Latar Belakang
Tujuan
METODE
Bahan uji praktikum penggunaan desinfektan dan pemutih yaitu ikan nila
(Oreochromis niloticus). Bahan lain yang digunakan yaitu H2O2 5%, Klorin 5%
dan akuades. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu baskom, sudip, gelas
ukur, trash bag dan scoresheet organoleptik.
Prosedur Kerja
Ikan Nila
Pematian Ikan
Pemfilletan Ikan
Penambahan H2O2 5% Ikan Kontrol Penambahan Klorin 5%
Data
Keterangan :
Awal/akhir
Proses
Gambar 1 Diagram alir prosedur kerja praktikum penggunaan desinfektan dan
pemutih
Hasil
0
H2O2 0,2% H2O2 0,5% H2O2 0,8% H2O2 1,1% H2O2 1,4%
1 2 3 4 5
H2O2 1,7% H2O2 2,0% H2O2 2,3%
Pengamatan ke- klorin 0,2% klorin 0,5%
klorin 0,8% klorin 1,1% klorin 1,4% klorin 1,7% klorin 2%
klorin 2,3% kontrol
Gambar 2 Grafik kemunduran mutu ikan nila
Gambar 2 menunjukan hasil praktikum penggunaan desinfektan dan
pemutih terhadap kemunduran mutu daging ikan nila (Oreochromis niloticus).
Daging kan nila yang paling cepat mengalami kemunduran mutu berdasarkan
hasil uji organoleptik parameter bau, tekstur dan daging berturut-turut yaitu ikan
kontrol, ikan dengan perlakuan perendaman klorin dan H2O2. Penurunan mutu
parameter bau, tekstur dan warna kenampakan daging ikan kontrol mengalami
kemunduran mutu yang terlihat nyata. Penurunan mutu parameter bau, tekstur dan
warna kenampakan daging ikan dengan perlakuan perendaman klorin dan H2O2
yang berbeda konsentrasi terlihat cukup signifikan dan berada dalam rentang yang
hampir sama.
Pembahasan
PENUTUP
Kesimpulan
Pengaruh penggunaan desinfektan dan pemutih terhadap warna daging
ikan berbeda tetapi tidak nyata baik dilihat dari parameter bau, tekstur dan warna
kenampakan daging. Warna kenampakan daging ikan nila yang diberi H2O2 dan
klorin tetap berwarna putih sehingga hal tersebut menunjukan kedua zat kimia
tersebut memiliki kemampuan sebagai pemucat atau pemberi warna putih pada
suatu bahan pangan. Perlakuan terbaik untuk memucatkan warna daging ikan atau
memutihkan warna daging ikan adalah perendaman pada H2O2 dengan konsentrasi
1.1%.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ardita N, Budiharjo A, Sari SL. 2015. Pertumbuhan dan rasio konversi pakan ikan
nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan probiotik. Jurnal
Bioteknologi. 12(1): 16-21.
Badriyah N, Ubaidillah M. 2013. Pengaruh frekuensi penyemprotan desinfektan
pada kandang terhadap jumlah kematian ayam broiler. Jurnal Ternak. 4(2):
22-26.
Coniwanti P, Anka MNP, Sanders C. 2015. Pengaruh konsentrasi, waktu dan
temperature terhadap kandungan lignin pada proses pemutihan bubur kertas
bekas. Jurnal Teknik Kimia. 3(21): 50-58.
Hafiluddin, Perwitasari Y, Budiarto S. 2014. Analisis kandungan gizi dan bau
lumpur ikan bandeng (Channos channos) dari dua lokasi yang berbeda.
Jurnal Kelautan. 7(1): 33-44.
Hak N. 2013. Penyamakan kulit ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan
perlakuan pemucatan (bleaching) menggunakan hidrogen peroksida. Jurnal
Fisheries Science. XV(2): 62-67.
Jiang L, Wang F, Han F, Prinyawiwatkul W, No HK,Ge B. 2013. Evaluation og
diffusion and dilution methods to determine the antimicrobial activity of
water-soluble chitosan derivates. Journal of Appplied Microbiology. 114(4):
956-963.
Nasution SM, Naria E, Marsaulina I. 2015. Analisa kandungan klorin (Cl2) pada
beberapa merek pembalut wanita yang beredar di pusat perbelanjaan di kota
medan. Jurnal Lingkungan dan Kesehatan Kerja. 3(1): 1-7.
Nurwijayanti, Hadsianah, Suhita BM. 2012. Rekayasa daun salam untuk
pengawetan ikan dalam upaya menghindari penggunaan efek formalin
terhadap kesehatan tubuh, Jurnal Kesehatan Masyarakat. 3(2): 120-128.
Sandra L, Rahwan. 2015. Penggunaan H2O2 pada proses pendinginan ikan laying
(Decapterus sp.). Jurnal Ilmu Perikanan. 6(2): 99-108.
Wiranata IGP, Aryasih IGAM, Posmaningsih DAA. 2014. Pengaruh lama kontak
hidrogen peroksida terhadap keluhan subyektif pengrajin lontar. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 4(1): 61-69.
Yude SA, Lestari Y, Endrinaldi. 2013. Identifikasi dan penentuan kadar klorin
pada beras yang dijual di Pasar Raya Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
5(3): 653-655.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Perendaman daging di klorin jam 14.30 Perendaman daging di H2O2 jam 14.30
Perendaman daging di klorin jam 20.30 Perendaman daging di H2O2 jam 20.30
Perendaman daging di klorin jam 03.30 Perendaman daging di H2O2 jam 03.30