Prosedur Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian Dan Tindakan Korektif
Prosedur Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian Dan Tindakan Korektif
Dokumen
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman
KECELAKAAN, INSIDEN,
KETIDAKSESUAIAN DAN
TINDAKAN PREVENTIF / KOREKTIF
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman
Tujuan Prosedur :
Untuk memberikan panduan proses yang konsisten mengenai cara pelaporan insiden atau
ketidaksesuaian dalam hal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan serta untuk melakukan
investigasi yang tepat agar semua insiden atau ketidaksesuaian tersebut dapat diteliti secara lebih
komprehensif, terdokumentasi, serta dapat ditempuh tindakan-tindakan korektif untuk mencegah
insiden atau ketidaksesuaian tersebut terulang lagi.
Semua insiden atau ketidaksesuaian menyangkut Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
yang terjadi dalam lingkungan bisnis PT......., termasuk didalamnya semua Tamu dan kontraktor yang
melakukan aktivitas Kerja maupun pemberian Jasa.
III. DEFINISI :
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman
Adalah efek kesehatan yang dialami oleh karyawan akibat paparan atau pelepasan material
berbahaya dan dampak kronis terhadap kesehatan seseorang yang diakibatkan oleh aktivitas
pekerjaan seperti kehilangan pendengaran, kelainan otot, penyakit-penyakit infeksi, dll.
3.6. Gangguan Kesehatan Kerja (occupational illness)
Adalah setiap kondisi tidak normal atau kelainan yang disebabkan karena faktor-faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan, misalnya gangguan kesehatan kronis/akut atau penyakit yang
timbul akibat menghirup, menelan, mengabsorpsi, atau kontak langsung dengan sumber
bahaya. Kehilangan pendengaran, cedera punggung atau persendian dan kelainan otot yang
disebabkan karena tekanan yang berulang-ulang adalah contoh lain dari gangguan kesehatan
kerja. Yang tidak termasuk dalam kategori ini adalah gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh infeksi penyakit (malaria, tipus, colera dll) atau akibat keracunan makanan, mabuk laut
dan jenis-jenis penyakit ringan.
3.7. Total Insiden Tercatat (total recordable incident)
Adalah Penjumlahan dari Kasus meninggal dunia (fatality case), Kehilangan hari kerja (loss
work day case-LWD), Kerja terbatas (restricted work day case-RWD) dan Perawatan medis
(medical treatment case-MT) yang telah mendapatkan rekomendasi atau keterangan dari
dokter perusahaan.
3.8. Kematian atau Cacat Permanen (Fatality)
Adalah Kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan meninggal dunia atau cacat permanen
sehingga tidak dapat bekerja selama 6 bulan berturut-turut.
3.9. Kehilangan Hari Kerja (loss work day)
Adalah Jumlah kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan hilangnya hari kerja karyawan
akibat cidera yang dideritanya. Kehilangan hari kerja yang dihitung termasuk hari libur.
3.10. Hari Kerja Terpotong (restricted work day)
Adalah Jumlah kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan hari kerja terbatas pada karyawan
seperti tidak dapat melakukan tugas rutinnya, atau dialihkan ke perkerjaan lain yang lebih
ringan akibat cidera yang dideritanya.
3.11. Perawatan Kesehatan (Medical Treatment)
Adalah cedera akibat kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan khusus atau fasilitas
medis yang dilakukan oleh dokter maupun paramedis.
3.12. Pertolongan Pertama (First Aid)
Adalah cedera akibat kecelakaan kerja yang tidak membutuhkan perawatan atau fasilitas
medis baik dari paramedis maupun dokter (luka kecil, tergores, memar dll.) yang harus dicatat
dalam Buku Catatan Pertolongan Pertama di tempat kejadian.
3.13. Kendaraan Bermotor (motor vehicle) → transportasi darat
Kendaraan bermotor adalah semua alat yang dijalankan oleh tenaga elektronik maupun
mekanik (kecuali yang dijalankan oleh tenaga manusia), yang digunakan dijalan raya. Sebagai
sarana transportasi untuk orang atau barang. Apabila terjadi kecelakaan yang melibatkan
muatan, muatan kendaraan dianggap sebagai bagian dari kendaraan itu sendiri. Yang tidak
termasuk dalam definisi kendaraan bermotor adalah :
3.13.1. kendaraan yang berjalan pada rel permanent
3.13.2. forklift
3.13.3. mesin perawatan dan pembangunan jalan
3.13.4. crane
3.14. Kecelakan Kendaraan Bermotor (motor vehicle accident – NNA)
Adalah setiap bentuk insiden yang melibatkan kendaraan bermotor, baik yang dimiliki, dikontrak
atau disewa oleh perusahaan; dimana terjadi kontak fisik pada saat dijalankan di bawah kontrol
dari pengemudi yang dapat melukai orang dan atau menyebabkan kerusakan property dalam
jumlah berapa pun.
3.15. Insiden Kebakaran (Fire Inciden)
No. Dokumen
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman
Adalah api yang disengaja atau tidak dikehendaki yang muncul pada fasilitas dibawah kontrol
perusahaan dan menyebabkan :
3.15.1.kerusakan fasilitas perusahaan, peralatan atau produk yang bernilai komersial
3.15.2.catatan cedera kerja karyawan perusahaan atau
3.15.3.cedera pada orang-orang yang berada di fasilitas di bawah kontrol perusahaan.
