Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN SDR A DENGAN ISOLASI SOSIAL


DIRUANG GATOTKACA
RSJD DR ARIF ZAINUDIN

DISUSUN OLEH :

1. Krista Tina Apinda (071221013)


2. Isti Agustin (071221014)
3. Haerul Rizal (071221016)
4. Yoppy Satya Pratama (071212137)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Faktor
perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku
isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat, 2016)
2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Riwayat pengobatan sebelumnya berhasil, tetapi dikarenakan obat yang didapat dari
puskesmas ketika kontrol berbeda dengan obat yang didapat di RSJ gejala gangguan
jiwa yang sebelumnya dialami pasien timbul kembali.
3. Manifestasi Klinis
a. Data Subyektif
1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6) Pasien merasa tidak berguna
7) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
b. Data Obyektif
1) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
2) Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari
orang lain, misalnya pada saat makan.
3) Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
klien lain/perawat.
4) Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5) Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
6) Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan
atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
7) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan
rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8) Posisi janin pada saat tidur.
4. Psikopatologi
Individu yang mengalami isolasi sosial seringkali beranggapan sumber / penyebab
isolasi social itu dari lingkungannya. Padahal rangsangan primer adalah kebutuhan
perlindungan diri secara psikologikterhadap kejadian traumatic sehubungan dengan
rasa bersalah, marah, sepi dan takut ditinggal orang yang dicintai, tidak dapat dikatakan
segala sesuatu yang dapat mengancam harga diri (Self Esteem) dan kebutuhan keluarga
dapat meningkatkan kecemasan. Gejala dengan meningkatnya kecemasan, kemampuan
untuk memisahkan dan mengatur persepsimengenai perbedaan apa yang dipikirkan
dengan perasaan sendiri menurun, sehingga gejala sesuatu yang diartikan berbeda
dengan proses rasionalisasi tidak efektif lagi. Hal ini menyebabkan lebih sukar lagi
membedakan mana yang berasal dari pikiran sendiri dan dari lingkungan.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
6. Fokus Intervensi
a. Mandiri
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan
strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing strategi
pertemuan yang berbeda-beda. Pada SP satu, perawat mengidentifikasi penyebab
isolasi social, berdiskusi dengan pasien mengenai keuntungan dan kerugian apabila
berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan cara
berkenalan, dan memasukkan kegiatan latihan berbiincang-bincang dengan orang
lain ke dalam kegiatan harian. Pada SP dua, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien, memberi kesempatan pada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang, dan membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian. Pada SP tiga, perawat
mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberi kesempatan untuk
berkenalan dengan dua orang atau lebih dan menganjurkan pasien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan hariannya (Purba, dkk. 2008)
1) Tindakan Keperawatan untuk klien
a) Membina hubungan saling percaya
b) Menyadari penyebab isolasi sosial
c) Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
d) Melakukan interaksi dengan orang lain
2) Tindakan Keperawatan untuk keluarga
a) Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien
b) Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial
c) Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya
d) Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien.
e) Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang tersedia
bagi klien
DIAGNOSA
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Isolasi Sosial TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK

Klien :
SP 1
1. Identifikasipenyebabisolasi sosial: siapa yang serumah,
siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya
2. Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap
3. Kerugiantidakpunyatemandan tidak bercakap-cakap
4. Latihcaraberkenalandengan pasien dan perawat atau
tamu
5. Masukan pada jadual kegiatan

untuk latihan berkenalan

SP 2
1. Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang). Beri
pujian
2. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian
(latih 2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
berkenalan 2- 3 orang pasien, perawat dan tamu,
berbicara saat melakukan kegiatan harian

SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (berapa orang) &
bicara saat melakukan dua kegiatan harian. Beri pujian
2. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2
kegiatan baru)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
berkenalan 4-5 orang, berbicara saat melakukan 4
kegiatan harian
SP 4
1. Evaluasikegiatanlatihan berkenalan, bicara saat
melakukan empat kegiatan harian. Beri pujian
2. Latihcarabicarasosial: meminta sesuatu, menjawab
pertanyan
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
berkenalan >5 orang, orang baru, berbicara saat
melakukan kegiatan harian dan sosialisasi

Keluraga :
• Diskusikan masalah yang dirasakan kelura dalam merawat
Klien.
• Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang
dialami Klien dan proses terjadinya.
• Jelaskan dan latih keluarga cara-cara merawat Klien.

TINDAKAN PSIKOFARMAKA
• Beri obat-obatan sesuai program.
• Pantau keefektifan dan efek sampig obat yang diminum.
• Ukur vital sign secara periodik.

TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN


• Libatkan dalam makan bersama.
• Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan
kontak singkat tapi sering.
• Berikan reinforcement positif setiap Klien berhasil
melakukan suatu tindakan.
• Orientasikan Klien pada waktu, tempat, dan orang sesuai
kebutuhannya.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Ruang Rawat : Gatotkaca Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2023
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Sdr. A
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Wonosobo
Agama : Islam
No. RM : 00392474
Tanggal Masuk : 5 Januari 2023
Diagnose Medis : Skizofrenia Paranoid
Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2023

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny. S
Alamat : Wonosobo
Hub. Dengan Klien : Ibu

II. ALASAN MASUK


Pasien mengatakan dibawa ke RSJ oleh keluarga karena pasien menyendiri di
kamar,tidak mau berinteraksi di lingkungan dan tidak bisa membantu ibunya berjualan
karena merasa mengantuk dan pusing akibat dari efek obat yang diminuum
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pengobatan Sebelumnya
Riwayat pengobatan sebelumnya berhasil, tetapi dikarenakan obat yang didapat
dari puskesmas ketika kontrol berbeda dengan obat yang didapat di RSJ gejala
gangguan jiwa yang sebelumnya dialami pasien timbul kembali.
2. Pengalaman
a. Aniaya Fisik
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik
b. Aniaya Seksual
Pasien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku maupun korban penganiayaan
seksual.
c. Penolakan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penolakan
d. Kekerasan Dalam Keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan dalam keluarga
e. Tindakan Kriminal
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan tindakan kriminal.
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak
menyenangkan.
IV. FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Komposmentis
b. GCS : E=4, M=6, V=5 Total=15
2. TTV
Tekanan darah : 116/82 mmHg
HR : 111x/ menit
RR : 20x/ menit
Suhu : 36,60c
3. Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: pasien

: tinggal satu rumah

Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien tinggal bersama
orang tua dan saudaranya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik, tetapi
pasien jarang berinteraksi dengan keluarga. Apabila ada masalah pasien cenderung
tertutup dan tidak mau bercerita. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah orang
tua.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan tidak ada anggota badan yang pasien tidak sukai
b. Identitas diri
Pasien mengatakan pasien adalah seorang anak pertama dari empat bersaudara,
pasien bekerja membantu ke lading dan berjualan.
c. Peran
Pasien mengatakan sebagai anak pertama yang mampu membantu orang tuanya.
Pasien sebagai anggota masyarakat selama sakit tidak pernah mengikuti kegiatan di
masyarakat.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin menjadi anak yang berbakti dan bisa membahagiakan
orang tuanya. Pasien mengatakam ingin segera sembuh dan Kembali bekerja serta
menbantu orag tuanya. Pasien mengatakan ingin segera pulih sehingga bisa kumpul
dengan teman dan masyarakat
e. Harga diri
Pasien mengatakan malu karena sudah tidak bekerja lagi akibat putus kontrak.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat:
Pasien mengatakan dekat dengan orang tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat:
Pasien mengatakan selama bekerja jarang melakukan interaksi dengan
masyarakat sekitar. Karena pasien merasa minder.
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain:
Pasien memiliki hambatan berinteraksi dengan orang lain karena sakit pusing
dan mengantuk terus. Pasien tidak bisa berinteraksi dengan msyarakat karena
merasa pusing dan lemas.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
Pasien mengatakan bahwa dirinya bersama Allah SWT
b. Kegitan ibadah:
Pasien mengatakan Sholat dan selalu berdoa kepada Allah SWT
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Pasien berpakaian sesuai seperti biasanya tetapi kurang rapi dan bersih, rambut
sedikit panjang, kuku pendek.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lambat dan lirih.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Pasien lesu dan tampak mengantuk.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaan
Pasien merasa sedih karena tidak bekerja seperti teman-temanya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
Pasien berafek datar, ketika diajak bercanda ekspresinya tidak berubah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, tidak bisa mempertahankan kontak mata.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi
Pasien mengatakan tidak merasakan halusinasi
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Proses pikir
Pasien saat di ajak berinteraksi langsung menjawab pertanyaan perawat tanpa
berbelit-belit
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi pikir
Pasien tidak memiliki obsesi untuk menjadi orang lain danpasien tidak memiliki
ketakutan akan sesuatu/phobia.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat kesadaran
Pasien mampu mengenal waktu, tempat, dan orang.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Pasien mengatakan masih ingat tentang kejadian masa lalu maupun kejadian di
masa sekarang.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien dapat perhitungan sederhana, misalkan pertambahan atau pengurangan.
13. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian, pasien dapat
mengambil keputusan sederhana. Pasien saat sakit memutuskan melakukan
pemeriksaan di puskesmas.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Pasien menyadari bahwa dirinya menerita penyakit jiwa.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pasien makan 3x sehari yang diberikan Rumah Sakit. Pasien menghabiskan
makanan yang telah disediakan. Pasien mendapatkan 1x snack pada pukul 10.00 WIB.
Pasien makan dengan mandiri.
2. BAB dan BAK
Pasien mengatakan BAB 1x pada pagi hari dan BAK 5-6x/hari. Pasien BAB
dan BAK secara mandiri setiap hari.
3. Mandi
Pasien mandi 2x sehari pada pagi dan sore hari, pasien mandi secara mandiri.
4. Berpakaian/berhias
Pasien berpakaian kurang rapid an mengikat rambut setelah mandi secara
mandiri.
5. Penggunaan obat
Pasien mampu menggunakan obat dalam bantuan minimal.
6. Istirahat tidur
Pasien tidur siang 2 jam s/d 3 jam. Pasien tidur malam 5 jam s/d 6 jam
Pasien

