Kuantitatif Toxic Behavior Dalam Komunikasi Virtual (REVISI FINAL TERBARU)
Kuantitatif Toxic Behavior Dalam Komunikasi Virtual (REVISI FINAL TERBARU)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana
Disusun Oleh :
41033732200007
BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brando Franco Windah atau yang lebih dikenal dengan Windah Basudara
adalah salah satu YouTuber di Indonesia yang mengunggah konten gaming yang
dimainkannya. Windah Basudara memiliki jumlah subscriber yang cukup besar yaitu
sebanyak 10.5 juta subscriber. Windah Basudara memiliki pengaruh yang cukup
besar, dan juga sering mendonasikan uang yang ia hasilkan dari livestreaming.
Namun, sebagai konten kreator gaming tidak jarang ia mengatakan katakata kasar saat
bermain game. Hingga beberapa subscriber Windah Basudara membuat konten
kompilasi Windah Basudara berbicara ‘toxic’ atau berkata kasar. Konten yang di
upload oleh channel RinN tersebut bahkan telah memiliki 1.017.554 viewers di
YouTube. Pada kompilasi tersebut Windah Basudara berulang kali mengatakan kata-
kata kasar seperti “COK”, “ANJING”, “TAI”, “ANAK HARAM”, dan “GOBLOK”.
Pada livestreaming Windah Basudara yang berjudul “ Judi Tergila Windah
basudara sniper 3d assasin” Windah mengatakan kata porno seperti “TITIT” pada
menit ke 15:27 yang kemudian di ulangi oleh para viewersnya yang sejumlah besar
adalah anak di bawah umur dan remaja. Dalam video yang sama juga terdapat
katakata kasar lainnya seperti “ANJIR”, “NGENTOT” dan “TAI”. Selain Popularitas
yang dimiliki Windah Basudara juga berlanjut di Instagram dengan adanya jumlah
follower yang mencapai angka 1,3 juta ( Kristiyono, 2023).
Sebelum memulai live streaming, tidak jarang Windah memberi peringatan
pada viewersnya yang dibawah usia untuk tidak menonton. Namun hal ini berbanding
terbalik dari penonton dari channel YouTube Windah Basudara yang kebanyakan
diantaranya juga merupakan anak dibawah umur. Hal ini dapat dilihat dari seksi live
comment Windah Basudara saat melakukan live streaming. Dimana banyak
diantaranya adalah anak yang tergolong dibawah umur sehingga ada juga yang
berusia 9, 12, 13 tahun.
Media memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perilaku agresif pada anak.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Ozochukwu (2021) yang
menunjukkan bahwa media sosial (paparan program televisi kekerasan, menonton
film dengan unsur agresif, video/video game serta menilai berbagai situs sosial)
memiliki dampak yang sangat negatif pada remaja karena mempromosikan perilaku
agresif di antara mereka.
Wibowo (dalam Wibowo dan Parancika 2018 : 176) menyatakan
pembentukan kepribadian disusun dari bagaimana cara keluarga mendidik terutama
orang tua. Di sini orang tua memilki peran penting sebagai pemberi contoh,
pembiasaan, dan tindakan (modelling, habit and acting). Pendidikan oleh orang tua
lebih berpengaruh karena anak-anak dengan usia muda diajarkan dan dibiasakan
untuk melakukan tindakan-tindakan positif. Jika orang tua kurang mengawasi
tindakan yang dilakukan oleh anak-anaknya maka akan lebih rentan terpengaruh oleh
hal-hal negatif.
Perilaku toxic adalah suatu tindakan yang yang dilakukan secara sengaja untuk
merendahkan orang lain. Perilaku toxic verbal dapat diartikan sebagai siksaan yang
dilakukan secara disengaja dengan tujuan untuk menyakiti mengintimidasi atau
melakukan tindakan bullying terhadap orang lain secara lisan atau verbal. (Baron &
Byrne, 2005 : 170). Perilaku agresif verbal bukanlah hal yang dapat dianggap sepele.
Salah satu bentuk tindakan agresif verbal adalah perilaku bullying. Pada tanggal 2
Maret 2023 lalu seorang anak berusia 11 tahun bunuh diri akibat dibully secara verbal
oleh teman-teman sebayanya dimana mereka mengolok-olok dan meledek korban
karena tidak memilki seorang ayah.
Bandura dalam (Pratama, 2022) menyatakan perilaku agresif bukanlah sifat
dasar namun merupakan suatu kebiasaan yang diajarkan atau dicontoh berdasarkan
yang dilihat dari lingkungan sekitar yang ditemukan sehari-hari seperti keluarga,
teman sekelas dan juga media. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Anggreani (2017) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif antara intensitas menonton tayangan kekerasan dan perilaku agresif pada anak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan jabaran latar belakang diatas, maka penelitian ini ingin mengetahui
seberapa besar dampak antara konten channel YouTube Windah Basudara terhadap
perilaku toxic di media sosial?
1. Perumusan Masalah
Peneltian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh perilaku toksik di
kalangan subscriber windah basudara di platform media sosial Youtube.
Masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini meliputi tingkat perilaku
toksik yang terjadi dalam komunikasi virtual antara subscriber windah basudara.
2. Pembatasan Masalah
a. Penelitian ini akan membatasi platform media sosial yang digunakan oleh
Windah Basudara, seperti YouTube untuk menganalisis perilaku toksik
dalam komunikasi virtual.
b. Penelitian akan membatasi diri pada subscriber Windah Basudara yang
secara aktif berpartisipasi dalam komunikasi virtual atau yang telah
mengalami perilaku toksik.
c. Penelitian ini akan membatasi jenis perilaku toksik Hate Speech yang muncul
dalam komunikasi virtual tersebut.
D. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk memahami fenomena dampak perilaku toksik dalam komunikasi
virtual terhadap keterlibatan subscriber dalam konten Windah Basudara.
b. Untuk mengidentifikasi hubungan antara subscriber dengan pengalaman
perilaku toksik dalam komunikasi virtual.
2. Kegunaan Penelitian
a. Memberikan pemahaman tentang sejauh mana perilaku toksik hadir dalam
komunikasi virtual di antara subscriber Windah Basudara, yang dapat
berguna untuk mengatasi dan mencegahnya.
b. Membantu dalam menilai dampak perilaku toksik terhadap interaksi dan
keterlibatan subscriber dengan konten Windah Basudara.
2. Pertanyaan Penelitian
a. Apa yang menjadi pemicu dan penyebab utama perilaku Toxic dalam
komunikasi virtual di antara subscriber Windah Basudara?
b. Bagaimana pengaruh windah basudara terhadap perilaku toksik subscriber
windah basudara?
c. Bagaimana subscriber Windah Basudara merespons perilaku Toxic dalam
komunikasi virtual ?
F. Prosedur Penelitian
Aji, I. S., & LAKSONO, B. (2014). Pengaruh Bermain Video Game Tipe First Person
Shooter Terhadap Waktu Reaksi Yang Diukur Dengan Ruler Drop Test (Doctoral
dissertation, Faculty of Medicine Diponegoro University).
Astuti, Y.D. (2015). Dari Simulasi Realitas Sosial Hingga Hiper-realitas Visual Tinjauan
Komunikasi Virtual Melalui Sosial Media Di Cyberspace. Profetik Jurnal
Komunikasi, 8(2)
Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jilid II Edisi Kesepuluh (terjemahan
Djuwita, R). Jakarta: Erlangga
Kantono, Y. M., Yudani, H., & Wirawan, I. G. N. (2020). Perancangan Kampanye Sosial
Untuk Mencegah Toxic Behaviour Pada Game Online. Jurnal DKV
Adiwarna, 1(16), 9.
Kristiyono, J., & Hermawan, N. D. (2023). Analisis Komunikasi Interaktif Brando Franco
Uzochukwu, Okeke & Anierobi, Elizabeth. (2021). The Influence Of Social Media On
Aggressive Behaviours Of In-School Adolescents In Anambra State. 16. 279-292.
Pratama, K.P (2022). The Effect of Accessing Intensity The Brandonkent Everything Youtube
Gaming Channel on Subscriber Aggressive Behavior. Channel Jurnal Komunikasi
Vol. 10, No. 1, pp 35-46. ISSN 2621-2579.
Suryani, & Hendryadi. (2015). Metode riset kuantitatif teori dan aplikasi pada penelitian
bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
Wibowo, F., & Parancika, R. (2018). Kekerasan Verbal (Verbal Abuse) di Era Digital
Sebagai Faktor Penghambat Pembentukan Karakter. Seminar Nasional Kajian
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (SEMNAS KBSP) V 2018.
Website
https://dataindonesia.id/Digital/detail/remaja-paling-banyak-gunakan-internet-di-
indonesia-pada-2022