Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Skripsi (Hubungan Kedisiplinan siswa dengan prestasi

belajar IPS)
HUBUNGAN KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR
IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH
AL - JIHAD KELURAHAN KALIBARU
KECAMATAN CILODONG
KOTA DEPOK

Siti Rohmah
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah,
Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor
Jl. Raya Pemda Pajeleran Sukahati No.41 Kelurahan Sukahati Kecamatan
Cibinong Kabupaten Bogor
e-mail: sitiroh59@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya siswa yang tekadang kurang
disiplin dari segi sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari –hari, yang
terkadang berdampak pada prestasi siswa tersebut khususnya pada mata pelajaran
IPS di MI Al-Jihad, dengan disiplinnya seseorang penulis meyakini atau akan
berdampak kepada prestasi belajar di sekolah. Dengan kedisiplinan siswa dengan
prestasi belajar IPS.
Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Jihad. Populasi penelitian
263 siswa sedangkan sampelnya 43 orang dengan teknik Stratified Random
Sampling. Penelitian ini menerapkan metode korelasi dengan instrument penelitian
menggunakan angket untuk Kedisiplinan siswa dan Nilai Rapot untuk Prestasi
Belajar IPS. Data di analisis menggunakan teknik Korelasi Product Moment.
Hasil penellitian menunjukkan r hitung = 0,43 > r table = 0,3008. Dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara Kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar IPS. Begitu juga uji
signifikasi dengan uji t memperlihatkan t hitung 3,049> 1,682. Ini berarti hubungan
kedisiplinana siswa dengan Prestasi Belajar siswa adalah hubungan yang
signifikan, sedangkan kontribusi Kedisiplinan siswa dengan Prestasi belajar IPS
ditunjukkan oleh KD (Koefisien Determinasi) = 18,49% yang bermakna bahwa
Kedisiplinan siswa memberikan kontribusi sebesar 18,49% dengan prestasi belajar
IPS.

Kata kunci: Kedisiplinan Siswa, Prestasi Belajar IPS


Siti Rohmah
Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Study Program (PGMI), Faculty of
Tarbiyah, Laa Roiba National Islamic Institute Bogor

Jl. Raya Pemda Pajeleran Sukahati No.41 Kelurahan Sukahati Kecamatan


Cibinong Kabupaten Bogor
e-mail: sitiroh59@gmail.com
ABSTRACT

This research is backgrounded by the large number of students who


sometimes lack discipline in terms of attitudes and behaviors in daily life, which
sometimes has an impact on student achievement, especially in social studies
subjects at MI Al-Jihad, with the discipline of someone who believes or will have
an impact on learning achievement in school. With the discipline of students with
social studies learning achievements.
The study was conducted at the Ibtidaiyah Al-Jihad Madrasa. The study
population was 263 students while the sample was 43 people with the Stratified
Random Sampling technique. This study applies the correlation method with
research instruments using questionnaires for student discipline and report card
scores for social studies learning achievement. The data was analyzed using the
Product Moment Correlation technique.
The results of the research show that r count = 0.43 > r table = 0.3008. Thus
Ho is rejected and Ha is accepted. So it can be concluded that there is a relationship
between student discipline and social studies learning achievement. Likewise, the
significance test with the t test shows that the t count is 3.049> 1.682. This means
that the relationship between student discipline and student achievement is a
significant relationship, while the contribution of student discipline to social studies
learning achievement is shown by KD (Coefficient of Determination) = 18.49%,
which means that student discipline contributes 18.49% to social studies learning
achievement. .
Keywords: Student Discipline, Social Studies Learning Achievement
PENDAHULUAN
Menurut para ahli sekolah dipahami: Sebagai lembaga pendidikan formal.
Ditempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan
dan dikembangkan kepada anak didik. Oleh karena itu, sekolah menjadi satu
lingkungan yang khas sebagai lingkungan pendidikan. Para guru dan siswa terlibat
secara interaktif dalam proses pendidikan. Proses tersebut meliputi kegiatan
pendidikan, pembelajaran dan latihan. Kegiatan mendidik mengarah pada
peningkatan dan pertumbuhan afektif (sikap) yang terdiri dari moral., etik, mental,
spiritual dan prilaku positif. Sementara pembelajaran mengarah pada peningkatan
dan pertumbuhan kemampuan kognitif (pengetahuan), yang terdiri dari menghafal,
mengingat, analisis, sintesa, aplikasi dan evaluasi. Selanjutnya, latihan mengarah
pada peningkatan dan pertumbuhan psikomotorik (keterampilan) yang berkaitan
dengan mengajarkan hal-hal praktis. (Tulus, 2004 ; 1)
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara. Pada hakekatnya pendidikan sendiri merupakan
upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin
kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya
Permendikbud nomer 104 tahun 2014 menyatakan dalam konteks pendidikan
berdasarkan standar (standard-based education), kurikulum berdasarkan
kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas
(mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat
pencapaian kompetensi minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode,
teknik, dan model pembelajaran perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta
didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Pandangan pakar konstruktivisme sosial memandang belajar sebagai proses aktif
dimana peserta didik belajar menemukan prinsip, konsep, dan fakta untuk dirinya
sendiri, dan karena itu penting untuk mendorong berfikir intuitif pada peserta didik.
Demikian pula peserta didik membuat makna melalui interaksi dengan orang lain
dan dengan lingkungan tempat mereka hidup. Oleh karena itu pengetahuan
merupakan produk manusia dan dibentuk secara sosial dan kultural. Belajar bukan
suatu proses yang hanya terjadi di dalam jiwa seseorang, atau bukan perkembangan
perilaku yang bersifat pasif yang dibentuk oleh kekuatan eksternal dan belajar yang
bermakna itu terjadi apabila individu terlibat dalam kegiatan sosial (Achmad Rifa’i,
Catharin Tri Anni 2012:193).
Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan
dibutuhkan oleh setiap siswa. Keluarga merupakan salah satu panutan utama dalam
penanaman disiplin, karena apabila orang tua dirumah dari awal mengajarkan dan
mendidik anaknya untuk memahami dan mematuhi aturan maka akan mendorong
anak untuk mematuhi aturan. Pada sisi lain, anak yang tidak pernah dikenalkan pada
aturan maka akan berperilaku tidak disiplin pula. Untuk itu pembentukan sikap
disiplin harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini dalam kehidupan keluarga dan
sekolah, karena disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan
tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam
belajar. Selain keluarga yang menjadi panutan utama dalam pembentukan sikap
kedisiplinan, lembaga pendidikan yang sangat strategis untuk membimbing
perilaku siswa serta menanamkan sikap kedisiplinan adalah sekolah. Sekolah
merupakan salah satu faktor yang membentuk serta membina anggota masyarakat,
khususnya mereka yang sedang mengikuti pendidikan formal. Karena tugas sekolah
adalah untuk membentuk kepribadian, sikap, moral dan mental para siswa. Terkait
dengan hal tersebut maka pendidik harus bisa menanamkan pentingnya disiplin
bagi anak didiknya, karena dengan memiliki kedisiplinan tinggi maka pendidik
tersebut dikatakan berhasil untuk mendidik dengan benar.
Menurut Sofan (2013:162) menyatakan bahwa “kedisiplinan adalah sikap
sesorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata
tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan kesadaran diri”. Tujuan
disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang
nyaman terutama di kelas . Oleh karena itu Gordon (1996) menyatakan “ anak didik
perlu dibimbing dan ditunjukkan mana perbuatan yang melanggar tata tertib dan
mana perbuatan yang menunjang terlaksananya proses belajar yang baik. Dengan
demikian maka disiplin adalah sikap seseorang yang menunjukkan berperilaku
moral, ketaatan atau kepatuhan, tunduk terhadap peraturan serta pengawasan yang
berlaku dilakukan dengan senang hati dan penuh kesadaran diri dengan tujuan
mengembangkan diri agar berperilaku tertib untuk kebaikan bersama .
Adapun pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa adalah adanya
pengaruh positif kedisiplinan belajarterhadap siswa dalam belajar, sehingga
kedisiplinan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar. Siswa yang disiplin dalam
belajar akan lebih tertib dan giat dalam belajar, sehingga memiliki intensitas belajar
yang lebih banyak (Zamhuri, 2019). Terkait dengan hal ini akan membantu siswa
dalam memperkuat pemahaman dalam materi yang disampaikan oleh guru.Karena
itu, dalam prestasi belajar di MI Al-Jihad, salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi adalah adanya peraturan atau tata tertib dalam belajar dan seluruh siswa
harus menjalankan peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selain itu juga ada
faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar adalah adanya fasilitas yang
membantu proses belajar. Jika ditinjau dari observasi pada MI Al-Jihad ini sangat
kurang fasilitas belajar seperti kurangnya jumlah infokus, komputer, dan
laboratorium sehingga kurangnya penguatan pemahaman siswa dalam belajar.
Tulisan ini berupaya menguraikan tentang hubungan kedisiplinan siswa dengan
prestasi belajar pada Mata Pelajaran IPS di MI Al-Jihad.

Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu “prestasi” dan ”
belajar”. Pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Perstasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang
diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Kata prestasi
berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi belajar (achievement)
berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak peserta didik. (Moh. Zaiful Rosyid:2019,5)
Menurut Ahmad ( Seperti dikutip dalam Wahab ( 2015) bahwa istilah
prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di
dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai.
Menurut Noehi Nasution, menyimpulkan bahwa “belajar dalam arti luas dapat
diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya
suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat
bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya
perubahan sementara karena sesuatu hal. Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir
dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan. Menurut Djamarah (2002: 19), “Prestasi
adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual
maupun kelompok”.
Sementara itu, Muhibbin Syah sebagaimana yang diungkap Rohmalina
Wahab, dalam Psikologi Belajar, mengutip pendapat dari beberapa pakar psikologi
tentang definisi belajar, di anataranya adalah:
a) Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational psychology:
The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif ( a
process of progressive behavior adaptation);
b) Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat
Learning is change in organism due to experience which can affect the organism’s
behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia dan hewan) disebakan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut;
c) Witting dalam bukunya, Psychology of Learning, mendefinisikan belajar
sebagai: any relatively permanent change in an organisme’s behavioral repertoire
that occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap
terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman;
d) Biggs, dalam pendahuluan buku Teaching of Learning, mendefinisikan belajar
dalam tiga rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional, dan rumusan
kualitatif (Wahab, 2015).

Kedisiplinan
Disiplin belajar adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat yang berupa ketaatan terhadap
peraturan ditetapkan etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk
tujuan tertentu. “ Disiplin adalah oaring yang belajar atau yang secara sukarela
mengikuti pemimpinnya. Disiplin merupakan suatu kepatuhan atau ketaatan
seseorang didalam hati terhadap peraturan yang telah ditetapkan tanpa adanya suatu
paksaan atau tekanan dari manapun. Kedisiplinan dalam suatu pendidikan sangat
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga suasana belajar dan mengajar
berjalan dengan lancar saja. Tetapi untuk menjadikan pribadi siswa yang kuat.
Dengan adanya disiplin siswa akan terbantu dalam mencapai tujuan yang hendak
dicapai.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakin mengalami. “ Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental ( mendasr/pokok) dalam penyelengaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan.”
Menurut Nasutioan (1992:3) bahwa belajar adalah aktivitas yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individuyang belajar, baik secara
aktual maupun potensial.
Maka itu belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan
perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang baru pada arah yang lebih baik. Maka dari itu berhasil atau tidak
berhasil dalam pencapaian pendidikan sangat bergantug bagaimana proses belajar
siswa saat pembelajran berlangsung baik dilingkunagn sekolah, keluarga maupun
masyarakat.
Dalam Q.S. an-Nisa’ ayat 59 juga disebutkan:

