Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH YOUTUBE WINDAH BASUDARA TERHADAP

PERILAKU TOXIC SUBSCRIBER DALAM KOMUNIKASI VIRTUAL

(Studi Fenomenologi Pada Subscriber Windah Basudara)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

Muhamad Diki Firmansyah

41033732200007

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BANDUNG
2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sebuah proses yang terjadi dalam kehidupan


setiap manusia sehari-hari antar individu sampai menggunakan media yang biasa
dikenal dengan komunikasi massa. Komunikasi bermedia juga berdasarkan teknologi,
pola penyebaran, sampai pada bagaimana khalayak mengakses media lambat laun
semakin berkembang sehingga dikenal dengan media lama (old media) dan media
baru (new media) (Onong, 2002).
Komunikasi bermedia adalah menggunakan media baru dalam bentuk internet
dan media sosial mulai menggeser posisi media lama dalam penyampaian
informasi. munculnya Komunikasi secara virtual dalam bentuk komunikasi yang
muncul dengan adanya media baru yang terjadi melalui teknologi digital atau
jaringan komputer, yang memungkinkan orang untuk berinteraksi, berkomunikasi,
dan berbagi informasi tanpa harus berada dalam satu lokasi fisik yang sama.
Komunikasi virtual merupakan komunikasi (proses penyampaian dan
penerimaan pesan) yang terjadi di dalam ruang maya/ dunia virtual yang bersifat
interaktif. Teknik virtual dapat menciptakan suatu ilusi kehadiran melalui alat peraga,
simulasi, kehadiran parsial (seperti suara yang disampaikan melalui telpon atau
pikiran orang yang ditulisakan dalam buku) dan ritual yang membangkitkan masa lalu
dan membuat masa sekarang tidak ada (Rob Shields, 2011).
Istilah dunia virtual juga sering disebut dengan dunia cyberspace. Bentuk
komunikasi virtual dapat melibatkan berbagai jenis media, seperti teks, suara, gambar,
dan video. Komunikasi virtual adalah komponen yang tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari, terutama dalam meningkatnya para pengguna media sosial dan
media online. Menurut Astuti Saat ini model komunikasi secara virtual menjadi tren
baru dalam masyarakat seiring berkembangnya beragam situs media sosial di internet,
seperti Instagram, Facebook, Twitter, Myspace, Youtube, Google plus dan sebagai
nya. Namun dalam penggunaan media komunikasi secara virtual tidak hanya
memberi dampak positif dalam komunikasi tetapi memberi dampak negatif seperti
halnya dampak toxic behavior.
Dampak Toxic Behavior di media sosial sangat rentan di era teknologi
komunikasi virtual saat ini, Masyarakat cenderung lebih rentan terhadap bentuk-
bentuk toxic behaviour dalam dunia online dikarenakan mereka merasa tidak
bertanggung jawab atas perilaku mereka saat sedang online, terlebih jika anonim .
Perilaku toxic behaviour merupakan tindakan yang sebenarnya dapat terjadi setiap
hari dalam berbagai situasi dan kondisi Ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang
remaja yang pada saat ini remaja sedang mencari jati diri dan akan mengikuti tokoh
idola yang dia idolakan. Karena Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 12-22
tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering
disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa
dewasa (Kantono, 2020).
Dalam media sosial dikenal istilah ucapan kebencian atau dikenal dengan Hate
Speech, yang makin populer saat ini, hal ini disebabkan friksi atau gesekan atau
perbedaan yang mewakili kelompok-kelompok tertentu baik Suku , Agama, Ras,
Etnis, Golongan . Hate Speech atau ujaran kebencian merupakan tindakan baik
ucapan atau kata-kata yang menggunakan media tertentu misalnya internet seperti
media sosial untuk menghina atau mendiskriditkan orang lain, dengan dalih atau dasar
suku, ras, agama, gender, kelompok atau bangsa tertentu. Hate Speech menggunakan
media sosial seperti Youtube, twitter, instagram, dan lain sebagainya makin marak
saat ini. Contoh kasus yang melibatkan seorang Youtuber Windah Basudara yang di
Banned akun nya oleh pihak game Growtopia saat melakukan streaming dan para
subscriber nya yang tidak ingin Youtuber Favorit nya di Banned, lanjut melakukan
tindakan Hate Speech kepada pihak Game Growtopia dengan memberikan Rating
buruk hingga komen-komen Hate Speech di Platform Playstore tersebut(Rohman,
2016).
Media sosial didefinisikan sebagai Social Broadcasting Networks (SBNs),
yang memiliki kekhasan karakteristik pada konvergensi antara Micro blogging
user generated content, dan jejaring sosial. Social Broadcasting Networks
menggabungkan teknologi komputasi, komunikasi dan konektivitas sehingga
mendorong pendekatan baru dalam komunikasi penyiaran .Penggunaan media sosial
sangat bergantung pada kesesuaian minat penggunanya. Minat pengguna media
sosial didasarkan pada motif yang dapat terkait dengan upaya pemenuhan
kebutuhan tertentu sehingga memahami motivasi pengguna media sosial banyak
diteliti oleh praktisi media . Motif atau dorongan yang timbul pada setiap
individu mendorong perkembangan media massa di Indonesia agar sesuai
dengan kebutuhan khalayaknya dan bersinergi dengan penggunaan media sosial
diantaranya YouTube dimana pengguna media ini sangat aktif dalam proses
komunikasi .
Youtube merupakan media sosial yang tumbuh dengan cepat serta sangat
terkenal di dunia. Youtube ialah web yang berperan selaku fasilitas untuk
mengunggah video melalui internet secara online. Platform tersebut dapat
memfasilitasi penggunanya untuk mengunggah video yang kemudian dapat diakses
oleh user lainnya di seluruh dunia tanpa dipungut biaya. Di Indonesia sendiri, posisi
YouTube sebagai salah satu aplikasi untuk publikasi konten audio visual terus
bertambah. Pada tahun 2022 YouTube menduduki posisi no 2 di website dengan
paling banyak pengunjung dengan sebanyak 8,1 juta kunjungan pengguna tiap
harinya. (We Are Social, 2022)

