Nama : Matius Tono

Mata Kuliah : Hukum Perburuhan

Dosen Pengampu : Nason Nadeak, SH., M.H

Hari/Tanggal : 16 Juni 2023

Waktu : 60 (enam puluh) menit

1. a. tidak adanya kata “imbalan dalam bentuk lain” dalam pengertian Hubungan Kerja yaitu menurut
saya sudah dengan jelas di katakan di UU No 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 15 bahwa Hubungan
Kerja adalah hubungan antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh dengan Perjanjian Kerja, yang
menjadi sorotan disini adalah dengan adanya kata Perjanjian Kerja. Berarti disini jelas bahwa
Pengusaha dengan Pekerja/Buruh melakukan perjanjian sebuah pekerjaan yang dituliskan secara
jelas di sebuah dokumen yang didalamnya mengatur semua hal yang berkaitan antara Pengusaha
dengan Pekerja/Buruh dan diikat secara sah dimata hukum dengan adanya penandatangan
Perjanjian Kerja antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh di atas materai yang dapat dipertanggung
jawabkan secara sah dimata hukum apabila suatu saat nanti ada salah satu dari kedua belah pihak
yang melanggar dari Perjanjian Kerja yang telah disepakatai dan ditanda tangani Bersama.

b. Mungkinkah seseorang disebut Pekerja/Buruh tanpa Hubungan Kerja, menurut saya Mungkin.
Dalam UU No 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 3 sudah dijelaskan bahwa Pekerja/Buruh adalah orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain yang dimana tidak dijelaskan
apakah upah itu diatur dalam sebuah perjanjian kerja atau tidak. Sebagai contoh, seseorang yang
bekerja sebagai tukang bangunan. Tukang bangunan tersebut dapat dikatakan sebagai
Pekerja/Buruh karena tukag bangunan bekerja melakukan suatu pekerjaan yang diminta oleh
pelanggan tanpa suatu perjanjian kerja yang jelas dan tukang bangunan tersebut diberi upah untuk
pekerjaan yang telah dia kerjakan.

2. Upah lembur yang diterima dari PT A pada minggu pertama itu seharusnya diatur dalam Perjanjian
Kerja yang telah disepakati bersama antara Pekerja dengan PT A. dalam Perjanjian Kerja tersebut
sudahlah diatur untuk upah lembur yang harus dibayar oleh PT A kepada Pekerja nya. Jadi upah
lembur disini tidak bisa dihitung secara manual tanpa adanya kesepakatan diantara kedua belah
pihak.