FINAL REPORT
Reference: STR-GEO_STUDY_FINAL_REPORT_rev1.0
Revision: 1.0/Draft Report
Date: 01 May 2019
Project name: Laporan Perhitungan Evaluasi
Project number: -
3
2
1 20-Jun-18 Final Report SM BS ES
REV DATE DESCRIPTION BY CHKD APPD
LEMBAR PENGESAHAN
FINAL REPORT
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hazard Score and Rating dengan Metode SPRS ...................................................... 2-1
Tabel 2.2 Hasil Slope Priority Rating System (SPRS) di Area Tower Transmisi SUTT 150kV .. 2-1
Tabel 4.4 Capacity Ratio Penampang yang Belum Memenuhi Persyaratan ........................ 4-10
Tabel 5.4 Hasil joint reaction Struktur Tower Transmisi SUTT 150 kV Kombinasi S ............. 5-12
Tabel 5.5 Kriteria faktor keamanan desain lereng tanah (pasal 7.5.5) ................................ 5-16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Tipikal Fondasi Dangkal Tower SUTT 150kV * ........................................ 2-2
Gambar 2.2 Gambar Lokasi, Elevasi dan Jarak Antar Tapak Tower SUTT 150kV ................... 2-3
Gambar 2.3 Gambar Pengukuran Kemiringan Tower SUTT 150kV ......................................... 2-3
Gambar 2.4 Gambar Mobilisasi dan Persiapan Bor Dalam pada Lokasi Tower ..................... 2-4
Gambar 2.5 Gambar Setting Alat Bor Dalam pada Lokasi Tower ........................................... 2-4
Gambar 2.6 Gambar Aktivitas Penambangan Batu Bara dekat Tower Transmisi ................. 2-5
Gambar 2.9 Gambar Kerusakan pada Turap Batu Kali pada Tower Transmisi ...................... 2-6
Gambar 2.10 Gambar Kondisi Tapak Tower Transmisi Setelah Dilakukan Pemotongan ...... 2-7
Gambar 2.11 Gambar Kondisi Sambungan dan Profil Baja Struktural Tower Transmisi ........ 2-8
Gambar 2.12 Gambar Rekahan (Crack) pada Lereng dibawah Posisi Tower Transmisi......... 2-8
Gambar 2.14 Gambar Penentuan Titik Bor Dalam di Lokasi Tower Transmisi ....................... 2-3
Gambar 2.15 Potensi Arah Pergerakan Lereng Akibat Aktivitas Penambangan Batu Bara .. 2-3
Gambar 3.5 Hasil Pile Integrity Leg A dan Leg B ..................................................................... 3-3
Gambar 3.6 Hasil Pile Integrity Leg C dan Leg D ..................................................................... 3-3
Gambar 4.1 Pemodelan 3D Struktur SUTT 150 kV Basis +0m ................................................. 4-1
Gambar 4.2 Pemodelan Struktur SUTT 150 kV Basis +0m Bagian Transversal (Kiri) dan Gambar
pada Dokumen “00-4DD6-4DDR6” (Kanan) ........................................................................... 4-2
Gambar 4.3 Pemodelan Struktur SUTT 150 kV Basis +0m Bagian Longitudinal (Kiri) dan
Gambar pada Dokumen “00-4DD6-4DDR6” (Kanan)............................................................. 4-2
Gambar 4.8 Tampak 3D Capacity Ratio Penampang yang Belum Memenuhi Persyaratan 4-10
Gambar 5.2 Gambar Penentuan Titik Bor Dalam di Lokasi Tower Transmisi ........................ 5-2
Gambar 5.3 Grafik NSPT terhadap kedalaman Lokasi T40 ..................................................... 5-3
Gambar 5.4 Kurva tegangan-regangan model hiperbolik diformulasikan oleh ................... 5-5
Gambar 5.7 Illustrasi pengecekan tahanan geser dan guling pada fondasi dangkal ............ 5-9
Gambar 5.8 Simplified Boring Log (a) BH-01 dan (b) BH-02 .................................................. 5-11
Gambar 5.9 Joint reaction Struktur Tower Transmisi SUTT 150 kV ....................................... 5-11
Gambar 5.10 Arah pergerakan lereng T40 hasil PLAXIS 2D ................................................... 5-17
Gambar 5.11 Pola keruntuhan lereng T40 hasil PLAXIS 2D .................................................... 5-17
Gambar 6.1 Usulan pemindahan T40 dari hasil kajian struktur-geoteknik .......................... 6-19
1 LATAR BELAKANG
1.1 Umum
Tower Transmisi SUTT Tower 40 (T.40) 150kV milik PT PLN (Persero) mengalami
pergeseran secara struktural pada bagian tapak fondasi tower dan struktur atas rangka
baja terlihat miring dan mengalami deformasi. Pihak PLN meminta kami untuk
melakukan assessment dan pengambilan data tanah pada area Tower Transmisi ini
sebanyak 2 (dua) titik Bor Dalam dengan kedalaman 20 meter.
