Anda di halaman 1dari 8

PELATIHAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

BERBASIS ICT BAGI GURU SMK

1
Sugiyanto; 2Isnandar; 3Suparno
Universitas Negeri Malang
Email : sugiyanto.ft@um.ac.id

Abstrak: Pembelajaran abad 21 telah mengalami pergeseran terlebih adanya era


disrupsi dimana akan terjadi perubahan masif dalam segala aspek kehidupan
termasuk di dunia pendidikan. Digitalisasi sistem pendidikan dan pola
pembelajaran berbasis Information and Communication Technologies (ICT) and akan
menjadi kebutuhan generasi milenial. Ruang-ruang kelas berupa ruang-ruang
maya yang lebih partisipatif, kreatif, beragam, multimedia, dan bersifat
menyeluruh, menjadi suatu keharusan. Fungsi guru akan berubah namun
kehadirannya masih tetap diperlukan, sehingga upaya pengembangan profesi
tetap penting diupayakan untuk menjawab tantangan abad 21. Oleh karena itu
guru perlu paham dan melek ICT, sehingga mampu melakukan kontekstualisasi
informasi dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guru SMK terkait pembelajatan berbasis ICT maka perlu dilakukan
pelatihan. Dengan meningkatnya kompetensi guru dalam penggunaan
pembelajaran Berbasis ICT akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas
lulusan dalam menghadapi era industri 4.0. Tempat pelaksanaan pelatihan
adalah di SMKN 2 Probolinggo dan khalayak sasaran kegiatan ini 95 orang guru
dari 7 program keahlian yang ada. Penyampaian materi menggunakan dua jenis
penyampaian yaitu (l) penyampaian secara online, dan (2) penyampaian secara
tatap muka. Penyampaian materi online berupa sajian materi disertai tugas-tugas.
Penyampaian materi secara tatap muka berupa: presentasi materi, diskusi dan
tugas-tugas lapangan. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pelatihan ini telah berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat peningkatan
pengetahuan dan keterampilan peserta dalam merencanakan dan
mengimplementasikan pembelajaran berbasis ICT pada pelaksanaan
pembelajaran.

Kata Kunci: Guru, ICT, Pembelajaran, SMK

Abstract: In 21st century, learning has experienced a shift especially in the era of
disruption where massive changes will occur in all life aspects, including in the
world of education. The digitalization of the education system and ICT-based
learning will become the needs of millennial generation. Classrooms in the form of
virtual classroom that are more participatory, creative, diverse, multimedia-based,
and comprehensive become a necessity. The function of teachers will change but
their presence is still needed. Thus, the professional development is still important
to be conducted to deal with challenges of the 21st century. Therefore, the teachers
need to understand ICT, so they are able to contextualize the information in
learning. In order to improve the Vocational High School (VHS) teachers’
knowledge and skill that related to ICT-based learning, the training is needed. The

Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat


166 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat, Oktober 2019, Hal 165-172

improvement in teachers’ competency in the use of ICT-based learning have


affected the quality of graduates in facing the industrial era 4.0. The place of the
training is at Vocational High School 2 in Probolinggo and the subject is 95 teachers
from 7 expertise programs. The materials use two types, namely (l) online, and (2)
offline (face to face). The online materials are in the form of material presentation
with assignments. The implementation of offline (face to face) materials are in the
form of: material presentations, discussions and fieldworks. Based on the result of
evaluation, it can be concluded that the training activities have been successful.
This can be seen with the improvement in participants’ knowledge and skill in
planning and implementing ICT-based learning in the learning.

Keywords: Learning, ICT, Teachers, VHS

PENDAHULUAN
Pembelajaran abad 21 telah mengalami pergeseran terlebih adanya era
disrupsi dimana akan terjadi perubahan masif dalam segala aspek kehidupan
termasuk di dunia pendidikan. Digitalisasi sistem pendidikan dan pola
pembelajaran berbasis digital akan menjadi kebutuhan generasi milenial. Ruang-
ruang kelas berupa ruang-ruang maya yang lebih partisipatif, kreatif, beragam,
multimedia, dan bersifat menyeluruh, menjadi suatu keharusan. Tawaran
evolusi pembelajaran Massive Open Online Course (MOOC) dan Artificial
Intellegent (AI) serta teknologi Virtual Reality (VR) dan gabungan pemanfaat
teknologi komputer dan pemanfaatan internet akan menggeser keberadaan
kelas-kelas tradisional (Bates. A.W. 2017; Crnjac, 2017; Nurhayati, 2016; Haryono.
2017.).
Pertanyaan yang muncul selanjutnya apakah metode-metode pembelajaran
tradisional masih sesuai untuk dipergunakan karena perubahan orientasi
pendidikan saat ini? Banyak pendapat mengatakan bahwa metode konvensional
itu menjadi begitu klasik dan sepertinya harus dihindari. Evolusi pembelajaran
memunculkan pertanyaan kritis, "masih relevankah peran guru ke depan?".
Guru tetap penting karena interaksi antara guru dan peserta didik sesungguhnya
merupakan respon budaya (idiosyncratic response) yang tak tergantikan oleh
mesin. Namun harus diakui, guru bukan tandingan mesin dalam hal
melaksanakan pekerjaan hafalan, hitungan, hingga pencarian sumber informasi.
Fungsi guru akan berubah namun kehadirannya masih tetap diperlukan,
sehingga upaya pengembangan profesi tetap penting diupayakan untuk
menjawab tantangan abad 21. Oleh karenitu guru perlu paham dan melek ICT,
sehingga mampu melakukan kontekstualisasi informasi dan mengajarkan nilai-
nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial, sikap-sikap, dan
keterampilan esensial abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan
kreativitas (Wena,. 2014: Syamsuri, & Ishaq, 2018.).
Sugiyanto, dkk. Pelatihan Pengembangan Pembelajaran..... 167

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan penelusuran beberapa hasil


penelitian, SMK-SMK Kota dan Kabupaten Probolinggo nampak bahwa
sebagian besar guru masih terbiasa menerapkan model-model pembelajaran
konvensional. Dilihat dari segi usia, guru-guru yang berumur 40 tahun ke atas
masih jarang memanfaatkan ICT dalam pembelajaran, dan guru-guru yang
berusia diatas 50 tahun hampir 80% tidak melek ICT dan malah sangat jarang
memanfaatkan ICT dalam pembelajaran. Demikian pula baru 25% guru SMK di
Probolinggo yang pernah mengikuti pelatihan terkait ICT. Pada satu sisi
infrastruktur untuk pembelajaran ICT di beberapa SMK masih belum memadai.
Jika kondisi pembelajaran di SMK yang demikian tidak dibenahi, justru akan
berimplikasi pada hasil belajar siswa. Jika guru guru SMK tidak memiliki
kompetensi menerapkan pembelajaran berbasis ICT, maka akan sulit
mempersiapkan lulusan SMK yang mampu menghadapi era industri 4.1. Dalam
era ini lapangan kerja yang bersifat repititive akan tergantikan oleh teknologi,
dan membutuhkan teknologi digital, hal ini menuntut SMK harus mampu
menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era industri 4.1
Melihat kenyataan masih rendahnya kompetensi sebagian besar guru-
guru SMK terhadap penerapan pembelajaran berbasis ICT maka harus segera
diambil tindakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru
terhadap pembelajaran berbasis ICT. Berdasarkan atas kajian beberapa
penelusuran pustaka dan beberapa hasil penelitian, bahwa metode yang tepat
untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan pelatihan dan praktik
penerapan Pembelajaran Berbasis ICT. Dengan meningkatnya kompetensi guru
dalam penggunaan metode pembelajaran berbasis ICT akhirnya berdampak
pada peningkatan kualitas lulusan dalam menghadapi era industri 4.0.
Berdasarkan analisis situasi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah yang diterapkan guru SMK dalam mengajar sudah tidak sejalan dengan
perkembangan ICT di era industri 4.0 saat ini. Mengacu pada kondisi tersebut
maka masalah kegiatan dirumuskan sebagai berikut: “Para guru SMKN 2 Kota
Probolinggo memerlukan pembinaan dalam penerapan metode Pembelajaran
Berbasis ICT, dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

METODE
Tempat pelaksanaan pelatihan adalah di SMKN 2 Probolinggo, sedangkan
materi yang diberikan meliputi (l) hakekat metode pembelajaran berbasis ICT,
(2) Model-Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis ICT, (3) Perancangan
Metode Berbasis ICT, (4) Prosedur pelaksanaan metode Pembelajaran berbasis
ICT di kelas, (4) Evaluasi pembelajaran dalam metode Pembelajaran berbasis
ICT. Penyampaian materi menggunakan dua jenis penyampaian yaitu (l)
penyampaian secara online, dan (2) penyampian secara tatap muka. Khalayak
168 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat, Oktober 2019, Hal 165-172

sasaran utama kegiatan ini adalah guru SMK Negeri 2 Kota Probolinggo.
Jumlah peserta pelatihan 95 orang guru dari 7 program keahlian yang ada.
Kegiatan pelatihan tatap muka dilaksanakan tanggal 15 Juli 2019, sedangkan
pelatihan online dilaksanakan mulai pertengahan Juli sampai dengan
pertengahan Oktober 2019. Sedangkan kegiatan pendampingan dilakukan 9
September 2019 sampai dengan 11 September 2019. Penyampaian materi
pelatihan dilakukan dengan metode blanded learning yaitu secara tatap muka
dan secara online. Sebelum kegiatan mulai, dilakukan persiapan-persiapan
berupa penyiapan alat dan bahan, yang dibutuhkan dalam kegiatan. Efektivitas
pelatihan ditinjau dari empat aspek (l) penguasaan materi oleh peserta, (2)
kesesuaian materi dengan kebutuhan peserta, (3) kehadiran peserta selama
kegiatan, dan (4) persepsi peserta terhadap kompetensi pemateri/fasilitator
terkait dengan sistematika penyajian, penggunaan metode pelatihan dan
penampilan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk menilai efektivitas
pelatihan adalah daftar kehadiran, tanya jawab, kuesioner dan pengamatan
selama kegiatan. Diagram alur kegiatan disajikan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Alur Kegiatan

Gambar 1Tim Pelaksana Memberikan Materi


Sugiyanto, dkk. Pelatihan Pengembangan Pembelajaran..... 169

Gambar 2 Peserta Pelatihan

Gambar 3 Tim Pelaksana dan Kepala SMK

Gambar 4 Tanya Jawab Pemateri dan Pelaksana

HASIL & PEMBAHASAN


Terdapat empat variabel yang dikaji dalam hasil kegiatan pengabdian ini yaitu
(l) penguasaan materi oleh peserta, (2) kesesuaian materi dengan kebutuhan
peserta, (3) kehadiran peserta selama kegiatan, dan (4) persepsi peserta terhadap
kompetensi pemateri/fasilitator terkait dengan sistematika penyajian,
penggunaan metode pelatihan dan penampilan.
(l) Penguasaan Materi Peserta Pelatihan
170 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat, Oktober 2019, Hal 165-172

Dari hasil evaluasi disimpulkan bahwa 89,25 % peserta telah memiliki


pengetahuan dan keterampilan pembelajaran berbasis ICT dengan baik.
Demikian pula 84% peserta telah mampu membuat rancangan pembelajaran
berbasis ICT yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adanya
peningkatan pemahaman guru terhadap pembelajaran berbasis ICT
merupakan salah satu pendorong pelaksaan kegiatan ini.
(2) Kesesuaian Materi Dengan Kebutuhan Peserta
Dari hasil evaluasi semua peserta menyatakan bahwa materi pelatihan yang
diberikan sangat sesuai dengan kebutuhan guru. Lebih –lebih dalam
pelaksanaan pembelajaran pada era industri 4.0
(3) Kehadiran Peserta Selama Kegiatan
Dilihat dari kehadiran peserta dalam kegiatan pelatihan saat tatap muka, semua
peserta hadir dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan. Sedangkan dilihat dari
keaktifan peserta dalam kegiatan pelatihan online, 78,75% sangat aktif sisanya
21,25% kurang aktif. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta memilik
komitmen yang tinggi dalam mengikuti pelatihan.
(4) Persepsi Peserta Terhadap Kompetensi Pemateri/Fasilitator Terkait Dengan
Sistematika
Penyajian, Penggunaan Metode Pelatihan Dan Penampilan.
Secara umum sebagian besar peserta (84%) menyatakan kompetensi
pemateri/fasilitator pelatihan masuk ketegori baik, hanya 16% peserta yang
menyatakan cukup baik. Ini menunjukkan bahwa fasilitator pelatihan memang
memiliki kompetensi dan pengalaman yang mumpuni dalam bidangnya.
Faktor kompetensi fasilator ternyata menjadi salah satu pendukung keberhasilan
kegiatan pelatihan
Mengacu pada paparan di atas maka dapat dinyatakan bahwa kegiatan
pelatihan ini berhasil dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari adanya faktor
pendukung dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain adalah tersedianya tempat
kegiatan yang memadai, dukungan kepala sekolah dan tersedianya kesempatan
dan kemauan para guru. Selama kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis ICT
tidak ada hambatan yang berarti, dan semua kegiatan dapat berjalan sesuai
rencana yang telah ditetapkan. Secara umum bila dibandingkan antara sebelum
dan sesudah kegiatan pelatihan khususnya terkait dengan penguasaan peserta
terhadap materi pelatihan dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan secara
signifikan.seperti tabel 1. berikut:

Tabel 1. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pelatihan


NO SEBELUM PELATIHAN SELAMA PELATIHAN SESUDAH
PELATIHAN
Sugiyanto, dkk. Pelatihan Pengembangan Pembelajaran..... 171

1 Belum memahami Diberi materi tentang Telah memahami


konsep/pengertian pengertian dan konsep konsep/pengertian
Pembelajaran berbasis Pembelajaran ICT Pembelajaran ICT
ICT
2 Belum memahami Diberi materi tentang Telah memahami
langkah-langkah langkah-langkah langkah-langkah
pembuatan pembuatan pembuatan Pembel
Pembelajaran berbasis Pembelajaran berbasis berbasis ICT
ICT ICT
4 Belum memahami Diberi materi tentang Telah memahami
manfaat Pembelajaran manfaat Pembelajaran manfaat
berbasis ICT berbasis ICT Pembelajaran
berbasis ICT
5 Belum memahami cara Diberi materi cara Telah memahami cara
merancang RPP berbasis merancang RPP berbasis merancang RPP
ICT ICT berbasis ICT

SIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pelatihan ini telah berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator seperti (l) peningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam
merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis ict pada
pelaksanaan pembelajaran, (2) tingkat kehadiran peserta dalam mengikuti
pelatihan tatap muka dan keaktifan dalam pelatihan online, (3) kesesuaian materi
dengan kebutuhan peserta, dan (4) persepsi peserta terhadap kompetensi
pemateri/fasilitator terkait dengan sistematika penyajian, penggunaan metode
pelatihan dan penampilan. Perlunya dilakukan pelatihan berkelanjutan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru SMK-SMK lainnya.
Demikian pula bagi para guru yang telah mengikuti kegiatan pelatihan ini
hendaknya melakukan sosialisasi tentang pembelajaran berbasoi ICT pada
lingkungan kerja masing-masing. Pelaksanaan pelatihan hendaknya dilakukan
pada hari-hari dimana guru tidak sibuk dengan kegiatan sekolah, sehingga
semua guru dapat mengikuti pelatihan dengan baik.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih diucapkan pada Univesitas Negeri Malang yang telah memberikan
dana hibah program pengabdian pada masyarakat melalui LP2M. Demikian
pula terima kasih pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UM yang telah
memberi kesempatan pada tim pelaksana untuk melakukan kegiatan
pengabdian pada masyarakat. Kepada Kepala Sekolah dan Guru SMK Negeri 2
172 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat, Oktober 2019, Hal 165-172

Probolinggo yang telah aktif berpartisipasi dalam kegiaan ini kami ucapkan
terima kasih.

DAFTAR RUJUKAN
Bates. A.W. (2017). Teaching in a Digital Age. by Anthony William (Tony) Bates is
licensed under a Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0
International License, except where otherwise noted.
Crnjac, M et. al. (2017). From Concept to the Introduction of Industry 4.0 .
International Journal of Industrial Engineering andManagement (IJIEM),
Vol. 8 No 1, 2017, pp. 21-30 Available online at
www.iim.ftn.uns.ac.rs/ijiem_journal.php ISSN 2217-2661
Haryono. (2017). Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran Abad 21. Makalah
Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Dengan Tema: ”Inovasi
Pendidikan Di Era Cyber Dan Peran Teknologi Pendidikan/Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Indonesia" Di Banjarmasin, 15
Juli 2017.
Nurhayati .A.S . (2016). Peran Media Jejaring Sosial Dalam Pembelajaran Abad 21.
Jogyakarta: Prosiding Temu Ilmiah Nasional Guru (Ting) VIII. Universitas
Terbuka Convention Center, 26 November 2016
Syamsuri, A.S & Ishaq, (2018). Guru, Generasi Z, Dan Pembelajaran Abad 21.
Wena, M. (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempore. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai