Anda di halaman 1dari 2

Nama:Nur annisa.

H
Nim :2222100005
Prodi :Agribisnis Peterrnakan(A)

1.Ternak sebagai hama yang dapat menimbulkan kerusakan sumberdaya alam?

Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak dan tanaman.
Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman adalah
semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat
menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Apa saja yang termasuk limbah peternakan?
Jenis Limbah Usaha Peternakan
Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan,
embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain
Pada tanah, limbah ternak dapat melemahkan daya dukung tanah sehingga menyebabkan polusi
tanah. Sedangkan pada air, mikroorganisme patogenik (penyebab penyakit) yang berasal dari
limbah ternak akan mencemari lingkungan perairan. Salah satu yang sering ditemukan yaitu
bakteri Salmonella sp
Limbah peternakan yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah dapat mencemari tanah,
air dan juga udara sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Ammonium, hydrogen sulfida,
CO2 dan CH4 merupakan beberapa contoh gas yang dihasilkan dari industri peternakan
Bila tidak dikelola dengan baik, limbah yang dihasilkan akan menimbulkan masalah pada aspek
produksi dan lingkungan seperti menurunkan kualitas susu yang dihasilkan, menimbulkan bau,
dan menjadi sumber penyebaran penyakit bagi ternak dan manusia.
Apa pengaruh limbah peternakan terhadap pemanasan global?
Peternakan adalah salah satu sektor yang berkontribusi dalam peningkatan pemanasan global
yang berasal dari kotoran dan ekstraksi hewan. Sektor peternakan menyumbang gas metana
(CH4), dinitrogen oksida (N2O), karbon dioksida (CO2), dan amonia yang dapat menimbulkan
hujan asam.
Apa yang terjadi apabila manusia membuang limbah peternakan ke sungai?
Pembuangan limbah peternakan baik limbah padat maupun limbah cair ke badan sungai atau
tidak maksimalnya pengolahan limbah peternakan akan menurunkan kualitas air sungai baik
secara fisika, maupun kimiawi karena limbah organic memicu oksidasi yang cukup tinggi.
2.Ternak dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah?

Pemanfaatan Limbah Peternakan (Kotoran Ternak) Menjadi Pupuk Organik (Pupuk Padat
Maupun Cair)
seperti yang diketahui bahwa kotoran sapi sangat bermanfaat dan baik untuk tanaman sebagai
pupuk. kotoran sapi dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif yang biasa disebut biogas.
Kotoran sapi mampu menyediakan unsur hara yang seimbang bagi tanah. Struktur tanah semakin
gembur karena kotoran sapi akan meningkatkan jumlah mikroba dalam tanah. Pemanfaatan
kotoran sapi sebagai pupuk yang mampu meningkatkan produksi tanaman hingga 30%.
Penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk organik sangat diutamakan karena dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Menurut penuturan Pak Darmono, Staff PT. Pupuk Kujang dan pengusaha Mix
Farming berbasis biosains “Kotoran sapi baik feses maupun urin merupakan penghasil asam
humat alami yang dapat meningkatkan pH tanah secara optimal”.
Asam humat berfungsi meningkatkan porositas tanah, mengikat oksigen, hingga menahan udara
lebih baik. Ph tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman biasanya diatas 4. Dengan Ph tanah
yang optimal kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih cepat. Kondisi
Ph tanah di Indonesia saat ini rata-rata bersifat asam karena penggunaan pupuk kimia yang
berlebihan, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimal. Kehadiran pupuk organik
lah yang mampu menyeimbangkan Ph tanah dengan Asam humat alaminya.
Membuat pupuk organik berbahan kotoran sapi sangat sederhana. Hanya dengan proses mudah
dimasak menggunakan EM4, kotoran sapi sudah dapat menjadi pupuk organik yang kaya
manfaat dan nilai jualnya tinggi. Bayangkan 1 hektar lahan yang diolah menggunakan pupuk
organik, Pak Darmono dapat memanen rumput gajah lebih dari 37,5 ton per hektar dari lahan
biasa yang hanya mampu menghasilkan 20 ton per hektar sekali panen. Untuk lahan sawah
beliau dapat memanen ±16 ton per hektar padi. Berbeda dengan lahan biasa yang hanya
menghasilkan ±10 ton per hektar sekali panen.
Nilai jual pupuk organik cair dari kotoran sapi sendiri bisa mencapai Rp 20.000,-/Liter. Jika satu
ekor sapi menghasilkan 10 Kg feses dan urin dalam sehari. Dengan memanfaatkan kotoran sapi
secara optimal kita dapat menghasilkan ± Rp. 70.000.000, dalam 1 tahun. Selain meningkatkan
nilai jual kotoran sapi, penggunaan pupuk organik membantu menetralkan Ph tanah. Secara tidak
langsung, kita ikut menjaga bumi agar lebih berumur panjang, lebih hijau, dan lebih ramah
terhadap penghuninya. (FRH)

Anda mungkin juga menyukai