Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KRIYA LOGAM

DI DESA TUMANG CEPOGO BOYOLALI


Aan Sudarwanto dan Kuntadi Wasi Darmojo *)

ABSTRAK

Artikel yang merupakan hasil pengabdian pada masyarakat ini, mengambil tema
Pengembangan Industri Kriya Logam. Adapun tujuannya untuk meningkatkan daya saing industri
kriya logam yang berada di desa Tumang Cepogo Boyolali. Dengan menitikberatkan pada
penanganan kualitas produk dan kecepatan produksi sehingga mampu bersaing sebagai produk
ekspor.
Metode atau pendekatan yang digunakan di dalam pengembangan industri kriya logam ini
antara lain menggunakan pendidikan pelatihan dengan teknik ceramah, interaktif, bimbingan dan
pendampingan. Kemudian dilakukan supervisi desain dan aplikasinya serta pemberian stimulasi
peralatan teknologi tepat guna untuk memecahkan persoalan produksi.
Problem utama UKM khususnya kriya logam di desa Tumang adalah penggunaan alat yang
sederhana, merupakan salah satu sebab mengapa produk kriya tidak bisa memenuhi permintaan
pasar dalam waktu yang singkat. Sehingga diperlukan strategi bagaimana memecahkan
permasalahan tersebut. Disamping itu banyak permasalahan-permasalahan lain yang diperlukan
penanganan sebagai bentuk strategi pengembangan. Diantaranya penanganan permasalahan bahan
baku, desain, alat produksi, strategi promosi, pemasaran dan pengelolaan sumber daya manusia.
Fokus dari kegiatan pemberdayaan ini lebih diarahkan pada pada aspek peningkatan kualitas
produksi Kerajinan logam yang meliputi penguatan sistem produksi, penguatan sumber daya
manusia, pemanfaatan teknologi tepat guna, perancangan desain, dan branding produk yang
akhirnya bermuara pada eksport hasil produk kerajinan logam.

Kata kunci : Pemberdayaan, kriya logam, kualitas

PENDAHULUAN yang paling menonjol adalah kerajinan logam


Kriya merupakan kegiatan seni yang dimana konsentrasi penggunaan bahan baku
menitik beratkan kepada keterampilan yang utama didominasi bahan baku logam seperti
mengolah berbagai macam bahan baku yang tembaga, aluminium dan kuningan. Hal ini
sering ditemukan di lingkungan sekitar kita, seperti yang terdapat di di Desa Tumang
mengubah menjadi benda-benda yang tidak Cepogo Boyolali.
hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai Kerajinan logam di Desa Tumang
estetis. Sebuah karya kriya umumnya dibuat merupakan warisan budaya turun-temurun2.
dengan menggunakan keterampilan tangan Sebagian besar warga Tumang memiliki
(hand skill) dan memperhatikan segi keterampilan membuat kerajinan tembaga,
fungsional (kebutuhan fisik) dan keindahan aluminium dan kuningan secara turun
(kebutuhan emosional).1 Karya kriya atau bisa menurun. Pada mulanya desa ini banyak
juga disebut dengan produk kriya, memproduksi peralatan rumah tangga seperti
dikategorikan sebagai karya seni rupa terapan. dandang, wajan, kwali, kendil, dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, karya kriya identik Seiring kemajuan jaman, kerjinan tembaga
dengan seni kerajinan. Salah satu kerajinan dan kuningan di Desa Tumang mengalami
perkembangan, dengan sentuhan kreativitas.
1
Soegeng Toekio, at all, 1987, Pengantar
2
Apresiasi Seni Rupa, ASKI Surakarta, p. 12 Wawancara dengan sudarto, 5 Maret 2016

* Aan Sudarwanto dan Kuntadi Wasi Darmojo, Jurusan Kriya Fakultas seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta

61
62 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Vol. 7 No.1, Mei-Oktober 2018

Akhirnya produk-produk yang diproduksi kini satu pelatihan yang lebih intensif. Dalam hal
dapat menjadi barang-barang seni kerajinan ketrampilan dasar keteknikan kriya logam.
yang bermutu tinggi. Produk kriya logam Kedua pengusaha tersebut dapat dikatakan
tembaga, aluminium dan kuningan di Desa sudah memilikinya, namun dalam hal aplikasi
Tumang hingga kini terus mengalami teknologi dan efisiensi masih membutuhkan
perkembangan, tak hanya memproduksi pelatihan dan pendampingan. Demikian
benda-benda kerajinan dalam ukuran kecil, halnya dengan upaya untuk menciptakan
tetapi dibeberapa home industri di Tumang desain dan pembuatan merk dagang,
juga mengerjakan berbagai pesanan hiasan keduanya dapat dikatakan belum mampu
dalam ukuran besar, misalnya hiasan gapura, sehingga masih sangat membutuhkan hasil
hiasan relief, kubah tempat ibadah, dan lain kajian ilmiah dari akademisi perguruan tinggi.
sebagainya. Atas dasar realitas tentang potensi dan
Berpijak dari kondisi sentra kerajinan peluang usaha, aspek produksi dan
logam di desa Tumang tersebut dan dikaitkan manajemen usaha, serta eksistensi sumber
dengan program pemberdayaan masyarakat, daya yang dimiliki kedua pengusaha maka
maka dipilih mitra kegiatan untuk perusahaan nampak jelas begitu perlunya dilakukan
kriya logam, yakni dua pengusaha bernama kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
Sudarto-Sukarni dan Slamet Amik yang difokuskan pada pemberdayaan kerajinan
dianggap mewakili profil sentra kerajinan logam bagi kedua perusahaan kerajinan logam
logam desa Tumang. Saat ini Sudarto bersama tersebut.
istrinya Sukarni sedang merintis kerajinan
logam tembaga dan kuningan bernama “CV. METODE PELAKSANAAN
Kusuma Logam” dan berkeinginan untuk Metode pelaksanaan kegiatan yang
mengembangkan usaha produksinya sampai dipilih akan sangat menentukan tingkat
dapat menembus pasar luar negri. Sedangkan keberhasilan suatu kegiatan. Adapun
Slamet Amik adalah pemuda yang beberapa metode yang digunakan pada
berkeinginan mengembangkan perusahaan kegiatan ini adalah meliputi hal-hal sebagai
kerajinan logamnya dengan bendera “CV. berikut:
Amik Art Gallery” yang berdomisili di desa 1. Metode ceramah plus.
Tumang kecamatan Cepogo kabupaten Merupakan metode yang bertujuan
Boyolali. Desa Tumang merupakan desa yang memberikan pengetahuan dan petunjuk-
terletak di dataran tinggi yang menjadi petunjuk dimana terdapat audien yang
primadona kabupaten Boyolali, karena bertindah sebagai pendengar. Ceramah,
merupakan jalur objek wisata, hawanya dapat dilakukan dengan cara kreatif dan
dingin, dan pemandangan alam yang elok. inovatif 3 . Metode ceramah plus adalah
Fokus dari pemberdayaan ini lebih metode mengajar yang menggunakan lebih
diarahkan pada pada aspek peningkatan dari satu metode, yakni metode ceramah
kualitas produksi Kerajinan logam yang yang digabung dengan metode lainnya. Pada
meliputi penguatan sistem produksi, kegiatan ini perpaduan metode yang
penguatan sumber daya manusia, digunakan adalah metode ceramah plus
pemmanfaatan teknologi tepat guna, demonstrasi dan latihan
perancangan desain, dan branding produk 2. Metode bimbingan dan pendampingan.
yang akhirnya bermuara pada eksport hasil Pendampingan dilakukan oleh
produk kerajinan logam. fasilitator atau pendamping kegiatan.
Sumber daya manusia yang dimiliki Fasilitator tugasnya lebih sebagai pendorong,
oleh dua pengusaha Sudarto-Sukarni dan penggerak, katalisator, motivator, pengarah
Slamet Amik kebanyakan tenaga kerja yang
direkrut adalah para pemuda dan kerabat di
lingkungan sekitar lokasi yang kesemuanya
masih memerlukan pembinaan dalam hal 3
Soedarsono RM, Metodologi Penelitian Seni
ketrampilan, sehingga masih perlu diberikan Pertunjukan dan Seni Rupa, (Bandung : MSPI, 2001) p.57
Aan Sudarwanto dan Kuntadi Wasi Darmojo, Strategi Pengembangan Industri Kriya Logam ... [ 63

dan pembimbing 4 Pasca kegiatan pelatihan pengembangan eksperimen finishing


kegiatan selanjutnya adalah praktek produksi tersebut adalah menggunakan Teknik
produk kerajinan. Pendampingan menjadi Powder Coating.
sangat penting untuk membimbing dan Powder coating merupakan teknik
menjaga kualitas produk yang dihasilkan. finishing dengan proses pelapisan pada
3. Desain dan Aplikasinya. permukaan objek yakni benda kerajinan yang
Metode ini untuk memberi beberapa terbuat dari aluminium dengan suatu lapisan
alternatif desain baru bagi UKM mitra yang film. Secara ringkas dapat dijelaskan sebagai
berbasis pada program rancang bangun berikut.
komputer desain. Powder coating dalam bentuk
4. Pengadaan peralatan dan perlengkapan. film bubuk digunakan dalam lapisan tipis
Sebuah produksi agar tercapai workpiece kemudian dilarutkan dalam
efektifitas dan efisiensi produksi, perlunya bentuk film dan dipanaskan untuk
didukung peralatan dan perlengkapan polimerisasi dan mengawetkan coating.
produksi. Peralatan dan perlengkapan ini Powder dilekatkan pada permukaan
dapat yang bersifat tepat guna maupun yang profil aluminium/Besi dengan
bersifat pabrikasi. menggunakan alat electric spray gun.
Partikel yang bermuatan negatif
PEMBAHASAN diletakkan ke benda kerja. Besarnya
Strategi pengembangan industri kriya muatan partikel tersebut tergantung dari
logam di desa Tumang dilakukan dengan besarnya medan listrik (E) ketika muatan
mengambil mitra yang mempresentasikan negatif gaya yang timbul tergantung arus
UKM sebagai bentuk konsentrasi yang mengalir dan lamanya waktu yang
pengembangan. Kemudian dilakukan digunakan. Pada saat powder coating
pemataan permasalahan yang ada, baru disemprotkan arahnya tidak lurus ke
dilakukan langkah-langkah tindakan. Beberapa benda kerja tetapi membentuk suatu
tindakan yang dilakukan bersifat mendasar wrap round effect. Hal ini akan memberi
atau basic, merupakan fondasi sebagai keuntungan karena powder coating
langkah pengembangan pada tahap dapat menjangkau bagian yang
5
berikutnya. Beberapa aspek yang ditangani terlindungi .
antara lain bahan baku, desain produk, alat
produksi, manajemen dan pengembangan Dari ekperimen ini diharapkan terjadi
sumber daya manusia. Penanganan aspek- peningkatan nilai jual produk dan sekaligus
aspek tertebut sebagai bentuk strategi dapat menjadi tambahan variasi produk UKM
pengembangan industri kriya logam adalah mitra di desa Tumang Cepogo Boyolali.
sebagai berikut.
1. Bahan Baku
Bahan baku produk yang
dipergunakan di mitra kerajinan logam
Tumang adalah salah satunya logam
alluminium. Dari bahan baku tersebut dicoba
untuk dikembangkan agar mempunyai nilai
tambah. Pengembangkan bahan baku
alluminium dilakukan dengan
eksperimentasi finishing yang tujuan untuk
meningkatkan nilai jual. Adapun hasil

4
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan Dan Model Model
5
Pemberdayaan, (yogyakarta : Gava Media, 2004), p. 76 Diambil dari sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Powder_coating pada
tanggal 9 Juli 2017
64 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Vol. 7 No.1, Mei-Oktober 2018

b. Pengembangan desain fungsi yang lebih


ergonomis
c. Desain berkarakter dengan ciri khusus
Produk beridentitas berfungsi sebagai
penanda bahwa unit usaha UKM
menghasilkan produk dengan ciri kusus yang
dapat diketahui konsumen. Disamping itu
berfungsi untuk membedakan dengan
penjual atau usaha UKM lain yang sejenis
sehingga memiliki nilai yang berbeda.
Identitas produk dapat berbentuk logo,
nama, trademark atau gabungan dari
keseluruhannya. Perusahaan yang peka
dengan suatu identitas produk akan
menyadari bahwa nama brand adalah
identitas diri dari sebuah perusahaan dan
menjadi nilai tambah dalam penjualan
produk mereka. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kloter bahwa Brand berfungsi
mengidentifikasi barang atau jasa dari
seseorang atau sekelompok penyaji dan
membedakan dari produk sejenis dari penyaji
lain. 6 Merupakan value yang ditawarkan
kepada konsumen, terlebih jika dipandang
dari sudut pandang konsumen, maka nama
brand adalah total akumulasi dari semua
pengalaman yang dialami dan dibangun
berdasarkan kontak dengan konsumen.
Mengingat pentingnya hal tersebut
maka dalam strategi pengembangan desain
produk pada kegiatan pengabdian ini, aspek
produk beridentitas menjadi skala prioritas.
Langkah awal yang telah dilakukan antara
Gambar 1. Proses pewarnaan dengan powder Coating,
menggunkan elektrik spray gun yang disemprotkan
lain :
dengan arah memutar (Foto : Sudarto, 2017) a. Membuat desain logo perusahaan
b. Membuat desain label produk
c. Pengaplikasian logo pada sarana dan
2. Desain Produk media promosi, terdiri dari Papan
Setrategi pengembangan desain nama perusahaan, Katalog produk,
produk terbagi menjadi 3 karakter yang Kop surat, Kartu Nama, Web, Media
bertujuan untuk menghasilkan produk yang on line
lebih menarik agar tidak bergantung pada d. Pengaplikasian logo pada produk
produk pesanan sehingga diharapkan yang dihasilkan, dengan
stabilitas produksi dan ketahanan usaha menggunakan teknik press dan
dapat lebih baik. Ketiga karakter sebagai teknik tempel yang desesuaikan
bentuk strategi pengembangan desain dengan karakter produk yang
tersebut antara lain. dihasilkan.
a. Pengembangan desain produk
beridentitas
6
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran, Edisi
Milenium, Jakarta: PT. Prenhallindo. P.163
Aan Sudarwanto dan Kuntadi Wasi Darmojo, Strategi Pengembangan Industri Kriya Logam ... [ 65

Beberapa desain pengembangan juga


dilakukan dengan memberikan motif sebagai
ciri khas produk mitra yakni motif kusuma
logam. Selain itu beberapa produk fungsional
mitra seperti milkcan 7 juga dibuat desain
pengembangannya dengan menggunakan
kaidah ergonomic sebagai alternative varian
produk. Hasil pengembangan desain produk
yang dilakukan pada UKM mitra dapat dilihat
pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Desain pengembangan produk ember


pemerah susu dengan
tambahan sentuhan motif bunga kusuma yang telah di
stilir menjadikan
tampak lebih berkarakter

Gambar 2. Desain pengembangan produk milk


can dengan tambahan
sentuhan motif bunga kusuma yang telah di
stilir menjadikan
tampak lebih berkarakter.
Gambar 4. Desain pengembangan produk milk
can dengan tambahan kucu (tempat
penuangan) sehingga lebih ergonomis dan
tambahan sentuhan motif bunga kusuma
yang telah di stilir menjadikan tampak lebih
berkarakter

7
Milk can merupakan tempat untuk menampung dan
menyimpan sementara susu hasil pemerahan, untuk Gambar 5 Desain pengembangan produk
segera dikirim ke MCC (Milk Collecting Center) maupun ember pemerah susu dengan tambahan
ke Industri Pengolahan Susu yang jarak dan waktu corong (tempat penuangan) sehingga lebih
ergonomis dan tambahan sentuhan motif
tempuhnya tidak lebih 2 jam dari proses pemerahan.
bunga kusuma yang telah di stilir menjadikan
Alat ini berbahan stainless steel/aluminium, berpenutup tampak lebih berkarakter
rapat dan umumnya berkapasitas 5, 10, 20, 30, 40, 50
liter. Spesifikasi berdasarkan SK Ditjen Peternakan No. 3. Pengembangan Alat Produksi
17/1983 tentang wadah susu.
66 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Vol. 7 No.1, Mei-Oktober 2018

Untuk meningkatkan proses meningkatkan produktivitas produksi yang


produksi agar hasil produksi dapat semula apabila sehari seorang perajin hanya
lebih presisi dan waktu pengerjaan menghasilkan satu buah produk secara
dapat lebih dipersingkat maka manual, kemudian setelah mempergunakan
dilakukan perancangan alat mesin hasil rekayasa tersebut sehari bisa
teknologi tepat guna (TTG) yang menghasilkan minimal 20 buah produk,
berfungsi sebagai pembentukan spin dengan demikian munculnya mesin rekayasa
dasar. Alat tersebut sangat tersebut mendorong produktivitas bagi
membantu dalam membuat perajin di mitra kerajinan logam Tumang.
komponen-komponen produk Adapun alat Teknologi Tepat Guna (TTG) ini
kerajinan logam dalam mendukung merupakan hasil rekayasa dari mesin bubut
proses pembentukan. Adapun bekas, yang dirubah menjadi mesin spaning,
rancangan alat tepat guna tersebut dimana yang awalnya berfungsi sebagai mesin
dapat dilihat pada gambar berikut. bubut beralih fungsi menjadi mesin untuk
membuat bentuk cembung-cekung dengan
teknik menekan putar. Metode perancangan
dilakukan dengan cara memodifikasi dari
berbagai elemen yang ada terutama pada
bagian sumbu as putaran dan landasan pisau
serta sekaligus roda penekannya. Dari
elemen-elemen tersebut direkayasa dengan
diganti terutama pada bagian landasan pisau
dan pada sumbu as sebagai tempat benda
Gambar 6. Desain alat Teknologi Tepat Guna (TTG)
yang akan menjadi landasan tempat benda
sebelum Control gigi yang dibuat. Kemudian dari landasan pisau
direkayasa merupakan mesin bubut bekas (untuk diganti dengan bentuk yang sederhana berupa
membuat bubutan) plat baja setebal 1 cm dengan dilengkapi baut
sebagai controling pisau penekan, selanjutnya
pada kedua bagian sumbu as diberi matras
dari baja/kayu sebagai model untuk membuat
bentuk, (bentuk matras bervariasi sesuai
bentuk produk yang diinginkan), maka
dengan demikian alat tersebut yang semula
merupakan alat mesin bubut berubah menjadi
Gambar 7. Desain alat Teknologi Tepat Guna (TTG) alat mesin spining.
setelah direkayasa
menjadi Mesin Spining (untuk membuat bentuk dengan
menekan)

Perlu diketahui bahwa esensi dari


rekayasa mesin teknologi tepat guna ( TTG )
ini adalah merupakan salah satu solusi dari
permasalah yang ada di mitra kerajinan logam
Tumang terutama mengenai proses produksi
(teknik pembentukan), berangkat dari temuan
dilapangan tersebut kemudian dilakukan
perancangan terkait dengan salah satu
peralatan yang menunjang proses produk di
mitra kerajinan logam Tumang yakni Gambar 8. Pembentukan manual dengan teknik kenteng
melakukan rekayasa membuat alat Teknologi yakni plat logam dibentuk dengan cara dipukul terus
Tepat Guna (TTG). Tujuannya untuk menerus
membentuk sebuah objek yang diinginkan.
Aan Sudarwanto dan Kuntadi Wasi Darmojo, Strategi Pengembangan Industri Kriya Logam ... [ 67

hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku


yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang
yang bersangkutan atau orang yang
bersangkutan tidak memberikan respon atau
tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang
diharapkan. Pada UKM kerajinan logam kami
cobakan dengan cara system buka tutup
dimana kinerja karyawan diukur dengan hasil
yang dihasilkan. Sedangkan jika terjadi
kesalahan produksi maka akan diukur tingkat
kesalahannya kemudian diberikan punishment
perupa pengurangan pembayaran. Secara
Gambar 9. Alat hasil rekayasa teknologi tepat guna, rinci model reward dan punishment dapat
merubah mesin bubut menjadi alat pembentuk plat dilihat dalam tabel berikut.
logam dengan tekniik tekan putar. Merupakan
langkah merubah kecepatan produksi menjadi
lebih baik sehingga menjadi salah satu solusi
memecahkan permasalahan kelambanan
produksi.

Tabel Model reward dan punishment dengan


4. Pengembangan Manajemen dan menetapkan angka sangsi sesuai dengan tingkat
Pemasaran kesalahan dan angka reward sesuai dengan tingkat
Hasil dari penanganan manajemen ketepatan waktu pengerjaan
dan pesaran pada kegiatan ini diawali dengan
dilakukannya kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang menjadi dasar penerapan 5. Pengembangan SDM
system manajemen dan pemasaran. Berangkat dari temuan di lapangan
Pendidikan dan pelatihan ditekankan pada bahwa salah satu kendala untuk eksistensi
dua aspek antara lain, aspek pengelolan kerajinan logam di Tumang adalah mulai
karyawan dengan system reward dan berkurangnya tenaga perajin terutama
panisment. Sedangkan aspek pengelolan mengenai tenaga membuat bentuk dengan
pemasaran dengan system on line melalui teknik ondel (kenteng) dan kurangnya
pembuatan web site. Penghargaan (reward) pemahaman terhadap pembuat desain
merupakan sebuah bentuk apresiasi kepada sebuah produk. Berangkat dari kasus tersebut
suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik maka dalam program pengabdian ini merasa
oleh dan dari perorangan ataupun suatu perlu adanya program pendidikan dan
lembaga yang biasanya diberikan dalam pelatihan desain terkait dengan produk
bentuk material atau ucapan. Dalam kerajinan logam di Tumang. Pendidikan dan
organisasi ada istilah insentif, yang merupakan pelatihan mengenai desain tersebut
suatu penghargaan dalam bentuk material melibatkan para perajin yang bekerja di kedua
atau non material yang diberikan oleh pihak mitra kerajinan logam tersebut yang ditambah
pimpinan organisasi perusahaan kepada beberapa perajin logam yang lain namun
karyawan agar mereka bekerja dengan masih dalam satu wilayah perajin logam di
menjadikan modal motivasi yang tinggi dan Tumang. Jumlah para peserta ada sekitar 15
berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perajin yang rata masih berumur antara 17 –
perusahaan. 30 tahun, kenapa demikian karena dari umur
Sedangkan punishment merupakan tersebut diharapkan para perajin bersedia
sebuah cara untuk mengarahkan sebuah untuk melakukan praktik membuat desain
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku sampai pada prototipe.
yang berlaku secara umum. Dalam hal ini,
68 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Vol. 7 No.1, Mei-Oktober 2018

Materi pendidikan dan pelatihan di sistem pemasaran dan muncul produk baru
mitra kerajinan logam Tumang tersebut dari hasil pengembangan desain.
meliputi antara lain : estetika, ukuran yang
ideal, memahami kehendak konsumen,
karakter konsumen, penguasaan pengalaman
tentang produk dan pengenalan ornamen, DAFTAR PUSTAKA
selain itu juga diberikan meteri terkait
bagaimana cara membuat desain secara baik Ambar Teguh Sulistiyani, 2004, Kemitraan Dan
dan benar serta mengenai bagaimana Model Model Pemberdayaan, yogyakarta
membuat packejing. Adapun tujuan dari : Gava Media
pendidikan dan pelatihan tersebut adalah
untuk menumbuhkan dan meningkatkan Soegeng Toekio, at all, 1987, Pengantar
kesadaran para perajin logam di Tumang Apresiasi Seni Rupa, ASKI Surakarta
terutama para tenaga perajin di kedua mitra
kerajinan logam Tumang yakni CV kusuma Soedarsono RM, 2001, Metodologi Penelitian
Logam dan Amik Galleri, sehingga setelah Seni Pertunjukan dan Seni Rupa,
mengikuti pendidikan dan pelatihan desain Bandung : MSPI
tersebut para perajin logam di Tumang bisa
dan memiliki motivasi untuk melakukan Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran,
kreativitas di bidang produk melalui desain. Edisi Milenium, Jakarta: PT.
Prenhallindo.
KESIMPULAN
Pengembangan industri kriya logam di https://id.wikipedia.org/wiki/Powder_coating
desa Tumang Cepogo Boyolali ini, menjadi
sebuah kegiatan penting ketika berangkat dari
permasalahan mendasar yang dialami oleh
para pengrajin. Kegiatan pengabdian kepada Narasumber wawancara:
masyarakat yang dipusatkan di sentra
kerajinan logam desa Tumang ini, mendapat Sudarto, perajin logam, usia 53 tahun
apresiasi yang baik di masyarakat kususnya Alamat: Desa Tumang, Kecamatan Cepogo,
pada dua perusahaan yang menjadi mitra Kabupaten Boyolali
pengabdian, dimana setelah dilakukan
pendidikan pelatihan, pendampingan,
perancangan desain dan supervisi terjadi
beberapa beberapa perubahan dan
peningkatan diantaranya dari aspek
kecepatan prosuksi khususnya setelah muncul
penerapan teknologi tapat guna (TTG) pada
teknik spinning. Awalnya pengrajin hanya
mengenal teknik pembentukan manual
dengan cara ondel dan kenteng yang dalam
pengerjaanya sangat lamban. Sebagai
gambaran untuk pembuatan milk can dengan
cara kenteng manual dalam satu hari hanya
menghasilkan satu karya. Namun setelah
digunakan alat TTG dalam satu hari dapat
menghasilkan 20 buah karya. Selain itu,
terjadi juga peningkatan dan perubahan
dibeberapa aspek. Antara lain terjadi
kenaiakan omset penjualan, terjadi
peningkatan efektifitas cara kerja, munculnya

Anda mungkin juga menyukai