Teori Perkembangan Iman Berikut adalah tahap-tahap 1. Apa makna iman bagi anda
perkembangan iman yang pribadi? Coba jelaskan.
Teori perkembangan iman dikemukakan oleh Cremers 2. Seberapa penting iman bagi
adalah usaha psikologis berdasarkan pandangan Fowler: anda? Coba jelaskan.
ilmiah untuk menguraikan TAHAP 1: KEPERCAYAAN 3. Apakah iman anda
dan menganalisis seluruh AWAL DAN ELEMENTER membantu anda dalam
dinamika proses (PRIMAL FAITH). menghadapi setiap masalah
perkembangan tahap-tahap Tahap ini timbul sebagai tahap atau yang anda alami dalam
iman secara empiris dan pra tahap (pre-stage), yaitu bayi 0 kehidupan anda? Coba
deskriptif.1 sampai 2 tahun. Dalam Cremers jelaskan.
(1995) tahap ini ditandai oleh cita 4. Apakah Gereja membantu
rasa yang bersifat pra verbal anda untuk mengimani
terhadap kondisi-kondisi eksistensi, Tuhan dengan baik dan
yaitu rasa percaya dan setia yang benar? Coba jelaskan.
elementer kepada semua orang dan
lingkungan yang mengasuh sang
bayi serta pada gambaran tentang
kekuasaan akhir yang dapat
dipercaya, untuk mengatasi rasa
takut yang timbul dalam diri anak
kecil, sebagai akibat dari ancaman
peniadaan hidup dan pemisahan
dirinya dari para pengasuhnya.2
TAHAP 2: KEPERCAYAAN 1. Saat anda masih kecil atau
INTUITIF-PROYEKTIF sekolah minggu, bagaimana
Tahap ini dimulai pada usia 2 anda memahami tentang
sampai dengan usia 6 tahun. Dunia Tuhan? Coba jelaskan.
pengalaman anak disusun 2. Seberapa penting
berdasarkan daya imajinasi atau pengetahuan tentang Tuhan
fantasi emosional yang kuat, bagi anda? Apakah hal
sehingga pandangan dan perasaan tersebut akan
menimbulkan gambaran intuitif dan mempengaruhi
konkret yang mendalam dan perkembangan iman anda?
bertahap.3 Coba jelaskan.
3. Apakah pengetahuan
tentang Tuhan seperti yang
diajarkan di sekolah minggu
sangat penting bagi anda?
Misalnya membuat anda
menjadi lebih
1
Allen C. Gathman, Craig L. Nessan. “Fowler’s Stages Of Faith Development In An Honors Science And Religion.”
Zygon: Journal of Religion and Science 32, no. 3 (September 1997): 409.
2
Agus Cremers, Tahap-Tahap Perkembangan Iman (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 96.
3
James W. Fowler, Stages of Faith: The Psychology of Human Development and the Quest for Meaning (San Francisco:
Harper & Row Publishers, 1981),133.
bersemangat beribadah dan lain
sebagainhya. Mengapa? Coba
jelaskan.
TAHAP 3: KEPERCAYAAN
MISTIS-HARAFIAH
Dimulai pada usia 6 sampai dengan 1. Apakah anda setuju jika
usia 12 tahun. Berbagai pola baru alasan jemaat datang ke
ditemukan pada pola pengertian gereja karena menyadari
kepercayaan mistis-harafiah. Anak adanya hubungan yang intim
mulai berpikir secara “logis” dan bersifat pribadi antara
mengatur pandangan dunia mereka seseorang dengan Tuhan?
dengan kategori-kategori baru, Coba jelaskan.
seperti sebab-akibat, ruang, dan 2. Apakah menurut anda
waktu.4 keberadaan musik di gereja
sangat penting? Jika ya,
seberapa penting kah? Coba
jelaskan.
3. Bagaimana semangat juang
gereja anda menolong atau
meningkatkan kualitas
ibadah anda? Coba jelaskan.
4. Menurut anda, mengapa
orang-orang dalam jemaat
anda bangun dari tempat
tidurnya dan datang
beribadah ke gereja? Apakah
karena merupakan
kewajiban? Coba jelaskan.
4
Stephen Parker, “Faith Development Theory as a Context for Supervision of Spiritual and Religious Issues.” Counselor
Education & Supervision 49, no. 39 (September 2009), 42.
yang artinya bahwa 3. Apakah anda mencoba
keanekaragaman dan keyakinan itu menekan atau memanipulasi
belum disatupadukan sehingga perasaan emosional itu?
dapat membentuk satu kesatuan (artinya bahwa anda
yang menyeluruh.5 menyembunyikan perasaan
emosional yang diakibatkan
oleh penggunaan musik
dalam ibadah karena merasa
malu terhadap orang lain).
Coba jelaskan.
4. Ketika anda memeriksa
pelayanan ibadah di gereja
secara berhati-hati,
karakteristik Allah seperti
apakah yang paling
ditampakkan dalam ibadah
tersebut? Coba jelaskan.
5. Apakah gereja anda
melebihi waktu ibadah yang
sudah ditetapkan? Jika
demikian, berapa lama
kelebihannya? Bagaimana
merasakan ini? apakah hal
tersebut akan mempengaruhi
spiritual jemaat? Coba
jelaskan.
TAHAP 5: INDIVIDUATIF – 1. Sebutkan tradisi lokal dan
REFLEKTIF objek-objek suci dalam
Pada tahap ini muncul kesadaran lingkungan anda sebanyak
diri dan refleksi diri yang mungkin yang mampu anda
mendalam. Orang dewasa semakin sebutkan. Bagaimana hal-hal
kritis melihat perbedaan jati dirinya tersebut mengacaukan atau
yang dipersepsikan oleh orang lain memperkaya kehidupan
dengan yang ia alami sendiri. anda di tempat tersebut?
Dalam tahap ini seseorang Coba jelaskan.
menemukan identitasnya dan 2. Sehubungan dengan
terbuka pada realitas sosial yang pertanyaan diatas, apakah
ada.6 mitos atau kepercayaan
kebudayaan anda tersebut
mengacaukan iman anda
kepada Allah? Coba
jelaskan.
3. Di usia yang sekarang,
bagaimana anda
mendefinisikan keberadaan
Allah? Coba jelaskan.
5
Cremers, Tahap-Tahap Perkembangan, 135.
6
Cremers, Tahap-Tahap Perkembangan, 160-179.
TAHAP 6: TAHAP KONJUNGTIF 1. Apakah lingkungan tempat
Tahap konjungtif ini disebut juga tinggal anda memiliki
masa dewasa pertengahan karena masyarakat non-Kristen?
dialami pada usia 35-40 tahun. Jika ya, bagaimana anda
Fowler menggunakan istilah memahami kebenaran dan
kepercayaan konjungtif yang berarti kedalaman realitas Allah
menghubungkan, mengikat satu serta mencerminkan sikap
dengan yang lain. Istilah konjungtif tanggung jawab terhadap
mengarah pada segala hal yang kemajemukan agama yang
bersifat pertentangan yang pada ada? Coba jelaskan.
tahap sebelumnya dirasakan 2. Bagaimana anda
terpisah satu sama lain dan tidak bertanggungjawab terhadap
mungkin diperdamaikan, kini ibadah yang anda lakukan
dipersatukan dalam satu kesatuan setiap minggunya? Misalnya
utuh yang lebih tinggi, bersifat melalui keseharian anda.
dinamis, dan terus terbuka. Coba jelaskan.
Kepercayaan meningkatkan 3. Apakah musik
kepekaan dan sikap terbuka membangkitkan atau
terhadap kompleksitas kebenaran melemahkan semangat?
dan kedalaman realitas Allah serta Mengapa? Coba jelaskan.
mencerminkan sikap tanggung
jawab terhadap kemajemukan
agama. 7
12
Abineno, Ibadah Jemaat, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987), 53.
13
Abineno, Unsur-unsur Liturgika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 57-58