Lokasi Tower T.40 berada di kecamatan Tanjung Agung , Kabupaten Muara Enim.
Kondisi geografis di lokasi T40 berada pada kondisi berbukit dan dikelilingi oleh
tambang PTBA dan milik masyarakat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan site visit awal dan pengamatan secara visual Tower Transmisi;
2. Dokumen “Standar Tiang Baja SUTT 150kV.pdf” berupa Standar Tiang Baja untuk
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70kV dan 150kV.
Pada tanggal 3-4 Mei 2019 (Jumat-Sabtu), PT Pile Indonesia Konstruksi (PIK) pada
awalnya diinformasikan oleh PT Sariksa Putra Mandiri (SPM) mengenai satu tower T40
SUTT 150 kV milik PLN membutuhkan keahlian PIK untuk dapat mendukung PT SPM
secara efektif melakukan kajian terkait struktur tower dan potensi pergerakan tanah
atau stabilitas geoteknik di daerah T40.
Pada tahap awal, kunjungan lapangan (site visit) dimaksudkan untuk mengetahui secara
visual lokasi area tower T40, mengidentifikasi potensi permasalahan secara engineering
yang terjadi di lapangan dan memberikan rekomendasi awal untuk analisis lebih lanjut
yang diperlukan dalam desain dan konstruksi T40. Pengamatan kunjungan lapangan
dilakukan pada tanggal 3-4 Mei oleh perwakilan PT PIK, Bpk. Eyrton C. Silaban dan Bpk.
Bobby Setiawan dan didampingi oleh Bpk. Tedi sebagai perwakilan PT SPM.
Hasil yang kami dapatkan dari site visit ini adalah informasi awal, dokumentasi, hasil
asesmen sementara, indikasi dan kesimpulan awal. Semuanya itu bertujuan sebagai
informasi awal kami untuk melakukan kajian secara struktur-geoteknik untuk
memberikan rekomendasi teknis terkait T40 agar ke depannya tower transmisi tersebut
dapat berfungsi seperti sediakala dan untuk masa yang akan datang.
- Fondasi Tower SUTT 150kV menggunakan fondasi dangkal dengan asumsi dimensi
tipikal (3 x 3) meter dengan kedalaman sekitar 3.3 meter.
- Terdapat 4 (empat) titik kaki penyangga Tower dengan jarak tiap titik kaki sekitar
4.3 - 4.6 meter.
- Menurut informasi dari PLN, kondisi Tower SUTT 150kV sudah mengalami deformasi
secara transversal sebesar 75.6 cm dan secara longitudinal sebesar 4 cm.
- Adanya penambangan batu bara masyarakat (tidak memiliki izin) di sekitar tower
transmisi.
- Saat kegiatan site visit, PT PIK telah memulai pekerjaan penyelidikan tanah 2 (dua)
titik di sekitar T40.
