Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan

hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai

sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.1

Gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA) adalah

sindrom atau pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang

terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress

(misalnya, gejala nyeri, menyakitkan) atau disabilitas (ketidakmampuan pada

salah satu bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko

secara bermagna untuk mati, sakit, ketidakmampuan, atau kehilangan kebebasan.2

Menurut data World Health Organization (WHO) terdapat sekitar 35 juta

orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena

skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. skizofrenia merupakan gangguan

mental yang berat yang mempengaruhi sekitar 7 per seribu dari populasi orang

dewasa, terutama di kelompok usia 15-35 tahun. Data tersebut menunjukkan

bahwa dalam proses penyembuhan pasien, sangat diperlukan dukungan keluarga

dalam bentuk emosional, informasi, penilaian dan instrumental. Masalah

gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

1
WHO
2
APA( American Psychiatric Association) 1994
sangat serius. WHO menyatakan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia

yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.3

Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta

orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17%

menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung. Tercatat

sebanyak 6% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa. Tahun

2013 Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menunjukkan

bahwa prevalensi gangguan jiwa 1 – 2 orang per 1.000 penduduk. Diperkirakan

sekitar 400 ribu orang yang mengalami skizofrenia. Dari jumlah tersebut sekitar

57.000 orang pernah atau sedang di pasung. Hasil penelitian menunjukkan, sekitar

80% pasien yang dirawat di RSJ dengan gangguan skizofrenia yaitu 25% pasien

skizofrenia dapat sembuh, 25% dapat mandiri, 25% membutuhkan bantuan, dan

25% kondisi berat.4

Di Jawa Barat, permasalahan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ringan

tercatat sebanyak 4.324.221 orang dari total penduduk 46.497.000 orang.

Sedangkan ODGJ berat sebanyak 74.395 orang. Pasung ada 10.638 orang.5

Kasus gangguan jiwa di Garut lebih tinggi dibandingkan daerah lain di

Provinsi Jawa Barat. Jumlah gangguan jiwa di daera garut sekitar 4.805 dari total

penduduk sekitar 3.003.004. Kasus gangguan jiwa yang paling menonjol terjadi di

Kecamatan Kersamanah.6

3
WHO 2016
4
Depkes RI 2013
5
http://www.tribunnews.com/regional/2017/10/09/10-persen-warga-jabar-alami-gangguan-jiwa-10638-
orang-dipasung
6
Gangguan jiwa tertinggi di jabar dalam www.garutnews.com diakses pada 19 November 2018
Berdasarkan data awal yang diperoleh pada tanggal 10 November 2018 di

wilayah kerja Puskesmas Sukamerang Kecamatan Kersamanah, jumlah penderita

yang mengalami gangguan jiwa tercatat sebanyak 117 orang. lima desa warganya

mengalami gangguan kejiwaan adalah Desa Kersamanah, Desa Sukamaju, Desa

Nanjungjaya, Desa Sukamerang, dan Desa Mekarraya..7

Tabel 1.1

Data jumlah penderita yang mengalami gangguan jiwa di wilayah kerja

Puskesmas Sukamerang

No Data Desa Jumlah Penderita


1 Desa Kersamanah 63 Orang
2 Desa Nanjungjaya 27 Orang
3 Desa Sukamerang 9 Orang
4 Desa Mekarraya 9 Orang
5 Desa Sukamaju 9 Orang
Jumlah 117 Orang

Survey kedua yang dilakukan pada tangga 5 Desember 2018

berdasarkan survey kelapangan dengan teknik wawancara kepada 10

keluarga di Desa Kersamanah, di dapatkan hasil 1 keluarga mendukung

dengan baik, 3 keluarga cukup mendukung dan 6 keluarga kurang

mendukung.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Bagaimana Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia di Desa

Kersamanah Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerang Kecamatan

Kersamanah Kabupaten Garut Tahun 2018 “

7
Profil Puskesmas Sukamerang 2018
1.2 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana Dukungan

Keluarga pada Pasien Skizofrenia di Desa Kersamanah Wilayah Kerja

Puskesmas Sukamerang Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut Tahun

2018 “

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Bagaimana Dukungan Keluarga pada Pasien

Skizofrenia di Desa Kersamanah Wilayah Kerja Puskesmas

Sukamerang Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut Tahun 2018

1.3.2 Tujuan Khusus

1. mendapat bagaimana dukungan informasional dari keluarga tentang

pengertian penakit skizofernia di Desa Kersamanah wilaah kerja

Puskesmas Sukamerang Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut

Tahun 2018
2. mendapat bagaimana dukungan penilaian dari keluarga tentang

pengertian penakit skizofernia di Desa Kersamanah wilaah kerja

Puskesmas Sukamerang Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut

Tahun 2018
3. mendapat bagaimana dukungan instrumental dari keluarga tentang

pengertian penakit skizofernia di Desa Kersamanah wilaah kerja

Puskesmas Sukamerang Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut

Tahun 2018
4. mendapat bagaimana dukungan emosional dari keluarga tentang

pengertian penakit skizofernia di Desa Kersamanah wilaah kerja


Puskesmas Sukamerang Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut

Tahun 2018

1.4. Manaat penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan, menambah ilmu kesehatan jiwa, dan

dapat menemukan dan memecahkan permasalahan yang ada.

1.4.2 Bagi institusi

Dapat memberikan informasi bagi pendidikan dan mahasiswa

program Akademi Keperawatan Bidara Mukti Garut tentang dukungan

keluarga pada pasien skizofernia di Desa Kersamanah tahun 2018.

Sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitan berikutnya.

1.4.3 Bagi puskesmas

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi petugas

kesehatan dalam melibatkan keluarga dalam proses penyembuhan pasien

gangguan jiwa.

1.4.4 Bagi keluarga pasien

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau


gambaran dalam memberikan dukungan terhadap anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai