Anda di halaman 1dari 40

Diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh kelulusan di mata kuliah desain

produk 4

Di Susun Oleh :
MUHAMMAD REZLHA GHIRVANY
NIM : 20109010

FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN DESAIN PROGRAM STUDI


DESAIN PRODUK UNIVERSITAS TRILOGI
Jakarta, Jl. TMP. Kalibata No.4, RT.4/RW.4, Duren Tiga, Kec. Pancoran, Jakarta, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 1276
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan sektor penting dalam
perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Hal ini bukan tidak mungkin akan
terus meningkat jika masyarakat telah sadar akan penting nya era industri kreatif.
Salah satunya dalam subsektor industri kreatif, yaitu desain produk. Desain Produk
adalah rangkaian usaha untuk mempelajari dan merencanakan benda pakai yang
fungsional, ergonomis, dan estetis sehingga menjadi lebih bernilai dan bermanfaat
bagi penggunanya (konsumen).Dalam sektor industri kreatif sub sektor desain produk
Banyak daerah di Indonesia yang berkembang perekonomiannya lewat industri
kerajinan. Konsep industri kerajinan merupakan aktivitas yang berbasis kreativitas
yang mana nantinya berpengaruh terhadap perekonomian dan kesejahteraan
masyarakatnya serta sektor industri kerajinan ini juga yang mampu menyerap tenaga
kerja yang sangat tinggi.
Indonesia memiliki keragaman kerajinan tangan yang sangat kaya dan
bervariasi. Hal ini disebabkan oleh keberagaman budaya, tradisi, dan keahlian yang
dimiliki oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Menurut (Suprapto 1985: 16) kerajinan
tangan lah yang menghasilkan barang-barang bermutu seni, maka dalam prosesnya
dibuat dengan rasa keindahan dengan ide-ide yang murni sehingga menghasilkan
produk yang berkualitas mempunyai bentuk yang indah dan menarik. Kerajinan
tangan Indonesia merupakan bagian penting dari kebudayaan Indonesia dan juga
menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak masyarakat di seluruh Indonesia.
Selain itu, kerajinan tangan Indonesia juga menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan
domestik dan mancanegara salah satunya dalam kerajinan tangan makrame.
Yessidida makramé adalah UMKM yang bergerak di bidang crafter
berlokasikan di Cikarang selatan yang didirikan oleh ibu Yessi berumur 40. usaha ini
sudah berdiri sejak tahun 2019, berlatar belakang kegemaran bu Yessi terhadap
kerajinan tangan sehingga menimbulkan ide usaha kerajinan tangan menganyam dan
simpul menggunakan media tali makrame. contoh produk yang sudah di hasilkan
berupa marchendise seperti tas,wall décor,tirai, dan gantungan kunci berbabahn tali
macrmae. Produk - produk yang di jual Yessida macrmame dapat di order melalui
media social Instagramnya @yessidida yang dimana di laman postingan instgram
terdapat beberbagi katalog produk yang di jual. namun seiring berjalannya usaha ini
permintaan pasar terhadap produk – produk terbaru meningkat sehingga Yessidida
macramé berencana untuk berinovasi mengembangkan produk berupa lampu gantung,
karena produk tersebut mempunyai trent terkini sehingga Yessidida macramé ingin
memperluas target pasar dengan mengembangkan desain macramé menjadi produk
lampu gantung seperti di kutip dari sumber berita leatique.com yang berjudul Trent
Interior Dekorasi Rumah Import Tahun 2023.
Makrame adalah seni mengikat benang atau tali untuk membuat berbagai
produk dekoratif atau fungsional. Teknik dasar makrame melibatkan mengikat
simpul-simpul secara teratur untuk menciptakan pola atau desain yang berbeda.
Beberapa contoh produk kerajinan tangan makrame antara lain gantungan pot
tanaman, tali gantung, tirai, dekorasi dinding, tas, gelang, kalung dan masih banyak
lagi. Selain simpul dasar seperti simpul ikat, simpul datar, dan simpul bulat, ada
banyak teknik lain dalam makrame yang dapat digunakan untuk menciptakan
berbagai macam desain yang indah dan kompleks. Dalam pengembanganya makrame
dapat di jadikan sebagai prdouk yang memiliki nilai jual tinggi, karena memiliki
keindahan dalam visual bentuknya sehingga dapat dikembangkan lebih luas lagi,
salah satunya yaitu menjadi lampu hias makrame. dalam pembuatan lampu makrame,
selain teknik simpul, penggunaan material untuk rangka sangatlah penting. Bambu
sebagai salah satu material pendukung rangka lampu makrame karena mempunyai
daya lentur sehingga dapat di eksplorasi dalam segi bentuknya.
Dalam karakteristiknya Bambu memiliki kekuatan yang baik dan tahan
terhadap tekanan. Selain itu Bambu juga memiliki ketahanan yang baik terhadap
perubahan suhu dan kelembaban, sehingga dapat bertahan dalam berbagai kondisi
lingkungan . Dan bambu merupakan bahan yang fleksibel, mudah untuk dibentuk dan
diolah sesuai dengan desain yang diinginkan. Salah satunya dalam pembuatan frame
lampu gantung dengan berbagai bentuk dan ukuran yang unik. serat dan tekstur alami
bambu memberikan sentuhan estetika yang menarik dan alami pada lampu gantung,
menciptakan nuansa hangat dan alami di dalam ruangan. Keuntungan lainnya bambu
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan cepat. Pohon bambu
tumbuh dengan cepat dan dapat dipanen dalam waktu yang relatif singkat tanpa
menyebabkan kerusakan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam perancangan
dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana mengembangkan desain lampu gantung dengan menggunakan
material makrame dan dipadupadankan material bambu pada UMKM
Yessidida macramé pada UMKM Yessidida macramé
2. Bagaimana cara mengkombinasikan material rangka bambu dan makrame
sehingga menghasilkan produk lampu gantung (desain)

1.3 Batasan Masalah


1. Bagaimana pengembangan bentuk lampu gantung yang dihasilkan dari
mengkombinasikan material makrame dan bambu.
2. Bagaimana penerapan teknik yang digunakan dalam proses pembentukan
lampu gantung dari material makrame dan bambu

. 1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penulis dari penelitian ini adalah dapat membantu UMKM Yessidida
macramé dalam mengembankan produk makrame serta memberi wawasan tentang
material – material yang dapat di padukan dalam pembuatan produk dengan
material makrame agar terciptanya inovasi baru dalam pembuatan produk
makrame

1.5 Manfaat Penelitian


1) Dapat membantu UMKM Yessidida macramé berinovasi dalam produk
kerajinan tangan yaitu makrame sehingga dapat memperluas segmen pasar
serta dapat meningkatkan penjualannya
2) Dapat memberikan wawasan tentang pengembangan produk secara desain
dan material yang dapat di padukan dengan berbagai material lain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengembangan


.
Pengembangan adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan dan rencana untuk
membuat dan meningkatkan suatu produk sehingga menjadi lebih berguna dan
meningkatkan kualitasnya, sebagai langkah menuju penciptaan mutu yang lebih baik.
Menurut Sugiyono (2009: 297), pengembangan atau research and development
(R&D) adalah aktifitas riset dasar untuk mendapatkan informasi kebutuhan pengguna
(needs assessment), kemudian dilanjutkan kegiatan pengembangan (development)
untuk menghasilkan produk dan mengkaji keefektifan produk tersebut. Selain itu
menurut Mulyatiningsih (2012: 161), penelitian dan pengembangan bertujuan untuk
menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan.
pengembangan produk ialah metode yang dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk menciptakan produk atau ide baru, atau memperbaiki produk yang sudah lama
agar bisa memenuhi kebutuhan pasar dan konsumen. Definisi pengembangan produk
menurut Assauri (2015) adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam
menghadapi kemungkinan perubahan produk ke arah yang lebih baik, sehingga dapat
memberikan dayaguna maupun daya pemuas yang lebih besar.

2.2 Sejarah Makrame


Makrame mempunyai arti dalam bahasa Arab yaitu susunan kisi-kisi.
Sedangkan, macrame dalam Bahasa Turki yang memiliki arti rumbai-rumbai atau
migrama yang merujuk pada penyelesaian atau penyempurnaan garapan lap dan
selubung muka dengan simpul. Pada abad ke-13, teknik makrame mencapai puncak
popularitasnya di Negara Arab. Dalam penggunaan istilah seperti arabeschi atau
moreschi dalam konteks makrame menandakan bahwa bagian Timur Negara Arab
adalah tempat asal seni kerajinan tangan tersebut. Meski begitu, seni membuat simpul
telah ditemukan pada relief di Siria sejak tahun 850 SM.
Makrame dalam Sejarahnya berawal dari didorong oleh para pedagang yang
mengenalkannya dari daerah ke daerah, terutama oleh para pelaut. Saat ini, teknik
mengikat tali untuk membuat kerajinan makrame juga menjadi populer di Indonesia.
Sehingga kesenian membuat anyaman simpul berbahan kain atau tali ini sangat
dekoratif, makrame dapat digunakan sebagai pajangan rumah atau dalam ukuran yang
lebih kecil bisa sebagai aksesoris busana. Menurut (Sispayani 2012) makrame adalah
sebuah bentuk seni kerajinan simpul- menyimpul dengan menggarap rantaian benang
awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai
benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai.
UMKM makrame di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dalam
beberapa tahun terakhir. Produk anyaman makrame biasanya digunakan sebagai
dekorasi dinding, gorden, tempat pot tanaman, hiasan lampu, tas, dan lain sebagainya.
Ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan UMKM makrame di Indonesia,
antara lain:
1. Minat konsumen yang meningkat: Makrame telah menjadi tren dekorasi yang
populer di kalangan konsumen muda dan urban, terutama di era digital dan media
sosial yang memungkinkan produk makrame dapat diakses dengan mudah dan
menjadi inspirasi bagi penggunaan dekorasi di rumah.
2. Kreativitas pelaku usaha: Para pelaku usaha makrame di Indonesia memiliki
kreativitas tinggi dan selalu mengembangkan produk-produk baru dengan desain
yang unik dan inovatif, sehingga mampu menarik minat konsumen.
3. Kemudahan akses internet dan media sosial: Kemajuan teknologi dan penetrasi
internet yang semakin luas memudahkan pelaku usaha makrame untuk
memasarkan produk mereka secara online melalui platform e-commerce dan
media sosial, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
4. Dukungan pemerintah: Pemerintah Indonesia telah memberikan dukungan dan
fasilitas untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM, termasuk pelaku
usaha makrame. Di antaranya dengan memberikan bimbingan teknis, pelatihan,
pemasaran, dan akses pendanaan.
Dengan perkembangan yang pesat ini, UMKM makrame di Indonesia memiliki
potensi yang besar untuk terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Diharapkan
dengan dukungan yang terus diberikan oleh pemerintah dan adanya inovasi dari
pelaku usaha, UMKM makrame dapat semakin berkembang dan berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2.2.1 Jenis – jenis Tali yang di gunakan dalam membuat makrame :

1) Tali katun berwarna putih dan memiliki tekstur yang kasar. Mengutip buku
Pendidikan Keterampilan, meski terbilang cukup lentur, tali katun sangat kuat
sehingga dapat dibuat beberapa bentuk simpul untuk menghasilkan makrame
yang bagus.

Gambar 1. Tali Katun


Sumber : Edelmac

2) Tali linen kuat dan halus serta dapat memberikan visualisasi yang indah pada
makrame. Ada berbagai macam warna yang dapat menjadi pilihan, mulai dari
warna-warna lembut sampai warna terang, seperti merah, biru, dan kuning.
3) Tali acrylic merupakan tali yang seratnya sangat halus. Itu sebabnya, jenis tali ini
Gambar 2. Tali Linen
sangat cocok digunakan untuk busana yang dibuat dengan teknik makrame.
Sumber : thearenye

Gambar 3. Tali Acrylic


Sumber : mimimoist

4) Tali jute/Goni cenderung tidak terang atau suram. Teksturnya juga sangat kasar
sehingga tidak cocok digunakan untuk produk seni makrame yang memiliki
fungsi pakai. Jenis tali ini biasanya digunakan untuk benda hias.

Gambar 4. Tali Jute/Goni


Sumber : Murmer100k
5) Tali nylon memiliki sifat seperti sutra, baik dari segi visual maupun teksturnya.
Tali ini terlihat sangat indah, tetapi cenderung licin untuk disimpul. Ujung-ujung
talinya akan menjuntai dan mudah terlepas dari pilinannya.

Gambar 5. Tali Nylon


Sumber : Raja Alat Kapal

2.2.2 Teknik – Teknik dalam pembuatan makrame

1) Slip knot adalah salah satu teknik simpul paling dasar dan mudah
dilakukan. Untuk membuat simpul slip knot, cukup melepas tali
yang dekat dengan ujung dengan cara menarik talinya

Gambar 6. Teknik Slip knot


Sumber :101Knots
2) larks head knot/Simpul awal adalah Teknik yang dilakukan
dengan awalan mengikatkan tali ke dalam kayu, letakkan tali ke
bawah lalu masukkan ujung tali ke tengah dan kencangkan
3) Half knot/Simpul spiral adalah Teknik yang membutuhkan dua
tali. Terdapat dua bagian dalam teknik ini. Pertama, dua tali yang
letaknya di tengah akan diikat dan akan selalu diam. Kedua, tali
yang berada di kanan kiri digunakan untuk mengikat

Gambar 7. Teknik larks head knot/Simpul awal


Sumber :Hippie Moments
4) Double half hitch adalah Teknik yang dibuat dengan cara
meluruskan tali dasar sesuai arah serta sudut untuk pegangan. Tali
yang digunakan tersebut bisa dipilih dari mana saja

Gambar 8. Teknik Half knot/Simpul spiral


Sumber :101Knots

Gambar 9. Teknik Double half hitch adalah


Sumber :101Knots

5) Mounting knot adalah teknik yang dilakukan kebalikan dari larks


head knot. Tali diletakkan di atas, lalu di tarik dan diikat simpul di
kanan kiri

Gambar 10. Teknik Mounting knot


Sumber :Olga macrame site
6) Squreknot adalah teknik yang membutuhkan 4 tali untuk
membuatnya. Caranya hampir sama dengan half knot, namun
disimpul secara bergantian di sisi kanan dan sisi kiri

Gambar 11. Teknik Square knot


Sumber :Audubon Vermont

2.3 Pengertian Bambu

Bambu adalah jenis tumbuhan rumput-rumputan yang memiliki batang


berongga dan beruas-ruas, serta berakar serabut. Tumbuhan bambu ini memiliki
banyak manfaat, yaitu kuat dan fleksibilitasnya yang tinggi. Tanaman ini memilik
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan. Bambu tersebar
luas di wilayah tropis di tiga benua, yaitu Asia, Afrika, dan Amerika. Meskipun
demikian, Asia menjadi wilayah dengan penyebaran bambu terbesar di dunia. Bambu
memiliki sifat yang baik dan mudah dimanfaatkan, dengan material yang mudah
dibelah, mudah dibentuk atau fleksibel. bambu sendiri dapat ditemukan didataran
rendah sampai dengan pegunungan sehingga bambu mudah didapatkan dan terdapat
keuntungan dalam penggunaan bambu yaitu (Widnyana, 2008):
Bambu mempunyai sifat fleksibel yang sangat tinggi, sehingga sangat cocok
untuk diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Beberapa sifat bambu adalah memiliki
keleturan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu yang mempunyai tekstur keras,
dan bambu juga mempunyai berat yang ringan, sehingga sangat cocok untuk
digunakan sebagai bahan untuk membuat berbagai jenis produk. Dengan sifat-sifat
tersebut, bambu dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk dan menjadi bahan yang
sangat fleksibel untuk membuat berbagai produk, seperti furniture, dan lain
sebagainya.

2.3.1 jenis jenis bambu :

Di Indonesia terdapat lebih kurang 140 jenis bambu. Bambu merupakan


tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi kehidupan. Berikut uraian
beberapa jenis bambu yang mempunyai manfaat dan nilai ekonomisnya
kehidupan. Berikut uraian beberapa jenis bambu yang mempunyai manfaat dan
nilai ekonomisnya. (Fahriyah, 2019: 15).
1) Bambu Ampel
2) Bambu Andong
3) Bambu Betung
4) Bambu Bali
5) Bambu Apus
6) Bambu Cendani
7) Bambu Gendang
8) Bambu Hitam
9) Bambu Jepang

2.3.2 Teknik teknik Treantmen bambu dalam pembuatan material


bambu menjadi produk
1) Tehnik Coiling

Gambar 12. Teknik Coiling


Sumber : Gitahastarika’s

Tehnik Coiling adalah metode baru dalam memproses bambu. Prosesnya


dimulai dengan mengupas bambu hingga tipis dan memotongnya menjadi
bagian-bagian. Kemudian, bagian terluar bambu diambil untuk dijadikan
strip panjang yang dililitkan menjadi bentuk bulat. Setelah itu, proses
penghalusan dilakukan pada permukaannya.

2) Tehnik laminasi

Gambar 13. Teknik Laminasi


Sumber : HousingEstate

Tehnik Laminasi merupakan tehnik yang telah melalui proses pengolahan


bambu, sehingga bambu yang dihasilkan memiliki kekuatan dan bentuk
yang menyerupai dengan kayu. Prosesnya dimulai dengan pembuatan
lembaran bambu yang tipis, kemudian direkatkan menggunakan lem
khusus sehingga membentuk struktur yang kuat.

3) Tehnik Anyam

Gambar 14. Teknik Anyam


Sumber : Ceritaihsan

Tehnik anyam merupakan teknik pengolahan kerajinan dari bambu


dengan cara menumpuk atau menyilangkan bahan hingga membentuk
suatu produk yang memiliki nilai fungsional.

4) Tehnik Bending

Gambar 15. Teknik Bending


Sumber : wikiHow

merupakan salah satu metode pembentukan yang umumnya digunakan


dalam pembuatan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti komponen
mobil, pesawat, dan peralatan rumah tangga. Bending dilakukan dengan
memberikan tekanan pada bagian tertentu sehingga mengalami deformasi
plastis.

5) Teknik Lattice adalah tehnik yang dilakukan dengan cara pengikiran


bambu untuk mengurangi ketebalan bambu, sehingga ujung dari bambu
mengecil dan cocok dengan diameter alat bantu tradisional yang
digunakan untuk membentuk ruji.

2.4 Sejarah lampu

Definisi kata lampu dalam kamus bahasa Indonesia adalah perangkat yang
memberikan cahaya. Awal Perkembangan lampu dimulai dengan di temukannya
lampu pijar yang lalu di kembangkan dan dicari inovasinya berupa kumparan sumber
cahaya yang paling efisien. Pada tahun 1870-an, Thomas Alva Edison dari Menlo
Park, Negara bagian New Jersey, Amerika Serikat mendapatkan paten pertamanya
pada bulan April 1879 untuk lampu pijar. Dengan seiring Berjalan nya waktu pada
tahun 1932 ditemukan dilampu pendar dengan gas sodium tekanan rendah, dan tahun
1935 dikembangkan lampu pendar merkuri, dan kemudian tahun 1939 berhasil
dikembangkan lampu Fluorescen, yang biasa dikenal dengan lampu neon.

2.4.1 Sejarah Perkembangan lampu

1) Lampu minyak
Pada abad ke-18, Yaitu awal mula dari evolusi lampu di Eropa. Desain
lampu yang mengalami kemajuan signifikan ini dibuat dengan
menggunakan sumber bahan bakar yang ditutup rapat dalam logam, dan
tabung logam yang dapat disesuaikan untuk mengontrol intensitas
pembakaran bahan bakar sehingga mempengaruhi intensitas cahaya.
Ditambahkan cerobong kaca kecil untuk melindungi api dan mengontrol
aliran udara ke api. Ahli kimia dari Swiss, Ami Argand, adalah orang yang
memperkenalkan lampu minyak ini pada tahun 1783.
2) Lampu Busur karbon
Dengan hadirnya listrik, kemajuan lampu juga terpengaruh. Pada tahun
1801, Sir Humphrey Davy menemukan lampu karbon busur listrik. Prinsip
kerja lampu itu adalah dengan menghubungkan dua batang karbon ke
sumber listrik. Ujung lain dari batang berjarak sehingga arus listrik
melewati "busur" karbon penguapan dan menghasilkan cahaya putih yang
intens. Kekurangan dari lampu ini adalah mencemari udara melalui emisi
uap karbon.

3) Lampu Pijar
Pada tahun 1808, lampu bola mulai diproduksi oleh ahli dari Inggris
Warren de la Rue yang menggunakan kumparan platinum. Namun, bola
lampu ini terlalu mahal dan umurnya sangat singkat. Namun, penemuan de
la Rue tersebut diteruskan W. R. Glove pada 1840. Glove menemukan
bola lampu bola dengan kumparan platinum yang dapat digunakan secara
praktis sebagai lampu listrik. Pada tahun 1860, Swan melanjutkan
penemuan tersebut dengan menciptakan bola lampu karbon dengan kertas
karbonisasi dan pemrosesan serat kapas dengan asam sulfat.
4) Lampu neon
Pada tahun 1911, Georges Claude menemukan lampu neon. Dia membuat
tabung dengan neon sebagai gas di dalamnya, ketika dua elektroda di
kedua ujung tabung diberi tegangan tinggi, benda itu memancarkan cahaya
merah terang. Dengan cepat, lampu neon menjadi hiasan populer di luar
bangunan komersial di kota-kota di seluruh dunia. Sampai saat ini, lampu
neon telah dikembangkan dalam berbagai bentuk, termasuk neon flex yang
memiliki bentuk seperti kabel sehingga dapat dibentuk sesuai keinginan.
5) Lampu Led
Lampu LED adalah salah satu komponen elektronik yang terdiri dari
bahan semi konduktor jenis dioda yang dapat menghasilkan cahaya. Riset
mengenai lampu ini dimulai pada tahun 1907 ketika Henry Joseph Round
menemukan bahwa bahan anorganik dapat menyala ketika arus listrik
diterapkan. Pada tahun 1962, Nick Holonyak dari Amerika Serikat
mengembangkan luminescense merah pada dioda (tipe GaAsP) yang
memulai industri LED.
2.4.2 Macam macam lampu hias dan kegunaanya

1. Lampu Hias Gantung

Gambar 16. Lampu gantung


Sumber : Alibaba

Lampu gantung merupakan Jenis lampu hias yang paling umum


dan bisa digunakan di seluruh ruangan salah satunya ruang tamu.
Cahaya yang dipancarkan oleh lampu gantung lebih luas dan
terang dibandingkan dengan lampu hias jenis lainnya.
2. Lampu hias dinding

Gambar 17. Lampu dinding


Sumber : Ruparupa

Lampu dekorasi dinding merupakan jenis lampu dekorasi yang


ditempel di dinding. Lampu dekorasi dinding dapat menambah
kesan mewah dan elegan pada hunian. Efek cahaya yang
dihasilkan oleh lampu tersebut memberikan sentuhan eksotis pada
bagian ruangan tertentu. Bentuk cahaya yang terpancar
dipengaruhi oleh desain lampu dekorasi dinding.
3. Lampu hias lantai

Gambar 18. Lampu lantai


Sumber : Alibaba

Lampu hias Lantai juga dikenal sebagai standing lamp karena


memiliki tiang tegak yang ditempatkan di lantai. Lampu ini
memiliki ketinggian sekitar seorang dewasa. Lampu hias lantai
bisa ditempatkan di sudut ruangan untuk meningkatkan keindahan
tempat tersebut.
4. Lampu hias meja

Gambar 19. Lampu meja


Sumber : AliExpress
lampu meja biasanya di letakkan diatas sebelah meja tempat tidur,
area belajar, atau meja pajangan. Lampu mejanya memang
cenderung memberikan cahaya yang lebih lembut dibandingkan
dengan jenis lampu hias lainnya.
2.4.5. Jenis lampu berdasarkan kegunaanya :
1. General light atau pencahayaan umum memberikan cahaya yang
merata di seluruh ruangan. Tujuan dari pencahayaan umum adalah
untuk memberikan kenyamanan pada ruangan agar terlihat cerah
dan nyaman untuk beraktivitas.

Gambar 20. General light


Sumber : Pinhome

2. Spotlight atau pencahayaan sorot memberikan cahaya yang


terfokus pada area atau objek tertentu. Tujuan dari pencahayaan
sorot adalah untuk menyoroti area yang ingin ditekankan atau
sebagai aksen untuk menciptakan suasana tertentu.
Gambar 21. Spotlight
Sumber : mybest

3. Ambient light atau pencahayaan suasana memberikan cahaya yang


lembut dan merata pada seluruh ruangan. Tujuan dari pencahayaan
suasana adalah untuk memberikan suasana yang santai dan nyaman
pada ruangan.

Gambar 22. Ambient light


Sumber : Loxone
4. Snap light adalah jenis sumber cahaya portabel yang biasanya
digunakan untuk keperluan darurat atau kegiatan outdoor. Snap
light berbentuk tabung kecil yang terbuat dari plastik dan di
dalamnya terdapat campuran bahan kimia yang dapat
menghasilkan cahaya ketika diaktifkan.
Gambar 23. Snap light
Sumber : Tokopedia (virlie engineering co)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan penelitian


Design thinking adalah metode penyelesaian masalah yang berfokus pada
pengguna/user. Tahapan yang ada dalam design thinking yaitu Emphatize,
Define, Ideate, Prototype, dan Test (Ford, 2010). Design thinking merupakan
proses pendekatan atau metode pemecahan masalah yang menggabungkan unsur
kognitif, kreatif, dan praktis untuk memenuhi kebutuhan pengguna manusia.
3.1.1 Jenis penelitian
Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode
kualitatif dimana penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah yang
digunakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan
penemuan serta Pendekatan penelitian kualitatif yaitu suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang
menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. teknik dalam
pengumpulan data metode kualitatif ini dengan melakukan wawancara,
observasi dan brainstotrming.
3.1.2 Unit Analisis
1) Objek Penelitian
Objek penelitian adalah UMKM yang bergerak di badang kerajinan tangan
makrame yang ingin mengembangkan produk lampu menggunakan
material makrame di kombinasikan dengan material bambu.
2) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada UMKM Yessidida makramé berlokasikan di
Kabupaten Bekasi kecamatan Cikarang Selatan.

3.2 Tehnik Pengumpulan data

3.2.1 Observasi
Cresswell (2010: 267) menyatakan bahwa observasi kualitatif merupakan
observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk
mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.
Melalui observasi ini data yang di dapat dari UMKM yessida makrame
yaitu berlokasikan di cikarang selatan kabupaten Bekasi, dan waktu penelitian
ini dilakukan pada bulan Maret 2023 hingga bulan April 2023. Data yang
didapat dalam obsservasi sebagai berikut ;
1. UMKM Yessidida macrame meiliki 5 keryawan yang dimana semua
karyawan berlatar belakang ibu rumah tangga
2. 90% produk yang diproduksi oleh UMKM Yessidida macrame
pemilihan desainnya dari permintaan customer
3. Best seller produk macrame seperti wall décor makrame, tirai makrame,
tas makrame dan gantungan kunci makrame.
4. Harga yang di tawarkan bervariasi dari 25 Ribu hingga 750 Ribu
5. Waktu pengerjaan dalam pembuatan produk 2 hari hingga 7 hari
berdasarkan tingkat kesulitan desain yang di pesan customer
3.2.2 Wawancara
Menurut Koentjaraningrat (1985), wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif.
Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi atau
percakapan antara pewawancara
Wawancara dilakukan secara daring terstruktur teknik ini dilakukan dengan
menyusun pertanyaan-pertanyaan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya,
dan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengarah pada topik yang ingin diketahui.
Teknik wawancara digunakan agar mendapatkan data dari UMKM Yessidida
macramé yang bertujuan untuk mengetahui latar belakang dari umkm tersebut
seperti kapan UMKM tersebut didirikan, siapa pendirinya, apa motivasi
pendirian UMKM tersebut, serta bagaimana UMKM tersebut berkembang dari
waktu ke waktu.
Data yang didapat dalam wawancara sebagai berikut ;
1. UMKM Yessidida macrame meiliki 5 keryawan yang dimana semua
karyawan berlatar belakang ibu rumah tangga
2. 90% produk yang diproduksi oleh UMKM Yessidida macrame
pemilihan desainnya dari permintaan customer
3. Best seller produk macrame seperti wall décor makrame, tirai makrame,
tas makrame dan gantungan kunci makrame.
4. Harga yang di tawarkan bervariasi dari 25 Ribu hingga 750 Ribu
5. Waktu pengerjaan dalam pembuatan produk 2 hari hingga 7 hari
berdasarkan tingkat kesulitan desain yang di pesan customer

3.2.3 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian.
Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh berupa screenshot
wawancara melalui direct message instargram dan produk produk yang di jual
melalui sosial media Yessidida macramé berupa foto dan video, contoh produk
seperti wall décor makrame, tirai makrame, tas makrame dan gantungan kunci
makrame. Sebagai berikut hasil dokumentasi.
Gambar 24. Screenshoot wawancara
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 25. Screenshoot wawancara
Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 26. Screenshoot wawancara


Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 27. Screenshoot wawancara
Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 28. Screenshoot wawancara


Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 29. Screenshoot wawancara
Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 30. Screenshoot wawancara


Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 31. Screenshoot wawancara
Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 32. Screenshoot wawancara


Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 33. Screenshoot wawancara
Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 34. Screenshoot wawancara


Sumber : Dokumentasi pribadi
3.3 Studi Terdahulu
Studi terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan.
Selain itu, studi terdahulu dilakukan untuk menghindari anggapan kesamaan dengan
penelitian ini. Maka dalam tinjauan pustaka dicantumkan hail-hasil studi terdahulu
sebagai berikut:

1. Penelitian pertama berjudul “Eksplorasi iratan bamboo halur dalam


perancangan lampu hias” penelitian tersebut di lakukan oleh Bau Putri Annisa
dan Maharani Dian Permanasari, Program Studi Desain ProdukFakultas
Arsitektur dan Desain, Institut Teknologi Nasional Bandung. Penelitian ini
dilakukan dengan memilih pembahasan Bahan iratan bambu halus terbuat dari
bambu tali melalui proses penyerutan sehingga menghasilkan iratan bambu
yang sangat tipis. Karakteristik bahan ini sangat lentur sehingga mudah
dibentuk dan banyak dikembangkan dalam produk fashionseperti aneka tas
dan topi menggunakan teknik menganyam. Namun, proses pengolahan
dari bambu mentah menjadi bahan iratan bambu halus cukup sulit dan
jumlah kemampuan pengrajin dalam menganyam dari generasi ke generasi
semakin menurun, sehingga berdampak pada hasil anyaman yang
monoton. Hal ini menyebabkan tidak ada kebaruan yang signifikan dalam
produk bahan iratan bambu halus. Bahan iratan bambu halus memiliki
potensi karakteristik bahan yang lentur dan transparan namun belum
dimanfaatkan secara optimal.

2. Penelitian kedua berjudul “Experimen Lighting Decoration Berbahan


Anyaman Bambu dengan Studi Kasus UKM” Pengerajin Bambu Daerah
Kedamean Gresik” penelitian tersebut di lakukan oleh Sigit Firdaus Prayogiˡ,
Agatha Dinarah Sri Rumestri², dan Azis Ashari³ 1 Institut Sains dan Teknologi
Terpadu Surabaya 2 Intitut Teknologi Telkom Purwokerto. Penelitian ini
dilakukan dengan memilih pembahasan Indonesia hampir memiliki sekitar 159
jenis bambu dari 1.500 spesies yang ada di dunia, dan 88 diantaranya
merupakan spesies endemik Indonesia. Salah satu bambu yang cukup populer
sebagai kerajinan tangan di Indonesia adalah bambu Ori (Bambusa
arundinacea) dan juga bambu Apus (Gigantochloa apus). Anyaman bambu di
Indonesia memiliki beberapa macam jenis dan teknik. Dari berbagai banyak
macam anyamanbambu dapat dikembangkan menjadi produk yang kreatif
dengan beragam kebutuhan, seperti pembuatan lampion, tikar, pembatas
dinding, sarang burung dan juga peralatan rumah tangga.

No. Judul Penelitian Penulis Hasil


1. Eksplorasi iratan Bau Putri Annisa dan , Berdasarkan penelitian yang
bamboo halur dalam Maharani Dian telah dilakukan dengan
perancangan lampu hias Permanasari menggunakan pendekatan
eksperimentasi material, bahwa
Program Studi Desain iratan bambu halus dapat
ProdukFakultas dikembangkan menggunakan
Arsitektur dan Desain, teknik lain tanpa perlu
Institut Teknologi mengkhawatirkan sifat getas yang
Nasional Bandung dimiliki bahan. Teknik
Vol. 1 Tahun. 2021e- pengolahan ini juga dapat lebih
ISSN : 2828-0091 mengoptimalkan karakteristik
yang dimiliki iratan bambu
halus yaitu kelenturan dan
transparansi bahan
2. Experimen Lighting Sigit Firdaus Prayogiˡ, Hasil eksperimen diatas
Decoration Berbahan
Agatha Dinarah Sri didapatkan kelebihan dari
Anyaman Bambu
dengan Studi Kasus Rumestri², dan Azis penggunakan bahan dengan
UKM
Ashari³ 1 Institut Sains menggunakan material kawat
Pengerajin Bambu
Daerah Kedamean dan Teknologi Terpadu besi clip, cable clip dan 3d print
Gresik
Surabaya 2 Intitut clip. Dari hasil eksperimen
Teknologi Telkom menghasilkan kelebihan clip yang
Purwokerto berasal ari 3d print karena
mudah disesuaikan dengan ukuran
JURNAL SAINS DAN anyaman dan mudah
SENI ITS Vol. 12, No.
3
3.2.5 Creative Brief
Untuk melakukan wawancara dalam metode ini, penulis telah menyiapkan
beberapa pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara kepada narasumber
untuk melengkapi keperluan data-data di penelitian ini.
1. untuk saat ini aku mewawancarai dengan kakak siapa, berumur berapa dan
sebagai apa ?
2. lokasi usaha kakak ini berada di mana ya ?
3. Mempunyai berapa karyawan kak ?
4. tentang latar belakang kakak mendirikan usaha ni apa sih kak ?
5. Produk apa aja sih kak yang di jual disini ?
6. Untuk range harga dari berapa sampai berapa kak ?
7. Produk apa yang basseler di usaha kakak ini dan produk apa yang kurang
peminat nya ?
8. ada nggk sih kak kendala dalam usaha kakak ini secara produk yang di jual
9. Aku mau nanya visi misi kakak untuk usaha ini apa sih kak
10. Produk Apa yang kakak ingin kembangkan kedepan nya usaha kakak ini
3.3 Teknik Analsis Data
Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan observasi dan wawancara terhadap UMKM Yessidida macramé
2. Memaparkan hasil observasi dan wawancara dari narasumber.
3. Membuat kesimpulan dari data-data yang sudah dikumpulkan.
3.4 Organisasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2023 hingga bulan April 2023.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Emphatize
Dalam tahap ini, dilakukan wawancara dengan pemilik usaha melalui
pertanyaan daring yang diajukan melalui Instagram. Dari data yang yang di dapatkan
hasil wawancara dan observasi maka dapat di simpulkan bahwa Terbentuknya Usaha
macrmae ini berawal dari kegemaran dan minat yang mendalam bu yessi terhadap
kerajinan tangan. Yang mendorongnya untuk membuka usaha kerajinan tangan yaitu
macramé.bu yessi melibatkan tetangga sekitar untuk membantu dalam usaha
macrame-nya. Dalam usaha ini, terdapat lima orang karyawan yang bekerja bersama
untuk memproduksi produk macrame. Dengan melibatkan tetangga sekitar, usaha
UMKM ini memberdayakan masyarakat setempat dan memberikan peluang kerja bagi
mereka. Hal ini dapat berdampak positif pada perekonomian lokal dengan
memberikan sumber pendapatan kepada individu-individu di sekitarnya.
UMKM Yessidida Macramé menawarkan layanan pesanan custom desain
kepada pelanggannya. Pelanggan dapat memesan desain khusus sesuai dengan
permintaan mereka. Waktu pengerjaan untuk pesanan custom ini berkisar antara dua
hingga tujuh hari, tergantung pada tingkat kesulitan desain yang dipesan. harga dari
produk-produk yang di tawarkan mulai dari 25 ribu untuk produk kecil seperti
gantungan kunci yang sederhana dan relatif cepat untuk diproduksinya hingga 750
ribu produk yang lebih besar, kompleks, dan memakan waktu yang lebih lama untuk
pembuatannya. Dengan menyediakan beragam harga, UMKM Yessidida Macramé
dapat menjangkau berbagai segmen pasar dan memberikan kesempatan kepada
pelanggan untuk menikmati keindahan dan keunikan produk macramé yang
ditawarkan.
Seiring dengan berkembangnya usaha bu yessi dan permintaan pasar terhadap
produk-produk terbaru dari Yessidida Macramé mengalami peningkatan. Oleh karena
itu, perusahaan ini ingin berinovasi dan mengembangkan produk baru, yaitu lampu
gantung yang di didasari pada tren terkini tentang dekorasi rumah menggunakan
lampu gantung. Selain itu dengan memperluas jangkauan produk menjadi lampu
gantung, Yessidida Macramé berharap dapat memenuhi permintaan yang meningkat
dan mengikuti tren terkini di pasar. Lampu gantung yang dihiasi dengan desain
macramé memiliki daya tarik estetika yang khas dan dapat memberikan sentuhan
artistik pada ruangan. Pengembangan produk ini juga bertujuan untuk memperluas
target pasar perusahaan dan menarik minat konsumen.

4.2 Define
Berdasarkan studi pustaka yang telah dikumpulkan, kesimpulan yang diperoleh adalah
Macrame adalah material yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan
dipadukan dengan material lain sehingga menghasilkan produk yang unik. Keunikan
dari macrame terletak pada teknik anyaman tali atau benang yang rumit dan detail,
yang menciptakan pola-pola menarik dan tekstur yang khas. Dalam pengembangan
produk, material macrame dapat diaplikasikan dalam berbagai cara untuk
menciptakan produk-produk yang berbeda dan menarik perhatian konsume. Salah satu
pendekatan yang efektif adalah dengan memadukan macrame dengan material lain.

4.3 Ideate
Dalam pengembangan desain lampu gantung macrame, penggunaan material bambu
sebagai rangka dari lampu gantung dapat menciptakan produk yang unik. Penggunaan
rangka bambu sebagai frame lampu gantung memberikan sentuhan organik dan
memberikan kesan alami pada produk. serat bambu yang khas dan tekstur alaminya
dapat memberikan keunikan visual pada desain. Selain itu, bambu memiliki
fleksibilitas yang memungkinkan untuk membentuk berbagai bentuk dan ukuran,
memberikan kebebasan kreatif dalam menciptakan desain lampu gantung yang unik.
Dalam kombinasi dengan teknik anyaman macrame, lampu gantung dengan rangka
bambu dapat menghasilkan efek pencahayaan yang menarik. Cahaya yang melalui
celah-celah anyaman macrame akan menciptakan pola bayangan menarik di sekitar
ruangan,dan menciptakan suasana yang hangat dan alami.

4.4 Prototype
4.4.1 Konsep
Konsep dalam pembuatan lampu gantung ini terinspirasi dari desain interior rumah
yang minimalis, menekankan pada kesederhanaan dan kebersihan. penggunaan
elemen-elemen yang penting dalam ruangan terdapat pada Lampu gantung yang
dibuat dengan konsep minimalis sehingga memiliki bentuk yang sederhana, tanpa
hiasan yang berlebihan, fokus pada keindahannya. Dalam konsep ini, lampu gantung
yang menggunakan teknik tekni pada macrame dan rangka bambu dapat diadaptasi
dengan baik ke dalam desain minimalis. Penggunaan material dan teknik tersebut
dapat menciptakan lampu gantung dengan bentuk yang elegan, simpel, dan tidak
memberikan kesan ruangan yang sempit. pemilihan warna yang netral atau alami
seperti putih, memberikan kesan lampu gantung untuk menyatu dengan harmonis
dalam skema warna dan nuansa yang ada di ruangan minimalis.
Eksplorasi dilakukan pada proses laminasi pada rangka bambu dalam desain
lampu gantung, agar tercipta rangka yang lebih kuat dan tahan lama. Keindahan
anyaman iratan bambu tetap dipertahankan, sementara kekuatan dan kestabilan rangka
ditingkatkan melalui proses laminasi.

4.4.2 Image board


Image board diambil dari desain dan konsep lampu gantung macrame merujuk pada
penggunaan desain dan konsep yang telah ditetapkan untuk menciptakan representasi
visual dalam bentuk image board
4.4.3 Sketsa Produk
Berikut sketsa yang menjadi acuan dalam memproduksi produk
4.5 Test
4.5.1 Proses produksi
Dalam penelitian ini, pengujian merupakan bagian dari proses produksi. Tahap
pengujian desain thinking berfungsi untuk mengevaluasi apakah proses pembuatan
produk, mulai dari tahap awal hingga menjadi produk nyata berdasarkan sketsa
produk yang telah dibuat dalam tahap prototipe, berhasil dilaksanakan. Selain itu,
pada tahap ini juga dilakukan analisis dan penilaian untuk menentukan keberhasilan
solusi yang diimplementasikan.

4.5.2 Produk Akhir


Berikut produk nyata yang di buat dari proses desain thinking
BAB V
KESIMPULAN

file:///C:/Users/kampu/Downloads/116087-205878-1-PB.pdf
https://serenade.ukdw.ac.id/index.php/serenade/article/view/8/6

Anda mungkin juga menyukai