Gambar 2.2 Gambar Lokasi, Elevasi dan Jarak Antar Tapak Tower SUTT 150kV
Sumber: ASSESMEN TOWER TRANSMISI SUTT 150 kV T.40.pdf
Gambar 2.4 Gambar Mobilisasi dan Persiapan Bor Dalam pada Lokasi Tower
Gambar 2.5 Gambar Setting Alat Bor Dalam pada Lokasi Tower
Gambar 2.6 Gambar Aktivitas Penambangan Batu Bara dekat Tower Transmisi
Gambar 2.9 Gambar Kerusakan pada Turap Batu Kali pada Tower Transmisi
Gambar 2.10 Gambar Kondisi Tapak Tower Transmisi Setelah Dilakukan Pemotongan
Gambar 2.11 Gambar Kondisi Sambungan dan Profil Baja Struktural Tower Transmisi
Gambar 2.12 Gambar Rekahan (Crack) pada Lereng dibawah Posisi Tower Transmisi
Tabel 2.2 Hasil Slope Priority Rating System (SPRS) di Area Tower Transmisi SUTT
150kV
Area SUTT 150kV Bukit Asam Date Saturday, 4 May 2019
Location Muara Enim, Palembang Page 1
Score
Cut Slopes Hazard Attributes Point
0 1 2
i. Slope angle <45o 45o-63o >63o 1
ii. Height of slope <12m 12m-24m >24m 1
iii. Slope cover >20% <20% - 2
iv. Surface drains Good Blocked Repair required 0
v. Natural water path No - Yes 0
vi. Seepage No - Yes 0
vii. Ponding No - Yes 0
viii. Erosion Slight Moderate Critical 0
ix. Slope failure No - Yes 1
x. Surroundings upslope No - Yes 2
xi. Discontinuities / Crack No - Yes 2
- - - -
- - - -
Maximum point : 22 Total score : 9
Hazard percentage : 41 %
Hazard rating : Very High
Description:
Hasil dari pengamatan secara visual:
1. Ditemukan adanya aktivitas penambangan batu bara relatif tidak jauh di bawah lokasi
tower dengan jarak sekitar 15-20 meter.
2. Pembuatan lereng yang relatif tegak dengan sudut sekitar 60 o pada area
penambangan dan tidak jauh dari tapak tower transmisi sekitar 20-25 meter.
3. Diinformasikan bahwa areal penambangan tersebut aktif sejak 2005 dengan
membuat jalur terowongan yang berada persis di bawah lokasi turap batu tower
transmisi. Terjadi kelongsoran dan tertutupnya area terowongan tambang batu bara
sekitar pada tahun 2014.
- Tower Transmisi SUTT awal telah dipotong dan digantikan dengan Emergency
Tower milik PLN sebagai langkah antisipasi awal agar tidak terjadi tambahan
pergerakan lebih lanjut.
- Dilakukan penentuan titik penyelidikan tanah pada lokasi atas dan bawah tapak
tower untuk memperoleh data stratigrafi tanah di sekitar lokasi tapak tower
dengan kedalaman masing-masing penyelidikan 20 meter.
Gambar 2.14 Gambar Penentuan Titik Bor Dalam di Lokasi Tower Transmisi
- Aktivitas penambangan batu bara berpotensi mengganggu stabilitas lereng pada
tapak Tower Transmisi. Terdapat rekahan (crack) relatif besar dekat dengan
penambangan batu bara dan menurut informasi warga setempat pernah terjadi
kelongsoran pada terowongan yang dibuat sangat dekat dengan lokasi turap batu
kali di tapak tower transmisi.
- Potensi pergerakan lereng ke arah barat daya tapak turap batu kali (lokasi tapak
titik D).
Gambar 2.15 Potensi Arah Pergerakan Lereng Akibat Aktivitas Penambangan Batu Bara
1. Terdapat potensi stabilitas lereng dan berdampak pada fondasi tiang transmisi ke
arah leg D.
2. Arah pergerakan tanah ini searah dengan lereng yang memiliki tingkat kecuraman
yang tinggi yang di kaki lerengnya (toe) ditemukan penambangan batu bara oleh
masyarakat sekitar.
3. Arah pergerakan ini menyebabkan tekukan profil baja di leg A dan B, rekahan tanah
di dekat leg D, patahan dinding batu kali dan yang diduga kuat hasil tarikan dari
kaki lereng.
4. Hasil asesmen menunjukkan hazard rating sangat tinggi hal ini menunjukkan
kerentanan T40 terhadap pergerakan tanah sudah sangat berbahaya. T40 perlu
dipindahkan di tempat yang lebih aman.
5. Hasil simpulan sementara ini akan diverifikasi berdasarkan besarnya beban yang
diterima fondasi dari tower kemudian untuk pergerakan tanah secara global juga
dilakukan verifikasi pemodelan metode elemen hingga (finite element method)
dengan PLAXIS 2D untuk memastikan angka keamanan lereng sesuai kriteria
desain.
PT PLN telah melakukan asessmen Tower Transmisi SUTT 150 kV N0.040. Untuk
menunjang kajian struktur dan geoteknik diperlukan review sebelum melakukan analisis
selanjutnya.
Jika memang daya dukung tanah terhadap beban sesuai kriteria desain membuktikan
stabilitas lokasi T40 dalam kondisi aman, namun untuk stabilitas global perlu dilakukan
kajian mendalam lebih lanjut di bab berikutnya (struktur dan geoteknik).
4 ANALISIS STRUKTUR
Elemen struktur SUTT dimodelkan dengan bantuan perangkat lunak SAP2000, seperti
terlihat pada Tabel 4.1 sesuai dengan dokumen “00-4DD6-4DDR6” dengan memodelkan
menara rangka batang bagian basis +0m dimana terbagi menjadi beberapa bagian
struktur yakni bagian earthing, cross arm 1, head part 1, cross arm 2, head part 2, cross
arm 3, head part 3, cross arm 4, head part 4, cross arm 5, head part 5, cross arm 6, head
part 6, body part 1, body part 2, dan basis +0m dengan perletakan berupa sendi.
Gambar 4.2 Pemodelan Struktur SUTT 150 kV Basis +0m Bagian Transversal (Kiri) dan
Gambar pada Dokumen “00-4DD6-4DDR6” (Kanan)
Gambar 4.3 Pemodelan Struktur SUTT 150 kV Basis +0m Bagian Longitudinal (Kiri) dan
Gambar pada Dokumen “00-4DD6-4DDR6” (Kanan)
4.2 Pembebanan
Beban yang digunakan merupakan berat sendiri struktur, tekanan angin arah
transversal dan beban gempa normal.
Beban mati yang diperhitungkan ke struktur merupakan berat sendiri struktur dimana
profil baja siku yang digunakan sebagai berikut.
a. L200x200x25 p. L50x50x4
b. L200x200x20 q. L45x45x4
c. L150x150x15
d. L150x150x12
e. L130x130x12
f. L120x120x12
g. L120x120x10
h. L100x100x10
i. L100x100x8
j. L90x90x7
k. L80x80x6
l. L70x70x6
m. L65x65x6
n. L60x60x5
o. L50x50x5
Besar tekanan angin yang digunakan diambil dari dokumen “STANDAR_ PLN_ tiang_
baja _untuk_sakuran_teg” dengan spesifikasi tiang baja sebesar 70 kg/m2 yang
dimasukkan sebagai beban merata pada tiap frame baja arah transversal struktur (arah
Y global) dengan konsep angin hisap dan angin tekan sehingga diinput pada kedua sisi.
Berikut tabel besar tekanan angin yang diinput pada pemodelan struktur.
768 770
Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 untuk selanjutnya digunakan sebagai input analisis geoteknik
untuk pengecekan fondasi.
769
767
Berdasarkan hasil capacity ratio di atas, kapasitas profil baja terhadap kombinasi ultimit
belum mencukupi persyaratan pada 3 frame, yaitu frame ID 1303 (profil L90x90x7) yang
terletak pada bagian basis +0m, frame ID 2113 (profil L130x130x12) yang terletak pada
bagian body part 2, dan frame ID 2181 (profil L130x130.12) yang terletak pada bagian basis
+0m. Nilai capacity ratio yang belum memenuhi ini terjadi pada kombinasi U4 (1.2D +
1.0W).
Ketiga frame tersebut belum memenuhi persyaratan disebabkan oleh rasio total
interaksi gaya-gaya dalam yang terjadi melebihi 1. Agar nilai capacity ratio ≤ 1, ketiga
penampang tersebut perlu diperbesar dimensinya seperti terlihat pada Tabel 4.5 dan
Gambar 4.9.
5 ANALISIS GEOTEKNIK
5.1 Pendahuluan
Suatu analisis dan desain galian terbuka dilakukan pada evaluasi stabilitas lereng Tower
Transmisi SUTT 150 kV T40, Muara Enim. Untuk mendukung hal tersebut, suatu analisis
stress-deformation dan analisis stabilitas galian dilakukan untuk mengetahui deformasi
dan angka keamanan pada tiap kondisi. Analisis dilakukan dengan bantuan program
komputer metode elemen hingga PLAXIS 2D.
