Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

DESKRIPSI TUGAS KELOMPOK

“WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA”

Nama Kelompok : Kelompok 2


Anggota :
dr. Putri Rahmawati Utami dr. Gayut baluwarti pradani
Hepy Tri Riskia Septianti, S.K.M Dwi kurniasih, S.Kep, Ns
Lida Arifin, S.Gz Ayu shintia, S.K.M.
Mohammad Iqbal, S.KM Dita yunia ningsih, S.E.
dr. Diana novitasari Aris yahya, S.S.T.Ars.

Latsar CPNS Angk. : 19 / 92

Tempat Latsar : Gedung Diklat Baturaden Jl. Baturaden Timur

KM.13 Kabupaten Banyumas

1. Nama Kelompok : ASN Satria


a. Skenario Yel-Yel dan Lagu Kelompok

Ketua : Kelompok 2 Siap?

Anggota : Kita Siap!!! (Mengangkat tangan dan mengepal)

Ketua : Semangat Pagi !

Anggota : Pagi ! Pagi ! Pagi ! (Mengepalkan tangan)

Ketua : Siapa kita?

Anggota : ASN Satria!!

Ketua : ASN SATRIA!!!


1. BerAKHLAK (dr. Gayut sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
2. Berorientasi Pelayanan (dr. Putri sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
3. Akuntabel (Lida sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
4. Kompeten (Dwi sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
5. Harmonis (dr. Diana sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
6. Loyal (Hepy sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
7. Adaptif (Dita sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
8. Kolaboratif (Ayu sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
9. Bangga Melayani Bangsa (Aris sambil menaruh tangan mengepal di dada kiri)
Serentak mengembalikan tangan ke samping badan

(Nada naik becak sambil bertepuk tangan)

Ketua : 1 2 3

(Bersama-sama)

Kami ASN Pintar…

Bekerja Profesional…Membela NKRI…

Dengan Semangat Juang…

Dengan Terus Berakhlak…

Dengan Bertanggung Jawab.

ASN Satria, Melayani Bangsa

(Mengarahkan kedua tangan kedepan)


Aris : ASN SATRIA
Semua Aggota : Bangga Melayani Bangsa!
(Memegang dada kiri kemudian mengarahkan kedua tangan kedepan)

Berikut Link Video Yel-Yel

https://drive.google.com/file/d/1oMvxC6Rd27u6CJK_KTMIFVgphDj4wovT/view?usp=sharing

2. TUGAS VIDEO VISUALISASI BANGSA

Berikut Link Video Visualisasi Bangsa

https://drive.google.com/file/d/13XPXh-raEybp-3OTDHJB17idK3yakSM7/view
FORM 2e. LEMBAR KERJA KELOMPOK

ANALISIS ISU KONTEMPORER

GLOBAL

Nama Kelompok : Kelompok 2


Anggota :
dr. Putri Rahmawati Utami dr. Gayut baluwarti pradani
Hepy Tri Riskia Septianti, S.K.M Dwi kurniasih, S.Kep, Ns
Lida Arifin, S.Gz Ayu shintia, S.K.M.
Mohammad Iqbal, S.KM Dita yunia ningsih, S.E.
dr. Diana novitasari Aris yahya, S.S.T.Ars.

Latsar CPNS Angk. : 19 / 92

Tempat Latsar : Gedung Diklat Baturaden Jl. Baturaden Timur

KM.13 Kabupaten Banyumas

ANALISIS ISU-ISU KONTEMPORER DI KABUPATEN BANYUMAS

A. Tabel Identifikasi Isu

No. Isu dan sumber isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
1 Maraknya peredaran Masih banyak di temukan Tidak adanya peredaran rokok
rokok illegal di peredaran rokok ilegal di ilegal di Banyumas dan
Banyumas banyumas terciptanya kawasan tanpa
rokok di Banyumas
2 Tingginya Angka Kasus kematian ibu di Sesuai dengan target AKI Kab.
Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas hingga Banyumas tahun 2023 kurang
Kabupaten Banyumas bulan Agustus 2023 sebanyak dari 10 dalam 1 tahun
11 kematian
3 Tingginya angka Masih bayak ditemukan Anjuran menikah sesuai dengan
pernikahan dini pernikahan dini di Kabupaten batas usia yang sudah ditentukan
Banyumas di bawah usia 21
tahun bagi perempuan dan
usia 25 tahun bagi laki-laki
4 Tingginya kasus kekerasan Ditemukan adanya peningkatan Tidak ada kasus
seksual pada anak kasus kekerasan seksual terhadap kekerasan seksual
anak yaitu sebanyak 28 di yahun pada anak
2021 menjadi 47 kasus pada 2022

5 Rendahnya pengelolaan Tidak adanya pengelolaan terbentuknya pengelolaan


kearsipan di Banyumas kearsipan secara terpusat di kearsipan secara terpusat
Banyumas di Banyumas

B. Identifikasi/Analisis Isu (APKL)

No. Isu Kriteria (Skor) Jml Peringkat


A P K L
1. Maraknya peradaran 3 3 2 2 10 4
rokok illegal di Banyumas

2. Tingginya Angka 4 5 3 4 16 2
Kematian Ibu di
Kabupaten Banyumas
3. Tingginya angka 3 4 4 3 14 3
pernikahan dini

4. Tingginya kasus 5 5 4 4 18 I
kekerasan seksual pada
anak
5. Rendahnya pengelolaan 2 2 2 3 9 5
kearsipan di Banyumas

Isu-isu yang dipaparkan diatas merupakan isu secara global dari berbagai instansi kelompok. Keterangan: dibuat
skor APKL pada kisaran 1-5.
1 = Sangat Tidak A/P/K/L
2 = Kurang A/P/K/L
3 = Cukup A/P/K/L
4 = A/P/K/L
5 = Sangat A/P/K/L
Keterangan APKL:
1. Aktual: Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau diperkirakan akan
terjadi dalam waktu dekat.
2. Problematik: Merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai
Upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata.
3. Kekhalayakan: Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada
umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok.
4. KeLayakan : Logis, pantas, realitas, dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
kewenangan dan tanggung jawab.

C. Identifikasi / Analisis Isu dengan USG

No Jenis Isu U S G Jml Peringkat


1 Tingginya Angka Kematian Ibu di 5 4 4 13 II
Kabupaten Banyumas
2 Tingginya angka pernikahan dini di 3 3 3 9 III
Kabupaten Banyumas
3 Tingginya kasus kekerasan seksual pada 5 5 5 15 I
anak di Kabupaten Banyumas

KETERANGAN :
Pedoman penskoran analisis kasus USG
Kriteria
Skor
Urgency Seriousness Growth
Dampak yang ditimbulkan
5 Sangat mendesak Sangat serius
sangat buruk

4 Mendesak Serius Buruk

3 Cukup mendesak Cukup serius Cukup kompleks

2 Kurang mendesak Kurang serius Kurang Buruk

1 Tidak mendesak Tidak serius Tidak berdampak

Simpulan: dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah “Tingginya kasus kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Banyumas”.
D. Analisis Penyebab Masalah (Diagram Sirip Ikan / Fish Bone)

Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu diselesaikan adalah
“Tingginya kasus kekerasan seksual pada anak”. Akar penyebab masalah selanjutnya
didiagnosa menggunakan fishbone diagram. Diagram ini merupakan merupakan suatu alat untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan secara detail semua penyebab yang
berhubungan dengan suatu permasalahan. Kategori penyebab permasalahan yang digunakan
sebagai start awal meliputi man (sumber daya manusia), material (bahan baku), method
(metode), dan milieu (lingkungan) atau melalu pendekatan lain yang dimantapkan melalui
braistorming bersama rekan kerja di instansi, sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut
(analog):

MAN
METHODE

rendahnya nilai moral dan nilai agama Tingginya angka


marak nya media sosial kekerasan seksual
yang tidak tersensor pada anak
Pergaulan bebas belum maksimalnya penyuluhan
mengenai pendidikan seksual dan
kesehatan reproduksi
kurang media edukasi
Kurangnya pengawasan
orangtua pada anak
penggunaan HP terlalu dini
Kurang nya peran tokoh agama
dan tokoh masyarakat

kepedulian Masyarakat
masih rendah terkait tindak lingkungan pergaulan
kekerasan seksual tidak sesuai dengan
sosial budaya
Kurangnya pendekatan
agama terkait kesehatan
repoduksi
lingkungan keluarga yang
Kurangnya edukasi terkait tidak mendukung
kekerasan seksual dan
kesehatan reproduksi

MATERIAL MILLIEU

Diagram 1. Fishbone Diagram


Dampak yang terjadi jika isu tidak diselesaikan :
1. Meningkatnya kasus kekerasan seksual pada anak dan remaja.
2. Meningkatnya kasus gangguan psikologis dan kejiwaan pada anak dan remaja.
3. Meningkatnya kasus Tindakan kriminal di Masyarakat.
4. Tingginya pernikahan dini menyebabkan kesalahan pola asuh orang tua pada anak.

Rekomendasi penyelesaian Isu:


1. Meningkatkan kolaborasi lintas sektoral antar bidang Pendidikan, agama, dan Kesehatan.
2. Meningkatkan kompetensi tenaga Kesehatan.
3. Mensosialisasikan masalah Kesehatan reproduksi dan kekerasan seksual pada anak ke
Sekolah.
4. Montoring dan evaluasi kegiatan program penurunan tindak kekerasan seksual pada anak dan
remaja.

E. Gagasan Pemecahan Isu


Gagasan kegiatan yang dipilih untuk memecahkan isu yang diprioritaskan berdasarkan analisis
akar penyebab mengacu Diagram Fishbone, maka penulis menyusun gagasan pada rancangan
aktualisasi, sebagai berikut:

No Gagasan Kegiatan Tahapan Kegiatan

1. Kolaborasi lintas sektoral antar 1. Membuat bahan advokasi pada rapat lintas sektoral
bidang Pendidikan, agama, 2. Menyiapkan tempat dan mengundang peserta rapat

dan Kesehatan. lintas sektoral


3. Memaparkan bahan advokasi kepada peserta

2. Meningkatkan kompetensi tenaga 1. Pembuatan jadwal pelatihan tentang kesehatan


Kesehatan reproduksi dan kekerasan seksual pada anak

2. Menyiapkan tempat dan mengundang narasumber yang


berkompeten

3. Acara pelatihan

3. Mensosialisasikan masalah 1. Menyiapkan tempat yang akan digunakan


Kesehatan reproduksi dan 2. Mengundang narasumber dan peserta sosialisasi
kekerasan seksual pada anak ke
3. Narasumber menyampaikan materi
Sekolah
4. Diskusi dan tanya jawab

4. Montoring dan evaluasi kegiatan 1. Membuat form monitoring dan evaluasi


program penurunan tindak 2. Melakukan monitoring dan evaluasi
kekerasan seksual pada anak dan
remaja 3. Menyusun RTL dari hasil monitoring dan evaluasi

Link PPT Analisis Isu Kontemporer:

https://docs.google.com/presentation/d/1_gHwmSsVJIoYRJZ-56_I2-f-IJmPwrhULp1epR-LtNs/edit?

usp=sharing

FORM 3b. LEMBAR KERJA KELOMPOK

IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA,


ANALISIS ISU KONTEMPORER DAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM
PELAKSANAAN
TUGAS PNS (Sesuai Employer Branding ASN Bangga Melayani Bangsa)

Kelompok : Kelompok 2

Anggota :

dr. Putri Rahmawati Utami dr. Gayut baluwarti pradani


Hepy Tri Riskia Septianti, S.K.M Dwi kurniasih, S.Kep, Ns
Lida Arifin, S.Gz Ayu shintia, S.K.M.
Mohammad Iqbal, S.KM Dita yunia ningsih, S.E.
dr. Diana novitasari Aris yahya, S.S.T.Ars.

Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak Dan Remaja

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


(KemenPPPA) mencatat jumlah kasus kekerasan hingga tindak kriminal terhadap
anak di Indonesia mencapai 9.645 kasus yang terjadi sepanjang Januari sampai 28
Mei 2023. Maraknya pemberitaan ini merupakan salah satu ancaman bagi suatu
bangsa dan negara dalam menumbuhkembangkan kesiapsiagaan bela negara.
Kekerasan seksual tidak hanya marak di kota-kota besar saja, di daerah perdesaan
pun kerap terjadi kasus kekerasan seksual, mulai dari pemerkosaan oleh bapak
kandung, pelecehan di dalam kendaraan umum, bahkan kerap terjadi pada anak
sekolah oleh guru.

Sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu, mendapatkan pengetahuan


tentang wawasan kebangsaaan dan bela negara sehingga generasi penerus bangsa
memilik kemampuan dalam kesiapsiagaan bela negara. Sekolah berperan penting
dalam edukasi pendidikan seksual dan memberikan perlindungan bagi korban.
Kasus terbaru yang terjadi di Kabupaten Banyumas terkait kekerasan seksual pada
anak dan remaja adalah seorang ayah menghamili putri kandungnya sebanya 7
(tujuh) kali lalu membunuh bayi yang dilahirkan.

Peran orangtua dan keluarga sangat diperlukan untuk memutus rantai


kekerasan seksuai. Tahap yang dapat dilakukan adalah edukasi orangtua dan
keluarga tentang kekerasan seksual dan dampaknya, pemantauan rutin oleh
orangtua pada anak ketika mengakses media sosial, pendidikan seksual pada anak
dan remaja, dan keaktifan korban tindak kekerasan seksual agar kasus dapat
diselesaikan.

Dalam roleplay Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak dan


Remaja, Kelompok 2 angkatan 19 Peserta Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Kabupaten Banyumas mengangkat topik tersebut. Diharapkan video ini dapat
menggambarkan implementasi nilai-nilai bela negara dalam menumbuhkan sikap
kerja sama, berfikir kritis, dan melatih kepemimpinan.

Alat yang dibutuhkan:


a. Meja besar dan meja kecil
b. 10 kursi
c. Jajan produk dalam negeri
d. Surat
e. Kostum sesuai peran
f. LCD Proyektor
g. Microphone

Setting Tempat: Ruang Guru, Halaman Sekolah, dan Ruang Rapat

Skenario kasus:
Disuatu pagi di ruang guru sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP), ada
seorang guru yang sedang asyik membaca berita onine melalui ponsel, tersentak
terkaget karena berita tersebut memuat redaksi kekerasan seksual. Sehubungan
lokasi kasus tersebut dekat dengan daerah mereka bekerja, pihak sekolah
mengambil tindakan untuk melakukan sosialisasi kepada para siswa didik mereka
sekaligus mengundang orang tua guna pembekalan pengetahuan tentang bahaya
serta resiko dari kekerasan seksual tersebut dengan mendatangkan narasumber
dari Dinas Kesehatan.

Keterkaitan roleplay pencegahan kekerasan seksual dengan nilai-nilai bela negara:


1. Kemampuan awal bela negara
Dalam roleplay seorang guru yang sedang membaca berita terkait kasus
seorang pria di Kabupaten Banyumas tega menghabisi 7 nyawa jabang bayi
yang baru dilahirkan putrinya. Jabang bayi tersebut merupakan hasil hubungan
terlarang ayah dan anak / incest kemudian guru tersebut memberi tahu kasus
tersebut ke rekan kerjanya (sikap bela negara : tidak menyebarkan berita
hoak)Sadar berbangsa dan bernegara
Pada roleplay pihak sekolah mengundang Dinas Kesehatan untuk menjadi
narasumber dalam kegiatan pertemuan rutin wali murid untuk mensosialisasikan
tentang pencegahan kekerasan seksual (sikap bela negara : berpikir dan
berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara). Wali murid antusias datang ke
acara sosialisasi dan datang tepat waktu (sikap bela negara : mendahulukan
kepentingan bersama)

2. Setia pada pancasila sebagai ideologi bangsa


Pada roleplay orang tua, siswa dan narasumber melakukan tanya jawab terkait kegiatan
sosialisasi pencegahan kekerasan seksual. (sikap bela negara : Musyawarah)

3. Cinta Tanah Air


Pada roleplay orang tua, siswa membuang sampah pada tempatnya. (cinta tanah air :
mencintai, menjaga, dan melestarikan lingkungan)

Berikut Link Video Teatrical Bela Negara


https://drive.google.com/file/d/1WcfL0VWIYeV1Qa-V4dHh3OgPKQpOXBZX/view

Anda mungkin juga menyukai