Dosen pengampu :
Muhammad Nizar Habibi, S.ST., M.Tr.T.
Disusun oleh :
1) Rois awaludin achsan 2322500004
2) Maulana Abdul Rasyid 2322500024
3) Erlangga Marfi Syahputra 2322500025
Mata Kuliah :
Praktik Elektronika Daya
1
Gambar 5.1 (a) Rangkaian basic dwitching; (b) rangkaian ekivalen basic switching; (c) tegangan output.
Periode terbuka dan turtupnya saklar pada proses switching terlihat pada gambar 5.1 (c).
Maka dari gambar 1.1. (c) tersebut, tegangan output rata-rata adalah :
1 1 (5.1)
𝑉 = 𝑉 (𝑡)𝑑𝑡 = 𝑉 𝑑𝑡 = 𝑉 𝐷
𝑇 𝑇
Nilai rata-rata dari tegangan outputnya diatur dengan perubahan duty rasio (duty cycle) yang
merupakan perbandingan waktu ton (waktu saklar tertutup) dengan periode switching (T). f
adalah frekuensi penyaklaran.
𝑡 𝑡
𝐷= = =𝑡 𝑓 (5.2)
𝑡 +𝑡 𝑇
Pada rangkaian basic switching ini, nilai rata-rata dari tegangan output akan lebih kecil atau
sama dengan tegangan input. Daya yang diserap oleh saklar ideal adalah nol. Saat saklar terbuka,
arus sama dengan nol dan saat skalar ditutup, tegangan pada saklar sama dengan nol. Kerugian
baru akan terjadi jika saklar tidak ideal dan terdapat resistansi pada skalar yang menyebabkan
tegangan saklar tidak akan nol saat kondisi on.
B. Buck Convereter
Praktikum ini berkaitan dengan rangkaian Buck Converter dan rangkaiannya dapat dilihat
pada Gambar 6.1. Operasi konverter ini ditentukan pada periode switching saat on dan off.
Disebut sebagai Buck Converter karena tegangan outputnya lebih kecil daripada tegangan
inputnya (step down converter). Untuk mendapatkan tegangan dc murni, sebuah filter low pass
dipasang setelah saklar off (freewheeling diode).
Rangkaian dianalisa dengan mengobservasi tegangan pada induktor dan arus saat saklar on dan
saat saklar off.
Dari Gambar 6.2 maka tegangan induktor dapat ditentukan sebagai berikut
𝑑𝑖 𝑑𝑖 𝑉 −𝑉
𝑉 =𝑉 −𝑉 =𝐿 𝑜𝑟 =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐿
2
(6.1)
Perubahan arus induktor :
∆𝑖 ∆𝑖 𝑉 −𝑉
= =
∆𝑡 𝐷𝑇 𝐿
(6.2)
Karena perubahan arus adalah konstan positif, maka arus naik secara linier seperti terlihat
pada gambar 6.3 (b).
𝑉 −𝑉 (6.3)
(∆𝑖 ) = 𝐷𝑇
𝐿
Dari gambar 6.4 maka tegangan induktor saat saklar terbuka adalah :
Tegangan induktor :
𝑑𝑖
𝑉 = −𝑉 = 𝐿
𝑑𝑡
𝑑𝑖 −𝑉
= (6.4)
𝑑𝑡 𝐿
3
Penyelesaian untuk (∆𝑖 ) pada saat saklar terbuka adalah :
𝑉
(∆𝑖 ) =− (1 − 𝐷)𝑇
𝐿 (6.6)
Operasi keadaan tunak (Steady-state operation)
Operation Steady-state terjadi terjadi arus indukator (𝑖 ) pada akhir siklus switching sama
dengan awal siklus switching berikutnya. Berarti perubahan arus 𝑖 dalam satu periode sama
dengan nol :
(∆𝑖 ) + (∆𝑖 ) =0
𝑉 −𝑉 𝑉
𝐷𝑇 − (1 − 𝐷)𝑇 = 0
𝐿 𝐿
(6.7)
𝑉 = 𝑉 ×𝐷
Buck Converter memproduksi tegangan output yang lebih kecil dibanding tegangan
inputnya.
C. Boost Converter
Rangkaian Boost Converter dan rangkaiannya dapat filihat pada gambar 2.1. Operasi
Convereter ini ditentukan pada periode switching saat on dan off disebut sebagai Boost
Converter karena tegangan outputnya lebih besar daripada tegangan inputnya (step up
converter).
Rangakaian dianalisa dengan mengobservasi tegangan pada inductor dan arus saklar on
dan saat sklar off.
𝑉 =𝑉 =𝐿 = = (2.1)
= = (2.2)
4
Karena perubahan arus adalah kontan positif, maka arus naik secara linier seperti terlihat
pada gambar 2.3.
Gambar 2.4. Rangkaian Ekivalen Boost Converter saat saklar terbuka dari gambar 2.4. maka tegangan induktor
saat saklar terbuka adalah :
Tegangan induktor :
𝑉 =𝑉 −𝑉 =𝐿
=𝐿 (2.4)
Dari perubahan arus induktor saat saklar terbuka dapat dilihat pada Gambar 2.5
5
Gambar 2.5. Bentuk felombang tegangan induktor dan arus induktor
Boost COnverter memproduksi tegangan output yang lebih besar dibanding tegangan
inputnya.
D. Buckk-Booster Converter
E. Buckk-Booster Converter
6
B. Buck Converter
1. Rangkaian Beban Resistor
C. Boost Converter
7
D. Buckk-Booster Converter
E. Buckk-Booster Converter
1
IV. ANALISA DAN KESIMPULAN
2
V. LAPORAN SEMENTARA SIMULASI