Anda di halaman 1dari 6

Nama : Deny Nofriyansyah

Nim : 20080050

Mata Kuliah : Teknik Eksplorasi

Tugas 3 Genesa Endapan Mineral

Hubungan Metallogenic Province Terhadap Pembentukan Bahan Galian termasuk Tectonic


Setting Sebagai berikut :

A. Metallogenic Province
Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian
suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh satu
atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi.Suatu mendala metalogenik mungkin
memiliki lebih dari satu episode mineralisasi yang disebut dengan Metallogenic Epoch.
Berbicara mengenai mendala metalogenik, tidak terlepas dari siklus-siklus geologi dan
formasi endapan mineral.
Proses pembentukan bijih dan endapan bijih berhubungan dengan asosiasi batuan,
setting geologi, dan siklus geologi. Di kedalaman kerak bumi, lelehan batuan atau
magma timbul dan mengkristal setelah mengalami pendinginan dan muncul di
permukaan. Ekspresi permukaan dari proses magmatisme menunjukkan aktivitas
volkanik yang intensif, seperti yang terjadi di jalur Pasifik.
Daerah-daerah volkanik yang mengalami pelapukan dan proses penurunan,
ditambah dengan adanya media air yang membawa materi-materi klastik dan kimia
menuju cekungan pengendapan yang mana endapan-endapan sedimen seperti kerikil,
pasir, lempung, batu gamping, dan endapan-endapan kimia terbentuk. Penurunan kerak
bumi di bawah cekungan tersebut menyebabkan material-material sedimen di
kedalaman mengalami proses metamorfisme di bawah kondisi tekanan dan temperatur
yang mendekati titik lelehnya, sehingga membentuk magma baru. Pergerakan struktur
menimbulkan rekahan local dalam kerak bumi yang sering menjadi media untuk larutan
pembentuk bijih, dan mineral-mineral bijih dapat mengendap membentuk urat atau
vein.
Pembentukan bijih dan perkembangan struktur dapat diperkirakan seperti model
tektonik lempeng yang terjadi selama evolusi kerak bumi (Gambar 2.1).Model tersebut
menjelaskan bagaimana kerak yang baru terbentuk di dalam rift zone, terutama di mid-
oceanic ridge, oleh penambahan magma basaltik dari kedalaman. Proses tersebut
membentuk kerak samudra yang homogen yang telah mengalami sedikit proses yang
penting untuk segregasi logam-logam yang membentuk endapan bijih.

DIAGRAM SKEMATIS SETTING GEOLOGI ENDAPAN ENDAPAN MINERAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN TEKTONIK LEMPENG
(Gocht, Zantop, Eggert; 1988)

ELEMEN TEKTONIK DARI PULAU AKTIF PADA SISTEM BUSUR INDONESI BAGIAN BARAT
(after Katili, 1977)

Kecuali segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari
kerak samudra, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-
tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan.Kerak
samudra dijumpai dalam zona-zona subduksi pada tempat-tempat pertumbukan
lempeng. Proses ini diikuti oleh gempa bumi dan aktivitas volkanik yang intensif, dan
mengawali proses-proses diferensiasi magmatik.
Segregasi magma-magma granitik dan formasi dari jenis magmatik yang besar,
dan endapan-endapan mineral magmatik- hidrotermal berhubungan dengan proses-
proses subduksi.Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar
seperti di Andes, yang mana endapan- endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi
magma

B. Tectonic Setting
Indonesia merupakan kepulauan yang dinamik yang terbentuk akibatpertumbuhan
3 lempeng Lempeng Eurasia, Lempeng India-australia danLempeng Pasifik.
Pergerakan tektonik convergence, spreading, subduction,obduction, collision dll di
Indonesia dimulai pada masa Carbon (10 Ma) yangselanjutnya diikuti oleh proses
intrusi magmatik, pembentukan batuan piroklastikdan batuan sediment seiring
pembentukan volcano magmatik arc. Model tektoniklempeng di indonesia secara
umum merupakan pola konvergen dimana jalursubduksi selalu diikuti oleh busur
magmatik. Model tektonik lempeng Indonesiadalam satu pola konvergen telah dibuat
oleh Hamilton (1970) dan Katili (1971).

Model tektonik lempeng di indonesia secara umum merupakan pola


konvergendimana jalur subduksi selalu diikuti oleh busur magmatik. Model tektonik
lempengIndonesia dalam satu pola konvergen telah dibuat oleh Hamilton (1970) dan
Katili(1971)

Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika bumi
tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi dan
cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng.
Pada dasarnya teori tektonik lempeng adalah bahwa bumi yang padat ini terdiri
dari banyak lempengan yang pecah-pecah, yang merupakan pembalut keras bumi, yang
terus bergerak mendorong, menjauh, berpapasan, menggilas, mendidih tiada hentinya.
Lempeng ini sedikitnya ada delapan lempeng yang besar, delapan lempeng yang
berukuran kecil, yang semuanya terus bergerak berarak-arak tiada henti hingga kini.
Teori semakin banyak diyakini setelah data dari berbagai dunia analisis, yang
meyakinkan bahwa telah terjadi pergerakan lempeng sejagad. Misalnya, pada saat
batuan kuno di kepulauan Inggris diukur kemagnetanya, tercatat penyimpangan sejauh
300 drajat dari kutub magnet sekarang . Pertanyaan timbul, apakah kutub magnet bumi
telah berpindah sejauh ini, ataukah kepulauan Inggris yang telah bergeser dari waktu ke
waktu hingga pada posisinya sekarang.

