NASKAH SKENARIO
t e r n
T
r e
a
T ee p
a
m
e
t r
p u u a
a n
P ee
P r
e m
e
Teater Perempuan i
Penyusun:
Justice for the Poor Program
Foto Cover:
Poriaman Sitanggang
Kontak Penyusun:
JUSTICE FOR
FO R THE POOR PROGR
PROGRAM
AM
The World Bank,
Social Development Office
Jl. Cik
Ci k Ditiro 68A M
Menteng
enteng
Jakarta Pusat 1031
103100
Tel: +62 21 3107158, 3911908/09
Fax: +62 21 3924640
www.justiceforthepoor.or.id
NASKAH SKENARIO
t e r n
T a
T ee u
a e
t r
u a
a n
P e r
P e rr e m
P e ee m p
m pp Mpok Lela Tumirah, Potong Upah!
Daftar Isi
Pengantar .......
...............
................
................
................
................
................
................
................
..............
...... v
Panduan
Panduan Umum Naskah Naskah (Manus (Manuscript cript Guida
Guidance) nce) ..........
.. vii
Biodata Joned
Joned Suryatmoko .......
...............
................
................
................
............ 52
Penganta
Pengantar
Pengantar r
Publikasi dalam bentuk kompilasi dua naskah teater
ini merupakan salah satu seri publikasi yang dikeluarkan
oleh Program Women’s Legal Empowerment (WLE). Kedua
naskah ini, yakni “ Mpok Lela
Lela”” - karya Ratna Fitriani (Depok)
merupakan naskah pemenang I dari 86 naskah yang
diterima oleh Dewan Juri yang terdiri dari Faiza Mardzoeki
(Koordinator), Myra Diarsih, Sihar Ramses Simatupang dan
Agung Setiadji Aryadipayana serta Justice for the Poor team
dan organisasi perempuan PEKKA (Perempuan Kepala
Keluarga). Naskah berasal dari berbagai wilayah di Indo-
nesia antara lain: Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Riau,
Lampung, DKI Jakarta, JawaJaw a Barat, Jawa
Jaw a Tengah
Tengah Jawa Timur
imur,,
Bali, NTB, NTT,
NTT, Sulawesi dan Kalimantan. Sedangkan nas-
kah kedua yang ada di dalam buku kompilasi naskah ini
adalah “Tumirah, Potong Upah!”
Upah!” (Terbaik III)- karya Joned
Suryatmoko (Jogjakarta).
Naskah-naskah yang lain seperti “eR “eR Pe Ka”
Ka” (Terba
(Terbaikik
II)- karya Mirah, Mario dan Rezza (Jogjakarta), dan tujuh
naskah terpilih yakni: “Perlawanan
“ Perlawanan Kaum Arang”
Arang” - karya
“ Feodal”” - karya Prima W Putra
Puthut EA (Jogjakarta), “Feodal
“Perkawinan”” - karya Ibu Ariani Dimas (dikirimkan
(NTB), “Perkawinan
melalui Serikat Perempuan Independen Deli Serdang,
“ Kokom dan Mimpi Dasimah”
Sumut), “Kokom Dasimah ” - karya Iwan RS
(Jogjakarta), “Keadilan
“Keadilan bagi Ibu Sumirah”
Sumirah” - karya Vivi Varlina
Varlina
“Nyaris”” - karya Hendry Zulian (Bengkulu), “Daun
(Jakarta), “Nyaris “Daun
jatuh”” - karya Ruth Marini (Lampung) dipublikasikan seca-
jatuh
ra elektronik dan bisa diakses secara online pada Website
Program Justice for the Poor: www.justiceforthepoor.or.id
www.justiceforthepoor.or.id..
Teater Perempuan v
______________________________________________________
1
Maria Antonia Salgado, Staging Feminism: Theatre and Women’s Rights
int:Argentina
Liha
Lihat: http://dc.l (1914-1940)
(1914-1940).
http://dc.lib.unc
ib.unc.edu/c
.edu/cdm4/ . viewer.php?C
dm4/item_
item_viewer.php?CISOROO
ISOROOT=/et
T=/etd&CIS
d&CISOPTR=
OPTR=62&RE
62&REC=9
C=9
Pandua
Pand uann Um
Umum
um Na
Nask
skah
ah
(MANUSCRIPT GUIDANCE)
Teater Perempuan ix
x Naskah Skenario
M p
k
o k
L e
el
M
Mlap
p o
k
o k
k L e
L e
L ell
l a
a
M p
poo k
k
ela
L
R TNA
TN FITRIA
RATNA
RA FITRI
FI TRI NI
FITRIANI
Panduan Pementasan
Kisah ini mengangkat tentang kehidupan seorang
perempuan yang kerap gagal dalam menjalin hubungan
pernikahan di bawah tangan. Dari tiga lelaki pada masa
yang berbeda, dia kerap gagal bahkan mendapatkan seo-
Panduan Pemanggungan:
1. Dalam
Dalam per
pertun
tunjuk
jukan
an mod
model
el sem
semaca
acam
m ini seb
sebaik
aiknya
nya pe-
mentasan diadakan dengan penonton yang berada di
sekeliling pemain. Semacam pementasan tradisional
mulai dari ketoprak hingga lenong dimana sutradara,
narator,, penonton dapat berdialog langsung dan dekat
narator
2 Naskah Skenario
3. Karena
Kar enanarator
cepat, perja
pe rjalan
lanan
an kisa
kerapkisah
h tenta
tentang
muncul ng Mpok
untukMpok Lela
Le la berl
berlang
menjelaskan angsu
sung
ng
periode
waktu di dalam kisah.
4. Per
Perala
alatan
tan per
pertun
tunjuk
jukan
an bis
bisaa dise
disesua
suaika
ikan
n deng
denganan tem
tempat
pat
dan kondisi di mana pertunjuk dilaksanakan.
5. Al
Alat
at mus
musik
ik yan
yangg dipa
dipaka
kaii dala
dalam
m lako
lakonn ini
ini meru
merupa
paka
kan
n
alat musik yang mudah dimainkan dan sesuai dengan
konteks di mana lakon ini digelar. Bisa menggunakan
lesung, rebana, atau perkakas dapur yang dapat meng
hasilkan bunyi seperti ember, panci, wajan, dan seba-
gainya.
6. Lagu-l
Lagu-lagu
agu dap
dapat
at men
menggu
ggunak
nakan
an kha
khasan
sanah
ah lok
lokal
al aga
agarr le-
le-
bih akrab di telinga
telinga penonton.
7. Tata caha
cahaya
ya bisa
bisa men
menggun
ggunakan
akan lam
lampu
pu lis
listri
trik,
k, obo
oborr mau-
mau-
pun lampu petromaks, sesuai kebutuhan dan keadaan.
8. Kos
Kostum
tum dal
dalam
am per
pertun
tunjuk
jukan
an ini ada
adalah
lah pak
pakaia
aian
n seha
sehari-
ri-
hari yang biasa dipakai oleh masyarakat setempat.
Teater Perempuan 3
Sinopsis
Mpok Lela
Ketika sebuah perceraian harus terjadi dengan
penuh kesewenang-wenangan
Ketika perempuan tidak mempunyai pilihan
selain menanggung beban penghidupan anak-anak
yang terlanjur terlahir
Ratna Fitriani
4 Naskah Skenario
Pemain
Tokoh utama:
u tama: MPOK LELA
Anak:
Anak ke-1, UMAR
Anak ke-2, IDA
Anak ke-3, ABI
Suami:
Suami ke-1, ARMAN
Suami ke-2, JAROT
Pemain pendukung:
laki-laki dewasa:
PAMAN 2 orang
PENGAMEN 1 orang
Perempuan dewasa:
BIBI/TANTE 2 orang
Anak-anak:
3 orang anak perempuan
2 orang anak laki-laki
PEMUSIK:
5 orang pemain musik tradisional
SUTRADARA: 1 orang
Teater Perempuan 5
Babak I
BERANDA RUMAH DI SORE HARI, MPOK LELA, SUA-
MI DAN DUA
DU A ANAKNY
ANAKNYAA TENGAH DUDUK-DUDUK DI
TERAS RUMAH.
RU MAH. SEMENTARA ITU DI HALAMAN TAM-
PAK SEJUMLAH ANAK-ANAK
A NAK-ANAK KECIL
KECIL TENGAH BERMA-
IN DENGAN RIANGNYA. DUA ANAK PEREMPUAN
DAN SATU
SATU ANAK LAKI-LAKI
LAKI-LAK I TENGAH BERMAIN LOM-
PAT TALI, DAN SATU ANAK PEREMPUAN BERSAMA
SATU ANAK LAKI-LAKI TENGAH BERMAIN KELE-
RENG.
Mpok Lela : Iya Mar.. Ibu ngerti, kamu udah bilang lebih
lima kali ke Ibu soal ini. Tapi gimana, Bapak
lagi nggak kerja. Ojeknya ditarik sama Bang
Mardi karena kita nggak bisa ngasih uang
setoran seminggu. Ngandelin upah nyuci Ibu
juga nggak cukup. Kamu kan tahu Ida lagi
sakit. Dia kan juga perlu diurus…
6 Naskah Skenario
Mpok Lela : Nah kalo Abang bisa lihat, bisa denger kenapa
diem aja..! Usaha apa kek, yang penting halal!
Biar bisa bawa Ida ke puskesmas dan ngelu-
nasin tunggakan bayaran seolah si Umar..!
Teater Perempuan 7
8 Naskah Skenario
boleh ngatain
nah pernah suaraaye
bilang ayeperempuan
jelek tapi jangan per-
jadi-jadi-
an…! Itu melanggar Hak Asasi Manusia…!
Aye laporin ke Komnas Perempuan.. baru
tahu rasa Abang..!
Teater Perempuan 9
campur urusan
ini lu udah kelewatrumah tangga
bates..! Pakelu..! Tapianak
ngatain kali
gue perempuan sialan..! Sebenernya siapa
yang sialan..! Lu pikir kita nggak pada tahu
siapa lu sebenarnya..? Kita udah tahu kok
kalau lu sebetulnya udah punya bini dan anak
sebelum nikah ama anak gue..! Cuma kita
masih sabar,
sabar, karena biar bagaimanapun lu ba-
pak dari cucu-cucu gue..! Gue masih berha-
rap rumah tangga ini bisa adem! Dan gue juga
nggak mau ngeliat anak gue jadi janda! Tapi
kalau beginibalik-balik
pergi kagak caranya…lagi,
terserah dah.., peduli!
gue kagak lu mau
Lu pikir gue seneng ngeliat Lela jadi babu cuci
kesana-kemari..! Untuk ngempanin anak ama
laki yang kagak ada pengertiannya..!
yang
mentahmengaku
dirinya bujang
hingga dan berhasilmempu-
kini mereka menipu
nyai 2 anak.
Mpok Lela : Bang..! Ini kan anak kita berdua.. mana bisa
Abang minta aye aja yang ngurusin mereka..!
Ini amanah Allah Bang.. Kita harus menjaga-
nya bersama..!
Teater Perempuan 11
Nyai Mu’ : Udah Lela… biarin aja dulu laki loe pergi..
Mungkin dengan begitu dia baru bisa ngerasa
nggak enaknya berjauhan dengan keluarga..
Udah Umar, Ida.. sini sama Nyai.. jangan
nangis ya..
Babak II
SORE HARI DI SEBUAH TAMAN PINGGIRAN KOTA.
MPOK LELA TENGAH BERJALAN-JALAN DENGAN
BANG JAROT KEKASIHNYA DALAM 6 BULAN TER-
AKHIR INI YANG BEGITU DIPERCAYAINYA.
Teater Perempuan 13
Teater Perempuan 15
Babak III
MALAM HARI DI KAMAR
K AMAR TIDUR IBUNY
IBU NYA,
A, MPOK LELA
TENGAH MENUNGGUI NYAI MU’ YANG SEDANG
SAKIT KERAS, BERBARING DI RANJANG BESI TUA
BERKELAMBU PUTIH DENGAN CAHAYA LAMPU RE-
MANG-REMANG.
Nyai Mu’ : Lela, rasanya umur gue udah ngak lama lagi.
Gue sebetulnya udah ikhlas untuk pulang
menghadap
menghada p Allah
Alla h S.W.T
S.W.T.. Tapi
Tapi gue
gu e belum bisa
tenang kalau inget lu.. (NYAI MU’ MULAI
MENANGIS). Kenapa hidup lu susah terus?
Kenapa loe selalu dapet suami laki-laki beris-
tri yang bikin beban lu tambah berat..? Gue
bukan nggak sayang ama Abi, cucu gue yang
paling kecil… Tapi
Tapi ngeliat bagaimana
bagai mana lu ban-
ting tulang untuk bisa ngidupin mereka gue
nggak sanggup... Gue belum bisa tenang per-
gi kalau inget lu La…
Teater Perempuan 17
Teater Perempuan 19
Babak IV
MALAM HARI, DI RUANG TAMU SEDERHANA. MPOK
LELA TENGAH MENUNGGUI UMAR DAN IDA MEM-
BUAT PR, SAMBIL BERSENANDUNG MENIDURKAN
ABI, ANAKNY
ANAKNYA
A YANG
YANG TERKECIL.
T ERKECIL.
Teater Perempuan 21
ha Mar,
Mar, mengasihi kalian bertiga hingga akhir
hayat. Hidup kita indah banget kan
Mar…! sini Ida, .. Umar…peluk Ibu…!!!!
Selesai
Teater Perempuan 23
Tinggal di Perumahan
Perumaha n Puri Depok Mas Blok H No.32
No.3 2 RT01/
RW20, Pancoran Mas, Depok, Pipit yang dilahirkan pada
tanggal 16 Oktober 1974 memang memiliki ketrampilan di
bidang penulisan. Di antara tulisannya adalah:
· Mpok Lela, 1st winner Women Script Theater Competition,
Competition,
World Bank-PEKKA, Jakarta, August 2006.
· Pundi Perempuan, Buka Mata Buka Hati. Hati. Herworld, 158
Edition-2005.
· Domestic Violence Break The Silence,
Silence, Herworld-Decem
Herworld-December ber
2005.
· Pentingnya Keterwakilan Perempuan di Badan Perwakilan
Desa,, A.P.
Desa A.P. Murniati & Ratna
Rat na Fitriani,
Fitrian i, Solidaritas
Solidari tas Perem-
puan-The Asia Foundation-2004.
ber 2006.
Teater Perempuan 25
m
r
ir a h,
u
T
“Tum, potongan upah itu punyamu!
Kamu harus memintanya! Kamu harus!!
Paling tidak kamu harus berani menanyakannya
Poo to
P to ng
ng
h h,
h ! pada Mandor Rohmat!!”
o o
o
n
ng
n i
g
T u m i ra
T t
P U p
u m
u m i ra
gr aU
U p
pa
p a
a h
h
!
P
t
o t
pa
T u m a
r
i r a h ,
Poo to
P Ut p
o pa
ngah!
ng
JONE SUR
JONED SURY TM OKO
YATMOKO
Panduan Pementasan
Mandor Rohmat ditampilkan sebagai figur antagonis
yang membayar uang buruh dan memotong upah dengan
seenaknya dan menimbulkan resah buat para buruh di sana.
Isu ini sebenarnya bisa dipindah pada beberapa persoalan
sosial di desa antara kelompok yang mengupah dan kelom-
pok yang diupah, kelompok yang tak menghargai hak-hak
di kalangan buruh perempuan terhadap pabrik, tuan tanah
atau pun pemodal.
Kisah yang terkesan cepat dan dinamis dengan set-
ting tempat pembayaran antara Mandor Rohmat dan kepa-
da semua buruhnya – yang didominasi perempuan
perempuan sehing-
ga cocok untuk diperankan di kalangan ibu-ibu.
Tumirah adalah
adal ah simbol di antara para buruh
bur uh perem-
puan yang kerap tak mendapatkan haknya. Dalam cerita
ini, perjuangan lewat demonstrasi adalah salah satu pilihan
partisipasi politik yang bisa dia lakukan karena mendapat-
kan dukungan dari kawan pekerja yang lain.
Naskah ini juga dapat memancing partisipasi aktif
buat para pemain yang juga ikut di dalam sebuah sistem
kerja di dalam sebuah perusahaan atau pabrik sehingga
dapat mengetahui beberapa cara dan bentuk perjuangan da-
lam kehidupan sosial mereka.
Buat penonton, bahkan
bahk an pemain, Tumirah
Tumirah memperli-
memper li-
hatkan tentang perjuangan dari kelompok lemah pun bisa
dilakukan asalkan dengan kehendak kelompok dan kehen-
dak bersama.
Teater Perempuan 29
11. Lagu-lagu
Lagu-lagu dapat
dapat mengg
menggunakan
unakan khasa
khasanah
nah lokal
lokal agar
agar le-
bih akrab di telinga
telinga penonton.
12. Tata cahaya
cahaya bisa mengguna
menggunakan
kan lampu
lampu listrik,
listrik, obor
obor mau-
pun lampu petromaks, sesuai kebutuhan dan keadaan.
13. Kostu
Kostumm dalam
dalam pertunju
pertunjukan
kan ini
ini adalah
adalah pakaian
pakaian sehari
sehari--
hari yang biasa dipakai oleh masyarakat setempat.
Teater Perempuan 31
Sinopsis
Tumirah,
Potong Upah!
Tumirah, seorang buruh tani, tidak pernah mengeluh
setiap kali Mandor Rohmat memotong upahnya.
Hal itu dianggapnya sebagai akibat yang harus
ditanggung kalau ia tidak ke sawah karena sedang datang
bulan. Masalahnya, Tumirah,
Tumirah, anak sulung yang harus
menghidupi ibunya (Mak Podang) yang sudah lumpuh
kaki kanannya dan dua adiknya itu (Juminah dan
Rukminah), sudah pernah memaksakan diri seperti itu
tapi malah pingsan saat bekerja.
Joned Suryatmoko
Pemain
TUMIRAH:
perempuan
perempuan umur 21 tahun, buruh tani,
anak sulung Mak Podang
ASIH:
perempuan umur 30-an tahun, buruh tani
WARSINI:
perempuan umur 30-an tahun, buruh tani
MARNI:
perempuan umur 40-an tahun, buruh tani
MANDOR ROHMA
ROHMAT T:
mandor para buruh tani,
JUMINAH:
adik Tumirah, anak kedua Mak Podang,
18 tahun, masih sekolah
RUKMINAH:
adik Tumirah, anak bungsu Mak Podang,
16 tahun, masih sekolah
MAK PODANG:
ibu Tumirah, belum terlalu tua,
CORENG:
buruh tani, laki-laki 30 tahun
Teater Perempuan 33
Pembukaan
SEMUA PEMAIN, KECUALI
KE CUALI MANDOR
MA NDOR ROHMA ROHM AT, MUN-
CUL DENGAN MENYANYIKAN SEBUAH LAGU GEM-
BIRA SAMBIL BERJOGET. SEBAGIAN PEMAIN MEMBA- MEM BA-
WA PERALATAN BURUH TANI SEPERTI SABIT DAN
(Catatan:: alat-alat ini bisa dijadikan alat musik
CANGKUL. (Catatan
pukul mengiringi lagu sambil berjodet). SEMENTARA SE-
BAGIAN PEMAIN YANG TIDAK MEMBAWA ALAT ME-
MAINKAN TEPUK TANGAN HINGGA MENJADI IRAMA
YANG RAMAI DAN RIANG. SESEKALI PEMAIN YANG
BERTEPUK TANGAN INI MENYALAMI PENONTON
YANG DUDUK MENONTON MEREKA.
Mandor
Rohmat : (LA
(LANT
NTANG
ANG))
Kalian pasti senang! Kalian tahu hari apa ini?
Mandor
Rohmat : (TERT
(TERTAAWA)
Ha…. ha…. jadi kalian tahu ini hari apa.
Kalian juga tahu maksudnya?
KEMBALI)
Tahu!!
Mandor
Rohmat : Apa mak
maksud
sudnya
nya??
Mandor
Rohmat : (TERT
(TERTAAWA)
Ha, hahah….. Aku sudah menduga, kalian
tidak akan melupakan hari bayaran! Baik!
Baiklah! Ini upah kalian minggu ini!!
Mandor
Rohmat : Sol
Soleh!
eh!!! Upah penu
penuh!!
h!!
Mandor
Rohmat : Cor
Coreng!
eng! Upah penu
penuh!!!
h!!!
Teater Perempuan 35
Mandor
Rohmat : Warsin
arsini!!!!
i!!!! Upah
Upah penuh!!!
penuh!!!
Mandor
Rohmat : (MEM
(MEMBENT
BENTAK,
AK, MARAH)
MARAH)
Hueh!! Diam!!
Mandor
Rohmat : Kalau tidak
tidak mau
mau ya jangan diteri
diterima!
ma! Kamu
itu perempuan kerjanya lebih ringan dari laki-
laki! Jadi jangan cerewet kalau jumlahnya le-
bih sedikit!!!
sedikit!!!
Mandor
Rohmat : Berikutnya! Tumirah, Potong upah!!
Teater Perempuan 37
Bagian 1
MANDOR ROHMAT BERDIRI TEGAK. TUMIRAH MA-
SIH TERDUDUK DI TANAH. SELAMA MANDOR
ROHMAT BICARA TUMIRAH PELAN-PELAN BERDIRI
SAMBIL TERUS MENUNDUK.
Mandor
Rohmat : Tum, ini untuk kesekian kalinya upahmu ter-
potong karena kamu tidak bekerja dua hari
minggu ini. Kamu paham alasannya kan?
Aku sebenarnya juga tidak mau memotong
upahmu, tapi kalo kamu tidak masuk, aku
tidak bisa berbuat apa-apa!! Tum, kamu de-
ngar kata-kataku?
Mandor
Rohmat : Dapat
Dapat?? Maksudmu
Maksudmu datang
datang bulan?
bulan?
TUMIRAH MENGANGGU
MENGANGGUK.
K.
Mandor
Rohmat : Yang bekerja di sini dan datang bulan tidak
hanya kamu, Tum! Banyak buruh perempu-
an lain? Tapi kenapa kamu sendiri yang sela-
lu tidak masuk kalau datang bulan?
Mandor
Rohmat : (MENGHELA NAFNAFAS AS PANJANG)
PANJANG)
Tum, masih untung kamu tidak aku pecat!!
Aku tahu kamu itu kerja buat Mak dan dua
adikmu! Aku tahu! Meskipun sebenarnya
alasanku bukan itu.
Mandor
Rohmat : (A
(AGA
GAK K GENI
GENIT)
T)
Tum, kamu itu masih muda! Masih cantik!!!
Aku tidak memecatmu karena….
Mandor
Rohmat : Siap
Siapaa yang mau kamu
kamu potong
potong??
Warsini : (GUGUP..)
Eh…. itu rumput di sekitar parit itu kalau
tidak dipotong bisa mengganggu!
MANDOR ROHMAT
R OHMAT MASIH MELOTOT!!
MELOTOT !! WARSINI
WARSINI TAM-
BAH KETAKUTAN. MARNI SEGARA MENGALIHKAN
PERHATIAN. MEMANGGIL TUMIRAH.
Teater Perempuan 39
Bagian 2
SETELAH LAGU SELESAI,
Asih : Dulu aku juga tidak kuat kerja kalau lagi da-
tang bulan, Tum! Tapi daripada upahku di-
potong, lebih baik aku paksakan diri.
Teater Perempuan 41
Teater Perempuan 43
Bagian 3
DARI ARAH YANG LAIN MAK PODANG , DAN DUA
ADIK TUMIRAH YAKNI JUMINAH DAN RUKMINAH
MUNCUL. MAK PODANG MENGGUNAKAN PE-
NYANGGA KAKI KARENA KAKI KANANNYA TIDAK
BISA DIGERAKKAN.
TIBA-TIBA,
Mandor
Rohmat : Tumirah tidak akan dipotong lagi upahnya!
Teater Perempuan 45
Bagian 4
MANDOR ROHMA
ROH MAT
T SUDAH ADA
A DA DI DEKAT
DEKAT TUMIRAH.
TUMIRA H.
Mandor
Rohmat : Aku cari kamu kemana-mana
kemana-mana!! Ternya
Ternyata
ta kamu
sudah di rumah.
Mandor
Rohmat : Aku tadi belum
belum selesai
selesai bicara.
bicara. Lalu teman-te
teman-te--
manmu datang dan kamu pergi!
MANDOR ROHMA
ROH MATT DIAM SEBENT
SEBEN TAR. DIA CELINGUK-
AN CARI AMAN. LALU
Mandor
Rohmat : (SE
(SEDIK
DIKITIT GEN
GENIT)
IT)
Aku mau minta maaf Tum! Kamu tahu aku
tidak mau memotong upahmu sebenarnya!
Tapi itu sudah peraturan!
Mandor
Rohmat : Apa maksudmu,
maksudmu, Tum?
Tum? Kamu jangan
jangan mencari
gara-gara!
Mandor
Rohmat : Maksudku juga tidak
tidak begitu!
begitu! (DIAM
(DIAM SEJE-
NAK, MEMANDANG SEKELILING SEKA-
LI LAGI. LALU MENCOBA
MENCO BA MERA
MERAYU)
YU) Begi-
ni Tum, kedatanganku ke sini untuk meno-
longmu.
Mandor
Rohmat : Kamu tidak
tidak harus
harus kerja
kerja lagi
lagi kalau….
kalau….
TIBA-TIBA
MANDOR ROHMA
R OHMAT
T NAMPAK
NAMPAK SEBAL
SEB AL KARENA PEMBI-
CARAANNYA TERPOTONG. TAPI RUKMINAH YANG
LUGU TIDAK PAHAM KALAU MANDOR ROHMAT SE-
DANG GUSAR. RUKMINAH MALAH MENDEKAT.
Rukminah : Maaf…
Mandor
Rohmat : Sudah! Sudah!
Sud ah! (PADA
(PADA TUMIRAH
TUMIRAH)) Begini saja
Tum! Aku tidak mau muter-muter lagi! Seti-
ap kali mau omong selalu kepotong! Maksud
kedatanganku adalah….
Teater Perempuan 47
Mandor
Rohmat : (BE
(BERRTER
TERIAK
IAK))
Iya!!!!! Anak kecil! Ini pembicaraan penting!!
Mandor
Rohmat : Tum, aku mau kamu
kamu jadi istriku
istriku!!
Tumirah : (TERKEJUT)
Tapi Mandor sudah beristri.
Mandor
Rohmat : Baru satu!
satu! Kamu ya
yang
ng kedua!
kedua! Kamu tidak
tidak
usah kerja, Tum! Aku akan cukupi semua
kebutuhanmu!!
Mandor
Rohmat : Ke
Kena
napa
pa??
Mandor
Rohmat : Kamu takut denga
dengan
n istriku?
istriku?
Mandor
Rohmat : Kamu takut
takut dengan istriku,
istriku, Tum?
Tum?
Mandor
Rohmat : (LEB
(LEBIH
IH TANDAS
TANDAS LAGI)
Tum, kamu takut dengan istriku?
Mandor
Rohmat : Kamu takut denga
dengan
n istriku?
istriku?
SUARA PERALATAN
PERALATAN BURUH
BURU H TANI
TANI TERDENGAR
TE RDENGAR LAGI!
LA GI!
DIPUKUL MENGHENTAK! TUMIRAH KELUAR!
Mandor
Rohmat : (BE
(BERRTER
TERIAK
IAK))
Tumirah, tak tahu diuntung! Upahmu akan
selalu kepotong!!
Teater Perempuan 49
Penutup
WARSINI KELUAR
KEL UAR DENGAN SETENGAH BERLARI
BER LARI ME-
NARIK TANGAN TUMIRAH.
Warsini : (TE
(TERT
RTA
AWA SENAN
SE NANG)
G)
Sekarang aku punya teman!
Tumirah
dan Warsini : Ayo , semua! Kita tanyakan pada Mandor
Rohmat, kenapa upah kita dipotong! Ayo!
Ayo!!!!
Selesai
Teater Perempuan 51
Yogyakarta
sama sebagai
ia juga kampanye
menjadi Freelanceanti-poligami. Di tahun
Consultant untuk yang
pengem-
bangan seni pertunjukan (Youth Program)
Program) GTZ Promis NT di
Nusa Tenggara Barat.
buku Ayahku
Ia menulis buku A yahku Stroke tapi Nggak
Nggak Mati,
Mati, Tiga Naskah
Drama Remaja Teater Gardanalla (2003-2005) (Galang Press,
2005). Ia juga baru saja memenangi lomba penulisan nas-
kah drama Dewan Kesenian Jawa Timur.