Anda di halaman 1dari 9

CYBERBULLYING DI MEDIA SOSIAL: STUDI NETNOGRAFI

PADA KOMENTAR AKUN YOUTUBE RAHMAWATI KEKEYI


PUTRI CANTIKKA
1
Alif Al Mutawakkil Luthfyyah, 2Juliana Widya Puspita, 3Larasati Sekar Maharani,
4
Yohanes Arie Kuncoroyakti
1,2,3,4
Fakultas Ilmu Komunikasi Akademi Komunikasi Media Radio dan Televisi Jakarta
Jl. Cakung Cilincing Tim, Pulo Gebang, Cakung, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
1
luthfyyah15@gmail.com, 2julianawidya60@gmail.com, 3larasati.sm@gmail.com,
4
suratyohanes@gmail.com

ABSTRAK
Cyberbullying yang juga dikenal sebagai bullying, adalah tindakan negatif yang dilakukan oleh
orang lain secara berulang atau terus menerus. Memberikan umpan balik positif atau negatif
adalah bagian integral dari pengguna media sosial. Banyak komentar yang dibuat oleh pelaku
cyberbullying. Korban cyberbullying tidak hanya artis ternama, influencer juga menjadi korban
seperti yang dialami oleh Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka. Kekeyi mengunggah video
"LISA'LALISA'M/V COVER DANCE KEKEYI" ke saluran Youtube-nya dan mengundang
banyak komentar tentang cyberbullying di video tersebut. Penelitian ini menguji dengan
menggambarkan jenis dan pola cyberbullying yang diperoleh Rahmawati Kekeyi Putri
Cantikka, dengan menggunakan pendekatan netnografi pada video Youtube. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masih banyak orang yang menulis secara online dengan banyak komentar
yang berbeda.
Kata kunci: Cyberbullying, youtube, video cover, netnografi

ABSTRACT
Cyberbullying is bullying or as known as negative action or behavior did by others continuously
or repeatedly. Giving positive or negative comments is a part that can’t be separated from
social media user. Many comments were given by cyberbullying perpetrators. Victim of
cyberbullying were not only from famous people, many influencerwere also became the victims
of cyberbullying, as example Kekeyi Putri Cantikka. Kekeyi uploaded “LISA-’LALISA’M/V
COVER DANCE KEKEYI” video on her Youtube channel and received a lot of cyberbullying
comments on her video. The purposes of this research is trying to understand the map of its type
and pattern of cyberbullying that Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka received, using a
netnography from her Youtube video. The results of this research is to show that there are many
people that still do cyberbullying actions with various type of comments.
Keywords: Social media, cyberbullying, body shaming, hate speech, youtube

PENDAHULUAN tidak hanya menjadi media komunikasi, tetapi


Penggunaan jejaring sosial juga media hiburan (Mauludi, 2019).
merupakan hal yang lumrah di masyarakat Keberadaan situs jejaring sosial (social
saat ini. Jejaring sosial adalah cara online bagi networking sites) atau yang lebih dikenal
pengguna untuk terhubung, berkomunikasi, dengan jejaring sosial (social network) seperti
berbagi, bergabung dan membuat konten dari Instagram, Facebook, Twitter, dan Skype
media bersama. Dengan jejaring online dan merupakan media yang digunakan untuk
potensi untuk menyajikan konten dalam mengunggah konten seperti profil pengguna,
bentuk teks, gambar dan video, jejaring sosial aktivitas, dan juga opini. Sebagai tempat

Luthfyyah, et.al, Cyberbullying di media... 225


https://doi.org/10.35760/mkm.2021.v5i2.5290
penyedia ruang berkomunikasi dan interaksi melalui video yang viral tersebut ia memulai
jejaring sosial dunia maya (Nasrullah, 2014). beberapa konten-konten yang menarik publik.
Salah satu media sosial yang paling populer Semakin banyak ia dikenal oleh publik
saat ini adalah Youtube. tindakan cyberbullying dan ujaran kebencian
Youtube merupakan media sosial (hate speech) yang ia dapatkan tidak bisa
paling populer belakangan ini. Youtube terhindar dalam kolom komentar Youtubenya.
adalah situs web video sharing yang Alasan dari betapa mudahnya tidakan
penggunanya bisa untuk menonton, cyberbullying dan ujaran berupa komentar
mengunggah, dan membagikan video gratis kebencian (hate speech) di media sosial yaitu
secara daring. Youtube yang merupakan karena kemudahan penggunanya dalam
bagian dari Google, memberikan fasilitasi menggunakan media sosial karena pengguna
para pengguna untuk mengunggah video dan bisa menggunakan akun anonim.
dapat diakses oleh pengguna lain dari seluruh Cyberbullying adalah yang juga
belahan dunia secara gratis dan cepat. dikenal sebagai bullying, yang merupakan
Youtube menjadi salah satu database video tindakan kurang baik yang dilakukan oleh
yang paling tinggi di dunia Internet, dan seseorang secara berulang atau terus menerus.
memiliki macam-macam konten yang paling Tindakan ini sering kali membuat korban
lengkap dan beragam. menjadi tidak bedaya, menderita secara fisik
Di Indonesia sendiri, menurut Kemp, dan mental (Rigby; Nasrullah, 2015). Ujaran
laporan berjudul Digital 2021 yang kebencian adalah komunikasi yang dilakukan
diterbitkan oleh DataReportal: Indonesia, oleh perorangan atau kelompok dalam bentuk
menyebutkan bahwa hingga 93,8% pengguna memprovokasi, menghasut, atau menghina
internet di Indonesia rentang usia dari 16 orang atau kelompok lain dalam berbagai
hingga 64 tahun yang mengakses Youtube kategori dimulai dari ras, warna kulit, sumber,
(Kemp, 2021). Seiring Banyaknya pengguna asal suku, jenis kelamin, disabilitas, orientasi
Youtube tidak memungkiri memunculkan seksual, kewarganegaraan, agama dan lain-
beberapa konten kreator di tanah air seperti lain (Mawarti, 2018). Penghinaan fisik adalah
salah satunya adalah Rahmawati Kekeyi Putri bentuk mengomentari penampilan,
Cantikka. penampilan fisik, atau citra diri seseorang
Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka (Chaplin, 2005).
yang lebih akrab menggunakan panggilan Hal ini mendorong peneliti untuk
Kekeyi saat ini memiliki 1,18 Juta Subscriber membahas fenomena tersebut, karena media
per 16 November 2021. Melalui video yang online lebih cenderung menyebabkan
viral beberapa waktu yang lalu membuat ia pengguna terlibat dalam perilaku
dikenal oleh publik. Setelah kemunculannya cyberbullying, seseorang dapat menulis

226 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 5 No. 2 Desember 2021


unggahan jahat atau mengunggah gambar, 2020). Berdasarkan uraian di atas, maka
melibatkan orang lain dengan tujuan tujuan dari penelitian ini juga untuk melihat
mengancam dan mendiskreditkan seseorang pengaruh pengguna media online terhadap
sehingga korban akan merasa menderita dan sikap cyberbullying yang terjadi di channel
malu, sebaliknya pelaku akan merasa puas Youtube Rahwati Kekeyi Putri Cantikka
dan senang karena tujuan penciptaan tuturan berjudul video “LISA'LALISA'M/V COVER
Agresif telah tercapai (Rafiqoh & Cindoswari, DANCE KEKEYI”.

Gambar 1. Most-Used Social Media Platforms


Sumber: https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

Gambar 2. Profile Akun Youtube Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka


Sumber: https://www.Youtube.com/c/rahmawatikekeyiputricantikka

METODE PENELITIAN sosial melalui mediasi perangkat komputer


Metode penelitian yang digunakan (Kozinets, 2010).
adalah metode netnografi, yaitu suatu bentuk Netnografi didefinisikan sebagai
etnografi yang disesuaikan dengan dunia metode penelitian kualitatif yang

Luthfyyah, et.al, Cyberbullying di media... 227


https://doi.org/10.35760/mkm.2021.v5i2.5290
mengadaptasi teknik penelitian etnografi belakang munculnya kebencian. Dari
untuk studi budaya dan komunitas yang komentar-komentar tersebut juga bisa
terjadi dalam komunikasi komputer terbentuk mengapa komentar negatif bisa
(Kozinets, 2002) dan selanjutnya berkembang muncul di video Kekeyi. Munculnya kata-
berkembang menjadi teknik penelitian untuk kata vulgar atau kasar pada awalnya
bidang media sosial (Kozinets, 2015). didasarkan pada perasaan tidak suka terhadap
Etnologi Online adalah metode hal-hal tertentu. Seiring dengan adanya
kualitatif yang digunakan untuk memahami standar kecantikan yang cukup tinggi di
apa yang terjadi di komunitas virtual. Indonesia, Kekeyi yang dianggap di bawah
Menggunakan observasi atau wawancara standar di Indonesia juga menjadi sasaran
online, teknik ini menggambarkan kebiasaan ancaman dari warga negara Indonesia. Konten
masyarakat yang lebih spesifik dan yang diposting di akun Youtube Kekeyi juga
penggunaan teknologi dalam komunikasi dianggap lelucon oleh masyarakat Indonesia.
(Jörgen Skågeby; Daniel, 2011). Meng- Ketika Kekeyi menjadi terkenal di Internet,
gunakan istilah cyberethnography sebagai banyak orang yang tidak menyukainya.
teknik penelitian komunitas virtual, termasuk Konten yang diunggah juga dinilai kurang
komunitas konsumen virtual; sebagai berkualitas dan menjadi sasaran ancaman dan
pengungkapan berbagai informasi yang cemoohan. Dengan demikian, dengan metode
diperoleh dari anggota komunitas virtual, baik penelitian netnografi, peneliti juga dapat
berupa pemikiran, pengalaman, produk, mempelajari perilaku orang atau kelompok
maupun layanan (Ward, 1999). tertentu secara online.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti Teknik yang dilakukan dalam
ingin menganalisis dalam bentuk komentar penelitian ini menggunakan teknik observasi
jahat (hate comments) yang dilakukan oleh berupa pengamatan dan studi literatur. Pada
penonton komunitas virtual pengguna jejaring penelitian ini peneliti melakukan teknik
sosial Youtube yang diunggah oleh observasi dengan mengamati secara cermat
Rahmawati Kekeyi Putri Canttika dengan arti dari komentar-komentar dalam video
judul “LISA'LALISA COVER DANCE tersebut. Studi literatur dalam penelitian ini
KEKEYI ". Video ini telah dilihat 1.10.29 dilakukan melalui berbagai sumber yaitu
kali dan menghasilkan 6.900.000 komentar buku, jurnal, dan website yang berkaitan
(per 3 Januari 2021). Artinya faktor Youtube dengan penelitian ini.
sangat mempengaruhi kunjungan pengguna
internet. Dari komentar-komentar tersebut, HASIL DAN PEMBAHASAN
dimungkinkan untuk memilah-milah Akun Youtube “Rahmawati kekeyi
pemikiran pengguna internet tentang latar putri cantikka” merupakan salah satu akun

228 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 5 No. 2 Desember 2021


yang membagikan konten dalam bidang telah dilakukan terhadap video Youtube
hiburan. Kekeyi juga suka mengunggah berjudul “LISA-’LALISA’M/V COVER
konten cover atau parodi dari sebuah lagu DANCE KEKEYI” pada kanal Youtube
yang tengah terkenal di kalangan netizen. rahmawati kekeyi putri cantikka, masih
Namun pada salah satu videonya yang banyak netizen yang melakukan cyber-
berjudul “LISA-’LALISA’M/V COVER bullying, dan berikut adalah penyusunan
DANCE KEKEYI” mengandung banyak berdasarkan kategori cyberbullying yang
sekali komentar yang menjurus ke arah telah dilakukan oleh warga net. Temuan
cyberbullying seperti hate speech. hasil penelitian ini dijabarkan sebagai
Berdasarkan hasil pengamatan yang berikut.

Memberikan komentar yang tidak pantas pada penampilan fisik Kekeyi.

Gambar 3. Komentar video “LISA-’LALISA’M/V COVER DANCE KEKEYI”


Sumber: https://www.Youtube.com/watch?v=gtvRvyJeF_4

Gambar 4. Komentar video “LISA-’LALISA’M/V COVER DANCE KEKEYI”


Sumber: https://www.Youtube.com/watch?v=gtvRvyJeF_4

Luthfyyah, et.al, Cyberbullying di media... 229


https://doi.org/10.35760/mkm.2021.v5i2.5290
Tidak sedikit netizen yang sering kali satu bentuk perubahan dari high context
memberikan komentar yang berkaitan dengan menjadi low context (Akbari; Astuti &
penampilan fisik. Hujatan dengan kata jelek Yenny, 2019).
tidak hanya satu atau dua kali yang terdapat Anonimitas adalah salah satu faktor
pada kolom komentar videonya. Komentar yang membuat para pengguna media sosial
tersebut mengomentari penampilan fisik tidak mengenal rasa takut untuk memberikan
Kekeyi yang gendut dan giginya jelek, ini komentar buruk yang tidak terkontrol
menyebabkan Kekeyi menjadi sasaran empuk sehingga terjadi cyberbullying, mereka
bully para netizen yang tidak menyukainya. beranggapan bahwa bersembunyi di belakang
Mereka memberikan ujaran yang menghina menggunakan akun anonim dapat melakukan
fisik itu sudah menjadi hal yang lumrah atau apapun karena merasa tidak ada yang bisa
biasa bagi para pengguna media sosial, menemukan mereka. Padahal komentar
mereka para pemilik akun yang mempunyai mereka bisa membuat orang yang dituju
akun media sosial beranggapan bahwa merasakan kesedihan bahkan trauma yang
apapun bisa dilakukan saat berkomentar mendalam tapi para pengomentar tidak
termasuk melakukan cyberbullying. Ujaran memikirkan hal tersebut dan merasa apa yang
berupa komentar jelek, buruk dan menghina mereka sampaikan adalah benar atau hanya
yang dikeluarkan oleh netizen adalah salah sekadar lelucon saja.

Menggunakan standar kecantikan media sosial untuk berkomentar yang tidak


pantas.

Gambar 5. Komentar video “LISA-’LALISA’M/V COVER DANCE KEKEYI”


Sumber: https://www.Youtube.com/watch?v=gtvRvyJeF_4

230 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 5 No. 2 Desember 2021


Gambar 6. komentar video “LISA-’LALISA’M/V COVER DANCE KEKEYI”
Sumber: https://www.Youtube.com/watch?v=gtvRvyJeF_4

Citra ideal tentang penggambaran menyebabkan masyarakat memiliki standar


perempuan yang cantik terus-menerus kecantikan seperti yang telah digambarkan di
dikonstruksikan dan ditanamkan serta media. Kecantikan selalu disamakan dengan
disosialisasikan melalui media (Ibrahim; sosok langsing, berkulit putih dan bersih,
Astuti & Yenny, 2019) dengan hal ini, secara hidung mancung, serta memiliki rambut lurus
perlahan tapi pasti tanpa disadari telah hitam yang panjang karena standar kecantikan
berubah menjadi standar masyarakat inilah yang membuat anggapan bahwa wanita
mengenai kecantikan perempuan Indonesia yang tidak termasuk dalam standar tersebut
yang tertanam dalam benak masyarakat. tidak cantik. Tiba-tiba, ketika melihat
Hingga saat ini, orang telah menetapkan seseorang yang tidak memenuhi kriteria ini,
standar kecantikan berdasarkan apa yang mudah untuk menyampaikan hinaan seperti
terlihat di media sosial. Kondisi tersebut jijik, gendut, dan lain-lain.

Tidak menempatkan kata-kata pujian pada tempat seharusnya.

Gambar 7. komentar video “LISA-’LALISA’M/V COVER DANCE KEKEYI”


Sumber: https://www.Youtube.com/watch?v=gtvRvyJeF_4

Luthfyyah, et.al, Cyberbullying di media... 231


https://doi.org/10.35760/mkm.2021.v5i2.5290
Gambar 8. komentar video “LISA-’LALISA’M/V COVER DANCE KEKEYI”
Sumber: https://www.Youtube.com/watch?v=gtvRvyJeF_4

Berdasarkan komentar di atas, apa saat ini orang-orang bisa menggunakan


yang dikatakan orang bukanlah pujian yang identitas anonim di media sosial, Oleh karena
baik melainkan pujian yang negatif. Pujian itulah anonim merupakan alasan paling utama
psikologis seharusnya mengandung hal yang penyebab orang tidak takut melakukan
menguatkan. Banyak komentar pujian yang Cyberbullying. Karena itulah, pelaku
seharusnya positif tetapi malah digunakan cyberbullying perlu sanksi yang tegas,
berupa kalimat sindiran secara tidak langsung mengingat dampak sosial dan psikis yang bisa
yang negatif dan tidak pantas. Pujian tersebut terjadi pada korban yang dituju.
hanya diberikan sebagai penghinaan. Terlepas Peneliti melihat saran berupa
dari bahasa yang bijaksana, pujian yang perlunya sebuah kajian dengan metodologi
sengaja diberikan secara tidak tepat adalah yang berbeda menjadi sebuah pengembangan
"Cyberbullying". menjadi lebih baik. Hal lain adalah dari
perspektif teori komunikasi yang digunakkan
SIMPULAN DAN SARAN bisa memakai teori komunikasi lain berbasis
Cyberbullying semakin lama akan pada cybermedia. Penggunaan teori yang
semakin banyak terjadi karena bertambah berbasis pada cybermedia menjadikan kajian
banyaknya pengguna media sosial. selanjutnya bukan pada hanya media Youtube
Karakteristik para pengguna media sosial melainkan pada media sosial lainnya.
yang berbagai macam jenisnya, bisa
menghasilkan interaksi komunikasi yang DAFTAR PUSTAKA
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Astuti, S. W., & Yenny. (2019). Body
Tidak semua pengguna media sosial mampu Shaming di Dunia Maya: Studi
bijak dalam menggunakan media sosial Netnografi pada Akun Youtube
dengan baik serta memiliki kecerdasan yang Rahmawati Kekeyi Putri Cantika.
mampu mengontrol emosi. Terlebih lagi pada PROMEDIA, 5(1).

232 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 5 No. 2 Desember 2021


Chaplin, J. P. (2005). Kamus Lengkap Masyarakat Digital. PT Elex Media
Psikologi. Rajawali Press. Komputindo.
Daniel, B. K. (2011). Handbook of Research Mawarti, S. (2018). FENOMENA HATE
on Methods and Techniques for SPEECH DAMPAK UJARAN
Studying Virtual Communities: KEBENCIAN. Toleransi: Media
Paradigms and Phenomena. Komunikasi Umat Beragama, 10(1).
Information Science Reference. Nasrullah, R. (2014). Teori dan Riset Media
Kemp, S. (2021). Digital 2021: Indonesia. Siber (Cybermedia). Prenadamedia Group.
Datareportal.Com. Nasrullah, R. (2015). Media Sosial:
Kozinets, R. V. (2002). The Field behind the Prespektif Komunikasi, Budaya, dan
Screen: Using Netnography for Sosioteknologi. Simiosa Rekatama
Marketing Research in Online Media.
Communities. Journal of Marketing Rafiqoh, & Cindoswari, A. R. (2020).
Research, 39(1). Pengaruh Media Online Terhadap
Kozinets, R. V. (2015). Netnography: Perilaku Cyberbullying Pada Tayangan
Redefined. SAGE Publications. Youtube Yusi Faddila. Scientia Journal:
Kozinets, R. V. (2010). Netnography: Doing Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(3).
Ethnographic Research Online. SAGE Ward, K. J. (1999). The Cyber-Ethnographic
Publications. (Re)Construction of Two Feminist
Mauludi, S. (2019). Socrates Cafe Bijak, Online Communities. Sociological
Kritis & Inspiratif Seputar Dunia & Research Online, 4(1).

Luthfyyah, et.al, Cyberbullying di media... 233


https://doi.org/10.35760/mkm.2021.v5i2.5290

Anda mungkin juga menyukai