‫شيش يَ ْيٍشَير دُُّ ْوُْدشِلَي شَِّٰه لِش‬ ‫شِْليم لُ لشمن ْ دك ْۚمشَيلا ْنشتيرنيا يز ْعتد ل‬ ‫وِشَُِسو يل ل‬ ‫يٰٓاييروهاشََِّ لذينشِمندرٰٓوِشِي لطيرعوِشَِّٰهِ ل‬
ْ َ‫شمش‬
ْ ْ ْ ْ َْ‫شِْد‬ ‫شِْيط ْير دع َّ د ْ ي‬ ‫ي ْ ي ي ْ ْ د ي ي‬
ِۗ ْ ‫شَُِْسوللشِل ْنشكنرتمشترؤلمنرونشبلاَّٰه لِشَِْ ْيرولم‬
ࣖ‫شِْي ْح يس دنشتيأ ْ لْي ْاًلش‬ ‫شِْل لخ لُشذَل ي‬
َّ ٌُ ‫كش يخي ْر‬ ْ ‫ي ي‬ ‫د ْ د ْ د ْ د ْ ي‬ ْ ‫ي َّ د‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu , Maka kembalilah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya ), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S. an-
Nisa:59).
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan sesungguhnya
amanah, perbuatan taat kepada Allah, taat kepada Rasullah serta taat kepada
pemimpin. Orang yang memiliki kedisiplinan adalah orang yang amanah, taat
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan
melaksanakan perintah Rasul Allah serta menaati seluruh peraturan yang telah
dibuat oleh pemimpin.
Kedisiplinan tersebut dapat dikaitkan dengan belajar, bahwasanya belajar
yang baik baik yaitu belajar yang de]isertai dengan sikap disiplin yakni didalam
sekolah siswa dapat menempatkan diri sesuai peraturan yang diharapkan oleh guru,
menaati peraturan yang telah ditetapkan sekolah, dapat membagi waktu dengan
baik sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut serta melaksanakan jadwal yang telah
dibuat.
Sikap disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh
siswa.Sikap disiplin siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan cara latihan-
latihan yang dapat memperkuat dengan jalan membiasakan diri untuk patuh pada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dengan cara membiasakan diri untuk
berdisiplin lambat launakan tumbuhkedasaran pada diri siswa yang selalu
mematuhi segala peraturan yang ada, dan sikap disiplin yang tumbuh dari kesadaran
dalam diri akan dapat bertahan lama serta akan melekat di dalam dirisiswa yang
terwujud dalam hidupnya.
Disiplin merupakan salah satu aspek pendidikan yang sangat penting untuk
diperhatikan. Sikap disiplin, dalam hal ini yaitu sikap disiplin siswa dalam belajar
mengajar, dan bahkan akan dapat berlanjut dan ikut mempengaruhi pencapian hasil
belajarnya. Kedisiplinan belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh para siswa
dalam rangka menyadari tugas dan tanggung jawab sebagai siswa, maka siswa yang
baik tentunya akan menggunakan waktunya untuk kepentingan belajar sebagai
aplikasi dari ketaatan dan kesadaran sebagai siswa. Kedisiplinan belajar merupakan
bentuk kepatuhan dan ketaatan siswa dalam menjalankan perturan-peraturan yang
telah ditetapkan oleh sekolah,sehingganya dapat terciptanya kedisiplinan belajar
dalam diri siswa serta mampu bertingkah laku sesuai peraturan diharapkan.
1. Unsur-unsur Kedisiplinan
a. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.
b. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan
keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut,
tekanan,paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
c. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah,
membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang
berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan
memperbaiki tingkah laku.
e. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran
perilaku.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplin Belajar
Menurut Syah (1995),kedisiplin belajar dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Lingkungan
b. Suasana emosional sekolah
c. Sikap terhadap pelajaran
d. Hubungan guru dan murid
Metode penelitian
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode
survei. Pengukurannya dilakukan dengan cara berikut: (1) Pengukuran dapat
dilakukan secara langsung melalui pertanyaan kepada Ressponden dengan
ungkapan Selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah; (2) Responden diberi
pertanyaan mengenai bagaimana keseharian mereka dalam menjalankan disiplinan
dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam kelas; (3) dalam mencari data
prestasi belajar siswa maka di ambilnya data dari hasil nilai rapot siswa dalam ujian
tengah semester ganjil; penelitian ini dilaksankan di di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Al – Jihad Jl. H. Abdul Ghani RT.02 . RW.02 No.1 Telp. ( 021 )
8790.3028 . Kelurahan Kalibaru , Kecamatan Cilodong, Kota Depok. Populasi
penelitian ini berjumlah 43 orang.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, sedangkan pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan korelasional. Pendekatan jenis ini bertujuan
untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki hubungan atau
korelasi atau tidak. Berangkat dari suatu teori, gagasan para ahli, ataupun
pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan-permasalahan yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Bentuk
penelitian kuantitatif penulis gunakan karena untuk mengetahui bagaimana
“Hubungan Kedisiplinan siswa dengan Prestasi Belajar IPS Kelas IV di MI Al-
Jihad Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok.” (Jurnal Online;
Repostory UNPAS, 23) . Dalam penelitian skripsi ini ada dua variabel yaitu sebagai
berikut;
a. Independen variabel (X) dalam hal ini adalah Kedisiplinan Siswa.
b. Dependen variabel (Y) dalam hal ini adalah prestasi Belajar siswa
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan bahwa terdapat dua macam
variable, yaitu :
1. Variabel Independen
Variabel Independen juga sering disebut juga dengan variable bebas yaitu
variable yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variable
independen.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen sering disebut juga dengan variable terikat yaitu
variable yang dipengaruhi oleh variable bebas.
Variable penilitian yang diteliti yaitu variable bebas dan variable terikat,
sesuai dengan judul skripsi yang diambil yang berjudul “Hubungan Kedisiplinan
siswa dengan Prestasi Belajar Kelas IV di MI Al-Jihad Kelurahan Kalibaru,
Kecamatan Cilodong, Kota Depok.”
Adapun yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah :
1. Hubungan Kedisiplinan Siswa , variable ini menjadi variable independen
( Variabel bebas ) yakni yang memberi pengaruh terhadap suatu hasil penelitian .
Variabel ini dibei tanda dengan symbol X.
2. Prestasi Belajar IPS Kelas IV di MI Al-Jihad Kelurahan Kalibaru,
Kecamatan Cilodong, Kota Depok , variable ini menjadi variable Dependen (
Variabel Terikat ) yaitu variabel yang menjadi hasil pengaruh dari variabel
independen.Variabel ini diberi tanda dengan symbol Y.
Bagan Desain Penelitian Korelasi

X Y
Keterangan :
Y : Prestasi Belajar IPS ( Variabel Terikat )
X : Kedisiplinan Siswa ( Variabel Bebas )

𝜀 : Variabel lain yang berpengaruh tapi tidak diteliti


Untuk memperoleh data yang diperhatikan maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Angket (Questionnaire) (Sugiyono, 2018:124) angket merupakan pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi kesepakatan pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket ini merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas


instrumen pada variabel kedisiplinan siswa dengan prestasi Belajar IPS, yaitu
dengan perhitungan manual.
𝑛 (∑ 𝑋𝑌) – (∑𝑋).(∑𝑦)
rxy= √{𝑛.∑𝑋2 – (∑𝑋)2}.{𝑛.∑𝑌2 – (∑𝑌)2}

Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
n : jumlah subyek
X : skor tiap item
Y : skor total
∑XY : hasil kali skor X dan Y untuk tiap responden
∑X : jumlah skor X
∑Y : jumlah skor Y
∑X2 :
jumlah kuadrat seluruh skor X
∑Y2 :
jumlah kuadrat seluruh skor X
Dengan syarat nilai koefisiensi korelasi t hitung > r tabel pada taraf signifikansi
5% instrumen dinyatkan valid.
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,03 dan derajat kebebasan (dk= n-2)
Kaidah keputusan: jika t hitung > t tabel berarti valid t hitung < t tabel berarti tidak
valid
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini diketahui bahwa rata-rata
skor angket tentang Kedisiplinan Siswa yang di isi oleh siswa Kelas IV di MI Al-
Jihad Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok sebesar 48,34
sedangkan rata-rata skor Prestasi Belajar IPS adalah 80,46.

Dan hasil pengujian koefisien korelasi Pearson Product Moment diperoleh


rhitung = 0,43 sedangkan rtabel = 0,3008. Begitu juga dengan menggunakan tabel
interpretasi koefisien korelasi rhitung 0,43 masuk pada katagori hubungan yang
sedang.
Mengingat rhitung 0,43 > rtabel 0,3008 maka dapat disimpulkan terdapat
Hubungan antara Kedisiplinan Siswa dengan Prestasi Belajar IPS kelas IV di
MI Al-Jihad Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok. Ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi Kedisiplinan Siswa maka siswa akan
semakin berprestasi dalam mata pelajaran IPS. Sebaliknya semakin rendah
Kedisiplinan Siswa maka siswa akan semakin tidak berprestasi dalam mata
pelajaran IPS. Hal-hal yang membuat Kedisiplinan Siswa memiliki hubungan
dengan Prestasi Belajar IPS karena disiplinnya para siswa dalam mengikuti
pembelajaran, absensi, perhatiannya terhadap guru pada saat pembelajaran,
mengerjakan tugas-tugas yang di berikan tanpa terlambat, dan banyak lainnya.
Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang “Hubungan


Kedisiplinan Siswa dengan Prestasi Belajar IPS” akhirnya dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Angka korelasi variabel Kedisiplinan Siswa (X) dengan variabel Prestasi
Belajar IPS(Y) adalah 0,43 Jika nilai korelasi tersebut ditafsirkan dengan tabel
interpretasi maka termasuk korelasi yang sedang.
2. Uji signifikasi dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel maka
didapatkan hasil untuk n = 43 taraf kesalahan 5% harga r tabel = 0,3008
sedangkan nilai r hitung 0,43, terlihat jelas bahwa r hitung lebih besar dari r
tabel. Maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikan
antara Kedisiplinan Siswa dengan Prestasi Belajar IPS.
3. Terdapat hubungan positif yang cukup atau sedang antara Kedisiplinan Siswa
dengan Prestasi Belajar IPS. Hal ini dapat di buktikan dengann hasil uji korelasi
Product Moment, dan interpretasi terhadap rxy dengan mencari df (Degrees of
freedom) atau derajat bebas sebagai berikut:
a. Nilai rxy yaitu 0,43 yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,599
menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara variable X dengan
variable Y dan termasuk pada korelasi yang sedang atau cukup. Ini
menunjukkan bahwa hubungan Kedisiplinan Siswa dengan Prestasi
Belajar IPS kelas IV di MI Al-Jihad Kelurahan Kalibaru, Kecamatan
Cilodong, Kota Depok berada pada level sedang atau cukup.
b. Nilai df (Degree of freedom) atau derajat kebebasan sebesar 41, dengan
rumus (df= N-nr = 43 – 2 = 41 ). Nilai df yaitu 41 dengan taraf
kepercayaan (signifikan) 5% maka diperoleh nilai r tabel yaitu 0,3008.
Hasil dari pencarian rtabel tersebut dimasukkan ke rumus hipotesis,
didapat 0,43 > 0,3008 atau rhitung > rtabel, artinya Ho ditolak dan Ha
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
Kedisiplinan Siswa dengan Prestasi Belajar IPS
c. Koefisien determinasi sebesar 18,49% (dibulatkan menjadi 18%)
dengan rumus (KD=(rxy)2x100%). Maka KD sebesar 18% dapat
dinyatakan bahwa Hasil belajar siswa ada hubungannya dengan
Kedisiplinan Siswa sebesar 18% sedangkan 82% ditentukan oleh faktor
lain.
Daftar Pustaka

Achmad Rifa’i, dan Catharina Tri Anni. (2009). Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
Ahmadi ,Abu Dan Widodo Supriyono. (1990). Psikologi Belajar Dan Mengajar.
Bandung : Sinar Baru
Amri, Sofan. (2013). Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dasar dan
Menengah. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara ,2000, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bandung. PT, Remaja Rosdakarya.
Ali, Imron 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: PT bumi
Aksara
Djamarah , Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Gordon, Thomas. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di
Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ibrahim, R dan Syaodih S, Nana. 1996. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta:
Jakarta.
Minarti,Sri, 2011, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri, Yogyakarta: AR-RUZZ Media
Mulyasa, E, 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Maria J. Wantah. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada
Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan karakter. Yogyakarta : Familia
Nasution (1992), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung ;
PT.Tarsito,.
Nursid ,Sumaatmadja, 2006, Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), Bandung: Alumni.
Purwanto ,Ngalim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia.Jakarta:PT
Rosda Jayaputra
Rosyid, Moh Zaiful, Mustajab, Aminol. 2019. Prestasi Belajar. Malang:
CV.Literasi Nusantara Abadi.
Rasyid dan Mansur, 2007. Penilaian Hasil Belajar, Bandung : Wacana Prima
Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri Sebagai Pribadi Yang Berkarakter).
Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin, 2001, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Sumantri, Numan. (2001). Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Rosda Karya
Sumadi Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: ALFABETA)
Wahab, Rohmalina. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai