Anda di halaman 1dari 8

No.

Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

KECELAKAAN, INSIDEN,
KETIDAKSESUAIAN DAN
TINDAKAN PREVENTIF / KOREKTIF

Penyusun Peninjau Pengesahan

………………. ………………. ……………….


Document Control Asstn. Mngt. Representative Mngmnt Representative
No. Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

I. TUJUAN & RUANG LINGKUP

Tujuan Prosedur :

Untuk memberikan panduan proses yang konsisten mengenai cara pelaporan insiden atau
ketidaksesuaian dalam hal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan serta untuk melakukan
investigasi yang tepat agar semua insiden atau ketidaksesuaian tersebut dapat diteliti secara lebih
komprehensif, terdokumentasi, serta dapat ditempuh tindakan-tindakan korektif untuk mencegah
insiden atau ketidaksesuaian tersebut terulang lagi.

Ruang Lingkup Prosedur :

Semua insiden atau ketidaksesuaian menyangkut Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
yang terjadi dalam lingkungan bisnis PT......., termasuk didalamnya semua Tamu dan kontraktor yang
melakukan aktivitas Kerja maupun pemberian Jasa.

II. REFERENSI – REFERENSI :

2.1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


2.2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-03/MEN/1998 Tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
2.4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
2.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 Tentang SMK3 elemen 6 dan 7

III. DEFINISI :

3.1. Insiden (incident)


Secara umum istilah insiden berarti kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan atau
berpotensi menyebabkan cedera terhadap tenaga kerja, kerusakan asset Perusahaan atau
lingkungan, maupun kerugian pada proses. Semua insiden yang terjadi dapat dikategorikan
sebagai kecelakaan (accident) atau nyaris celaka (near miss).
3.2. Kecelakaan (accident)
Adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menyebabkan pada manusia (gangguan
kesehatan, cedera yang tidak terbatas), kerusakan peralatan, kerugian produksi, asset
Perusahaan, maupun dampak terhadap lingkungan Perusahaan.
3.3. Nyaris Celaka (near miss)
Adalah kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi menyebabkan terjadinya cedera,
gangguan kesehatan, kerusakan peralatan, kerugian produksi, asset Perusahaan, maupun
dampak terhadap lingkungan Perusahaan.
3.4. Cedera Kerja (occupational injury)
Adalah semua bentuk cedera seperti terpotong, patah tulang, kram, amputasi dll yang
ditimbulkan oleh kecelakaan kerja maupun pada saat terpapar resiko bahaya di lingkungan
kerja. Kondisi yang disebabkan oleh gigitan hewan, seperti serangga atau ular, maupun satu
kali terpapar bahan kimia dapat dikategorikan sebagai cedera.
3.5. Penyakit Kerja (occupational desease)
No. Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

Adalah efek kesehatan yang dialami oleh karyawan akibat paparan atau pelepasan material
berbahaya dan dampak kronis terhadap kesehatan seseorang yang diakibatkan oleh aktivitas
pekerjaan seperti kehilangan pendengaran, kelainan otot, penyakit-penyakit infeksi, dll.
3.6. Gangguan Kesehatan Kerja (occupational illness)
Adalah setiap kondisi tidak normal atau kelainan yang disebabkan karena faktor-faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan, misalnya gangguan kesehatan kronis/akut atau penyakit yang
timbul akibat menghirup, menelan, mengabsorpsi, atau kontak langsung dengan sumber
bahaya. Kehilangan pendengaran, cedera punggung atau persendian dan kelainan otot yang
disebabkan karena tekanan yang berulang-ulang adalah contoh lain dari gangguan kesehatan
kerja. Yang tidak termasuk dalam kategori ini adalah gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh infeksi penyakit (malaria, tipus, colera dll) atau akibat keracunan makanan, mabuk laut
dan jenis-jenis penyakit ringan.
3.7. Total Insiden Tercatat (total recordable incident)
Adalah Penjumlahan dari Kasus meninggal dunia (fatality case), Kehilangan hari kerja (loss
work day case-LWD), Kerja terbatas (restricted work day case-RWD) dan Perawatan medis
(medical treatment case-MT) yang telah mendapatkan rekomendasi atau keterangan dari
dokter perusahaan.
3.8. Kematian atau Cacat Permanen (Fatality)
Adalah Kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan meninggal dunia atau cacat permanen
sehingga tidak dapat bekerja selama 6 bulan berturut-turut.
3.9. Kehilangan Hari Kerja (loss work day)
Adalah Jumlah kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan hilangnya hari kerja karyawan
akibat cidera yang dideritanya. Kehilangan hari kerja yang dihitung termasuk hari libur.
3.10. Hari Kerja Terpotong (restricted work day)
Adalah Jumlah kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan hari kerja terbatas pada karyawan
seperti tidak dapat melakukan tugas rutinnya, atau dialihkan ke perkerjaan lain yang lebih
ringan akibat cidera yang dideritanya.
3.11. Perawatan Kesehatan (Medical Treatment)
Adalah cedera akibat kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan khusus atau fasilitas
medis yang dilakukan oleh dokter maupun paramedis.
3.12. Pertolongan Pertama (First Aid)
Adalah cedera akibat kecelakaan kerja yang tidak membutuhkan perawatan atau fasilitas
medis baik dari paramedis maupun dokter (luka kecil, tergores, memar dll.) yang harus dicatat
dalam Buku Catatan Pertolongan Pertama di tempat kejadian.
3.13. Kendaraan Bermotor (motor vehicle) → transportasi darat
Kendaraan bermotor adalah semua alat yang dijalankan oleh tenaga elektronik maupun
mekanik (kecuali yang dijalankan oleh tenaga manusia), yang digunakan dijalan raya. Sebagai
sarana transportasi untuk orang atau barang. Apabila terjadi kecelakaan yang melibatkan
muatan, muatan kendaraan dianggap sebagai bagian dari kendaraan itu sendiri. Yang tidak
termasuk dalam definisi kendaraan bermotor adalah :
3.13.1. kendaraan yang berjalan pada rel permanent
3.13.2. forklift
3.13.3. mesin perawatan dan pembangunan jalan
3.13.4. crane
3.14. Kecelakan Kendaraan Bermotor (motor vehicle accident – NNA)
Adalah setiap bentuk insiden yang melibatkan kendaraan bermotor, baik yang dimiliki, dikontrak
atau disewa oleh perusahaan; dimana terjadi kontak fisik pada saat dijalankan di bawah kontrol
dari pengemudi yang dapat melukai orang dan atau menyebabkan kerusakan property dalam
jumlah berapa pun.
3.15. Insiden Kebakaran (Fire Inciden)
No. Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

Adalah api yang disengaja atau tidak dikehendaki yang muncul pada fasilitas dibawah kontrol
perusahaan dan menyebabkan :
3.15.1.kerusakan fasilitas perusahaan, peralatan atau produk yang bernilai komersial
3.15.2.catatan cedera kerja karyawan perusahaan atau
3.15.3.cedera pada orang-orang yang berada di fasilitas di bawah kontrol perusahaan.
3.16. Insiden Peralatan dan Perangkat (Tool and Equipment Incident)
Adalah semua kerusakan akibat kecelakaan yang terjadi pada peralatan dan perangkat kerja
perusahaan (saat sedang digunakan)
3.17. Insiden Lingkungan (Environment Inciden)
Adalah Semua kejadian di dalam area perusahaan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan
pada lingkungan dan mengakibatkan timbulnya nilai kerugian serta biaya Pemulihannya.
Kerusakan pada lingkungan tersebut dapat diamati secara langsung, serta telah di verifikasi
oleh team yang berwenang.
Contoh insiden lingkungan adalah tumpahan minyak bahan bakar atau tumpahan bahan kimia.
3.18. Komplain LK3 (Complaint LK3)
Adalah setiap pesan, protes, keluhan yang ditujukan kepada PT ....... atau bagian-bagiannya,
yang berisi semua data, informasi dampak yang ditimbulkan atau dugaan yang muncul oleh
pihak-pihak lain yang harus diproses atau diselesaikan.
3.19. Ketidaksesuai LK3 (Noncoformity LK3)
Adalah kondisi tidak terpenuhinya persyaratan-persyaratan tentang prosedur kerja, peraturan
perusahaan, peraturan perundangan dan Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan baik yang
langsung maupun tidak langsung dapat berdampak terhadap kesehatan, kerusakan property
maupun lingkungan kerja.

IV. TANGGUNG JAWAB

4.1. Sekretaris P2K3 (Ahli K3) bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan tim
Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
4.2. Ketua P2K3 bertanggung jawab sebagai wakil manajemen senior untuk meninjau ulang hasil
Laporan Penyakit Akibat Kerja.
4.3. Dokter Perusahaan / dokter pemeriksa bertanggung jawab membuat laporan medis.
memberikan rekomendasi tindakan pencegahan agar penyakit akibat kerja tidak terulang
lagi.
4.4. Personil SHE Department bertanggung jawab dalam menyusun laporan kepada pihak
Depnaker setempat

V. PROSEDUR

5.1 Peran dan Tanggung Jawab

5.1.1 Karyawan
 Melaporkan dengan segera insiden atau ketidaksesuaian kepada Supervisor / Manajer
Operasional dan bila perlu menghubungi unit penanggulangan darurat.
 Merespon kecelakaan yang terjadi dan bila mempunyai kualifikasi, memberikan
pertolongan pertama
5.1.2 Supervisor / Koordinator
 Merespon kecelakaan dengan semestinya, yakni dengan menghubungi unit
penanggulangan darurat yang dibutuhkan serta memberikan perawatan darurat kepada
No. Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

personil yang cedera.


 Melakukan investigasi Insiden atau Ketidaksesuaian Beresiko Rendah
 Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan berikutnya
 Mengidentifikasi saksi mata dan bukti-bukti di tempat kejadian
 Mengevaluasi kerugian dan potensi kerugian
 Memberi informasi kepada Manager sesuai kebutuhan
5.1.3 Manager Operasional
 Merespon kecelakaan dengan semestinya, yakni dengan melakukan investigasi Insiden
atau Ketidaksesuaian Beresiko Menengah
 Meninjau kecukupan investigasi Insiden atau Ketidaksesuaian Beresiko Menengah
 Mengevaluasi potensi kerugian dan respon yang dibutuhkan
 Memberi informasi kepada Pimpinan perusahaan (Direktur)
 Menentukan apakah pekerjaan akan dilanjutkan atau dihentikan untuk tindakan
investigasi
 Memastikan proses investigasi Insiden atau Ketidaksesuaian Beresiko Menegah dan
hasilnya ditinjau oleh Pimpinan perusahaan (Direktur).
5.1.4 Sekretaris P2K3
 Memberi pemberitahuan insiden, prosedur investigasi dan memfasilitasi investigasi
insiden atau Ketidaksesuaian Beresiko Tinggi sebagaimana mestinya kepada Manager
Operasional dan Direktur
 Memantau efektifitas Program Investigasi dan Pelaporan Kecelakaan Kerja
 Memastikan badan pemerintahan Indonesia yang terkait menerima informasi mengenai
insiden
5.1.5 Direktur
 Meninjau kecukupan proses dan hasil investigasi insiden atau ketidaksesuaian Beresiko
Tinggi
 Menyetujui atau menolak rekomendasi alokasi Dana maupun sumber daya untuk
tindakan perbaikan

5.2 Kategori Insiden atau Ketidaksesuaian

5.2.1 Resiko Tinggi, adalah semua insiden atau ketidaksesuaian yang berpotensi mengakibatkan
:
 Cedera sangat parah yang menyebabkan hilangnya nyawa pekerja atau cacat /
ketidakmampuan permanen
 Dampak biaya yang berhubungan dengan insiden, seperti kerusakan peralatan,
kerugian produksi, klaim dan perbaikan lingkungan yang bernilai tinggi
 Munculnya image dan reputasi perusahaan yang negatif akibat pemberitaan media
lokal, provinsi bahkan nasional.
5.2.2 Resiko Menengah, adalah semua insiden atau ketidaksesuaian yang berpotensi
mengakibatkan :
 Cedera serius pada pekerja yang menyebabkan ketidakmampuan bekerja selama 3 hari
atau lebih
 Dampak biaya yang berhubungan dengan insiden, seperti kerusakan peralatan,
kerugian produksi, klaim dan perbaikan lingkungan yang bernilai menengah.
 Terbentuknya image dan reputasi perusahaan yang negatif akibat pemberitaan media
lokal / komunitas setempat
5.2.3 Resiko Rendah, adalah semua insiden atau ketidaksesuaian yang berpotensi
mengakibatkan :
No. Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

 Cedera ringan, gangguan kesehatan yang menyebabkan kemampuan bekerja


berkurang selama kurang dari 3 hari
 Dampak biaya yang berhubungan dengan insiden, seperti kerusakan peralatan,
kerugian produksi, klaim dan perbaikan lingkungan yang bernilai rendah.
 Tidak mendapat perhatian dari media lokal / komunitas setempat

5.3 Prosedur Persiapan Pelaporan Insiden Ketidaksesuaian

5.3.1 Insiden-insiden berikut ini perlu dilaporkan dengan segera :


 Near miss
 Cedera kerja
 Kecelakaan kerusakan peralatan
 Kecelakaan lalu lintas
 Kebakaran
 Kecelakaan lingkungan
5.3.2 Laporan pendahuluan harus segera diinformasikan kepada Pimpinan Perusahaan (Ketua
P2K3) secara lisan melalui telepon, faks atau secara tertulis melalui email. Informasi
minimum yang harus tercakup dalam laporan tersebut antara lain:
 Tanggal dan waktu terjadinya kecelakaan
 Lokasi terjadinya kecelakaan
 Tim / organisasi yang terlibat dalam kecelakaan
 Jenis kecelakaan
 Deskripsi singkat peristiwa kecelakaan
 Jumlah dan nama pihak yang mengalami cedera
 Sifat cedera atau kerusakan, jumlah kontaminasi lingkungan dll
 Rencana tindakan atau upaya yang dilakukan

5.4 Prosedur Investigasi Insiden atau Ketidaksesuaian


5.4.1 Tim investigasi dibentuk dan ditetapkan oleh Pimpinan perusahaan (Direktur) Berikut ini
adalah rekomendasi tim investigasi berdasarkan kategori insiden atau ketidaksesuaian:
 Resiko Rendah
- Supervisor
- Perwakilan bagian keselamatan / Lingkungan
 Resiko Menengah
- Manager terkait
- Supervisor
- Sekretaris P2K3
- Para ahli lain yang dibutuhkan
 Resiko Tinggi
- Direktur
- Manager terkait
- Supervisor
- Sekretaris P2K3
- Para ahli lain yang dibutuhkan

5.4.2 Tim investigasi harus selalu menjaga objektivitas dalam mencari kebenaran dan informasi-
informasi yang terkait. Tim tidak menunjuk satu orang yang bersalah tetapi bertugas mencari
akar penyebab masalah, pelajaran yang dapat diambil oleh semua pihak sehingga dapat
meningkatkan operasi bisnis secara berkelanjutan (continual improvement).
No. Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

5.4.3 Proses investigasi harus dilakukan segera setelah terjadinya insiden atau ketidaksesuaian.
Manajemen setempat (Supervisor dan manager) harus memastikan investigasi berjalan
secara efektif, mencapai sasaran dan mencari akar penyebab terjadinya insiden untuk
mencegah berulangnya kejadian yang sama.
5.4.4 Proses investigasi diselesaikan dalam waktu satu minggu dan menyampaikan form laporan
insiden atau ketidaksesuaian yang sudah terisi berikut lampiran-lampirannya kepada :
- Manajemen organisasi Perusahaan (Resiko Rendah kepada Supervisor, Resiko
Menengah kepada Manajer terkait. Dan Resiko Tinggi kepada Direktur )
- Sekertaris P2K3 harus meninjau ulang laporan tersebut dan melakukan revisi bila perlu
- Tim Personalia (HRD), dan keuangan (bila perlu)

IV. DOKUMEN TERKAIT

 SPK3-01 : Alat Pelindung Diri


 SPK3-02 : Audit SMK3
 SPK3-03 : Penanganan Material
 SPK3-04 : Pengembangan Kemampuan & Keterampilan
 SPK3-05 : P2K3
 SPK3-06 : Aspek K3 Pembelian Barang & Jasa
 SPK3-07 : Pengukuran Kinerja & Monitoring Lingkungan Kerja
 SPK3-08 : Tugas & Tanggung Jawab K3
 SPK3-09 : Kesiagaan Tanggap Darurat
 SPK3-10 : Pengumpulan & Penggunaan Data
 SPK3-11 : Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lain
 SPK3-12 : Pemeliharaan, Perbaikan dan Perubahan Barang
 SPK3-13 : Tinjauan Ulang Kontraktor
 SPK3-14 : Pengendalian Dokumen
 SPK3-15 : Identifikasi Bahaya Penilaian & Pengendalian Risiko
 SPK3-16 : Inspeksi K3
 SPK3-17 : Konsultasi & Komunikasi
 SPK3-18 : Manajemen Perubahan K3
 SPK3-19 : Pembatasan Area Berbahaya
 SPK3-20 : Pelaporan Sumber Berbahaya
 SPK3-21 : Sistem Penguncian dan Penandaan LOTO
 SPK3-22 : Penetapan Tujuan & Rencana SMK3
 SPK3-23 : Pelaporan Diagnosa & Penyakit Akibat Kerja
 SPK3-24 : Keselamatan Dalam Bekerja
 SPK3-26 : Ijin Pekerjaan Dalam Ruang Tertutup
 SPK3-27 : Ijin Pekerjaan Di Ketinggian
 SPK3-28 : Ijin Pekerjaan Panas
 SPK3-29 : Ijin Pekerjaan Penggalian
 SPK3-30 : Penerimaan Tamu
 SPK3-31 : Pengaturan Lalu Lintas
 SPK3-32 : Pemeriksaan Keluar Masuk Kendaraan
 SPK3-33 : Penanganan Dalam Perusahaan
 FORMK3-02 : Laporan Pengendalian Risiko
 FORMK3-03 : Penetapan Sasaran & Program K3
No. Dokumen

PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi

Halaman

 FORMK3-04 : Laporan Inspeksi K3


 FORMK3-05 : Inspeksi K3
 FORMK3-06 : Monitoring Program SMK3
 FORMK3-08 : Pengendalian Dokumen
 FORMK3-09 : Penerimaan Dokumen
 FORMK3-11 : Permintaan & Distribusi ADP
 FORMK3-18 : Laporan Cidera atau Gangguan Kesehatan Kerja
 FORMK3-19 : Laporan Kebakaran
 FORMK3-20 : Laporan Insiden Lingkungan
 FORMK3-22 : Laporan Kecelakaan Peralatan & Perlengkapan
 FORMK3-23 : Laporan Nyaris Kecelakaan
 FORMK3-24 : Laporan Ketidaksesuaian (Kecelakaan)
 FORMK3-43 : Kesiagaan Tanggap Darurat
 FORMK3-51 : Catatan Ketidaksesuaian Audit SMK3
 FORMK3-52 : Laporan Ketidaksesuaian Audit SMK3

Anda mungkin juga menyukai