A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari dan memahami bab pembebanan latihan ini
mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan beban latihan dalam
olahraga.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis beban latihan dan dapat menjelaskan
perbedaan antara beban dalam dan beban luar.
3. Mengetahui dan memahami karakteristik atau ciri beban latihan
125
B. Arti Beban Latihan
Beban latihan (Trainingsbelastung) adalah bentuk karakteristik tuntutan yang
diberikan kepada atlet dalam latihan (Rothig at.al, 1983). Sementara Letzelter (1978)
mendefinisikan beban latihan sebagai seluruh efek latihan yang terjadi karena
rangsangan luar dan rangsangan dalam. Dari kedua pendapat ini dapat dijelaskan
bahwa beban latihan merupakan segala bentuk tuntutan dan rangsangan yang
diberikan kepada atlet dalam latihan yang dapat menimbulkan efek latihan
(Trainingseffects).
Tuntutan dan rangsangan yang dimaksud bisa dalam bentuk tuntutan dan
rangsangan fisik dan bisa juga dalam bentuk rangsangan psikis (mental). Dalam
bentuk fisik misalnya melakukan bentuk-bentuk latihan, baik dengan menggunakan
beban tambahan seperti barbell, dumbble atau beban tubuh sendiri seperti lari,
loncat dan lain sebagainya. Sedangkan dalam bentuk tuntutan psikis adalah segala
sesuatu yang bersifat non fisik yang dapat dapat mempengaruhi atlet secara
psikologis seperti beban fikiran, beban perasaan, stress dan lain sebagainya.
Beban latihan dapat dibedakan atas beban luar dan beban dalam di satu sisi,
dan beban fisik dan beban psikis di lain sisi. Namun yang lebih populer dibahas
dalam teori training adalah pengelompokkan yang pertama
yaitu beban luar (outer loads) dan beban dalam (inner loads), meskipun pada
prinsipnya cukup sulit membedakan antara keduanya. Beban luar ditentukan oleh
bentuk-bentuk latihan yang berkaitan dengan intensitas, volume, interval, durasi dan
frekuensi beban (Rothig & Grossing, 1985).
Kelima faktor inilah yang merupakan karakteristik atau ciri pembebanan
latihan yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Beban luar dapat merangsang
timbulnya beban dalam, yang diartikan sebagai efek-efek pembebanan terhadap
atlet dalam bentuk perubahan-perubahan fungsi organisme tubuh. Perubahan-
perubahan fungsi tersebut terjadi secara fisiologis, morphologis dan biokemis.
Jonath dan Krempel (1981) mengemukakan bahwa beban dalam tergantung
dari keadaan fisik dan psikis, fasilitas dan alat, kondisi iklim dan cuaca, pasangan
latihan, sikap, dan faktor sosial. Dapat dikemukakan bahwa semakin baik
kemampuan adaptasi atlet terhadap pembebanan, fasilitas latihan dan pertandingan,
terhadap iklim dan cuaca, maka makin baik pula kemampuan beban dalam atlet.
Beban dalam pada prinsipnya ditimbulkan oleh beban luar yang membawa
perubahan-perubahan secara psikologis dan fisiologis. Salah satu indikator
perubahan akibat pengaruh beban luar terhadap beban dalam adalah terjadinya
perubahan denyut nadi. Peningkatan denyut nadi tidak hanya disebabkan oleh
pembebanan secara fisik, tetapi juga disebabkan beban psikis (mental).
Beban luar dapat mengakibatkan timbulnya beban dalam, sehingga diartikan
sebagai pengaruh tuntutan pembebanan terhadap atlet, yang dapat menimbulkan
perubahan-perubahan fungsi dalam organ tubuh. Perubahan fungsi ini terjadi secara
fisiologis, biomekanis, dan morphologis. Perubahan fungsi ini juga terlihat dalam
proses latihan fisik dan daya fikir (lihat gambar 5)
BEBAN
(Latihan)
Gambar 5: Beban Latihan dalam olahraga (Röthig & Grossing, 1985: 26)
Prestasi puncak (Top Performance) seorang atlet diraih melalui suatu proses
latihan yang panjang secara terprogram, sistematis, terarah dan berkesinambungan
sesuai dengan olahraganya. Proses latihan merupakan rangkaian kegiatan fisik dan
psikis (mental) yang dilakukan oleh atlet di bawah bimbingan pelatih untuk tujuan
meningkatkan dan mempertahankan prestasi atlet. Hal ini berarti bahwa kualitas
pelatih sangat menentukan keberhasilan proses latihan atlet.
Pelatih yang berkualitas adalah pelatih yang memiliki kemampuan melatih
yang ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai
dengan cabang olahraga yang dibinanya. Melatih tidak hanya cukup dengan
mengandalkan keterampilan saja, akan tetapi harus didukung oleh pengetahuan
khususnya pengetahuan kepelatihan dan begitupun sebaliknya, pengetahuan
kepelatihan saja tanpa didukung oleh keterampilan dan pengalaman juga tidak bisa
diandalkan untuk menjadi pelatih yang baik. Oleh karena itu yang ideal adalah
penggabungan keduanya.
Oleh karena begitu pentingnya faktor pembebanan latihan ini, maka setiap
pelatih maupun atlet harus memahaminya dengan baik. Sebenarnya pengetahuan
pembebanan latihan ini tidak hanya diperlukan untuk pelatih dan atlet, tetapi juga
penting bagi semua orang yang melakukan latihan olahraga dalam rangka
meningkatkan kualitas atau kemampuan fisiknya.
Pemberian beban latihan yang salah atau kurang tepat kepada atlet dapat
berakibat tidak meningkatnya prestasi atlet, bahkan bisa lebih fatal lagi terjadi over
training yang dapat menurunkan prestasi atlet. Oleh karena itu kesalahan pemberian
dan pengaturan beban latihan harus dihindari oleh para pelatih maupun atlet.
Kesalahan pembebanan latihan tidak hanya berimplikasi terhadap penurunan
prestasi, tetapi juga berimplikasi terhadap aspek lainnya seperti pemborosan waktu,
tenaga, dana dan lain-lain.