Website Jumlah Pengunjung


1. Google.com 583 Juta

2. Youtube.com 241 Juta

3. Detik.com 119 Juta

4. Facebook.com 103 Juta

5. Tribun.com 91,6 Juta

Sumber : We Are Social, 2022

Brando Franco Windah atau yang lebih dikenal dengan Windah Basudara
adalah salah satu YouTuber di Indonesia yang mengunggah konten gaming yang
dimainkannya. Windah Basudara memiliki jumlah subscriber yang cukup besar yaitu
sebanyak 10.5 juta subscriber. Windah Basudara memiliki pengaruh yang cukup
besar, dan juga sering mendonasikan uang yang ia hasilkan dari livestreaming.
Namun, sebagai konten kreator gaming tidak jarang ia mengatakan katakata kasar saat
bermain game. Hingga beberapa subscriber Windah Basudara membuat konten
kompilasi Windah Basudara berbicara ‘toxic’ atau berkata kasar. Konten yang di
upload oleh channel RinN tersebut bahkan telah memiliki 1.017.554 viewers di
YouTube. Pada kompilasi tersebut Windah Basudara berulang kali mengatakan kata-
kata kasar seperti “COK”, “ANJING”, “TAI”, “ANAK HARAM”, dan “GOBLOK”.
Pada livestreaming Windah Basudara yang berjudul “ Judi Tergila Windah
basudara sniper 3d assasin” Windah mengatakan kata porno seperti “TITIT” pada
menit ke 15:27 yang kemudian di ulangi oleh para viewersnya yang sejumlah besar
adalah anak di bawah umur dan remaja. Dalam video yang sama juga terdapat
katakata kasar lainnya seperti “ANJIR”, “NGENTOT” dan “TAI”. Selain Popularitas
yang dimiliki Windah Basudara juga berlanjut di Instagram dengan adanya jumlah
follower yang mencapai angka 1,3 juta ( Kristiyono, 2023).
Sebelum memulai live streaming, tidak jarang Windah memberi peringatan
pada viewersnya yang dibawah usia untuk tidak menonton. Namun hal ini berbanding
terbalik dari penonton dari channel YouTube Windah Basudara yang kebanyakan
diantaranya juga merupakan anak dibawah umur. Hal ini dapat dilihat dari seksi live
comment Windah Basudara saat melakukan live streaming. Dimana banyak
diantaranya adalah anak yang tergolong dibawah umur sehingga ada juga yang
berusia 9, 12, 13 tahun.
Media memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perilaku agresif pada anak.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Ozochukwu (2021) yang
menunjukkan bahwa media sosial (paparan program televisi kekerasan, menonton
film dengan unsur agresif, video/video game serta menilai berbagai situs sosial)
memiliki dampak yang sangat negatif pada remaja karena mempromosikan perilaku
agresif di antara mereka.
Wibowo (dalam Wibowo dan Parancika 2018 : 176) menyatakan
pembentukan kepribadian disusun dari bagaimana cara keluarga mendidik terutama
orang tua. Di sini orang tua memilki peran penting sebagai pemberi contoh,
pembiasaan, dan tindakan (modelling, habit and acting). Pendidikan oleh orang tua
lebih berpengaruh karena anak-anak dengan usia muda diajarkan dan dibiasakan
untuk melakukan tindakan-tindakan positif. Jika orang tua kurang mengawasi
tindakan yang dilakukan oleh anak-anaknya maka akan lebih rentan terpengaruh oleh
hal-hal negatif.
Perilaku toxic adalah suatu tindakan yang yang dilakukan secara sengaja untuk
merendahkan orang lain. Perilaku toxic verbal dapat diartikan sebagai siksaan yang
dilakukan secara disengaja dengan tujuan untuk menyakiti mengintimidasi atau
melakukan tindakan bullying terhadap orang lain secara lisan atau verbal. (Baron &
Byrne, 2005 : 170). Perilaku agresif verbal bukanlah hal yang dapat dianggap sepele.
Salah satu bentuk tindakan agresif verbal adalah perilaku bullying. Pada tanggal 2
Maret 2023 lalu seorang anak berusia 11 tahun bunuh diri akibat dibully secara verbal
oleh teman-teman sebayanya dimana mereka mengolok-olok dan meledek korban
karena tidak memilki seorang ayah.
Bandura dalam (Pratama, 2022) menyatakan perilaku agresif bukanlah sifat
dasar namun merupakan suatu kebiasaan yang diajarkan atau dicontoh berdasarkan
yang dilihat dari lingkungan sekitar yang ditemukan sehari-hari seperti keluarga,
teman sekelas dan juga media. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Anggreani (2017) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif antara intensitas menonton tayangan kekerasan dan perilaku agresif pada anak.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan jabaran latar belakang diatas, maka penelitian ini ingin mengetahui
seberapa besar dampak antara konten channel YouTube Windah Basudara terhadap
perilaku toxic di media sosial?

C. Perumusan Masalah Dan Pembatasan Masalah

1. Perumusan Masalah
Peneltian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh perilaku toksik di
kalangan subscriber windah basudara di platform media sosial Youtube.
Masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini meliputi tingkat perilaku
toksik yang terjadi dalam komunikasi virtual antara subscriber windah basudara.

2. Pembatasan Masalah

a. Penelitian ini akan membatasi platform media sosial yang digunakan oleh
Windah Basudara, seperti YouTube untuk menganalisis perilaku toksik
dalam komunikasi virtual.
b. Penelitian akan membatasi diri pada subscriber Windah Basudara yang
secara aktif berpartisipasi dalam komunikasi virtual atau yang telah
mengalami perilaku toksik.
c. Penelitian ini akan membatasi jenis perilaku toksik Hate Speech yang muncul
dalam komunikasi virtual tersebut.
D. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian
a. Untuk memahami fenomena dampak perilaku toksik dalam komunikasi
virtual terhadap keterlibatan subscriber dalam konten Windah Basudara.
b. Untuk mengidentifikasi hubungan antara subscriber dengan pengalaman
perilaku toksik dalam komunikasi virtual.

2. Kegunaan Penelitian
a. Memberikan pemahaman tentang sejauh mana perilaku toksik hadir dalam
komunikasi virtual di antara subscriber Windah Basudara, yang dapat
berguna untuk mengatasi dan mencegahnya.
b. Membantu dalam menilai dampak perilaku toksik terhadap interaksi dan
keterlibatan subscriber dengan konten Windah Basudara.

E. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian


1. Hipotesis

a. Youtube windah basudara berpengaruh terhadap perilaku toksik di kalangan


subscriber
b. Youtube windah basudara tidak berpengaruh terhadap perilaku toksik di
kalangan subscriber

2. Pertanyaan Penelitian
a. Apa yang menjadi pemicu dan penyebab utama perilaku Toxic dalam
komunikasi virtual di antara subscriber Windah Basudara?
b. Bagaimana pengaruh windah basudara terhadap perilaku toksik subscriber
windah basudara?
c. Bagaimana subscriber Windah Basudara merespons perilaku Toxic dalam
komunikasi virtual ?
F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dengan tujuan meneliti


suatu populasi tertentu. Data yang dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian,
seperti kuisioner atau angket. Penelitian yang menggunakan paradigma postivisme
ini bersifat kuantitatif. Penelitian yang memiliki tujuan untuk melaksankan uji
hipotesis yang telah ditentukan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan kuantitatif unyuk menuji hipotesis yang telah di tentukan sebelumnya.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan januari 2024.
Variabel bebas(X) dalam penelitian ini adalah Youtube Windah Basudara
sedangkan variable terikat(Y) dalam penelitian ini adalah subscriber Windah
Basudara. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau
objek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2007:90).
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini remaja berumur 12-20 tahun
yang men subscribe windah basudara yang akan berlokasi di kecamatan margaasih
Penelitian ini menggunakan teknik sampling non random / non probability
sampling. Non-probability sampling artinya setiap anggota populasi tidak memiliki
peluang yang sama sebagai sampel (Suryani & Hendryadi, 2015 : 201). Untuk
Teknik yang digunakan adalah purposive sampling dikarenakantidak diketahuinya
jumlah populasi berusia 12-20 tahun di kecamatan margaasih.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
membagikan kuesioner atau angket yang telah disusun peneliti, dan membagikannya
secara online melalui google form kepada responden untuk diisi. Setelah diisi,
kuesioner kemudian akan diserahkan kembali ke peneliti untuk di observasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
uji analisis koefisian korelasi Pearson untuk menguji hubungan atau hipotesis yang
berkaitan dengan data yang berbentuk interval .
Metode analisis tersebut didasarkan pada hasil penelitian untuk mengetahui
Hubungan Intensitas Menonton Konten Youtube Gaming Windah Basudara (X) dan
terhadap variabel tidak bebas (dependen) yaitu subscriber Windah Basudara (Y)
DAFTAR PUSTAKA

Aji, I. S., & LAKSONO, B. (2014). Pengaruh Bermain Video Game Tipe First Person

Shooter Terhadap Waktu Reaksi Yang Diukur Dengan Ruler Drop Test (Doctoral
dissertation, Faculty of Medicine Diponegoro University).

Astuti, Y.D. (2015). Dari Simulasi Realitas Sosial Hingga Hiper-realitas Visual Tinjauan
Komunikasi Virtual Melalui Sosial Media Di Cyberspace. Profetik Jurnal
Komunikasi, 8(2)

Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jilid II Edisi Kesepuluh (terjemahan
Djuwita, R). Jakarta: Erlangga

Effendy, O.U. (2002). Dinamika Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Elizabeth B.

Kantono, Y. M., Yudani, H., & Wirawan, I. G. N. (2020). Perancangan Kampanye Sosial
Untuk Mencegah Toxic Behaviour Pada Game Online. Jurnal DKV
Adiwarna, 1(16), 9.

Kristiyono, J., & Hermawan, N. D. (2023). Analisis Komunikasi Interaktif Brando Franco

dengan Penontonnya dalam Live Streaming di Kanal YouTube Windah


Basudara. JCommsci-Journal of Media and Communication Science, 6(2), 11-19.

Uzochukwu, Okeke & Anierobi, Elizabeth. (2021). The Influence Of Social Media On
Aggressive Behaviours Of In-School Adolescents In Anambra State. 16. 279-292.

Pratama, K.P (2022). The Effect of Accessing Intensity The Brandonkent Everything Youtube
Gaming Channel on Subscriber Aggressive Behavior. Channel Jurnal Komunikasi
Vol. 10, No. 1, pp 35-46. ISSN 2621-2579.

Putra, A., & Patmaningrum, D. A. (2018). Pengaruh youtube di smartphone terhadap

perkembangan kemampuan komunikasi interpersonal anak. Jurnal Penelitian


Komunikasi, 21(2).

Rohman, F. (2016, December). Analisis Meningkatnya Kejahatan Cyberbullying dan

Hatespeech Menggunakan Berbagai Media Sosial dan Metode Pencegahannya.


In Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer (pp. 383-INF).

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta

Suryani, & Hendryadi. (2015). Metode riset kuantitatif teori dan aplikasi pada penelitian
bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.

Wibowo, F., & Parancika, R. (2018). Kekerasan Verbal (Verbal Abuse) di Era Digital
Sebagai Faktor Penghambat Pembentukan Karakter. Seminar Nasional Kajian
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (SEMNAS KBSP) V 2018.

Website
https://dataindonesia.id/Digital/detail/remaja-paling-banyak-gunakan-internet-di-
indonesia-pada-2022

Anda mungkin juga menyukai