Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ETIKA BISNIS

PT. KALBE FARMA TBK


Dosen Pengampu: Endang Tri Pratiwi, SE., MSA., Ak.

NAMA : WIDIARTI
NIM : 101901003
KELAS : A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
TAHUN AJARAN 2020/2021
PT. KALBE FARMA Tbk

PT KALBE FARMA Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang


farmasi dan didirikan pada tahun 1966, PT Kalbe Farma Tbk. (Perseroan atau Kalbe)
telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di
garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Grup Kalbe telah menangani
portofolio merek yang handal dan beragam untuk produk obat resep, obat bebas,
minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha kemasan
dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Lebih jauh, pembinaan dan
pengembangan aliansi dengan mitra kerja internasional telah mendorong
pengembangan usaha Kalbe di pasar internasional dan partisipasi dalam proyek-
proyek riset dan pengembangan yang canggih serta memberi kontribusi dalam
penemuan terbaru di dalam bidang kesehatan dan farmasi termasuk riset sel punca dan
kanker.
PT Kalbe Farma Tbk menjadi perusahaan publik sejak tahun 1991 di Bursa
Efek Indonesia (BEI), dengan nilai kapitalisasi pasar pada saat ini di atas US$ 1,4
milliar dan penjualan yang melebihi Rp. 9 triliun. Kalbe adalah perusahaan publik
farmasi terbesar di Asia Tenggara dengan pasar yang tersebar di 9 negara yang
memiliki total populasi mencapai 570 juta jiwa.
Etika Bisnis Kalbe merupakan pedoman berperilaku bagi seluruh jajaran
Kalbe (termasuk Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan) dalam melakukan interaksi
dan hubungan dengan segenap pemangku kepentingan. Kode Etik tersebut
dikembangkan dengan mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dan kepada Panca Sradha Kalbe yang merupakan nilai-nilai perusahaan yang
menjiwai perkembangan sejarah Kalbe.

Panca Sradha Kalbe terdiri dari prinsip-prinsip berikut:

1. Saling percaya adalah perekat diantara kami


2. Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami
3. Inovasi adalah kunci keberhasilan kami
4. Bertekad untuk menjadi yang terbaik
5. Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami.
Kelima aspek ini menjadi dasar bagi setiap insan Kalbe dalam bersikap,
berperilaku dan berinteraksi dengan para stakeholders Kalbe.

Etika Bisnis Kalbe dapat menghindari terjadinya penyimpangan terhadap


standar perilaku yang ditetapkan dan menjadi pedoman dalam mendeteksi
pelanggaran yang terjadi. Kepatuhan terhadap Etika Bisnis Kalbe akan menghindari
timbulnya hubungan yang tidak wajar dengan para pemangku kepentingan yang pada
kelanjutannya akan merugikan Perseroan. Pokok-pokok Etika Bisnis Kalbe mencakup
standar perilaku dan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan, komitmen
terhadap karyawan, pemegang saham, mitra usaha, prinsip-prinsip persaingan usaha,
integritas bisnis, benturan kepentingan, standar produk dan layanan, penghargaan atas
hak kekayaan intelektual, komitmen terhadap lingkungan, kemitraan dengan
masyarakat, serta aktivitas organisasi dan politik.

Peluncuran Etika Bisnis diikuti dengan program sosialisasi bertahap yang akan
menjangkau seluruh insan Kalbe. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang untuk
memastikan bahwa seluruh lapisan karyawan memiliki pemahaman yang sama atas
prinsip Etika Bisnis Kalbe. Selain kewajiban untuk mentaati Etika Bisnis Kalbe
Perseroan, karyawan Kalbe juga akan diwajibkan mematuhi aturan dan kebijakan
Perseroan lainnya serta tidak bersikap diam apabila menemukan atau mengetahui
perbuatan atau tindakan yang merupakan pelanggaran atas Etika Bisnis Kalbe.
Karyawan wajib melaporkan pelanggaran atas Etika Bisnis Kalbe tersebut melalui
Whistleblowing System.

Analisis Permasalahan

Adapun masalah yang dapat timbul yang berhubungan dengan etika dalam
bekerja berupa diakrininasi, konflik kepentingan, dan penggunaan sumber-sumber
perusahaan yang biasanya timbul erat kaitanya dengan ketidakadilan. Salah satu
tindakan yang dapat mendukung perilaku etis yaitu Whistle Blowing atau tindakan
yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang pekerja untuk memberitahukan
kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan ataupun atasan secara pribadi kepada
pihak lain, baik itu khayalak umum ataupun instansi atau atasan yang berkaitan
langsung dengan yang melakukan kecurangan tersebut dengan tujuan untuk
memperbaiki atau mencegah suatu tindakan yang merugikan.
Kalbe Farma Tbk (Perseroan) sebagai perusahaan publik yang sahamnya
tercatat di bursa, wajib untuk memenuhi semua peraturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) atau yang kemudian beralih menjadi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dalam menjalankan usahanya. PT. Kalbe Farma Tbk juga dituntut
untuk mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang
usaha operasional Perseroan. Selain itu, sebagai perusahaan publik, PT. Kalbe Farma
Tbk diharuskan untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang handal (good
corporate governance) sebagai landasan operasionalnya, sehingga Perseroan dapat
dijalankan dan dikelola secara transparan, akuntabel, bertanggung jawab, independen
dan wajar.

CONTOH KASUS
Kasus Obat Bius Maut, Menkes: PT Kalbe Farma Lalai

Sebelumnya, kasus obat suntik produksi PT Kalbe Farma bermula dari


meninggalnya dua pasien RS Siloam Tangerang pada pertengahan Februari lalu.
Keduanya tewas setelah disuntik obat bius Buvanest Spinal. Belakangan diketahui
bahwa yang diberikan bukan Buvanest, melainkan obat dengan kandungan
asam traneksamat. Buvanest buatan Kalbe yang digunakan Siloam diproduksi pada
akhir November tahun lalu. Produksi obat bius oleh Kalbe dilakukan secara massal,
satu kali produksi menghasilkan 14.000-an obat. Kemudian obat-obat itu
didistribusikan ke rumah sakit yang terafiliasi dengan Kalbe.

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa PT. KALBE
FARMA TBK telah melanggar etika bisnis dan Undang-undang yang berlaku
dan berimplikasi hukum yang serius. Selain terancam hukuman pidana pihak-
pihak terkait yang menyebabkan seseorang meninggal tersebut juga dapat
dikenal denda untuk membayar ganti rugi pada pihak keluarga.
PT. Kalbe Farma Tbk dapat dikenakan sejumlah sanksi diantaranya secara
administrasi maupun pidana. Terkait kompensasi yang dimaksud yaitu
ketentuannya telah dimuat dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen yang menyebutkan bahwa ada kompensasi, ganti rugi
dan atau penggantian hak-hak konsumen.
Selain itu, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 juga menyebutkan bahwa
pasien atau konsumen berhak mendapatkan advokasi, pendidikan dan
perlindungan serta pelayanan yang adil tanpa diskriminatif. Terkait pelanggaran
yang dilakukan PT. Kalbe Farma Tbk, pihak YPPKKI meminta izin produk obat
injeksi jenis buvanest harus dicabut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM)

Anda mungkin juga menyukai