Gambar 5.2 Gambar Penentuan Titik Bor Dalam di Lokasi Tower Transmisi
Parameter tanah desain untuk analisis stabilitas lereng terbuka ditinjau pada kondisi
jangka pendek (undrained) dan jangka panjang (drained). Rangkuman parameter tanah
desain yang digunakan untuk evaluasi analisis stabilitas galian terbuka pada proyek
lereng Tower Transmisi SUTT 150 kV T40, Muara Enim ditunjukkan pada Tabel 5.1 Sebagai
tambahan, tidak ditemukan muka air tanah dari permukaan tanah setempat.
BH-02
Depth Undrained Parameter Drained Parameter
Layer Thickness Description Soil Type N-SPT N Ave
From - To Cu (kPa) Eu (kPa) c' (kPa) ' (°) Ed (kPa) Eur (kPa)
1 0 - 4 4 silty clay, medium stiff C 5 5 33 5000 3 20 3500 10500
2 4 - 7.5 3.5 silty clay, very stiff to hard C 25-32 35 233 81667 23 25 57167 171500
3 7.5 - 10 2.5 cavity - - - - - - - - -
4 10 - 20 10 coal, hard Rock 50 50 - 50000 210 30 200000 600000
Perilaku peregangan plastis karena beban deviator utama pada tes oedometer
𝑟𝑒𝑓
(𝐸50 )
Perilaku peregangan plastis karena beban kompresi primer pada tes oedometer
𝑟𝑒𝑓
(𝐸𝑜𝑒𝑑 )
𝑟𝑒𝑓
Perilaku unloading/reloading beban elastis pada tes triaksial drained (𝐸𝑢𝑟 )
𝐫𝐞𝐟 𝐫𝐞𝐟
Gambar 5.5 Definisi 𝐄𝟓𝟎 dan 𝐄𝐮𝐫
1
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 𝑐′. 𝑁𝑐 + 𝑞. 𝑁𝑞 + . . 𝐵. 𝑁
2
Dimana:
c = kohesi tanah
Kapasitas daya dukung ultimate netto yaitu tekanan ultimite per satuan area fondasi
dangkal, yang dapat ditahan oleh tanah dengan tekanan berlebih yang disebabkan oleh
tanah disekitar fondasi tersebut. Kapasitas daya dukung ultimate netto dapat
ditentukan dengan cara sebagai berikut.
𝑞𝑛𝑒𝑡(𝑢) = 𝑞𝑢𝑙𝑡 − 𝑞
Dan untuk melakukan analisa daya dukung tanah perlu diaplikasikan nilai faktor
keamanan (SF) untuk fondasi dangkal dengan persamaan sebagai berikut:
𝑞𝑢𝑙𝑡
𝑞𝑎𝑙𝑙 =
𝐹𝑆
dimana:
Untuk mengestimasikan daya dukung ultimit pada fondasi dangkal berbentuk persegi
(square foundation) persamaan daya dukung dapat dimodifikasi menjadi:
H
W1
W2 P P
X
Resistance from
soil cohesion
B
Gambar 5.7 Illustrasi pengecekan tahanan geser dan guling pada fondasi dangkal
Pengecekan desain fondasi akibat gaya geser (sliding) adalah sebagai berikut:
(∑ 𝑊 ) tan(𝑘1 . ∅′) + 𝐵. 𝑘2 . 𝑐 ′ + 𝑃𝑝
𝐹𝑆𝑠𝑙𝑖𝑑𝑖𝑛𝑔 =
𝐻
Dimana,
Pengecekan desain fondasi akibat gaya guling (overturning) adalah sebagai berikut:
MR
𝐹𝑆𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 =
Mo
MR = jumlah momen yang menyebabkan guling pada titik X (pada Gambar 5.7)
Mo = jumlah momen yang menahan guling pada titik X (pada Gambar 5.7)
Berdasarkan data tanah yang diperoleh dari hasil penyelidikan lapangan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Gambar 5.8 Simplified Boring Log (a) BH-01 dan (b) BH-02
Dari hasil analisa sruktur atas Tower Transmisi SUTT 150 kV adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4 Hasil joint reaction Struktur Tower Transmisi SUTT 150 kV Kombinasi S
