Anda di halaman 1dari 1

Roh yang Kurindu

Coretan ini kutulis di kala petang

Saat diri terbangun karena kebisingan

Kuintip suara bising yang dibuatnya

Yang serta merta berdering dalam gubukku

Ternyata bapak

Pak.. Maaf

Buah hatimu ini tak tega mengusap pilumu

Tak tahan memandang dahimu yang basah

Keringat yang deras itu tak henti mengalir

Membuat diri ini menahan jeritan dalam hati

Ingin kuberteriak melarangmu pergi

Namun kutahu hendak ke mana kau melangkah

Padahal sudah biasa

Tapi kali ini apa yang kurasakan tak biasa

Bapak ingin tahu? Ku rasa tidak

Benar saja kau tak bicara sepatah kata pun

Kau hanya tersenyum dan memalingkan rupamu

Ternyata ini hanya bunga tidurku

Kukira kau masih ada seperti sedia kala

Bersama rohmu yang senantiasa menghiasi angan

Ternyata aku hanya merindu di pusara indahmu

Anda mungkin juga menyukai