3.16. Insiden Peralatan dan Perangkat (Tool and Equipment Incident)
Adalah semua kerusakan akibat kecelakaan yang terjadi pada peralatan dan perangkat kerja
perusahaan (saat sedang digunakan)
3.17. Insiden Lingkungan (Environment Inciden)
Adalah Semua kejadian di dalam area perusahaan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan
pada lingkungan dan mengakibatkan timbulnya nilai kerugian serta biaya Pemulihannya.
Kerusakan pada lingkungan tersebut dapat diamati secara langsung, serta telah di verifikasi
oleh team yang berwenang.
Contoh insiden lingkungan adalah tumpahan minyak bahan bakar atau tumpahan bahan kimia.
3.18. Komplain LK3 (Complaint LK3)
Adalah setiap pesan, protes, keluhan yang ditujukan kepada PT ....... atau bagian-bagiannya,
yang berisi semua data, informasi dampak yang ditimbulkan atau dugaan yang muncul oleh
pihak-pihak lain yang harus diproses atau diselesaikan.
3.19. Ketidaksesuai LK3 (Noncoformity LK3)
Adalah kondisi tidak terpenuhinya persyaratan-persyaratan tentang prosedur kerja, peraturan
perusahaan, peraturan perundangan dan Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan baik yang
langsung maupun tidak langsung dapat berdampak terhadap kesehatan, kerusakan property
maupun lingkungan kerja.
4.1. Sekretaris P2K3 (Ahli K3) bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan tim
Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
4.2. Ketua P2K3 bertanggung jawab sebagai wakil manajemen senior untuk meninjau ulang hasil
Laporan Penyakit Akibat Kerja.
4.3. Dokter Perusahaan / dokter pemeriksa bertanggung jawab membuat laporan medis.
memberikan rekomendasi tindakan pencegahan agar penyakit akibat kerja tidak terulang
lagi.
4.4. Personil SHE Department bertanggung jawab dalam menyusun laporan kepada pihak
Depnaker setempat
V. PROSEDUR
5.1.1 Karyawan
Melaporkan dengan segera insiden atau ketidaksesuaian kepada Supervisor / Manajer
Operasional dan bila perlu menghubungi unit penanggulangan darurat.
Merespon kecelakaan yang terjadi dan bila mempunyai kualifikasi, memberikan
pertolongan pertama
5.1.2 Supervisor / Koordinator
Merespon kecelakaan dengan semestinya, yakni dengan menghubungi unit
penanggulangan darurat yang dibutuhkan serta memberikan perawatan darurat kepada
No. Dokumen
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman
5.2.1 Resiko Tinggi, adalah semua insiden atau ketidaksesuaian yang berpotensi mengakibatkan
:
Cedera sangat parah yang menyebabkan hilangnya nyawa pekerja atau cacat /
ketidakmampuan permanen
Dampak biaya yang berhubungan dengan insiden, seperti kerusakan peralatan,
kerugian produksi, klaim dan perbaikan lingkungan yang bernilai tinggi
Munculnya image dan reputasi perusahaan yang negatif akibat pemberitaan media
lokal, provinsi bahkan nasional.
5.2.2 Resiko Menengah, adalah semua insiden atau ketidaksesuaian yang berpotensi
mengakibatkan :
Cedera serius pada pekerja yang menyebabkan ketidakmampuan bekerja selama 3 hari
atau lebih
Dampak biaya yang berhubungan dengan insiden, seperti kerusakan peralatan,
kerugian produksi, klaim dan perbaikan lingkungan yang bernilai menengah.
Terbentuknya image dan reputasi perusahaan yang negatif akibat pemberitaan media
lokal / komunitas setempat
5.2.3 Resiko Rendah, adalah semua insiden atau ketidaksesuaian yang berpotensi
mengakibatkan :
No. Dokumen
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman
5.4.2 Tim investigasi harus selalu menjaga objektivitas dalam mencari kebenaran dan informasi-
informasi yang terkait. Tim tidak menunjuk satu orang yang bersalah tetapi bertugas mencari
akar penyebab masalah, pelajaran yang dapat diambil oleh semua pihak sehingga dapat
meningkatkan operasi bisnis secara berkelanjutan (continual improvement).
No. Dokumen
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman
5.4.3 Proses investigasi harus dilakukan segera setelah terjadinya insiden atau ketidaksesuaian.
Manajemen setempat (Supervisor dan manager) harus memastikan investigasi berjalan
secara efektif, mencapai sasaran dan mencari akar penyebab terjadinya insiden untuk
mencegah berulangnya kejadian yang sama.
5.4.4 Proses investigasi diselesaikan dalam waktu satu minggu dan menyampaikan form laporan
insiden atau ketidaksesuaian yang sudah terisi berikut lampiran-lampirannya kepada :
- Manajemen organisasi Perusahaan (Resiko Rendah kepada Supervisor, Resiko
Menengah kepada Manajer terkait. Dan Resiko Tinggi kepada Direktur )
- Sekertaris P2K3 harus meninjau ulang laporan tersebut dan melakukan revisi bila perlu
- Tim Personalia (HRD), dan keuangan (bila perlu)
PROSEDUR K3
LOGO No. Revisi
Perusahaan
Tgl. Revisi
Halaman