F1 F2 F3 M1 M2 M3
Joint OutputCase
KN KN KN KN-m KN-m KN-m
767 S1 16.49 16.357 103.234 0 0 0
767 S2 6.627 1.395 40.749 0 0 0
767 S3 9.093 5.136 56.37 0 0 0
767 S7 0.031 -5.148 -0.545 0 0 0
768 S1 15.523 -16.378 96.386 0 0 0
768 S2 25.421 -34.074 158.872 0 0 0
768 S3 22.946 -29.65 143.25 0 0 0
768 S7 19.212 -27.523 120.317 0 0 0
769 S1 -16.505 15.675 100.326 0 0 0
769 S2 -6.417 -1.756 37.741 0 0 0
769 S3 -8.939 2.601 53.387 0 0 0
769 S7 0.185 -8.026 -2.39 0 0 0
770 S1 -15.508 -15.654 93.309 0 0 0
770 S2 -25.631 -30.466 155.894 0 0 0
770 S3 -23.1 -26.763 140.248 0 0 0
770 S7 -19.428 -24.204 118.57 0 0 0
767 U1 23.086 22.9 144.528 0 0 0
767 U2 19.788 19.628 123.881 0 0 0
767 U3 11.569 7.16 71.81 0 0 0
767 U4 3.35 -5.308 19.739 0 0 0
767 U5 -1.597 -10.215 -11.231 0 0 0
F1 F2 F3 M1 M2 M3
Joint OutputCase
KN KN KN KN-m KN-m KN-m
768 U1 21.732 -22.93 134.941 0 0 0
768 U2 18.627 -19.654 115.664 0 0 0
768 U3 26.876 -34.401 167.735 0 0 0
768 U4 35.124 -49.148 219.806 0 0 0
768 U5 30.467 -44.234 190.89 0 0 0
769 U1 -23.107 21.945 140.456 0 0 0
769 U2 -19.806 18.81 120.391 0 0 0
769 U3 -11.399 4.284 68.237 0 0 0
769 U4 -2.993 -10.242 16.083 0 0 0
769 U5 1.959 -14.945 -14.015 0 0 0
770 U1 -21.711 -21.915 130.632 0 0 0
770 U2 -18.61 -18.784 111.97 0 0 0
770 U3 -27.045 -31.128 164.125 0 0 0
770 U4 -35.481 -43.472 216.279 0 0 0
770 U5 -30.829 -38.775 188.286 0 0 0
Nilai beban lateral terbesar (H) adalah sebesar 35.48 kN arah F1 dan 49.15 kN arah F2.
Selanjutnya untuk analisa daya dukung tanah dari data lapangan dan analisa struktur
atas yang telah dijelaskan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Nilai N-SPT = 25
Cu = 5N = 125 kN/m2
= 0o
d = 17 kN/m3
Untuk = 0o Nc = 5.14; Nq = 1.00; N = 0.00
FS =3
Maka,
1
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 1.3 𝑥 125 𝑥 5.14 + 17 𝑥 3.3 𝑥 1.00 + 2 𝑥 17 𝑥 3 𝑥 0
𝑞𝑢𝑙𝑡 = 891.35 𝑘𝑁
Diperoleh,
𝑞𝑢𝑙𝑡
𝑞𝑎𝑙𝑙 =
𝐹𝑆
891.35
𝑞𝑎𝑙𝑙 =
3
Analisa untuk tahanan geser (sliding) dan tahanan guling (overturning) fondasi dangkal
adalah sebagai berikut:
B1 dan B2 = 3 meter
k1 dan k2 = 0.67
(∑ 𝑊 ) tan(𝑘1 . ∅′ ) + 𝐵1 . 𝑘2 . 𝑐 ′ + 𝑃𝑝
𝐹𝑆𝑠𝑙𝑖𝑑𝑖𝑛𝑔 =
𝐻1
(∑ 𝑊 ) tan(𝑘1 . ∅′) + 𝐵2 . 𝑘2 . 𝑐 ′ + 𝑃𝑝
𝐹𝑆𝑠𝑙𝑖𝑑𝑖𝑛𝑔 =
𝐻2
MR
𝐹𝑆𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 =
Mo
318.1
𝐹𝑆𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 =
117.084
MR
𝐹𝑆𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 =
Mo
318.1
𝐹𝑆𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 =
162.19
Dari hasil analisa daya dukung tanah fondasi dangkal tipikal yang digunakan untuk
Tower Transmisi SUTT 150 kV masih aman terhadap beban aksial terbesar dari struktur
tower sendiri dan masih aman terhadap geser (sliding) dan guling (overturning).
Tabel 5.5 Kriteria faktor keamanan desain lereng tanah (pasal 7.5.5)
Hasil analisis stabilitas dan stress-deformation pada lereng T40 menunjukkan bahwa
sistem lereng alami tempat berdirinya T40 memiliki SF sebesar <1.0. Angka ini
menunjukkan bahwa lereng dalam dalam kondisi tidak aman dari sisiskriteria keamanan
struktur. Pola pergerakan lereng seperti Gambar 5.10 dari hasil PLAXIS 2D menunjukkan
bahwa tanah bergerak searah lereng diakibatkan adanya zona cavity di sekitar bawah
tower T40. Sedangkan untuk pola keruntuhan pada model sudah hampir sesuai dengan
kenyataan di lapangan dan hasil site visit (adanya rekahan tanah) seperti Gambar 5.11.
Secara umum dari hasil analisis PLAXIS 2D kondisi T40 secara global tidak aman di posisi
semula karena dikhawatirkan adanya tambahan akumulatif pergerakan tanah akibat
adanya zona cavity akibat penambangan di bawah tower sebesar 3 meter
.
Gambar 5.10 Arah pergerakan lereng T40 hasil PLAXIS 2D
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil site visit dan analisis yang telah dilakukan, beberapa hal sebagai
catatan kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Terdapat potensi stabilitas lereng dan berdampak pada fondasi tower transmisi
ke arah leg D.
2. Arah pergerakan tanah searah dengan lereng yang memiliki tingkat kecuraman
yang tinggi yang di kaki lerengnya (toe) ditemukan penambangan batu bara oleh
masyarakat sekitar (dengan diameter lubang 3 m).
3. Hasil asesmen lereng menunjukkan hazard rating sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa T40 memiliki kerentanan terhadap pergerakan tanah dan
kondisinya relatif sudah sangat berbahaya.
4. Dari data geolistrik yang diterima, pada Line B dan Line C ditemukan area yang
berwarna biru tua yang sifatnya lokal/setempat saja. Hal ini perlu dicurigai bahwa
adanya tanah yang memiliki rongga/kosong karena nilai resistivitasnya sangat
rendah.
5. Dari data pile integrity (PIT) yang diterima menyebutkan bahwa tidak ada indikasi
fondasi patah atau mengecil untuk semua Leg. Hal ini menunjukkan tidak ada
kegagalan struktur di fondasi.
6. Berdasarkan hasil pengecekan strukur dengan SAP2000, terbukti bahwa
penampang telah memiliki nilai capacity ratio yang tidak melebihi 1 sehingga
struktur SUTT 150 KV basis +0 m dengan penampang sudah aman terhadap
beban-beban yang bekerja.
7. Dari hasil penyelidikan tanah BH-02 di dekat Tower SUTT, terbukti adanya rongga
(cavity) sedalam 3.5 meter. Hal ini makin menguatkan bahwa terdapat
terowongan tambang milik masyarakat telah menembus hamper di bawah
tower SUTT.
8. Dari hasil pemodelan dan analisis stabilitas lereng dengan PLAXIS 2D kondisi T40
secara global tidak aman (FK<1.00) pada posisi awal T40 karena dikhawatirkan
adanya tambahan akumulatif pergerakan tanah akibat adanya zona cavity akibat
penambangan di bawah tower sebesar 3 meter.
6.2 Rekomendasi
Rekomendasi secara struktural dan geoteknikal untuk Tower Transmisi SUTT 150kV
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan hasil site visit dan analisis struktur-geoteknik, T40 perlu
dipindahkan di tempat yang lebih aman terhadap potensi stabilitas lerengnya
(diusahakan pada tempat yang lebih tinggi dan datar) dan relatif lebih jauh pada
lokasi lereng yang relatif dan penambangan batu bara seperti Gambar 6.1.