Anda di halaman 1dari 2

Metode Pelaksanaa Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton
semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam
konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis
pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.
Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas
yang tinggi, akan mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi
daerah yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan
lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis
pondasi dan lapis permukaan; dimana masing-masing lapisan memberikan
kontribusinya.

Metode Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen


1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau sesuai ukuran
yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop Drawing dibuat sesuai data
dari hasil pengukuran dan investigasi bersama di lapangan.
2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Request yang telah disetujui
disimpan sebagai arsip untuk back up data.
3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan, peralatan dan
tenaga kerja yang dibutuhkan.
a. Bahan Utama yang diperlukan :
- Ready Mix K-350
- Besi Beton (Dowel & Tie Bar)
- Curing Compunt
- Sealant
- Geotextile (penutup/curing)
- Plastik (bila diperlukan) Alat Utama yang diperlukan
- Concrete Paver
- Bekisting (Plat Foam Work)
- Bar Bander dan Bar Cutter
- Concrete Vibrator
- Concrete Cutter
- Peralatan Bantu (Perkakas tukang batu)
- Generator Set
4. Beton yang digunakan berupa Beton Ready Mix K-350 yang didatangkan
dariBatching Plan sekitar lokasi pekerjaan.
5. Besi Dowel, Tie Bar dan Bekisting dipasang sesuai dengan dimensi, elevasi dan
alinyemen rencana.
6. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan pengecekan
kekentalan beton dengan menggunakan Slump Test, kemudian diambil
sample beton untuk dilakukan pengujian kuat uji balok dengan Compressive
Strength Test.
• Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan Pengujian
Kekentalan dengan menggunakan Slump Test.
• Setelah dilakukan Slump Test diambil sample untuk dilakukan pengujian
kuat tekan beton. Sample diambil dalam UJI BALOK.
7. Setelah slump sesuai dengan spesifikasi, dilanjutkan pengecoran. Pengecoran
dilakukan dengan cara menuangkan beton secara langsung dari Truck Mixer
ke lokasi pekerjaan kemudian dihampar dan diratakan dengan menggunakan
Slip Form Concrete Paver. Pemadatan dilakukan menggunakan Concrete
Vibrator.
8. Setelah Beton mulai agak mengeras, dilakukan pekerjaan Grooving (alur kasar)
secara manual.
9. Kemudian dilakukan perlindungan dengan cara menyemprotkan Curing
Compount diatas permukaan beton.
10. Setelah beton cukup keras, segera dilakukan Cutter sedalam 5 cm dengan
lebar celah kurang lebih 0.5 cm dan kemudian diisi dengan menggunakan
Sealant.
11. Selama beton dalam masa perawatan yaitu dalam kurun 28 hari, beton tidak
boleh dilalui oleh kendaraan dan dijaga dengan cara memasang rambu
penghalang.
12. Request for Inspection

Setelah pekerjaan Perkerasan Beton Semen dan dinilai cukup untuk dilanjutkan
pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for Inspection.
Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk menentukanapakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai
dengan rencana atau masih diperlukan adanya penyempurnaan

Anda mungkin juga menyukai