Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

Inhibitor Korosi

Laporan Praktikum Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktikum Teknik Pengendalian Korosi

Dosen Pembimbing: Tifa Paramitha, S.T.,M.T

Disusun oleh:

Kelompok 1, Kelas 2TKPB

‘Azma Nuzula Laila 201424001

Akmal Bachtiar 201424002

Alya Dhiya F M 201424003

PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2022
I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan proses korosi logam baja dalam larutan NaCl.
2. Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh inhibitor nitrit dan borax terhadap laju
korosi baja dalam larutan NaCl.
3. Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam baja dalam larutan NaCl, NaCl
dan nitrit, NaCl dan borax.
II. Data Pengamatan
Lingkungan perlakuan Keadaan setelah 7
hari

Aerasi
NaCl

Tanpa aerasi
Aerasi
NaCl + borax

Tanpa aerasi

Aerasi
NaCl + kromat
Tanpa aerasi

Aerasi
NaCl +CaO

Tanpa aerasi

No. Luas Berat logam Berat Lingkungan Laju


logam permukaan (a mg) logam elektrolit korosi
(𝑑𝑚2 ) akhir (b (mdd)
mg)
0.239 16043.2
1 16021.5 NaCl tanpa 12.97
aerasi
0.24082 15990.6
2 14964 NaCl dengan 608.99
aerasi
0.253006 16278.1
3 15831 NaCl+
kromat tanpa 252.45
aerasi
0.23876 15743.8
4 15526.5 NaCl+
kromat 130.02
dengan aerasi
0.236372 14900.6
5 14870.4 NaCl+ borax 18.25
tanpa aerasi
0.229936 15071.5
6 15039 NaCl+ borax 20.19
dengan aerasi
0.2264 14971
7 14931.9 NaCl+ CaO 24.67
tanpa aerasi
0.239644 15967.2 15870.6 NaCl+ CaO 57,59
8 dengan aerasi

Laju Korosi pada Berbagai Lingkungan


700,00

600,00
laju korosi (mdd)

500,00

400,00

300,00

200,00

100,00

0,00
1 2 3 4 5 6 7 8
No.Logam

III. Pengolahan Data


Perhitungan laju korosi
𝒃−𝒂
𝒓=
𝑨×𝒕
b-a = selisih berat awal dan akhir (mg)

A = luas permukaan logam (𝑑𝑚2 )


t = waktu pengkorosian (hari)

Laju korosi pada larutan NaCl


(5,1 × 2,2) + (5,1 × 0,1) + (2,2 × 0,1)
𝐴 = 2× = 0,239 𝑑𝑚2
100
(16043,2 − 16021,5)𝑚𝑔
𝑟=
0,3704 𝑑𝑚2 × 7ℎ𝑎𝑟𝑖
r = 12,97 mdd

Cara yang sama digunakan untuk mencari laju korosi di lingkungan yang lain
sehingga didapat hasil seperti tabel di atas.

IV. Pembahasan
4.1 Oleh ‘Azma Nuzula Laila
Pada praktikum kali ini inhibitor korosi memiliki tujuan yaitu menjelaskan
proses korosi logam baja dalam larutan NaCl, pengaruh dari inhibitor nitrit dan borax
terhadap laju korosi baja dalam larutan NaCl dan menghitung laju korosi logam baja
dalam larutan NaCl, NaCl dan nitrit, NaCl dan borax. Pada praktikum benda kerja yang
digunakan itu ada logam baja.
Korosi merupakan reaksi antara logam dengan lingkungannya, sehingga
perubahan lingkungan menjasi kurang agresif akan memperlambat laju korosi.
Substansi yang apabila ditambahkan dalam jumlah kecil kedalam lingkungan yang
korosif dapat menurunkan lajur korosi dari material disebut inhibitor. Inhibitor adalah
zat organic maupun anorganik yang ditambahkan kedalam suatu lingkungan untuk
mengendalikan proses korosi. Sifat-sifat sebuah elektrolit dapat diubah untuk
membatasi agresifitas terhadap permukaan logam.
Pada praktikum disini, ada berbagai variasi yang dibuat pada logam yang
ditempatkan pada lingkungan yang ditambahkan beberapa macam inhibitor dan tanpa
penambahan inhibitor. Inhibitor yang digunakan ada CaO, kromat dan borax, serta
lingkungan yang tidak ditambahkan inhibitor dengan perlakukan yang sama disetiap
lingkungannya yaitu dengan dan tanpa aerasi.
Mekanisme inhibitor kalsium oksida memperlambat reaksi pada katoda,
senyawa CaO bereaksi dengan ion OH- sehingga mengendapkan senyawa tidak larut
pada logam dan menghalangi masuknya oksigen, maka terbentuk lapisan pasif pada
permukaan logam. Jika inhibitor kromat, menghambat terjadinya korosi pada logam itu
dengan membentuk lapisan besi kromat pada permukaan logam.
Dari hasil pengamatan, menunjukan bahwa pada setiap larutan, logam terlapisi
oleh produk korosi berwarna kuning-kecoklatan sehingga warna larutan mengalami
perubahan dan terbentuk endapan yang menunjukan ion Fe3+ sudah teroksidasi. Dari
hasil perhitungan laju korosi pada setiap logam dapat dilihat dari tabel pengamatan,
nilai laju korosi logam yang ditambahkan inhibitor memililk nilai laju korosi yang lebih
besar dibandingkan dengan logam yang tidak ditambahkan inhibitor.

4.2 Oleh Akmal Bachtiar


Korosi merupakan suatu proses penurunan kualitas suatu logam akibat bereaksi
dengan lingkungannya yang terjadi secara elektrokimia. Kondisi lingkungan yang
sering menyebabkan terjadinya korosi pada logam adalah udara dan air. Proses korosi
merupakan reaksi redoks yang berlangsung spontan, reaksi tersebut memecah atom
unsur dari logam menjadi ion – ion akibat bereaksi dengan zat lain, sehingga hal
tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan massa logam.
Untuk mengurangi korosi yang terjadi pada logam bisa ditambahkan dengan
inhibitor. Inhibitor adalah zat organic maupun anorganik yang ditambahkan kedalam
suatu lingkungan untuk mengendalikan proses korosi. Sifat-sifat sebuah elektrolit dapat
diubah untuk membatasi agresifitas terhadap permukaan logam.
Pada praktikum kali ini kita akan mengetahui laju reaksi pada logam yang
ditempatkan pada lingkungan yang ditambahkan beberapa macam inhibitor dan tanpa
penambahan inhibitor. Untuk inhibitor yang digunakan kita menggunakan CaO, kromat
dan borax, serta lingkungan yang tidak ditambahkan inhibitor dengan perlakukan yang
sama disetiap lingkungannya yaitu dengan dan tanpa aerasi.
inhibitor kromat dalam mengendalikan proses korosi pada baja adalah
membentuk lapisan besi kromat (FeCrO4) pada permukaan logam sehingga
menghambat reaksi korosi pada permukaan logam. Mekanisme inhibitor kalsium
oksida adalah sebagai inhibitor katodik dengan memperlambat reaksi pada katoda,
senyawa CaO bereaksi dengan ion 𝑂𝐻 − sehingga mengendapkan senyawa tidak larut
pada logam dan menghalangi masuknya oksigen. Sama seperti inhibitor kromat, borax
juga merupakan inhibitor anodik yang membentuk lapisan pasif pada permukaan logam
dengan bantuan oksigen.
Dari hasil perhitungan, didapa laju korosi logam dalam larutan NaCl dengan
aerasi dan tanpa aerasi berturut – turut 608,99 mdd dan 12,97 mdd.Sementara bila
ditambahkan inhibitor borax, kromat, dan CaO, laju korosi berkurang terutama dengan
penambahan aerasi pada inhibitor borax, kromat, dan CaO berturut – turut 20,19 mdd,
130,02 mdd, dan 57,59 mdd. Sedangkan Pada perlakuan tanpa aerasi logam yang
ditambahkan inhibitor, kecepatan krorsinya lebih besar dibandingkan denganlarutan
yang tidak ditambahkan inhibitor. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dimana seharusnya
laju korosi logam yang ditambahkan inhibitor lebih kecil dibandingkan dengan yang
tidak ditambahkan inhibitor..

4.3 Oleh Alya Dhiya F M


Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhada proses pengkorosian yang
berada dalam larutan NaCl dan mempelajari pengaruh ketika ditambahkan suatu
inhibitor. Proses korosi adalah suatu proses penurunan kualitas suatu logam akibat
bereaksi dengan lingkungannya yang terjadi secara elektrokimia. Kondisi lingkungan
yang sering menyebabkan terjadinya korosi pada logam adalah udara dan air. Proses
korosi merupakan reaksi redoks yang berlangsung spontan, reaksi tersebut memecah
atom unsur dari logam menjadi ion – ion akibat bereaksi dengan zat lain, sehingga hal
tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan massa logam.
Salah satu cara untuk memperlambat laju reaksi korosi yaitu dengan
menambahkan inhibitor. Inhibitor merupakan zat organik maupun anorganik yang
ditambahkan ke dalam suatu lingkungan untuk membatasi agresivitas terhadap
permukaan logam. Adapun inhibitor yang digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan
boraks (sebagai inhibitor anodic non-oksidator), larutan kromat (sebagai inhibitor
anodik oksidator) dan larutan CaO (sebagai inhibitor katodik). Pengamatan pada
praktikum ini juga dilakukan dengan memperhatikan perlakuan aerasi dan non aerasi
pada logam.
Pengamatan ini dilakukan selama 7 hari dengan melihat perubahan visual dan
menghitung berat logam sebelum dan sesudah dilakukannya reaski korosi. Logam Fe
dimasukan ke dalam larutan NaCl; larutan NaCl dengan boraks 5%; larutan NaCl
dengan kromat 5%; serta larutan NaCl dengan CaO 5%. Kemudian pada perlakuan non-
aerasi, gelas kimia ditutup menggunakan alumunium foil dengan tujuan mencegah
masuknya oksigen ke dalam larutan, sedangkan pada perlakukan aerasi dilanjutkan
dengan proses aerasi menggunakan alat khusus.
Dari hasil pengolahan data yang sudah disajikan, laju korosi baja dalam larutan
NaCl teraerasi dan tidak teraerasi berturut - turut adalah 608,99 mdd dan 12,97 mdd.
Sementara bila ditambahkan inhibitor kromat, borax, dan CaO laju korosi baja
berkurang terutama pada inhibitor kromat, pengurangan laju korosi baja pada NaCl
teraerasi dan tidak teraerasi cukup besar dibandingkan inhibitor lain dengan nilai
berturut – turut 20,19 mdd, 130,02 mdd, dan 57,59 mdd. Sedangkan pada perlakuan
tanpa aerasi logam yang ditambahkan inhibitor, kecepatan kororsinya lebih besar
dibandingkan dengan larutan yang tidak ditambahkan inhibitor. Hal ini tidak sesuai
dengan teori, dimana seharusnya laju korosi logam yang ditambahkan inhibitor lebih
kecil dibandingkan dengan yang tidak ditambahkan inhibitor.

V. KESIMPULAN
1. Inhibitor terdiri dari 3 kelompok yaitu inhibitor anodic, inhibitor katodik, dan
inhibitor absorpsi.
2. Laju korosi logam yang ditambahkan inhibitor lebih kecil dibandingkan dengan
yang tidak ditambahkan inhibitor.
3. Pada praktikum dihasilkan laju korosi logam yang ditambah korosi lebih besar
dibandingkan dengan larutan yang tidak ditambah inhibitor, disebabkan karena
beberapa factor kesalahan saat praktikum seperti ketidak telitian saat membuat
larutan, atau saat proses aerasi.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Jones, Denny A. 1992. Principles and Prevention of Corrosion. New York :
Macmillan Publishing Company.
Ngatin, Agustinus. Pengendalian Korosi. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.
Piron, D.L. 1991. The Electrochemistry of Corrosion. Nace.

Anda mungkin juga menyukai