang kebutuhan bat
nasional, sehingga beliau mendirikan perusahaan obat. Pernyataan tersebut mengatakan
bahwa dr. Boen memiliki sisi kreativitas karena memikirkan peluang obat nasional yang
akan diproduksi di Indonesia.
dr. Boen juga melakukan inovasi yang luar basa pada perusahaannya. Kalbe Farma
bekerjasama dengan Milko Beverage Industry yang kahirnya berjalan lancar sampai
terbentuk Kalbe Milko yang menghasilkan produk minuman seperti Sakatonik, Extra Joss,
Fatigon Hydri yang keuntungannya sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa dr.Boen
tidak hanya mengembangkan perusahaan obatnya saja, tapi juga berinnovasi untuk
membuat produk baru seperti produk minuman.
4. Risiko
Potensi resiko yang dialami dr. Boen dalam menjalankan usahanya bisa berasal dari
beberapa aspek sebagai berikut.
a. Risiko persaingan usaha
Persaingan dalam sector farmasi, semakin hari akan semakin ketat karean
bertambhanya produsen lokal maupun internasional yang beroperasi. Risiko di sini
mempengaruhi Kalbe karena mungkin saja berkaitan dengan sumberdaya
keuangan, inovasi produk, dan metode pemasaran yang lebih baik dari Perusahaan
Kalbe.
b. Risiko Keuangan
Kalbe menghadapi risiko keuangan akibat dari fluktuasi mata uang asing, anggaran,
pembiayaan serta likuiditas. Sebagian besar bahan untuk produksi di Kalbe adalah
impor, sehingga kondisi fluktuasi valuta asing sangat mempengaruhi keberjalanan
perusahaan Kalbe.
c. Risiko Interupsi Bisnis
Risiko ini berkaitan dengan bencana lam, sehingga bisa memnybabkan kerusakan
fasilitas di perusahaan.
Perusahaaan Kalbe memiliki cara untuk mengatasi risiko ini dengan membentuk
Unit Audit Korporat dan Penasehat Risiko yang berfungsi untuk memfasilitasi
penyempurnaan kemampuan pengungkapan risiko dan mendorong efektivitas
pengembangan dan implementasi strategi pengendalian risiko secara keseluruhan.
5. Mencari Gagasan
dr. Boen mendirikan Kalbe pada awal mulanya karena keresahannya bahwa
masyarakat Indonesia masih minimakan kebutuhan obat nasional, sehingga belaiu
mendirikan sebuah perusahaan obat. Tahun 1966, Soeharto baru saja dilantik menjadi
Presiden RI. Kala itu, pemerintah mulai membuka izin bagi penanaman modal asing di
tanah air, sehingga perusahaan-perusahaan farmasi besar dari negara lain mulai
berdatangan, diantaranya, Pfizer, GSK dan Boehringer. Perusahaan farmasi lokal yang
lebih dulu eksis, seperti Dupa dan Soho, menjual obatnya dengan harga murah. Sementara
perusahaan asing yang masuk belakangan, berani menjual produknya dengan harga mahal.
Kondisi ini kemudian memberikan ide kapada dr. Boen dan saudara-saudaranya bahwa
perusahaanya akan menjual dengan harga di tengah-tengah. Harga ini di kemudian hari
membuahkan hasil yang tak mengecewakan..
dr. Boen mendapat gagasan karena keresahannya akan kebutuhan obat nasional
masi kurang di Indonesia. Oleh karena itu belaiu mengadakan penelitian kemudian
akhirnya bisa menemukan obat yang akan dipasarkan dalam industry farmasinya.
6. Manajemen Pelanggan
PT. Kalbe Farma berusaha memberikan layanan yang bersifat personal sehingga
dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya, baik
sebagai stakeholder maupun shareholder. CRM yang disediakan oleh PT. Kalbe Farma
adalah dengan dibuatkannya website dan email untuk pelanggan (termasuk dokter yang
bekerjasama). Fasilitas website dan email ini dapat digunakan pelanggan dengan mudah
untuk menghubungi pihak sales untuk kepentingan pembelian tanpa harus mengeluarkan
biaya yang banyak. Pelanggan akan dimudahkan untuk menjalin hubungan dengan PT.
Kalbe Farma dengan biaya yang murah. Sales juga dapat mengotomatisasi proses
penjualan dengan sederhana. Daftar pelanggan dapat disimpan secara otomatis dalam
database dan memudahkan sales untuk mengaksesnya dalam waktu yang efisien.
CRM pada PT. Kalbe Farma ditekankan pada perubahan kebijakan dan prosedur
yang didesain untuk meningkatkan sales dan customer retention di berbagai perusahaan.
CRM ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dokter mana yang proaktif dengan tenaga
pemasarannya, mengkalkulasi pendapatan potensial yang diperoleh dari hubungan dengan
para dokter tersebut, menjalin hubungan yang erat dengan para dokter yang
merekomendasikan obatnya kepada pasien, meningkatkan pemasaran produk dan jasa yang
dibeli oleh pelanggan sebelumnya dan informasi mengenai segmentasi pasar lainnya.
7. Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis dr. Boen dimulai karena ketertarikannya dalam bidang farmasi.
Beliau kemudian ingin melakukan penelitian dan meminta dana kepada pemilik PT. Dupa
yaitu Wim Kalona untuk melakukan penelitian salep. Wim menyarankan untuk penelitian
kemudian juga mndirikan pabrik obat agar penelitiannya dapat berguna bagi masyarakat.
Dr. Boen bersama saudaranya kemudian terus berusaha membuat sebuah pabik obat yang
disebut Kalbe Farma.
Produk kalbe farma mengalami perkembangan mulai dari salep dan juga obat
penurun darah tinggi. Dr. Boen memeprluas relasi untuk mengembangkan bisnisnya
sehingga bisa dipasarkan secara nasional dan internasional. Bisnis ini juga dikembangan
dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain sehingga bisa tercipta produk-produk
baru. Sasaran yang dituju adalah semua masyarakat Indonesia. Manajemen pelanggan juga
sudah sangat baik dengan beberapa fasilitas seperti website dan email sehingga dapat
memudahkan pelanggan untuk membeli produk. Kalbe farma juga terus memberikan
inovasi agar usahanya terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
https://101red.com/prime/motivasi/boenjamin-setiawan-sosok-tekun-dan-inspirasi-
pahlawan-kalbe-farma
http://catatan-risma.blogspot.com/2014/09/penggunaan-dan-pemanfaatan-customer.html
https://finance.detik.com/sosok/d-3058384/mulai-bisnis-dari-garasi-pendiri-kalbe-farma-
jadi-orang-terkaya-no7-di-ri
http://happiness4sharing.blogspot.com/2015/09/kisah-sukses-boenjamin-setiawan.html
https://moko31.wordpress.com/majalah-swa/boen-dan-lima-falsafahnya/
https://www.kalbe.co.id/id/tata-kelola-perusahaan/manajemen-risiko

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai