Oleh:
Kelompok III/A
Septia Wulandari 170302001
Muhammad Rakezza Rizfy 170302031
Windi Fanni Nopelita Sinaga 170302033
Arif Fadhilah Rahman 170302035
Yohanna Maria Br Sinaga 170302049
Sri Ulina Br Surbakti 170302055
Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Makalah Praktikum Pengelolaan Pesisir Terpadu yang berjudul
“Analisa DPSIR terhadap Kerusakan Wilayah Pesisir di Kabupaten
Mukomuko (Studi Kasus: Studi Identifikasi Kerusakan Wilayah Pesisir Di
Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu)”.
Penyusun berterima kasih kepada Bapak Rusdi Leidonald, SP, M.Sc,
Bapak Zulham Apandy Harahap, S.Kel, M.Si, dan Ibu Khairunnisa, S.Pi, M.Si
selaku dosen penanggung jawab Laboratorium Pengelolaan Pesisir Terpadu
dan para asisten Laboratorium Pengelolaan Pesisir Terpadu yang telah
membimbing dalam penulisan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya saran dan kritik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan Praktikum ............................................................................... 3
Manfaat Praktikum ............................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
DPSIR ................................................................................................ 4
Kelebihan dan Kekurangan DPSIR .................................................... 6
STUDI KASUS…………………………………………………………... 8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ....................................................................................... 10
Saran ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah daratan yang berbatasan
dengan laut, dengan batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air
maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut
seperti pasang surut, dan lain-lain. Wilayah pesisir bersifat dinamis dan rentan
terhadap perubahan lingkungan baik karena proses alami maupun akibat aktivitas
manusia. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat padat jumlah
penduduknya dan populasi dunia yang hidup di wilayah pesisir berkisar antara 50-
70 % dari total penduduk dunia. Garis pantai adalah batas air laut pada waktu
pasang tertinggi telah sampai ke darat (Tarigan, 2007).
Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki sumberdaya alam yang
kaya dan beragam; yang telah dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan
makanan utama, khususnya protein hewani, sejak berabad-abad lamanya.
Sementara itu, kekayaan hidrokarbon dan mineral lainnya yang terdapat di
wilayah ini juga telah dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan ekonomi
nasional sejak awal Pelita I. Selain menyediakan sumberdaya tersebut, wilayah
pesisir Indonesia memiliki berbagai fungsi lain, seperti transportasi dan
pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata,
serta kawasan pemukiman dan tempat pembuangan limbah. Perairan laut dimulai
dari wilayah pesisir (shore) sampai ke dasar laut. Pesisir merupakan daerah
pertemuan antara darat dan laut yang memiliki ekosistem yang unik dan khas
dibandingkan ekosistem lainnya (Mulyadi et al., 2015).
Wilayah pesisir memiliki produktivitas hayati tinggi. Adanya pasokan
unsur hara dari daratan melalui aliran sungai dan aliran air permukaan ketika
hujan, serta tumbuh dan berkembangnya berbagai ekosistem alami seperti hutan
mangrove, terumbu karang, padang lamun dan estuaria, menyebabkan wilayah
pesisir sangat subur. Kawasan hutan wilayah pesisir pada berbagai daerah di
Indonesia, terutama di pantai utara Jawa, Sumatera, Sulawesi Selatan, Bali, dan
Kalimantan Timur telah mengalami degradasi akibat kerusakan hutan maupun
konversi ke pemanfaatan lainnya sebagai pemukiman, tambak, lahan pertanian,
lahan perkebunan, atau industry (Asyiawati dan Akliyah, 2014).
Wilayah pesisir memiliki keterkaitan antara lahan atas (daratan) dan
lautan. Hal ini disebabkan karena wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan
antara daratan dan lautan. Dengan keterkaitan kawasan tersebut maka pengelolaan
kawasan pesisir tidak terlepas dari pengelolaan lingkungan di kedua wilayah
tersebut. Berbagai dampak lingkungan yang terjadi pada kawasan pesisir
merupakan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan yang dilakukan
dilahan atas seperti industri pengeboran minyak, pemukiman, pertanian dan
sebagainya. Demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di laut lepas seperti
kegiatan pengeboran minyak lepas pantai, perhubungan laut. Penanggulangan
pencemaran dan sedimentasi yang diakibatkan oleh limbah industri tidak dapat
dilakukan hanya di kawasan pesisir saja tetapi harus dilakukan mulai dari sumbe
dampaknya. Oleh karena itu, pengelolaan wilayah ini harus diintegrasikan dengan
pengelolaan wilayah daratan dan laut (Effendy, 2009).
Pengenalan objek dalam Citra Satelit Resolusi Tinggi sangat mudah
dilakukan, terutama untuk daerah dengan topografi datar. Pada daerah dengan
topografi berbukit dan bergunung, penentuan penanda batas wilayah justru kurang
terlihat pada citra satelit karena objek yang tersajikan terlalu kompleks. Kondisi
tersebut dapat dilengkapi dengan data DEM untuk menonjolkan visualisasi tiga
dimensi (3D) dari daerah kajian misalnya punggung bukit. Kuantifikasi bentuk
dan struktur topografis dapat diperoleh dari hasil pengolahan data DEM. Teknik
hillshade yang digunakan masih terbatas tampilan default perangkat lunak, yang
hanya menampilkan satu macam informasi saja. Teknik tersebut memiliki
kekurangan untuk penarikan batas pada daerah berbukit karena sudut sinar datang
hanya berasal dari satu arah saja. Jika batas desa terletak di belakang bukit maka
akan sulit melakukan penarikan garis batas, oleh karena adanya bayangan bukit
(Wibowo et al., 2019).
DPSIR (Driving Force-Pressure-State-Impact-Respon) adalah suatu
kerangka umum untuk mengorganisir informasi tentang keadaan lingkungan.
Kerangka berpikir dalam proses DPSIR merupakan model memberikan konteks
yang general dan dapat diterapkan pada berbagai masalah wilayah. Pendekatan ini
didasarkan pada deskripsi tipologi usaha, jenis sumberdaya, pola pemanfaatan dan
dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. Studi ini mengandalkan pendekatan ex-
ante dimana gambaran kerangka analisis DPSIR sebelum dan setelah terjadi
namun akan digambarkan secara kualitatif melalui bantuan wawancara secara
mendalam. Analisis DPSIR terdiri dari lima bagian yaitu driving force (faktor
pemicu), pressure (tekanan), state (kondisi eksisting), impact (dampak), dan
respon (tanggapan) (Zulkifli, 2013).
Secara geografis, wilayah Kabupaten Mukomuko terletak pada
101001’15,1” –101051’29,6” BT dan pada 02016’32,0”– 03007’46,0”LS, dengan
panjang garis pantai ± 98,218 km dan luas perairan laut ± 727,60 km2 jika
dihitung sejauh 4 mil dari garis pantai. Kabupaten Mukomuko termasuk satu dari
tujuh wilayah kabupaten/kota di Propinsi Bengkulu yang memiliki wilayah
pesisir, karena terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia. Dinamika alam yang terjadi pada beberapa tahun
terakhir, seperti halnya perubahan iklim dan tekanan dari manusia yang makin
parah memberi dampak yang nyata terhadap kondisi wilayah pesisir. Fenomena
yang dijumpai adalah terjadinya kerusakan diwilayah pesisir yang semakin cepat.
(Zamdial et al., 2017).
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang DPSIR.
2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan DPSIR.
3. Untuk mengetahui analisis DPSIR di wilayah pesisir di Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
mengenai analisis DPSIR dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
praktikum Laboratorium Pengelolaan Pesisir Terpadu serta sebagai bahan bacaan
serta sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Analisis DPSIR (Driver force, Pressure, State, Impact and Response)
di wilayah pesisir di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. DPSIR (Driver force, Pressure, State, Impact and Response) merupakan
metode dalam melakukan analisis sistem untuk mengamati masalah
lingkungan dan cara pandang masyarakat terhadap permasalahan tersebut.
2. Kekurangan dan kelebihan DPSIR (Driver Force, Pressure, State, Impact and
Response) yaitu kekurangannya harus menganalisis secara jelas anatara
hubungan sebab dan akibat. Kelebihannya yaitu adanya transparansi
memperbaiki komunikasi.
3. Analisis DPSIR (Driver Force, Pressure, State, Impact and Response) di
wilayah pesisir di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu yaitu Driving
force atau faktor pemicu yaitu pemukiman yang disebabkan pertumbuhan
penduduk dan pembangunan fasilitas perikanan. Pressure atau tekanan yaitu
terjadinya alih fungsi lahan hutan pantai maupun hutan mangrove untuk
pemukiman penduduk, tempat wisata (Taman Wisata Alam), perkebunan,
pertanian, dan juga tambak budidaya. State yang terjadi seperti perubahan
ekosistem pantai maupun ekosistem mangrove, perubahan kualitas perairan,
perubahan biodiversitas dan stok ikan. Impacts atau dampak yang terjadi yaitu
rusaknya pantai, terjadiya sedimentasi, degradasi wilayah hutan pantai
maupun hutan mangrove, berkurangnya lebar pantai yang disebabkan abrasi
air laut, penurunan hasil perikanan, dan penurunan pendapatan masyarakat.
Respons atau tanggapan disebabkan kerusakan yang terjadi adalah pelarangan
alih fungsi lahan pantai (Perda dan Perdes), bangunan pengaman pantai,
pengaturan daerah pemukiman, mengembalikan Taman Wisata Pantai dengan
penguatan dan penegakan aturan/hukum pengelolaan.
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar alat dan bahan lebih dilengkapi
serta diharapkan semua praktikan menjaga ketertiban selama praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA