Makalah Tentang Penerapan Code Blue Dan Ewss
Makalah Tentang Penerapan Code Blue Dan Ewss
Disusun Oleh:
akan meningkatkan resiko kejadian yang tidak diharapkan (KTD) (Masssey et al.,
2014). Perburukan kondisi pasien terjadi disaat tingkat kondisi klinis pasien
berubah menjadi tingkat kondisi klinis yang lebih buruk sehingga dapat
meningkatkan angka morbiditas pasien. Disfungsi organ, terlalu lama masa rawat
melakukan resusitasi pada pasien yang mengalami henti nafas atau henti
harus dilakukan saat terjadi code blue, seperti menulis lama durasi
tepat dari staff (Petersen, 2016). EWS adalah sistem penilaian sederhana
parameter mempunyai nilai rendah dan tinggi yaitu, nol sampai dengan
tinggi skor EWS, semakin tinggi juga perburukan kondisi pada pasien.
EWS dibagi menjadi tiga kategori yaitu, skor rendah dengan nilai satu
sampai empat, skor sedang dari nilai lima atau mendapat nilai di kotak
merah pada grafik observasi, dan skor tinggi dengan nilai tujuh atau lebih
Code Blue adalah kode warna sistem manajemen darurat rumah sakit
serangan jantung (Cardiac Arrest) atau mengalami situasi gagal nafas akut
(Respiratory
stabilisasi situasi darurat medis yang terjadi dalam wilayah rumah sakit
e. Untuk mesmbuat rumah sakit aman dan siap tanggap untuk keadaan gawat
darurat.
2. Penanggung Jawab Medis yang dijabat oleh dokter jaga/ dokter ruangan
gawat darurat.
Setiap anggota Code Blue Team akan memiliki tanggung jawab
line, persiapan obat dan defibrilasi. Setiap anggota tim yang ditunjuk harus
Adapun pelatihan yang harus dimiliki oleh Code Blue Team antara lain
menghilangkan sumbatan jalan napas untuk pasien dari segala usia. BLS
Sangiang, 2015) :
a. Alert System
rumah sakit untuk anggota Code Blue Team. Jika keadaan darurat medis
1. Local Alert
mereka setelah kasus Code Blue terjadi, tim Primer harus meninggalkan
pekerjaannya dan mengambil tas Code Blue lalu bergegas ke lokasi dan
2. Hospital Alert
Saat Code Blue diaktifkan hal itu akan langsung terhubung ke Medical
Emergency Call Center (MECC) dan Code Blue Team yang bertanggung
jawab atau yang berada di sekitar tempat darurat akan menanggapi situasi
menerima alam Code Blue dan kedatangan tim Code Blue di lokasi
terjadi (pasien tidak sadar atau dalam cardiac atau respiratory arrest)
lengkap.
3. Pada saat yang sama, aktivasi pemberitahuan rumah sakit harus dilakukan
tertentu (misalnya dari ruangan lain) juga harus diberitahu untuk datang ke
lokasi segera.
5. Sambil menunggu kedatangan Code Blue Team, jika ada petugas rumah
sakit yang terlatih BLS, mereka harus memulai BLS (posisi airway,
6. Jika tidak ada staf BLS terlatih untuk pasien, petugas rumah sakit harus
kerumunan orang.
7. Jika monitor jantung, defibrillator manual atau Automated
bahwa staf mereka dilatih keterampilan BLS dan alat resusitasi atau troli
Code Blue, petugas rumah sakit yang ada di lokasi harus menempatkan
11. Semua kasus Code Blue harus dievaluasi lebih lanjut hasilnya
1. Setelah anggota Code Blue Team menerima aktivasi Code Blue, mereka
2. Mereka harus mengerahkan diri mereka sendiri dengan cepat dan 15 lancar
3. Respon waktu (layanan standar) dari waktu dari Code Blue call / aktivasi
alasan; Oleh karena itu, kebutuhan untuk Code Blue team untuk tidak
hanya terdiri dari satu staf tetapi juga staf dari departemen lain. Selain itu,
sangat penting bahwa setiap tenaga medis di lokasi kejadian mulai langkah
BLS.
5. Jika korban masih dalam cardiac dan respiratory ketika tim respon
Code Blue tiba di tempat kejadian, tim akan mengambil alih tugas
6. Setiap kasus Code Blue akan kirim ke ETD terlepas kondisi pasien baik
serangan jantung.
d. Perawatan Definitif
1. Keadaan darurat medis yang terjadi di setiap daerah baik klinis atau
non-klinis dan baik melibatkan rawat inap atau rawat jalan (umum)
akan dihadiri oleh Code Blue team, pasien ini akan diangkut ke ETD
konfirmasi kematian.