Pergerakan lempeng kerak bumi ada tiga macam, yaitu pergerakan yang saling
mendekat, saling menjauh, dan saling berpapasan. Pergerakan lempeng saling
mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan
menujam ke bawah. Daerah penujaman membentuk suatu palung yang dalam, yang
biasa merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang alur penujaman akan
terbentuk rangkaian kegiatan magmatic dan gunung api serta berbagai cekungan
pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara kedua
lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia menghasilkan jalur penujaman di selatan
pulau Jawa dan jalur gunung api Sumatera, Jawa dan Nusa tenggara, dan berbagai
cekungan seperti Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan cekungan
Jawa Utara. Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan
peregangan kerak bumi dan akibatnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel
membentuk jalur magmatic atau gunung api.

Pergerakan lempeng kerak bumi yang saling bertumbukan akan membentuk zona
sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik horizontal maupun vertikal, yang
akan membentuk pegunungan lipatan, jalur gunungapi/magmatik, persesaran batuan,
dan jalur gempabumi serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu. Selain itu terbentuk
juga berbagai jenis cekungan pengendapan batuan sedimen seperti palung (parit),
cekungan busurmuka, cekungan antar gunung dan cekungan busur belakang. Pada jalur
gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas, perak dan
tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan mineral kromit. Setiap
wilayah tektonik memiliki ciri atau indikasi tertentu, baik batuan, mineralisasi, struktur
maupun kegempaanya.

Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi
yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan
lempeng-lempeng tektonik besar. Tumbukan Lempeng Eurasia dan Lempeng India-
Australia mempengaruhi Indonesia bagian barat, sedangkan pada Indonesia bagian
timur, dua lempeng tektonik ini ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra Pasifik dari arah
timur.

Indonesia terletak pada jalur gunungapi tersebut dan merupakan negara dengan
jumlah gunungapi terbanyak. Pola penyebaran gunungapi menunjukkan jalur yang
hampir mirip dengan pola penyebaran fokus gempa dan tipe aktivitas
kegunungapiannya tergantung pada batas lempengnya. Hubungan ini menunjukkan
bahwa volkanismamerupakan salah satu produk penting sistem tektonik. Proses utama
tektonik di daerah geologi Indonesia untuk daerah busur magma dan asosiasinya
terhadap mineralisasi emas dan tembaga dibagi menjadi :

1. Busur magmatik
Tipe busur magmatik di Indonesia terbagi atas mafik dan andesitik. Batuan
mafik volkanik kebanyakan berada pada daerah bekas laut, yang didominasi
basalt atau balastik – andesite dan generasinya. Akan tetapi dominasi busur
magmatik Indonesia berupa busur andesitic yang banyak ditemukan di sekitar
daerah perairan dangkal. Dominasi rhyolit yang membatasi dan menyusun lantai
benua. Intrusi andesitik ini mengidikasikan bahwa terjadi stress lemah yang
mengakibatkan tarikan sepanjang busur dan mungkin berhubungan dengan
mundurnya palung di daerah subduksi lempeng samudera.
2. Lantai busur
Kebanyakan mineralisasi di daerah busur di Indonesia yang terekspos
berupa batuan vulkanik. Lantai busur kebanyakan tersusun atas batuan
metamorfik (greenstone, phyllite, mica schist, gneiss) dan ophiolit. Kerak busur
kepulauan lebih tipis dibandingkan dengan daerah kerak benua.
3. Pemekaran busur belakang
Pemekaran busur belakang terbentuk di busur belakang selama subduksi
juga terjadi pada kerak samudera yang mengalami perubahan arah subduksi.
Akibatnya terbentuk cekungan pada daerah busur belakang.
4. Kompleks daerah metamorfik
Hipotesis yang dimungkinkan untuk menjelaskan kompleks daerah
metamorfik adalah adanya asosiasi dengan patahan bersudut rendah yang
merupakan jalur dari metamorfik Papua Nugini. Pemanjangan kerak terregional
yang berasosiasi dengan pemindahan akibat patahan menyediakan mekanisme
yang memungkinkan pemendekan busur. Hal ini dapat dilihat terbentuk pada
daerah subduksi pada busur yang sangat berkaitan dengan aktivitas mineralisasi.

Anda mungkin juga menyukai