belajar IPS)
HUBUNGAN KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR
IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH
AL - JIHAD KELURAHAN KALIBARU
KECAMATAN CILODONG
KOTA DEPOK
Siti Rohmah
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah,
Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor
Jl. Raya Pemda Pajeleran Sukahati No.41 Kelurahan Sukahati Kecamatan
Cibinong Kabupaten Bogor
e-mail: sitiroh59@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya siswa yang tekadang kurang
disiplin dari segi sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari –hari, yang
terkadang berdampak pada prestasi siswa tersebut khususnya pada mata pelajaran
IPS di MI Al-Jihad, dengan disiplinnya seseorang penulis meyakini atau akan
berdampak kepada prestasi belajar di sekolah. Dengan kedisiplinan siswa dengan
prestasi belajar IPS.
Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Jihad. Populasi penelitian
263 siswa sedangkan sampelnya 43 orang dengan teknik Stratified Random
Sampling. Penelitian ini menerapkan metode korelasi dengan instrument penelitian
menggunakan angket untuk Kedisiplinan siswa dan Nilai Rapot untuk Prestasi
Belajar IPS. Data di analisis menggunakan teknik Korelasi Product Moment.
Hasil penellitian menunjukkan r hitung = 0,43 > r table = 0,3008. Dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara Kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar IPS. Begitu juga uji
signifikasi dengan uji t memperlihatkan t hitung 3,049> 1,682. Ini berarti hubungan
kedisiplinana siswa dengan Prestasi Belajar siswa adalah hubungan yang
signifikan, sedangkan kontribusi Kedisiplinan siswa dengan Prestasi belajar IPS
ditunjukkan oleh KD (Koefisien Determinasi) = 18,49% yang bermakna bahwa
Kedisiplinan siswa memberikan kontribusi sebesar 18,49% dengan prestasi belajar
IPS.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu “prestasi” dan ”
belajar”. Pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Perstasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang
diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Kata prestasi
berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi belajar (achievement)
berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak peserta didik. (Moh. Zaiful Rosyid:2019,5)
Menurut Ahmad ( Seperti dikutip dalam Wahab ( 2015) bahwa istilah
prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di
dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai.
Menurut Noehi Nasution, menyimpulkan bahwa “belajar dalam arti luas dapat
diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya
suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat
bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya
perubahan sementara karena sesuatu hal. Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir
dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan. Menurut Djamarah (2002: 19), “Prestasi
adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual
maupun kelompok”.
Sementara itu, Muhibbin Syah sebagaimana yang diungkap Rohmalina
Wahab, dalam Psikologi Belajar, mengutip pendapat dari beberapa pakar psikologi
tentang definisi belajar, di anataranya adalah:
a) Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational psychology:
The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif ( a
process of progressive behavior adaptation);
b) Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat
Learning is change in organism due to experience which can affect the organism’s
behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia dan hewan) disebakan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut;
c) Witting dalam bukunya, Psychology of Learning, mendefinisikan belajar
sebagai: any relatively permanent change in an organisme’s behavioral repertoire
that occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap
terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman;
d) Biggs, dalam pendahuluan buku Teaching of Learning, mendefinisikan belajar
dalam tiga rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional, dan rumusan
kualitatif (Wahab, 2015).
Kedisiplinan
Disiplin belajar adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat yang berupa ketaatan terhadap
peraturan ditetapkan etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk
tujuan tertentu. “ Disiplin adalah oaring yang belajar atau yang secara sukarela
mengikuti pemimpinnya. Disiplin merupakan suatu kepatuhan atau ketaatan
seseorang didalam hati terhadap peraturan yang telah ditetapkan tanpa adanya suatu
paksaan atau tekanan dari manapun. Kedisiplinan dalam suatu pendidikan sangat
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga suasana belajar dan mengajar
berjalan dengan lancar saja. Tetapi untuk menjadikan pribadi siswa yang kuat.
Dengan adanya disiplin siswa akan terbantu dalam mencapai tujuan yang hendak
dicapai.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakin mengalami. “ Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental ( mendasr/pokok) dalam penyelengaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan.”
Menurut Nasutioan (1992:3) bahwa belajar adalah aktivitas yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individuyang belajar, baik secara
aktual maupun potensial.
Maka itu belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan
perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang baru pada arah yang lebih baik. Maka dari itu berhasil atau tidak
berhasil dalam pencapaian pendidikan sangat bergantug bagaimana proses belajar
siswa saat pembelajran berlangsung baik dilingkunagn sekolah, keluarga maupun
masyarakat.
Dalam Q.S. an-Nisa’ ayat 59 juga disebutkan:
شيش يَ ْيٍشَير دُُّ ْوُْدشِلَي شَِّٰه لِش شِْليم لُ لشمن ْ دك ْۚمشَيلا ْنشتيرنيا يز ْعتد ل وِشَُِسو يل ل يٰٓاييروهاشََِّ لذينشِمندرٰٓوِشِي لطيرعوِشَِّٰهِ ل
ْ َشمش
ْ ْ ْ ْ َْشِْد شِْيط ْير دع َّ د ْ ي ي ْ ي ي ْ ْ د ي ي
ِۗ ْ شَُِْسوللشِل ْنشكنرتمشترؤلمنرونشبلاَّٰه لِشَِْ ْيرولم
ࣖشِْي ْح يس دنشتيأ ْ لْي ْاًلش شِْل لخ لُشذَل ي
َّ ٌُ كش يخي ْر ْ ي ي د ْ د ْ د ْ د ْ ي ْ ي َّ د
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu , Maka kembalilah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya ), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S. an-
Nisa:59).
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan sesungguhnya
amanah, perbuatan taat kepada Allah, taat kepada Rasullah serta taat kepada
pemimpin. Orang yang memiliki kedisiplinan adalah orang yang amanah, taat
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan
melaksanakan perintah Rasul Allah serta menaati seluruh peraturan yang telah
dibuat oleh pemimpin.
Kedisiplinan tersebut dapat dikaitkan dengan belajar, bahwasanya belajar
yang baik baik yaitu belajar yang de]isertai dengan sikap disiplin yakni didalam
sekolah siswa dapat menempatkan diri sesuai peraturan yang diharapkan oleh guru,
menaati peraturan yang telah ditetapkan sekolah, dapat membagi waktu dengan
baik sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut serta melaksanakan jadwal yang telah
dibuat.
Sikap disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh
siswa.Sikap disiplin siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan cara latihan-
latihan yang dapat memperkuat dengan jalan membiasakan diri untuk patuh pada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dengan cara membiasakan diri untuk
berdisiplin lambat launakan tumbuhkedasaran pada diri siswa yang selalu
mematuhi segala peraturan yang ada, dan sikap disiplin yang tumbuh dari kesadaran
dalam diri akan dapat bertahan lama serta akan melekat di dalam dirisiswa yang
terwujud dalam hidupnya.
Disiplin merupakan salah satu aspek pendidikan yang sangat penting untuk
diperhatikan. Sikap disiplin, dalam hal ini yaitu sikap disiplin siswa dalam belajar
mengajar, dan bahkan akan dapat berlanjut dan ikut mempengaruhi pencapian hasil
belajarnya. Kedisiplinan belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh para siswa
dalam rangka menyadari tugas dan tanggung jawab sebagai siswa, maka siswa yang
baik tentunya akan menggunakan waktunya untuk kepentingan belajar sebagai
aplikasi dari ketaatan dan kesadaran sebagai siswa. Kedisiplinan belajar merupakan
bentuk kepatuhan dan ketaatan siswa dalam menjalankan perturan-peraturan yang
telah ditetapkan oleh sekolah,sehingganya dapat terciptanya kedisiplinan belajar
dalam diri siswa serta mampu bertingkah laku sesuai peraturan diharapkan.
1. Unsur-unsur Kedisiplinan
a. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.
b. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan
keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut,
tekanan,paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
c. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah,
membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang
berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan
memperbaiki tingkah laku.
e. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran
perilaku.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplin Belajar
Menurut Syah (1995),kedisiplin belajar dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Lingkungan
b. Suasana emosional sekolah
c. Sikap terhadap pelajaran
d. Hubungan guru dan murid
Metode penelitian
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode
survei. Pengukurannya dilakukan dengan cara berikut: (1) Pengukuran dapat
dilakukan secara langsung melalui pertanyaan kepada Ressponden dengan
ungkapan Selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah; (2) Responden diberi
pertanyaan mengenai bagaimana keseharian mereka dalam menjalankan disiplinan
dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam kelas; (3) dalam mencari data
prestasi belajar siswa maka di ambilnya data dari hasil nilai rapot siswa dalam ujian
tengah semester ganjil; penelitian ini dilaksankan di di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Al – Jihad Jl. H. Abdul Ghani RT.02 . RW.02 No.1 Telp. ( 021 )
8790.3028 . Kelurahan Kalibaru , Kecamatan Cilodong, Kota Depok. Populasi
penelitian ini berjumlah 43 orang.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, sedangkan pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan korelasional. Pendekatan jenis ini bertujuan
untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki hubungan atau
korelasi atau tidak. Berangkat dari suatu teori, gagasan para ahli, ataupun
pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan-permasalahan yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Bentuk
penelitian kuantitatif penulis gunakan karena untuk mengetahui bagaimana
“Hubungan Kedisiplinan siswa dengan Prestasi Belajar IPS Kelas IV di MI Al-
Jihad Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok.” (Jurnal Online;
Repostory UNPAS, 23) . Dalam penelitian skripsi ini ada dua variabel yaitu sebagai
berikut;
a. Independen variabel (X) dalam hal ini adalah Kedisiplinan Siswa.
b. Dependen variabel (Y) dalam hal ini adalah prestasi Belajar siswa
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan bahwa terdapat dua macam
variable, yaitu :
1. Variabel Independen
Variabel Independen juga sering disebut juga dengan variable bebas yaitu
variable yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variable
independen.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen sering disebut juga dengan variable terikat yaitu
variable yang dipengaruhi oleh variable bebas.
Variable penilitian yang diteliti yaitu variable bebas dan variable terikat,
sesuai dengan judul skripsi yang diambil yang berjudul “Hubungan Kedisiplinan
siswa dengan Prestasi Belajar Kelas IV di MI Al-Jihad Kelurahan Kalibaru,
Kecamatan Cilodong, Kota Depok.”
Adapun yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah :
1. Hubungan Kedisiplinan Siswa , variable ini menjadi variable independen
( Variabel bebas ) yakni yang memberi pengaruh terhadap suatu hasil penelitian .
Variabel ini dibei tanda dengan symbol X.
2. Prestasi Belajar IPS Kelas IV di MI Al-Jihad Kelurahan Kalibaru,
Kecamatan Cilodong, Kota Depok , variable ini menjadi variable Dependen (
Variabel Terikat ) yaitu variabel yang menjadi hasil pengaruh dari variabel
independen.Variabel ini diberi tanda dengan symbol Y.
Bagan Desain Penelitian Korelasi
X Y
Keterangan :
Y : Prestasi Belajar IPS ( Variabel Terikat )
X : Kedisiplinan Siswa ( Variabel Bebas )
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
n : jumlah subyek
X : skor tiap item
Y : skor total
∑XY : hasil kali skor X dan Y untuk tiap responden
∑X : jumlah skor X
∑Y : jumlah skor Y
∑X2 :
jumlah kuadrat seluruh skor X
∑Y2 :
jumlah kuadrat seluruh skor X
Dengan syarat nilai koefisiensi korelasi t hitung > r tabel pada taraf signifikansi
5% instrumen dinyatkan valid.
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,03 dan derajat kebebasan (dk= n-2)
Kaidah keputusan: jika t hitung > t tabel berarti valid t hitung < t tabel berarti tidak
valid
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini diketahui bahwa rata-rata
skor angket tentang Kedisiplinan Siswa yang di isi oleh siswa Kelas IV di MI Al-
Jihad Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok sebesar 48,34
sedangkan rata-rata skor Prestasi Belajar IPS adalah 80,46.
Achmad Rifa’i, dan Catharina Tri Anni. (2009). Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
Ahmadi ,Abu Dan Widodo Supriyono. (1990). Psikologi Belajar Dan Mengajar.
Bandung : Sinar Baru
Amri, Sofan. (2013). Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dasar dan
Menengah. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara ,2000, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bandung. PT, Remaja Rosdakarya.
Ali, Imron 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: PT bumi
Aksara
Djamarah , Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Gordon, Thomas. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di
Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ibrahim, R dan Syaodih S, Nana. 1996. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta:
Jakarta.
Minarti,Sri, 2011, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri, Yogyakarta: AR-RUZZ Media
Mulyasa, E, 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Maria J. Wantah. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada
Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan karakter. Yogyakarta : Familia
Nasution (1992), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung ;
PT.Tarsito,.
Nursid ,Sumaatmadja, 2006, Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), Bandung: Alumni.
Purwanto ,Ngalim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia.Jakarta:PT
Rosda Jayaputra
Rosyid, Moh Zaiful, Mustajab, Aminol. 2019. Prestasi Belajar. Malang:
CV.Literasi Nusantara Abadi.
Rasyid dan Mansur, 2007. Penilaian Hasil Belajar, Bandung : Wacana Prima
Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri Sebagai Pribadi Yang Berkarakter).
Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin, 2001, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Sumantri, Numan. (2001). Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Rosda Karya
Sumadi Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: ALFABETA)
Wahab, Rohmalina. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers