0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan8 halaman
Analisis faktor penyebab dan dampak pernikahan dini di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak menemukan bahwa faktor dominan pernikahan dini adalah kehamilan di luar nikah, lingkungan, orang tua, pendidikan, ekonomi, dan media sosial, sedangkan dampak negatifnya adalah kematangan psikologis, mengurangi kebebasan dan pendidikan, serta resiko kesehatan.
Analisis faktor penyebab dan dampak pernikahan dini di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak menemukan bahwa faktor dominan pernikahan dini adalah kehamilan di luar nikah, lingkungan, orang tua, pendidikan, ekonomi, dan media sosial, sedangkan dampak negatifnya adalah kematangan psikologis, mengurangi kebebasan dan pendidikan, serta resiko kesehatan.
Analisis faktor penyebab dan dampak pernikahan dini di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak menemukan bahwa faktor dominan pernikahan dini adalah kehamilan di luar nikah, lingkungan, orang tua, pendidikan, ekonomi, dan media sosial, sedangkan dampak negatifnya adalah kematangan psikologis, mengurangi kebebasan dan pendidikan, serta resiko kesehatan.
Pernikahan dini bukanlah fenomena baru, baik di Indonesia maupun di negara-
negara lain. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa angka kejadian atau prevalensi pernikahan dini lebih banyak terjadi di pedesaan dengan angka 27,11 persen dibandingkan di perkotaan yang berada pada 17,09 persen. Berdasarkan survey awal yang di lakukan peneliti pada tahun 2017 pernikahan dini di kecamatan Kandis Kabupaten Siak terdapat 81 pernikahan usia muda dari 384 pernikahan .Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis factor penyebab dan dampak pernikahan dini di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak yang dilakukan pada Maret s/d Juni 2018. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian studi kasus, dimana informan penelitian berjumlah 17 orang. Penentuan tempat dan informan pada penelitian ini dilakukan dengan tekhnik purposive sampling. Tekhnik pengumpulan data dengan dengan studi kasus, wawancara mendalam dan observasi. Data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis oleh peneliti yang dijelaskan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor dominan pernikahan dini adalah hamil di luar nikah, faktor lingkungan, faktor orang tua, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor individu, faktor media sosial sedangkan dampak negatifnya adalah kematangan psikologis belum tercapai, ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan diri, mengurangi kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan resiko kehamilan, tingkat perceraian tinggi, dan taraf kehidupan yang rendah akibat dari ketidakmampuan remaja memenuhi kebutuhan perekonomian sedangkan dampak positif yang ditimbulkan adalah menghindari zina, mengurangi beban orang tua. Saran bagi masyarakat, orang tua, dan sekolah diharapkan mendukung anak-anaknya untuk tetap melanjutkan pendidikan.
Kata kunci : Pernikahan dini, Faktor penyebab, Dampak Pernikahan Dini.
97 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, Nomor 2, November 2018
PENDAHULUAN (UNICEF) merilis laporan analisis data
Pernikahan merupakan ikatan batin perkawinan usia anak pertama kalinya di antara pria dan wanita sebagai suami istri Indonesia. Pada laporan tersebut, angka dengan tujuan membentuk keluarga atau perkawinan usia anak atau di bawah 18 rumah tangga yang bahagia dan kekal tahun di Indonesia masih tinggi, sekitar berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa. 23 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun juga mencatat bahwa angka kejadian atau 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diijinkan prevalensi pernikahan anak lebih banyak bila laki-laki berumur 19 tahun dan terjadi di pedesaan dengan angka 27,11 wanita berumur 16 tahun. Namun persen dibandingkan di perkotaan yang pemerintah mempunyai kebijakan tentang berada pada 17,09 persen (BPS,2016). perilaku reproduksi manusia yang Menurut Janiwarty dan Pieter (2013) ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 dampak biologis yang banyak diderita yang menyebutkan bahwa pemerintah wanita yang menikah usia dini ialah menetapkan kebijakan upaya infeksi pada kandungan dan kanker mulut penyelenggaraan Keluarga Berencana rahim. Menikah dini dapat mengubah sel (Setiyaningrum, 2015). normal menjadi sel ganas yang pada Undang-Undang Pernikahan tahun akhirnya akan menyebabkan infeksi 1974 menetapkan bahwa usia minimum kandungan dan kanker, dikarenakan masa bagi perempuan untuk menikah adalah 16 peralihan dari sel anak-anak ke sel tahun. Namun dari sudut pandang dewasa. Beberapa hasil penelitian kesehatan, usia perempuan yang siap menunjukkan bahwa rata-rata penderita secara fisik dan mental untuk menikah infeksi kandungan dan kanker mulut adalah pada usia 21 tahun, sedangkan rahim adalah wanita yang menikah di laki-laki pada usia 25 tahun. Dari sekian usia dini 16 tahun. Untuk resiko banyak hasrat manusia, hasrat seksual kebidanan, hamil di bawah 19 tahun yang sulit dikontrol diri dan salah satu berisiko pada kematian, terjadinya efeknya adalah terjadinya pernikahan di pendarahan, keguguran, hamil anggur dan usia muda. Pernikahan dini bukanlah hamil prematur. fenomena baru, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain (Janiwarty dan RUMUSAN PENELITIAN Pieter, 2013). Menurut United Development Badan Pusat Statistik (BPS) Economic and Social Affairs mencatat bahwa angka kejadian atau (UNDESA,2010), Indonesia termasuk prevalensi pernikahan anak lebih banyak negara ke-37 dengan persentase terjadi di pedesaan dengan angka 27,11 pernikahan usia muda yang tinggi dan persen dibandingkan di perkotaan yang merupakan tertinggi kedua di ASEAN berada pada 17,09 persen setelah Kamboja. Pada tahun 2010, (BPS,2016).Berdasarkan survey awal terdapat 158 negara dengan usia legal yang di lakukan peneliti pada tahun 2017 minimal perempuan menikah adalah 18 perkawinan di bawah umur di kecamatan tahun ke atas, namun di Indonesia batas Kandis Kabupaten Siak terdapat 81 usia minimal untuk perempuan adalah 16 pernikahan usia muda dari 384 tahun. Pernikahan usia muda beresiko pernikahan. karena belum cukupnya kesiapan dari aspek kesehatan, mental emosional, TUJUAN PENELITIAN pendidikaan, sosial ekonomi, dan Tujuan yang ingin dicapai dari reproduksi (Kemenkes,2014). penelitian ini adalah menganalisis faktor Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja penyebab dan dampak pernikahan dini di sama dengan Badan Dunia untuk Anak Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. 98 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, Nomor 2, November 2018
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL Penelitian ini adalah deskriptif 1. Karakteristik Informan analitik. Dalam penelitian ini peneliti No Informan Penelitian N N mencoba menguraikan dan menjelaskan (org) secara mendalam tentang permasalahan 1. Pasangan Usia Muda 3 6 Faktor Penyebab dan Dampak Pernikahan 2. Orang Tua dari Pasangan 3 3 Dini di Kecamatan Kandis Kabupaten Usia Muda (Ibu) Siak. 3. Kepala Kantor Urusan 1 1 Desain Penelitian ini adalah Studi Agama (KUA) Kandis 4. Kepala Kelurahan di 2 2 Kasus. Peneliti mencoba menjelaskan Kecamatan Kandis tentang suatu objek permasalahan yang 5. Guru Bimbingan Konseling 2 2 ada di masyarakat dengan menggunakan (BK) di SMPN 1 Kandis wawancara mendalam serta observasi. dan SMPN 2 Kandis Penelitian ini dilakukan di 6. Guru Bimbingan 2 2 Kecamatan Kandis Kabupaten Siak pada Konseling (BK) di SMAN bulan Maret-Juni 2018.Tempat yang 1 Kandis dan SMK diambil dalam penelitian ini ditentukan Baiturrahman Kandis dengan sengaja (purposive) yaitu di 7. Tokoh Masyarakat di 1 1 Kecamatan Kandis Kelurahan Simpang Kelurahan Kandis Belutu dan Kelurahan Telaga Sam-Sam (RT/RW) Kabupaten Siak. Alasan pemilihan lokasi Total 17 ini karena tingginya angka kejadian pernikahan dini di wilayah tersebut, Hasil wawancara menunjukkan ada transportasi ke kelurahan tersebut yang beberapa faktor yang mendorong mudah dijangkau.Penentuan informan terjadinya pernikahan dini yang dijumpai pada penelitian ini dilakukan dengan di lingkungan masyarakat kecamatan tekhnik purposive sampling, berjumlah Kandis kabupaten Siak adalah: 17 orang. Tekhnik analisa data adalah 1. Kehamilan di luar nikah/pranikah reduksi, kategorisasi, display data dan Hal ini disampaikan oleh Pasangan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah Usia Muda, Orang Tua Usia Muda, dalam penelitian ini adalah dengan Ka. KUA, Lurah Telaga Sam-sam, menggunakan wawancara mendalam, Lurah Simpang Belutu, Guru BK dokumentasi dan observasi. SMPN 1 Kandis, Guru BK SMPN 2 Kandis, Guru BK SMAN 1 Kandis dan Guru BK SMK Baiturrahman. 2. Faktor Lingkungan Hal ini disampaikan oleh Pasangan Usia Muda, Orang Tua Pasangan Usia Muda, Ka. KUA, Lurah Telaga Sam- sam, Guru BK SMPN 1 Kandis ,Guru BK SMPN 2 Kandis dan Guru BK SMAN 1 Kandis. 3. Faktor Orang Tua/Keluarga Hal ini disampaikan oleh Pasangan Usia Muda, Orang Tua Pasangan Usia Muda, Ka. KUA Kandis, Lurah Telaga Sam-sam, Lurah Simpang Belutu, Guru BK SMPN 1 Kandis, SMPN 2 99 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, Nomor 2, November 2018
Kandis, Guru BK SMAN 1 Kandis Pasangan Usia Muda, Lurah Telaga
dan Ketua RT Simpang Belutu. Sam-sam, Lurah Simpang Belutu, 4. Faktor Pendidikan Guru BK SMPN 2 Kandis, Guru BK Hal ini disampaikan oleh Pasangan SMAN 1 Kandis dan Ketua RT Usia Muda, Orang Tua Pasangan Usia Simpang Belutu. Muda, Ka. KUA Kandis, Lurah Telaga Sam-sam, Lurah Simpang Belutu, Ditinjau dari segi sosial, dengan Guru BK SMPN 1 Kandis dan Guru perkawinan mengurangi kebebasan BK SMAN 1 Kandis. pengembangan diri, mengurangi 5. Faktor Ekonomi kesempatan melanjutkan pendidikan ke Hal ini disampaikan oleh Pasangan jenjang yang lebih tinggi, serta menjadi Usia Muda, Orang Tua Pasangan Usia sebuah aib bagi keluarga di lingkungan Muda, Ka.KUA Kandis, Lurah masyarakat setempat. Hal ini Simpang Belutu, Guru BK SMPN 1 disampaikan oleh Pasangan Usia Muda, Kandis dan Guru BK SMAN 1 Orang Tua Pasangan Usia Muda, Ka. Kandis. KUA Kandis, Lurah Simpang Belutu, 6. Faktor individu Guru BK SMPN 2 Kandis, Guru BK Hal ini disampaikan oleh Pasangan SMAN 1 Kandis dan Guru BK SMK Usia Muda, Orang Tua Pasangan Usia Baiturrahman. Muda, Lurah Simpang Belutu dan Ditinjau dari segi kesehatan, Guru BK SMK Baiturrahman. perkawinan usia muda meningkatkan 7. Media massa angka kematian bayi dan ibu, risiko Hal ini disampaikan oleh Pasangan komplikasi kehamilan, persalinan dan Usia Muda,Orang Tua Pasangan Usia nifas. Bagi bayi risiko terjadinya Muda, Ka. KUA Kandis, Guru BK kesakitan dan kematian meningkat. Hal SMPN 1 Kandis dan Guru BK SMPN ini disampaikan oleh Pasangan Usia 2 Kandis. Muda, Orang Tua Pasangan Usia Muda, Ka. KUA Kandis dan Guru BK SMPN 2 Dampak Pernikahan Dini Kandis. 1. Dampak Positif Tingkat perceraian tinggi. Hal ini Dampak positif dari pernikahan dini disampaikan oleh Orang Tua Pasangan baik jika ditinjau dari segi agama Usia Muda, Ka. KUA Kandis, Lurah adalah menghindari terjadinya zina, Telaga Sam-sam, Lurah Simpang Belutu, terhindar dari perilaku seks bebas Guru BK SMPN 2 Kandis dan Guru BK karena kebutuhan seksual terpenuhi, SMAN 1 Kandis. dapat mengurangi beban orang tua Taraf kehidupan yang rendah. Hal ini yang ekonominya rendah serta adanya disampaikan oleh Pasangan Usia Muda, anggapan jika menikah muda Orang Tua Pasangan Usia Muda, menginjak usia tua tidak lagi Ka.KUA Kandis, Lurah Telaga Sam-sam, mempunyai anak yang masih kecil. dan Guru BK SMAN 1 Kandis. Hal ini disampaikan oleh Pasangan Usia Muda, Orang Tua Pasangan Usia PEMBAHASAN Muda, Ka.KUA Kandis, Lurah Telaga Sam-sam, Guru BK SMPN 1 Kandis, Hasil penelitian di Kecamatan Guru BK SMPN 2 Kandis dan Guru Kandis Kabupaten Siak: BK SMK Baiturrahman. Faktor penyebab pernikahan dini 2. Dampak Negatif adalah sebagai berikut: Kematangan psikologis belum 1. Kehamilan di luar nikah tercapai. Hal ini disampaikan oleh Dalam penelitian Hotnatalia Naibaho Pasangan Usia Muda, Orang Tua (2013),Penelitian di Indonesia 100 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, Nomor 2, November 2018
menunjukkan bahwa terkadang menikahkan anaknya karena anaknya
pernikahan diusia muda terjadi telah berpacaran dalam waktu yang sebagai solusi untuk kehamilan yang cukup lama (3 tahun) sehingga takut terjadi diluar nikah. Hal ini terjadi jika anaknya melakukan hubungan karena adanya kebebasan pergaulan yang tidak-tidak dengan pacarnya. antar jenis kelamin pada remaja, 4. Faktor Pendidikan dengan mudah bisa disaksikan dalam Pendidikan merupakan salah satu kehidupan sehari-hari.Kehamilan faktor yang mempengaruhi persepsi yang tidak direncanakan dalam hal seseorang, dengan pendidikan tinggi ini terjadi sebelum menikah, akibat seseorang akan lebih mudah dari pergaulan bebas yang tidak menerima atau memilih suatu terkontrol mengharuskan remaja perubahan yang lebih baik. Tingkat untuk melakukan pernikahan di usia pendidikan berhubungan erat dengan dini yang dianggap sebagai solusi pemahaman keluarga tentang untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan berkeluarga (Noorkasiani, tersebut.2 dari 3 informan pasangan 2007). usia muda mengalami pernikahan di Dari hasil penelitian diperoleh bahwa usia muda karena hamil diluar nikah rata-rata pendidikan orang tua atau hamil sebelum menikah, hal ini maupun pasangan remaja yang dialami oleh pasangan informan 1a melakukan pernikahan dini itu dengan 1b dan informan pasangan sendiri masih tergolong rendah. 1e dengan 1f. Tidak ada remaja yang melanjutkan 2. Faktor lingkungan pendidikannya ke perguruan tinggi Sri Handayani dosen jurusan bahkan tidak menyelesaikan Sosiologi Fisip Unib pendidikan dasar 12 tahun. mengungkapkan bahwa faktor Kekurangan biaya menjadi kendala lingkungan mempengaruhi prilaku bagi kelanjutan pendidikan. kawin muda dimasyarakat.Hal 5. Faktor ekonomi tersebut sesuai dengan hasil Perkawinan di bawah umur terjadi penelitian di Kecamatan Kandis karena keadaan keluarga yang hidup Kabupaten Siak yang disampaikan di garis kemiskinan, untuk oleh informan 1a menyatakan bahwa meringankan beban orang tuanya banyaknya teman sekolah di daerah maka anak wanitanya dikawinkan tempat tinggalnya yang melakukan dengan orang yang dianggap mampu pernikahan usia muda. Selain sehinggaakan berkurang satu anggota pengaruh teman, pernikahan usia keluarganya yang menjadi tanggung muda juga di dukung oleh lokasi jawab (Sriharyati Teti, 2012). lingkungan sekitar yang terdapat Seperti yang telah diutarakan oleh banyak sawit-sawit sehingga informan 1c, ia memutuskan memberikan kesempatan untuk menikah untuk meringankan beban remaja berbuat zina hal ini orang tuanya. disampaikan oleh informan 5b. 6. Faktor individu 3. Faktor orang tua/keluarga Perkembangan fisik, mental, dan Faktor keluarga merupakan faktor sosial yang dialami seseorang makin adanya perkawinan usia muda, cepat perkembangan tersebut dimana keluarga dan orang tua akan dialami, makin cepat pula keinginan segera menikahkan anaknya jika untuk segera mendapatkan keturunan sudah menginjak masa dewasa. Hal sehingga mendorong terjadinya inilah yang dialami oleh Orang tua perkawinan pada usia muda pasangan usia muda (2b). Ia (Noorkasiani, 2007). 101 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, Nomor 2, November 2018
Selain faktor ekonomi, pernikahan adanya anggapan jika menikah muda
dini di Kecamatan Kandis Kabupaten menginjak usia tua tidak lagi mempunyai Siak disebabkan adanya kemauan anak yang masih kecil. Selain hal sendiri dari pasangan. Hal ini tersebut, dampak positif yang disebabkan karena keduanya sudah ditimbulkan dari pernikahan usia muda merasa saling mencintai maka ada adalah dapat mengurangi beban orang tua keinginan untuk segera menikah karena dengan menikahkan anaknya tanpa memandang umur. Adanya maka semua kebutuhan anaknya akan perasaan saling cinta dan sudah dipenuhi oleh suami. merasa cocok karena lamanya 2. Dampak negatif pacaran serta mendapat restu dari Menurut Setiyaningrum, (2015) orang tua. dampak negatif dari perkawinan usia 7. Media massa muda adalah sebagai berikut: Gencarnya ekspose seks di media Kematangan psikologis belum massa menyebabkan remaja modern tercapai sehingga berpengaruh terhadap kian permisif terhadap seks sehingga pola asuh anak. Hal ini sesuai dengan remaja menjadikan media sosial informan 5b yang menyatakan bahwa sebagai sarana untuk mencari anaknya nanti tidak mendapatkan kasih pasangan. Paparan informasi tentang sayang yang maksimal karena anaknya seksualitas dari media massa (baik diurus oleh orang tua dari pasangan usia cetak maupun elektronik) yang muda. cenderung bersifat pornografi dan Ditinjau dari segi sosial, dengan pornoaksi dapat menjadi referensi perkawinan mengurangi kebebasan yang tidak mendidik bagi remaja. pengembangan diri, mengurangi Remaja yang sedang dalam periode kesempatan melanjutkan pendidikan ke ingin tahu dan ingin mencoba, akan jenjang yang lebih tinggi, serta menjadi meniru apa yang dilihat atau sebuah aib bagi keluarga di lingkungan didengarnya dari media massa masyarakat setempat. Hal ini tersebut (Hotnatalia Naibaho, disampaikan oleh informan 6b bahwa ada 2013).Hal tersebut sesuai dengan anak yang berhenti sekolah karena alasan hasil penelitian di Kecamatan Kandis menikah sehingga menjadi aib bagi Kabupaten Siak, banyaknya remaja keluarga. yang melakukan seks pranikah Ditinjau dari segi kesehatan, dipengaruhi oleh media massa dan perkawinan usia muda meningkatkan elektronik hal ini disampaikan oleh angka kematian bayi dan ibu, risiko informan 1a, 2b, 3, 5a dan 5b. komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Bagi bayi risiko terjadinya Dampak Pernikahan Dini kesakitan dan kematian meningkat. Hal 1. Dampak positif ini dialami oleh informan 1a bahwa Menurut Setiyaningrum (2015), remaja tersebut mengalami kehamilan kelebihan pernikahan dini adalah postterm serta kesulitan persalinan Terhindar dari perilaku seks bebas dan sehingga menjalani operasi caesar dan Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai bayi yang mengalami hipoksia akibat anak yang masih kecil.Hal ini sesuai tertelan air ketuban. dengan yang disampaikan oleh informan Tingkat perceraian tinggi. Kegagalan 3 yaitu dampak positif dari pernikahan keluarga dalam melewati berbagai dini baik jika ditinjau dari segi agama macam permasalahan meningkatkan adalah menghindari terjadinya zina atau risiko perceraian. Hal ini disampaikan terhindar dari perilaku seks bebas karena oleh informan 5b yang menyatakan kebutuhan seksual terpenuhi, serta bahwa dari kasus yang ada dampak yang 102 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, Nomor 2, November 2018
ditimbulkan dari perkawinan usia muda 3) Ditinjau dari segi kesehatan,
adalah meningkatkan angka perceraian. perkawinan usia muda Selain hal di atas, dampak yang meningkatkan angka ditimbulkan dari perkawinan usia muda kematian bayi dan ibu, risiko di kecamatan kandis kabupaten siak komplikasi kehamilan, adalah Taraf kehidupan yang rendah persalinan dan nifas. akibat dari ketidakmampuan remaja 4) Tingkat perceraian tinggi. memenuhi kebutuhan perekonomian hal 5) Taraf kehidupan yang rendah ini disampaikan oleh informan 4a akibat dari ketidakmampuan menyatakan bahwa dampak yang remaja memenuhi kebutuhan ditimbulkan dari perkawinan usia muda perekonomian. adalah banyaknya remaja yang memiliki Saran ekonomi rendah diakibatkan dari belum 1. Bagi Masyarakat memiliki pekerjaan sehingga biaya hidup Harus ada kesadaran dari masyarakat masih tergantung kepada orang tua. setempat arti penting pendidikan, alangkah baiknya dengan mengikuti KESIMPULAN wajib belajar 12 tahun yang 1. Faktor Penyebab Pernikahan Dini di dicanangkan oleh pemerintah yaitu Kecamatan Kandis Kabupaten Siak melanjutkan pendidikan ketingkat adalah: selanjutnya a. Faktor dominan pernikahan dini 2. Bagi sekolah dikarenakan hamil diluar nikah Agar sekolah lebih meningkatkan (Marriage By Acident) kerja sama dengan dinas kesehatan b. Faktor Lingkungan setempat, tokoh agama, serta pihak c. Faktor Orang Tua/Keluarga yang berwenang untuk memberikan d. Faktor Pendidikan penyuluhan ke sekolah-sekolah e. Faktor Ekonomi tentang dampak negatif dari f. Faktor individu perkawinan usia muda serta g. Media massa membentuk kelompok sebaya untuk 2. Dampak Pernikahan dini di Kecamatan memberikan penyuluhan tentang Kandis Kabupaten Siak Kesehatan Reproduksi Remaja. a. Dampak Positif 3. Bagi Para Orang Tua Dampak positif dari pernikahan Diharapkan para orang tua dini jika ditinjau dari segi agama memberikan dukungan kepada putra adalah menghindari terjadinya putrinya untuk tetap melanjutkan zina, adanya anggapan jika atau menyelesaikan pendidikannya. menikah muda menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang DAFTAR PUSTAKA masih kecil dan dapat mengurangi beban orang tua. Afiyanti, Yati. 2014. Metodologi b. Dampak Negatif Penelitian Kualitatif Dalam riset 1) Kematangan psikologis belum Keperawatan. Jakarta: PT Raja tercapai Grafindo Persada. 2)Ditinjau dari segi sosial, dengan Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami perkawinan mengurangi Penelitian Kualitatif. Jakarta: kebebasan pengembangan diri, Rineka Cipta mengurangi kesempatan BKKBN. 2012. Pernikahan Dini pada melanjutkan pendidikan ke Beberapa Provinsi di Indonesia: jenjang yang lebih tinggi. Akar Masalah dan Peran Kelembagaan di Daerah. Jakarta: 103 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, Nomor 2, November 2018
Direktorat Analisis Dampak Rusmini. 2015. Dampak Menikah Dini di
Kependudukan BKKBN. Kalangan Perempuan di Desa Fatimah, S. 2009. Faktor-Faktor Battulappa Kabupaten Pinrang. Pendorong Pernikahan Dini dan Skripsi ilmiah. Fakultas Ilmu Dampaknya di Desa Sarimulya Sosial dan Ilmu Politik Kecamatan Kemusu Kabupaten Universitas Hasanuddin Boyolali. Skripsi Ilmiah. Makassar. Pendidikan Program Studi Sardi, Beteq. 2016. Faktor-faktor Pendidikan Luar Sekolah: Pendorong Pernikahan Dini Dan Universitas Negeri Semarang. Dampaknya Di Desa Mahak Baru Fitrianingsih, R. 2015. Faktor-Faktor Kecamatan Sungai Boh Penyebab Pernikahan Usia Muda Kabupaten Malinau. Ejurnal Perempuan Desa Sumberdanti Sosiatri-Sosiologi. Ejournal.sos. Kecamatan Sukowono Kabupaten fisip-unmul.ac.id. Jember. Skripsi ilmiah. Program Setiyaningrum E. 2015. Pelayanan Studi Pendidikan Ekonomi Keluarga Berencana & Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Reproduksi. Jakarta: Cv trans Info Pendidikan: Universitas Jember. Media. Janiwarty, Bethsaida & Pieter, Herri Zan. Sriharyati, T. 2012. Faktor-Faktor 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Penyebab Perkawinan di Bawah Bidan. Yogyakarta: Rapha Umur di Desa Blandongan Publishing. Kecamatan Banjarharjo Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Kabupaten Brebes. Skripsi Ilmiah. Penelitian Kualitatif. Bandung: Fakultas ilmu sosial: Universitas PT Remaja Rosdakarya Offset. Negeri Yogyakarta. Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Undang-undang Republik Indonesia Penelitian Kualitatif. Bandung: Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 PT Remaja Rosdakarya Offset. Tentang Perkawinan. Naibaho, Hotnatalia. 2013. Faktor-faktor Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Yang Mempengaruhi Perkawinan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Usia Muda (Studi Kasus di dusun Sarwono Prawirohardjo; IX Seroja Pasar VII Kecamatan Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Kualitatif, Alfabeta:Bandung. Serdang). Skripsi Ilmiah. Universitas Sumatra Utara. Noorkasiani, Heryani & Ismail, R. 2007. Sosiologi Keperawatan, ECG: Jakarta.