Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Analisa Aliran daya sistem tenaga listrik di PT Zenith Allmart Precisindo Krian
dapat diambil dari perhitungan menggunakan metode newton raphson :
1. Pada Bus 1, nilai daya aktif (P) sebesar 680 kW, daya reaktif (Q) sebesar
480 kVAR, dan daya semu (S) sebesar 832 kVA(83,2 % dari kapasitas
Transformator). Pada Bus 2(Bus utama), nilai daya aktif (P) sebesar 667 kW, daya
reaktif sebesar 360 kVAR, dan daya semu 757,9 kVA. Pada Bus Beban 3(Area
Finishing), nilai daya aktif (P) sebesar 56 kW, daya reaktif sebesar 29 kVAR, dan
daya semu 63 kVA. Pada Bus Beban 4(Area Inject), nilai daya aktif (P) sebesar 77
kW, daya reaktif sebesar 37 kVAR, dan daya semu 85,4 kVA. Pada Bus Beban
5(Area Machining), nilai daya aktif (P) sebesar 72 kW, daya reaktif sebesar 35
kVAR, dan daya semu 80,05 kVA. Pada Bus Beban 6(Area Medical), nilai daya
aktif (P) sebesar 13 kW, daya reaktif sebesar 7 kVAR, dan daya semu 14,76 kVA.
Pada Bus Beban 7(Area Induction Furnace), nilai daya aktif (P) sebesar 436 kW,
daya reaktif sebesar 245 kVAR, dan daya semu 500,12 kVA.
2. Besar rugi daya (losses) pada SL12 untuk daya aktif (P) sebesar 8,5 kW dan
daya reaktif (Q) sebesar 29 kVAR. Pada SL23 untuk daya aktif (P) sebesar 0,8 kW
dan daya reaktif (Q) sebesar 0,3 kVAR. Pada SL 24 untuk daya aktif (P) sebesar
1,635 kW dan daya reaktif (Q) sebesar 0,8 kVAR. Pada SL 25 untuk daya aktif (P)
sebesar 0,35 kW dan daya reaktif (Q) sebesar 0,16 kVAR, . Pada SL 26 untuk daya
aktif (P) sebesar 0,4 kW dan daya reaktif (Q) sebesar 0,2 kVAR. . Pada SL 27 untuk
daya aktif (P) sebesar 1,6 kW dan daya reaktif (Q) sebesar 0,62 kVAR.
Sehingga Total losses untuk daya aktif (P) 13,285 kW (2 % dari total daya aktif)
dan daya reaktif (Q) sebesar 31,08 kVAR (6,5 % dari total daya reaktif).
Ini menunjukkan bahwa rugi daya yang terjadi masih relatif kecil dengan
prosentase kurang dari 5% untuk daya aktif dan kurang dari 10% untuk daya
reaktif.
3. Besar nilai tegangan pada setiap bus adalah untuk Bus 1 sebesar 20 kV, Bus
2(utama) sebesar 384 V, Bus 3(Area Finishing) sebesar 377,2 V, Bus 4(Area
Inject) sebesar 380 V, Bus 5(Area Machining) sebesar 378 V, Bus 6(Area

71
72

Medical) sebesar 379 V, Bus 7(Area Induction Furnace) sebesar 372 V,Besar
jatuh tegangan pada Bus 2(utama) sebesar 4 %, Bus 3(Area Finishing) sebesar
5,7 %, Bus 4(Area Inject) sebesar 5 %, Bus 5(Area Machining) sebesar 5,5 %,
Bus 6(Area Medical) sebesar 5,25 %, Bus 7(Area Induction Furnace) sebesar 7
%.Untuk Bus 3,5,6 dan 7 Nilai jatuh tegangan diatas persyaratan yang ditetapkan
yaitu drop tegangan maksimum (kritis) mempunyai nilai ± 5% dari tegangan
nominal. Sedangkan batas untuk tegangan marginal adalah ± 3% dari tegangan
nominal,sedamgkam untuk bus 2 dan 4 masih dibawah persyaratan yang
ditetapkan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ditemukan masalah yaitu drop
voltage dan losses sehingga saran dari penelitian ini ialah:
1. Perlu dilakukan pemilihan ukuran penampang konduktor ulang untuk
memperkecil losses dan untuk mengurangi drop tegangan.
2. Perlu dilakukakan rekonfigurasi instalasi sehingga pembebanan pada bus
lebih merata.
3. Hasil dari analisa ini dapat dikembangkan untuk :
a. Analisa Stabilitas Transient ( Transient-Stability Analysis)
b. Analisa hubung singkat (Short Circuit Analysis)
c. Analisa aliran daya optimali (Optimal Load Flow Analysis)

Anda mungkin juga menyukai