Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto

Kav. 4 Cempaka Putih Jakarta Pusat Didirikan pada tahun 1966. PT Kalbe Farma

Tbk. (“Perseroan” atau “Kalbe”) telah jauh berkembang dari awal mulanya

sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta

Utara. Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia

Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar

di atas US$ 1 miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun.

Misi PT Kalbe Farma Tbk. (“Kalbe”) adalah memberikan dukungan bagi

terciptanya masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas hidup lebih tinggi,

dengan cara menyediakan produk-produk yang meningkatkan kesehatan serta

kenyamanan hidup. Selama lebih dari 40 tahun sejarah Perseroan, pengembangan

usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis terhadap perusahaan-

perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk yang unggul dan

menjangkau pasar internasional. Kalbe menjadi perusahaan produk kesehatan

serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran,

pengembangan merek, distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan

pengembangan serta produksi yang sulit ditandingi dalam mewujudkan misinya

untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.

1
2

PT Kalbe Farma Tbk telah menangani portofolio merek yang handal dan

beragam untuk produk obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang

dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha kemasan dan distribusi yang

menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Perseroan telah berhasil memposisikan

merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing kategori terapi dan

segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai pasar

internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah

senantiasa menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix,

Prenagen dan Extra Joss. Lebih jauh, pembinaan dan pengembangan aliansi

dengan mitra kerja internasional telah mendorong pengembangan usaha Kalbe di

pasar internasional dan partisipasi dalam proyek-proyek riset dan pengembangan

yang canggih serta memberi kontribusi dalam penemuan terbaru di dalam bidang

kesehatan dan farmasi.

Pada tanggal 16 Desember 2005, Manajemen Kalbe mengumumkan

penggabungan (merger) PT Kalbe Farma Tbk, PT Dankos Laboratories Tbk, dan

PT Enseval, menjadi PT Kalbe Farma Tbk. Tujuan penggabungan adalah sebagai

berikut : (a) Menjadi perusahaan farmasi dan produsen produk-produk kesehatan

terbesar di Asia Tenggara; (b) Meningkatkan daya saing perusahaan hasil

penggabungan dengan terciptanya sinergi dalam strategi pemasaran; (c)

Meningkatkan efisiensi pada bidang pemasaran, produksi, penelitian serta

pengembangan produk dan lain-lain; (d) Meningkatkan transparansi kepada

semua pemangku kepentingan perusahaan hasil penggabungan dengan

bergabungnya unit distribusi; (e) Meningkatkan kapitalisasi pasar dan likuiditas


3

perdagangan saham perusahaan hasil penggabungan di bursa; dan (f)

Memperbaiki kualitas neraca keuangan perusahaan hasil penggabungan yang

dapat mendukung pengembangan usaha masa depan baik di dalam negeri maupun

regional. Selain itu merger dilaksanakan guna peningkatan efisiensi dan

efektivitas mengingat naiknya biaya produksi, serta untuk memperluas jaringan

distribusi, menghapus fungsi-fungsi ganda yang berlebihan, memperbaiki kinerja

manajemen mata rantai pasokan, meningkatkan likuiditas saham, serta daya tawar

yang meningkat terhadap para pemasok.

Penggabungan yang dilakukan oleh PT Kalbe Farma Tbk. ("Kalbe"), PT

Dankos Laboratories Tbk (“Dankos”) dan PT Enseval ("Enseval") dilakukan

karena terdapat transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Nomor IX.E.1., lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor

Kep-84/PM/1996, tanggal 24 Januari 1996, sebagaimana diubah dengan Kep-

12/PM/1997, tanggal 30 April 1997 dan terakhir diubah dengan Kep-32/PM/2000,

tanggal 22 Agustus 2000, tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Transaksi benturan kepentingan terjadi karena (i) hubungan kepemilikan, dan (ii)

hubungan kepengurusan sebagai berikut:

Hubungan kepemilikan terjadi pada ketiga perusahaan yang akan melakukan

penggabungan. Kalbe, dimiliki oleh Enseval dengan kepemilikan sebesar 52,65%

dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Kalbe.Kalbe

memiliki Dankos sebesar 71,46% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan

disetor penuh dalam Dankos. Dankos dimiliki oleh Kalbe sebesar 71,46% dari

seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Dankos. Secara
4

tidak langsung Dankos dimiliki oleh Enseval melalui Kalbe. Di sisi yang lain

Enseval memiliki Kalbe dengan kepemilikan sebesar 52,65% dari seluruh saham

yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Kalbe. Secara tidak langsung

Enseval memiliki Dankos melalui Kalbe.

Hubungan kepengurusan juga terjadi pada ketiga perusahaan. Adapun

hubungan kepengurusan yang terjadi disajikan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1.1
Hubungan Kepengurusan
Nama Kalbe Dankos Enseval
Johannes Setijono Presiden Direktur Presiden Direktur Utama
Komisaris
Nina Gunawan Komisaris Komisaris Direktur
Santoso Oen Direktur Komisaris -
Dr. Boenjamin Presiden - Komisaris Utama
Setiawan Komisaris
Bernadette Ruth Direktur - Komisaris
Irawati Setiady
Sumber: www. kalbe.co.id

Bertitik tolak dari merger yang dilakukan PT Kalbe Farma Tbk pada tahun

2005 tersebut maka peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh merger yang

dilakukan oleh menajemen terhadap rasio keuangan perusahaan. Untuk itu penulis

akan menulis ”Analisis Rasio Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Sebelum dan

Sesudah Merger”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana rasio

keuangan PT Kalbe Farma Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger?


5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis perkembangan rasio

keuangan PT Kalbe Farma Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger.

1.4 Batasan Masalah

1. Merger PT Kalbe Farma Tbk dilakukan pada akhir tahun 2005 sehingga

periode analisis Rasio keuangan dibatasi 2 periode sebelum merger yaitu

tahun 2003- 2004 dan 2 periode sesudah merger yaitu tahun 2006 – 2007.

2. Rasio keuangan yang di analisis adalah Return On Assets (ROA), Return on

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Total Asset Ratio (DAR),

Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit

Margin (NPM), Earnings per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), dan

Price to Book Value (PBV).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dan penelitian ini adalah

1. Bagi penulis: mengetahui dampak kebijakan merger PT Kalbe Farma Tbk

terhadap Rasio keuangan perusahaan.

2. Bagi institusi: memperkaya berbagai pengetahuan di bangku perkuliahan

serta memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu ekonomi khususnya

dalam hal merger sehingga penelitian ini dapat menjadi referensi bagi

penerapan merger khususnya di PT Kalbe Farma Tbk.

Anda mungkin juga menyukai