Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN SDR A DENGAN ISOLASI SOSIAL


DIRUANG GATOTKACA
RSJD DR ARIF ZAINUDIN

DISUSUN OLEH :

1. Krista Tina Apinda (071221013)


2. Isti Agustin (071221014)
3. Haerul Rizal (071221016)
4. Yoppy Satya Pratama (071212137)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Faktor
perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku
isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat, 2016)
2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Riwayat pengobatan sebelumnya berhasil, tetapi dikarenakan obat yang didapat dari
puskesmas ketika kontrol berbeda dengan obat yang didapat di RSJ gejala gangguan
jiwa yang sebelumnya dialami pasien timbul kembali.
3. Manifestasi Klinis
a. Data Subyektif
1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6) Pasien merasa tidak berguna
7) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
b. Data Obyektif
1) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
2) Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari
orang lain, misalnya pada saat makan.
3) Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
klien lain/perawat.
4) Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5) Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
6) Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan
atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
7) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan
rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8) Posisi janin pada saat tidur.
4. Psikopatologi
Individu yang mengalami isolasi sosial seringkali beranggapan sumber / penyebab
isolasi social itu dari lingkungannya. Padahal rangsangan primer adalah kebutuhan
perlindungan diri secara psikologikterhadap kejadian traumatic sehubungan dengan
rasa bersalah, marah, sepi dan takut ditinggal orang yang dicintai, tidak dapat
dikatakan segala sesuatu yang dapat mengancam harga diri (Self Esteem) dan
kebutuhan keluarga dapat meningkatkan kecemasan. Gejala dengan meningkatnya
kecemasan, kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsimengenai
perbedaan apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun, sehingga gejala
sesuatu yang diartikan berbeda dengan proses rasionalisasi tidak efektif lagi. Hal ini
menyebabkan lebih sukar lagi membedakan mana yang berasal dari pikiran sendiri
dan dari lingkungan.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
6. Fokus Intervensi
a. Mandiri
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan
strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing strategi
pertemuan yang berbeda-beda. Pada SP satu, perawat mengidentifikasi penyebab
isolasi social, berdiskusi dengan pasien mengenai keuntungan dan kerugian
apabila berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan cara
berkenalan, dan memasukkan kegiatan latihan berbiincang-bincang dengan orang
lain ke dalam kegiatan harian. Pada SP dua, perawat mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien, memberi kesempatan pada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang, dan membantu pasien memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian. Pada
SP tiga, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberi
kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang atau lebih dan menganjurkan
pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya (Purba, dkk. 2008)
1) Tindakan Keperawatan untuk klien
a) Membina hubungan saling percaya
b) Menyadari penyebab isolasi sosial
c) Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
d) Melakukan interaksi dengan orang lain
2) Tindakan Keperawatan untuk keluarga
a) Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien
b) Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial
c) Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya
d) Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien.
e) Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang tersedia
bagi klien
DIAGNOSA
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Isolasi Sosial TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK

Klien :
SP 1                                             
 Bina hubungan saling percaya
 Identifikasi penyebab isolasi sosial

SP 2            
 Diskusikan bersama Klien keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
 Ajarkan kepada Klien cara berkenalan dengan satu orang
 Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan
berkenalan dengan orang lain dalam jadwal kegiatan
harian dirumah

SP 3
 Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian Klien
 Beri kesempatan pada Klien mempraktekan cara
berkenalan dengan dua orang
 Ajarkan Klien berbincang-bincang dengan dua orang
tetang topik tertentu
 Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain
dalam jadwal kegiatan harian dirumah

SP 4
 Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian Klien
 Jelaskan tentang obat yang diberikan (Jenis, dosis,
waktu, manfaat dan efek samping obat)
 Anjurkan Klien memasukan kegiatan
bersosialisasi dalam jadwalkegiatan harian dirumah.
 Anjurkan Klien untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Keluraga :
 Diskusikan masalah yang dirasakan kelura dalam
merawat Klien.
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang
dialami Klien dan proses terjadinya.
 Jelaskan dan latih keluarga cara-cara merawat Klien.

TINDAKAN PSIKOFARMAKA
 Beri obat-obatan  sesuai program.
 Pantau keefektifan dan efek sampig obat yang diminum.
 Ukur vital sign secara periodik.

TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN


 Libatkan dalam makan bersama.
 Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan
kontak singkat tapi sering.
 Berikan reinforcement positif  setiap Klien berhasil
melakukan suatu tindakan.
 Orientasikan Klien pada waktu, tempat, dan orang sesuai
kebutuhannya.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL


Ruang Rawat : Gatotkaca Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2023
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Sdr. A
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Wonosobo
Agama : Islam
No. RM : 00392474
Tanggal Masuk : 5 Januari 2023
Diagnose Medis : Skizofrenia Paranoid
Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2023

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny. S
Alamat : Wonosobo
Hub. Dengan Klien : Ibu

II. ALASAN MASUK


Pasien mengatakan dibawa ke RSJ oleh keluarga karena pasien menyendiri di
kamar,tidak mau berinteraksi di lingkungan dan tidak bisa membantu ibunya berjualan
karena merasa mengantuk dan pusing akibat dari efek obat yang diminuum
III.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pengobatan Sebelumnya
Riwayat pengobatan sebelumnya berhasil, tetapi dikarenakan obat yang
didapat dari puskesmas ketika kontrol berbeda dengan obat yang didapat di RSJ gejala
gangguan jiwa yang sebelumnya dialami pasien timbul kembali.
2. Pengalaman
a. Aniaya Fisik
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik
b. Aniaya Seksual
Pasien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku maupun korban penganiayaan
seksual.
c. Penolakan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penolakan
d. Kekerasan Dalam Keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan dalam keluarga
e. Tindakan Kriminal
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan tindakan kriminal.
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak
menyenangkan.

IV. FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Komposmentis
b. GCS : E=4, M=6, V=5 Total=15
2. TTV
Tekanan darah: 116/82 mmHg
HR : 111x/ menit
RR : 20x/ menit
Suhu : 36,60c
3. Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: pasien

: tinggal satu rumah

Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien tinggal


bersama orang tua dan saudaranya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik,
tetapi pasien jarang berinteraksi dengan keluarga. Apabila ada masalah pasien
cenderung tertutup dan tidak mau bercerita. Pengambil keputusan dalam keluarga
adalah orang tua.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan tidak ada anggota badan yang pasien tidak sukai
b. Identitas diri
Pasien mengatakan pasien adalah seorang anak pertama dari empat bersaudara
c. Peran
Pasien mengatakan sebagai anak pertama yang mampu membantu orang
tuanya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin menjadi anak yang berbakti dan bisa
membahagiakan orang tuanya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan malu karena sudah tidak bekerja lagi akibat putus kontrak.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat:
Pasien mengatakan dekat dengan orang tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat:
Pasien mengatakan selama bekerja jarang melakukan interaksi dengan
masyarakat sekitar. Karena pasien merasa minder.
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain:
Pasien memiliki hambatan berinteraksi dengan orang lain karena sakit pusing
dan mengantuk terus.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
Pasien mengatakan bahwa dirinya bersama Allah SWT
b. Kegitan ibadah:
Pasien mengatakan Sholat dan selalu berdoa kepada Allah SWT
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Pasien berpakaian sesuai seperti biasanya tetapi kurang rapi dan bersih,
rambut sedikit panjang, kuku pendek.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lambat dan lirih.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Pasien lesu dan tampak mengantuk.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaan
Pasien merasa sedih karena tidak bekerja seperti teman-temanya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
Pasien berafek datar, ketika diajak bercanda ekspresinya tidak berubah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, tidak bisa mempertahankan kontak mata.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi
-
8. Proses pikir
-
9. Isi pikir
Pasien tidak memiliki obsesi atau phobia.

10. Tingkat kesadaran


Pasien mampu mengenal waktu, tempat, dan orang.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Pasien tidak memiliki masalah daya ingat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien dapat perhitungan sederhana.
13. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian, pasien dapat
mengambil keputusan sederhana.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Pasien menyadari bahwa dirinya menerita penyakit jiwa.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pasien makan 3x sehari yang diberikan Rumah Sakit. Pasien menghabiskan
makanan yang telah disediakan. Pasien mendapatkan 1x snack pada pukul 10.00 WIB.
Pasien makan dengan mandiri.
2. BAB dan BAK
Pasien mengatakan BAB 1x pada pagi hari dan BAK 5-6x/hari. Pasien BAB
dan BAK secara mandiri setiap hari.
3. Mandi
Pasien mandi 2x sehari pada pagi dan sore hari, pasien mandi secara mandiri.
4. Berpakaian/berhias
Pasien berpakaian kurang rapid an mengikat rambut setelah mandi secara
mandiri.
5. Penggunaan obat
Pasien mampu menggunakan obat dalam bantuan minimal.
6. Istirahat tidur
Pasien tidur siang 2 jam s/d 3 jam. Pasien tidur malam 5 jam s/d 6 jam
Pasien

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
Berbicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat √
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar √
Olahraga Mencederai orang lain

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan kelompok : Pasien jarang berinteraksi dengan orang lain
2. Masalah dengan lingkungan : Pasien merasa tidak nyaman dilingkungannya karena
tidak bekerja.
3. Masalah dengan pendidikan : Pasien tidak memiliki masalah pendidikan
4. Masalah dengan pekerjaan : Pasien keluar dari pekerjaan karena putus kontrak.
5. Masalah dengan perumahan : Tidak ada masalah
6. Masalah dengan ekonomi : Tidak ada masalah
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Pasien rutin control di puskesmas.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

Penyakit jiwa √
Faktor presipitasi
Koping √
System pendukung √
Penyakit fisik
Obat-obatan √
Lainnya
Masalah keperawatan : Defisit Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


1. Diagnose medik : Skizofenia Paranoid
2. Terapi medic :

XII. ANALISA DATA

No Data Aktual Masalah Keperawatan


1. DS : Isolasi Sosial
- Pasien mengatakan sering menyendiri
dikarenakan efek dari obat,
- Pasien merasa bosan dirumah karena tidak
bekerja.
DO :
- Pasien tampak kebingungan
- Pasien tampak menyendiri
- Pasien berbicara lambat dan lirih
- Pasien kooperatif namun tidak bisa
mempertahankan kontak mata
2. DS : Harga Diri Rendah
- Pasien mengatakan malu saat bertemu
dengan orang
- Pasien mengatakan dirinya tidak mampu
melakukan sesuatu seperti teman
sebayanya.
DO :
- Pasien sering menyendiri
- Pasien lebih banyak diam
- Selama berkomunikasi kontak mata
kurang

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah

XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
Tanggal TUM/TUK Kriteria Hasil Intervensi
Kep
7 Isolasi TUM : 1. Setelah 3 kali SP 1 :
Januari Sosial Pasien dapat pertemuan 1. Membina
2023 berkomunikasi pasien dapat hubungan
dengan orang lain membina saling percaya
TUK : hubungan saling 2. Identifikasi
1. Pasien dapat percaya. penyebab
membina 2. Setelah 3 kali isolasi sosial.
hubungan saling pertemuan 3. keuntungan dan
percaya. pasien dapat kerugian punya
2. Pasien dapat mengidentifikasi teman dan
mengidentifikasi isolasi sosial. bercakap –
penyebab isolasi 3. Setelah 3 kali cakap
sosial. pertemuan 4. Berkenalan
3. Mengetahui pasien dapat dengan pasien
keuntungan mengetahui dan perawat.
punya teman dan keuntungan
bercakap – cakap punya teman dan
4. Mengetahui bercakap –
kerugian tidak cakap.
punya teman dan 4. Setelah 3 kali
bercakap – pertemuan
cakap. pasien dapat
5. Mengetahui cara Mengetahui
berkenalan kerugian tidak
pasien dengan punya teman dan
perawat. bercakap –
6. Mengetahu cara cakap.
berbicara saat 5. Setelah 3 kali
melakukan pertemuan
kegiatan harian. pasien dapat
7. Mengetahui cara Mengetahui cara
meminta sesuatu berkenalan
dan menjawab pasien dengan
pertanyaan. perawat.
6. Setelah 3 kali
pertemuan
pasien dapat
Mengetahu cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian.
7. Setelah 3 kali
pertemuan
pasien dapat
Mengetahui cara
meminta sesuatu
dan menjawab
pertanyaan.
SP 2 :
- Evaluasi SP
1
- Berlatih
berbicara
saat
melakukan
kegiatan.
- Memasukan
jadwal
harian.
SP 3 :
- Evaluasi SP
1 dan SP 2
- Latihan
berbicara
SP 4 :
- Meminta
sesuatu dan
menjawab
pertanyaan

XV. IMPLENTASI KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Jam
7 Januari Isolasi SP 1 S:
2023/10.00 Sosial - Membina 1. Pasien “Iya saya mau bercakap-
hubungan cakap. Saya bernama A”
saling percaya 2. “Saya sudah seminggu
- Identifikasi mengalami pusing dan
penyebab mengantuk, makannya saya
isolasi sosial. jarang keluar dan berinteraksi
- keuntungan dengan orang.
dan kerugian 3. Pasien “tampak
punya teman diam,gelisah,mengantuk,lemas”
dan bercakap – 4. Pasien “Saya pernah di rawat di
cakap RSJ sebelum masuk masuk
- Berkenalan RSJD Surakarta”
dengan pasien 5. Pasien “Saya merasa senang
dan perawat. dan lega bisa berkenalan dan
ngobro dengan orang”
6. Pasien “Saya bersedia
berkenalan dengan perawat dan
pasien”

O:
1. Kooperatif
2. Bicara jela
3. Mampu mempertahankan
kontak mata
4. Gelisah menjadi tenang
5. Awalnya diam menjadi
bersedia untuk bercerita
6. Afek masih labil
A:
Isolasi Sosial
P:
1.Ajarkan berkenalan dan
bercakap-cakap dengan orang
2.Ajarkan cara berkenalan dengan
perawat dan pasien
7 Januari SP 2 : S:
2023 - Evaluasi SP 1 1. Pasien “Saya sudah melakukan
- Berlatih perkenalan diri dengan pasien
berbicara saat dan perawat.
melakukan 2. Pasien “Saya merasa senang
kegiatan. dan lega saat melakukan
- Memasukan kegiatan dan mengobrol dengan
jadwal harian. pasien lain”
3. Pasien “Saya sudah
memasukkan jadwal harian
saya”
O:
- Mampu mengulang SP 1 yang
diajarkan
- Kooperatif
- Mampu mempertahankan
kontak mata
A:
- Isolasi Sosial
P:
1. Optimalkan pasien latihan
mengotrol isolasi sosial
dengan melakukan
kegiatan”
2. - Lanjut SP3
7 Januari SP 3 : S:
2023 - Evaluasi SP 1 - Pasien “Bolehkan jika saya
dan SP 2 meminta tv nya diganti?.”
- Latihan - Pasien “Saya tidak mau duduk
berbicara disini”
- Pasien “Saya senang karena
banyak teman disini”
O:
- Mampu mengulang SP 1 dan
SP 2 yang diajarkan
- Kooperatif
- Mampu mempertahankan
kontak mata
- Mampu mempraktekkan
A:
- Isolasi Sosial
P:
- Latih pasien bercakap-
cakap
- Lanjutkan SP4
7 Januari SP 4 S:
2023 - Meminta - Pasien “Bolehkan jika saya
sesuatu dan meminta lagunya diganti?.”
menjawab - Pasien “Saya tidak mau duduk
pertanyaan disini”
- Pasien “Saya senang karena
banyak teman disini”
O:
- Mampu mengulang SP 1 dan
SP 2 yang diajarkan
- Kooperatif
- Mampu mempertahankan
kontak mata
- Mampu mempraktekkan
A:
- Isolasi Sosial
P:
Optimalkan pasien latihan
mengotrol marah secara
verbal meminta, menolak,
dan mengungkapkan
perasaan dengan baik
sesuai jadwal
- Lanjut SP4

Anda mungkin juga menyukai