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Berbicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat √
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar √
Olahraga Mencederai orang lain

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan kelompok : Pasien jarang berinteraksi dengan orang lain
2. Masalah dengan lingkungan : Pasien merasa tidak nyaman dilingkungannya karena
tidak bekerja.
3. Masalah dengan pendidikan : Pasien tidak memiliki masalah pendidikan
4. Masalah dengan pekerjaan : Pasien keluar dari pekerjaan karena putus kontrak.
5. Masalah dengan perumahan : Tidak ada masalah
6. Masalah dengan ekonomi : Tidak ada masalah
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Pasien rutin control di puskesmas.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa √
Faktor presipitasi
Koping √
System pendukung √
Penyakit fisik
Obat-obatan √
Lainnya
Masalah keperawatan : Defisit Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


1. Diagnose medik : Skizofenia Paranoid
2. Terapi medic :

XII. ANALISA DATA


No Data Aktual Masalah Keperawatan
1. DS : Isolasi Sosial
- Pasien mengatakan sering menyendiri
dikarenakan efek dari obat,
- Pasien merasa bosan dirumah karena tidak
bekerja.
DO :
- Pasien tampak kebingungan
- Pasien tampak menyendiri
- Pasien berbicara lambat dan lirih
- Pasien kooperatif namun tidak bisa
mempertahankan kontak mata
2. DS : Harga Diri Rendah
- Pasien mengatakan malu saat bertemu
dengan orang
- Pasien mengatakan dirinya tidak mampu
melakukan sesuatu seperti teman
sebayanya.
DO :
- Pasien sering menyendiri
- Pasien lebih banyak diam
- Selama berkomunikasi kontak mata kurang

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah

XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa
Tanggal TUM/TUK Kriteria Hasil Intervensi
Kep
7 Januari Isolasi TUM : 1. Setelah 3 kali SP 1 :
2023 Sosial Pasien dapat pertemuan
berkomunikasi pasien dapat
dengan orang lain membina 1. Identifikasi
TUK : hubungan saling penyebab
1. Pasien dapat percaya. isolasi
membina 2. Setelah 3 kali sosial: siapa
hubungan saling pertemuan yang
percaya. pasien dapat serumah,
2. Pasien dapat mengidentifikasi siapa yang
mengidentifikasi isolasi sosial. dekat, yang
penyebab isolasi 3. Setelah 3 kali tidak dekat,
sosial. pertemuan dan apa
3. Mengetahui pasien dapat sebabnya
keuntungan mengetahui 2. Keuntungan
punya teman dan keuntungan punya
bercakap – cakap punya teman dan teman dan
4. Mengetahui bercakap – bercakap-
kerugian tidak cakap. cakap
punya teman dan 4. Setelah 3 kali 3. Kerugian
pertemuan tidak punya
bercakap – pasien dapat teman dan
cakap. Mengetahui tidak
5. Mengetahui cara kerugian tidak bercakap-
berkenalan punya teman dan cakap
pasien dengan bercakap – 4. Latih cara
perawat. cakap. berkenalan
6. Mengetahu cara 5. Setelah 3 kali dengan
berbicara saat pertemuan pasien dan
melakukan pasien dapat perawat
kegiatan harian. Mengetahui cara atau tamu
7. Mengetahui cara berkenalan 5. Masukan
meminta sesuatu pasien dengan pada jadual
dan menjawab perawat. kegiatan
pertanyaan. 6. Setelah 3 kali untuk
pertemuan latihan
pasien dapat berkenalan
Mengetahu cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian.
7. Setelah 3 kali
pertemuan
pasien dapat
Mengetahui cara
meminta sesuatu
dan menjawab
pertanyaan.
SP 2 :

- Evaluasi
kegiatan
berkenalan
(berapa
orang). Beri
pujian
- Latih cara
berbicara
saat
melakukan
kegiatan
harian (latih
2 kegiatan)
- Masukkan
pada jadual
kegiatan
untuk
latihan
berkenalan
2- 3 orang
pasien,
perawat dan
tamu,
berbicara
saat
melakukan
kegiatan
harian
-
SP 3 :

- Evaluasi
kegiatan
latihan
berkenalan
(berapa
orang) &
bicara saat
melakukan
dua
kegiatan
harian. Beri
pujian
- Latih cara
berbicara
saat
melakukan
kegiatan
harian (2
kegiatan
baru)
- Masukkan
pada jadual
kegiatan
untuk
latihan
berkenalan
4-5 orang,
berbicara
saat
melakukan
4 kegiatan
harian
-
SP 4 :

- Evaluasi
kegiatan
latihan
berkenalan,
bicara saat
melakukan
empat
kegiatan
harian. Beri
pujian
- Latih cara
bicara
sosial:
meminta
sesuatu,
menjawab
pertanyan
- Masukkan
pada jadual
kegiatan
untuk latihan
berkenalan
>5 orang,
orang baru,
berbicara
saat
melakukan
kegiatan
harian dan
sosialisasi

XV. IMPLENTASI KEPERAWATAN


Tanggal/ Diagnos
Implementasi Evaluasi
Jam a
7 Januari Isolasi DS : S:
2023/10.0 Sosial - Pasien 1. Pasien “Iya saya mau
0 mengatakan bercakap-cakap. Saya
badan lemas dan bernama A”
pusing 2. “Saya sudah seminggu
- Pasien mengalami pusing dan
mengatakan tidak mengantuk, makannya saya
mau berinteraksi jarang keluar dan berinteraksi
dengan pasien dengan orang.
lain 3. Pasien “tampak
DO : diam,gelisah,mengantuk,lema
- Pasien tampak s”
diam 4. Pasien “Saya pernah di rawat
- Pasien tampak di RSJ sebelum masuk masuk
menyendiri RSJD Surakarta”
DX : 5. Pasien “Saya merasa senang
Isolasi Sosial dan lega bisa berkenalan dan
ngobro dengan orang”
Tindakan :
SP 1 6. Pasien “Saya bersedia
berkenalan dengan perawat
6. Identifikasipenyeb dan pasien”
ab isolasi sosial:
siapa yang O:
serumah, siapa 1. Kooperatif
yang dekat, yang 2. Bicara jela
tidak dekat, dan 3. Mampu mempertahankan
apa sebabnya kontak mata
7. Keuntungan punya 4. Gelisah menjadi tenang
teman dan 5. Awalnya diam menjadi
bercakap-cakap bersedia untuk bercerita
8. Kerugian tidak 6. Afek masih labil
punya teman dan A:
tidak bercakap- Isolasi Sosial
cakap P:
9. Latih cara 1.Ajarkan berkenalan dan
berkenalan dengan bercakap-cakap dengan orang
pasien dan perawat 2.Latih cara berbicara saat
atau tamu melakukan kegiatan
10. Masukan pada
jadual kegiatan

untuk latihan
berkenalan

RTL :
- Ajarkan berkenalan dan
bercakap-cakap dengan
orang
- Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan
-
7 Januari DS S:
2023 - Pasien mengatakan 1. Pasien “Saya sudah
sudah berkenalan melakukan perkenalan diri
dengan teman dengan pasien dan perawat.
sekamarnya 2. Pasien “Saya merasa senang
- Pasien mengatakan dan lega saat melakukan
sudah punya teman kegiatan dan mengobrol
satu kamar dengan pasien lain”
DO : 3. Pasien “Saya sudah
- Pasien tampak memasukkan jadwal harian
sudah mengobrol saya”
dengan teman O:
sekamar - Mampu mengulang SP 1 yang
- Pasien masih diajarkan
tampak menyendiri - Kooperatif
DX : - Mampu mempertahankan
Isolasi sosial kontak mata
A:
Tindakan : - Isolasi Sosial
- SP 2 : P:
- Evaluasi kegiatan 4. Pertahankan pasien untuk
berkenalan (berapa tetap berbicara dengan
orang). Beri pujian temannya
- Latih cara 5. Latih cara berbicara saat
berbicara saat melakukan kegiatan
melakukan (menyapu,main pingpong)
kegiatan harian 6. - Lanjut SP3
(latih 2 kegiatan)
- Masukkan pada
jadual kegiatan
untuk latihan
berkenalan 2- 3
orang pasien,
perawat dan tamu,
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian

RTL :

1. Pertahankan pasien
untuk tetap
berbicara dengan
temannya
2. Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan
3. Lanjut SP3
7 Januari DS : S:
2023 - Pasien mengatakan - Pasien “Bolehkan jika saya
mau mengobrol meminta tv nya diganti?.”
dengan temannya - Pasien “Saya tidak mau duduk
- Pasien mengatakan disini”
saat menata tempat - Pasien “Saya senang karena
tidur sambil banyak teman disini”
ngobrol dengan O:
temannya. - Mampu mengulang SP 1 dan
DO : SP 2 yang diajarkan
- Pasien tampak - Kooperatif
sudah mau - Mampu mempertahankan
mengobrol dengan kontak mata
Temannya - Mampu mempraktekkan
- Pasien tampak A :
sudah mau keluar - Isolasi Sosial
kamar P:
DX : - Latih pasien bercakap-
Isolasi Sosial cakap dengan temannya
- Latih pasien berbicara saat
melakukan dua kegiatan
(merapikan tempat
Tindakan : tidur,olahraga)
- SP 3 : - Lanjutkan SP4
- Evaluasi kegiatan
latihan berkenalan
(berapa orang) &
bicara saat
melakukan dua
kegiatan harian.
Beri pujian
- Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian (2
kegiatan baru)
- Masukkan pada
jadual kegiatan
untuk latihan
berkenalan 4-5
orang, berbicara
saat melakukan 4
kegiatan harian

RTL :

- Latih pasien
bercakap-cakap
dengan temannya
- Latih pasien
berbicara saat
melakukan dua
kegiatan
(merapikan tempat
tidur,olahraga)
- Lanjutkan SP4
7 Januari DS : S:
2023 - Pasien - Pasien “Bolehkan jika saya
mengatakan meminta lagunya diganti?.”
sudah berkenalan - Pasien “Saya tidak mau duduk
dengan teman disini”
satu ruangan - Pasien “Saya senang karena
- Pasien banyak teman disini”
mengatakan O:
sudah mau keluar - Mampu mengulang SP 1 dan
kamar SP 2 yang diajarkan
- Pasien - Kooperatif
mengatakan saat - Mampu mempertahankan
berkegiatan kontak mata
sambil ngobrol de - Mampu mempraktekkan
gan temannya A:
DO : - Isolasi Sosial
- Pasien tampak P :
tenang -Optimalkan pasien
- Pasien tampak latihan mengotrol marah
kooperatif secara verbal meminta,
- Pasien tampak menolak, dan
ceria mengungkapkan perasaan
DX : dengan baik sesuai jadwal
Isolasi Sosial - Pertahankan kondisi
pasien untuk tetap
Tindakan : melakukan tindakan SP 1-
SP 4 4

- Evaluasi kegiatan
latihan berkenalan,
bicara saat
melakukan empat
kegiatan harian.
Beri pujian
- Latih cara bicara
sosial: meminta
sesuatu, menjawab
pertanyan
- Masukkan pada
jadual kegiatan
untuk latihan
berkenalan >5
orang, orang baru,
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
dan sosialisasi

RTL :
- Optimalkan pasien
latihan mengotrol
marah secara
verbal meminta,
menolak, dan
mengungkapkan
perasaan dengan
baik sesuai jadwal
- Pertahankan
kondisi pasien
untuk tetap
melakukan
tindakan SP 1-4

Anda mungkin juga menyukai