Anda di halaman 1dari 4

Ulos (Sumatera Utara)

Baju adat asal Sumatera Utara yang dikenal dengan nama ulos dan memiliki
perpaduan warna yang sangat indah serta penuh dengan makna filosofis.
Warna yang paling dominan dari pakaian adat satu ini adalah merah, hitam, dan putih.
Ketiga warna tersebut memiliki pemaknaan akan sebuah simbol nilai yang ingin disampaikan
dalam sebuah pesan yang tak langsung.

Baju Kurung (Provinsi Jambi)

Inspirasi baju adat berikutnya ada Baju Kurung yang terbuat dari bahan beludru, saten
atau santung berwarna merah, emas, biru dan warna lain, serta memakai sulaman
benang emas.

Motif bajunya bermacam-macam mulai dari bunga tanjung, bunga teratai, bunga
kangkung, bunga pucuk paku atau pakis, dan bunga pucuk rebung. Untuk paduan
busananya adalah kain songket Jambi dengan motif serupa.
Nggembe (Sulawesi Tengah)

Pakaian adat suku Kaili yang dikenakan oleh wanita disebut dengan Nggembe.
Pakaian adat yang dikenakan wanita ini memiliki bentuk unik dan menarik. Umumnya
busana yang akan dipakai wanita memiliki beberapa pilihan warna.
Pilihan warnanya antara lain adalah warna merah atau warna kuning yang
dikombinasikan dengan corak warna hitam atau cokelat. Model baju ini adalah baju
terusan yang longgar serta berlengan pendek.
Terdapat hiasan berupa manik-manik yang semakin mempercantik busana ini.
Baju Nggembe ini berbentuk segi empat serta memiliki kerah baju yang bulat.
Bawahan pakaian adat ini disebut Buya Sabe Kumbaja yang berupa rok panjang dan
mekar. Bawahan ini terbuat dari sarung yang ditenun dan berasal dari Donggala.
Sarung tenun tersebut nantinya diikatkan pada pinggang wanita, yang sisa ikatannya
akan dibiarkan terjuntai sebagai hiasan.

Babu Nggawi (Sulawesi Tenggara)

Babu Nggawi adalah pakaian adat Indonesia asal Sulawesi Tenggara,


khususnya dari Suku Tolaki. Busana tradisional ini sering dipakai dalam
upacara adat atau upacara resmi misalnya pernikahan ataupun acara
resmi lainnya. Pakaian Babu Nggawi ini dari atasan yang sering disebut
Lipa Hinoru. Sementara untuk bawahannya mengenakan Roo Mendaa
dengan bentuk rok panjang hingga mata kaki.
Warna Lipa Hinoru selalu disesuaikan dengan warna Roo Mendaa.
Contohnya jika mengenakan Lipa Hinoru berwarna merah, maka Roo
Mendaanya juga akan berwarna merah.
Baju Bodo (Sulawesi Selatan)

Baju Bodo merupakan busana tradisional perempuan Suku Makassar, Sulawesi. Baju
Bodo juga dikenal sebagai salah satu busana tertua yang ada di dunia.
Pakaian adat Sulawesi Selatan ini memiliki bentuk segi empat, dan biasanya berlengan
pendek. Pakaian ini umumnya dipakai untuk acara adat dan resmi seperti upacara
pernikahan.
Tetapi di masa kini, Baju Bodo mulai direvitalisasi melalui acara lain seperti lomba
menari atau menyambut tamu agung dan penting.

Pattuqduq Towaine (Sulawesi Barat)

Nama pakaian adat Sulawesi Barat dan khususnya berasal dari suku Mandar ini
disebut dengan nama Pattuqduq Towaine yang dipakai oleh wanita. Pattuqduq
Towaine ini terdiri dari beberapa komponen antara lain adalah: atasan berupa rawang
boko, sarung khas Mandar bernama Lipaq Saqbe untuk bawahan, dilengkapi dengan
sarung lainnya yaitu Lipaq Aqdi Diratter Duattdong. Lalu untuk aksesorisnya ada
beberapa aksesoris yang dikenakan yakni hiasan kepala, kalung, ikat pinggang disebut
dengan kliki dan gelang.
King Bibinge dan King Baba (Kalimantan Barat)

King Baba adalah busana adat untuk laki-laki Suku Dayak yang berada di Kalimantan
Barat. Sementara pakaian adat yang dipakai perempuan adalah King Bibinge.
Pakaian adat King Baba memiliki bentuk seperti rompi yang menggunakan kain khas
yang terbuat dari kulit kayu kapuo yang dihiasi manik-manik berwarna jingga dan
merah.
Sementara untuk pakaian adat King Bibinge terbuat dari bahan yang serupa dan
menutupi hingga bagian dada dan pundak.

Anda mungkin juga menyukai