3. Setiap kasus code blue akan menerima perawatan definitive setelah
Semua tingkat staf rumah sakit harus cukup terlatih setidaknya BLS
rumah sakit yang mudah diakses untuk tenaga medis dan Code
Blue Team
Peralatan Code Blue Team terdiri dari beberapa zona diantaranya zona
resiko tinggi dan ETD peralatan Code Blue Team terdiri dari oksigen
atau AED, sarung tangan sekali pakai dan steril, perangkat Extraglottic
(LMA / LT), kursi roda atau tandu, stetoskop, alat suntik dan jarum,
Peralatan dan obat - untuk diperiksa dan diisi kembali setelah setiap
dalam menanggapi kejadia Code Blue yang terjadi adapun Algoritma Code
skill yang mumpuni sampai Code Blue Team datang. Jika tidak mampu
e. Setelah Code Blue Team datang, Code Blue Team akan mengambil
2.2.1 Defenisi
McMullan, 2012).
pengamatan (Skor 0 yang paling diinginkan dan Skor 3 adalah paling tidak
diinginkan). Nilai dari masing-masing score ditambahkan bersama dan
Enam Paramater Fisiologis dalam National Early Warning Scores (NHS Report,
2012). Selain keenam parameter tersebut, NEWS juga memberikan nilai tambah 2,
1. Frekuensi Pernapasan
adanya kondisi akut dan distress pernapasan. Hal ini dapat disebabkan
karena nyeri dan distress, infeksi paru, gangguan system saraf pusat (CNS
necrosis SSP.
2. Saturasi Oksigen
Pengukuran non-invasif dari saturasi oksigen dengan pulse oximetry
dalam NEWS. Saturasi Oksigen adalah alat bantu yang kuat untuk
3. Suhu
atau gangguan irama jantung. Depresi SSP dan efek obat antihipertensi.
tekanan darah sistolik rendah (<100 mmHg) dan ini mungkin dicurigai jika
Hipertensi berat, sistolik > 200 mmhg, dapat terjadi karena nyeri atau
5. Frekuensi Nadi
karena sepsis atau hipovolume, gagal jantung, pyrexia, demam, nyeri dan
Frekuensi nadi yang rendah mungkin normal pada kondisi tertentu, atau
6. Level kesadaran
Penilaian ini dilakukan dalam urutan dan hanya satu hasil dilaporkan.
Misalnya, jika pasien menanggapi suara, tidak perlu untuk menilai respon
dapat berorientasi terhadap tempat, waktu dan orang. Pasien seperti itu
namun masih dapat diajak bicara. Pasien membuat beberapa respon ketika
komponen dengan mata suara, atau motorik –misalnya buka mata pasien
nyeri. Pasien yang sadar, dan yang belum menjawab untuk suara. Berikan
Unresponse: Tidak sadar / tidak ada respon. ini juga sering disebut sebagai
'tidaksadar'. Hasil ini dicatatkan jika pasien tidak memberikan suara, mata
b. Tabel NEWS
c. Algoritme NEWS
Nilai 0 dan 1-4 termasuk dalam risiko klinis rendah, memiliki warna
monitoring pasien setiap 12 jam. Pasien dengan nilai 1-4 harus dilaporkan
kepada perawat penanggung jawab yang bertugas pada shift hari itu, dan
akan menentukan apakah hal tersebut perlu dilaporkan kepada dokter jaga.
2. Skor menengah: jumlah skor dari 5-6, atau sebuah skor merah
Nilai 5-6 atau bila salah satu parameter miliki nilai 3, termasuk dalam
risiko klinis medium atau warna orange. Pasien yang memiliki nilai 5-6
harus dilaporkan perawat kepada dokter jaga yang bertugas. Dokter jaga
yang bertugas akan menentukan terapi atau tindakan klinis yang dapat
dilakukan sesuai dengan kasus klinis pasien. Hal ini bertujuan untuk
mencegah perburukan
jam.
3. Skor tinggi: jumlah skor dari 7 atau lebih (NHS Report, 2012).
Nilai diatas 7 termasuk dalam risiko tinggi atau warna merah. Pasien
sestabil mungkin.
Penanggung jawab Shift. Jika skor pasien akurat maka perawat primer
4) Merah: Aktifkan Code blue, tim medik reaksi cepat melakukan tata
laksana kegawatan pada pasien, dokter jaga dan Dokter penanggung jawab
3) Setelan atau setting klinis yang sesuai untuk pengobatan akut yang
sedang berlangsung.