Anda di halaman 1dari 8

lOMoARcPSD|28717547

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CORONA VIRUS

Topik : Corona Virus


Tanggal : 16 Februari 2022
Tempat : Tiyuh Way Sido
Sasaran : Masyarakat Tiyuh
Pemateri : Linda Yuliati, S.Kep.Ns

1. TUJUAN

1.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukannya penyuluhan tentang Covid-19 selama 1 x 30 menit,
dan masyarakat umum dapat mengetahui tentang Bahaya Varian Baru
Corona Dan Pentingnya Vaksinasi.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
a. Menjelaskan Varian Covid-19
b. Menjelaskan Cara Penularan Covid-19
c. Menjelaskan Gejala Covid-19
d. Menjelaskan Cara Pencegahan Covid-19
e. Menjelaskan Pentingnya Vaksinasi
2. SASARAN
Masyarakat Tiyuh

3. SUB POKOK PEMBAHASAN


a. Pengertian Varian Covid - 19
b. Cara Penularan Covid – 19
c. Gejala Covid – 19
d. Cara Pencegahan Covid – 19
e. Pentingnya Vaksinasi

4. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab.

5. Media
Leaflet.
lOMoARcPSD|28717547

6. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media


Kegiatan

Pendahuluan 3 1. Memperkenalkan 1. Mendengarkan -


diri.
menit dan
2. Memberikan
memperhatikan.
penjelasan
2. Mendengarkan
mengenai topik
dan
yang akan
memperhatikan.
dibahas.

Penyajian 15 1. Menanyakan kepada 1. Menjawab PPT


menit masyarakat apakah pertanyaan yang dan
sudah mengetahui diajukan oleh Leaflet
tentang varian penyaji.
covid-19 dan 2. Mendengarkan
pentingnya vaksinasi. dan
2. Menjelaskan bahaya memperhatikan
dari covid-19 materi.
(Varian Covid,
Cara Penularan
Covid, Gejala
Covid, Cara
Pencegahan dan
Vaksinasi).

Penutup 7 1. Melakukan 1. Memperhati


menit evaluasi dengan kan dan
meminta sasaran menjawab
menjawab variasi pertanyaan.
covid-19 dan
gejalanya.
lOMoARcPSD|28717547

2. Memberi 2. Mendengarkan
dan
kesimpulan memperhatikan
mengenai penyaji.
3. Mendengarkan
materi.
dan memberi
3. Memberikan
pertanyaan
kesempatan
kepada
kepada
penyaji.
masyarakat
4. Menjawab
untuk
salam.
bertanya.
4. Mengakhiri
kegiatan
dengan salam.

7. Materi Penyuluhan : Terlampir

8. Evaluasi Pembelajaran

8.1 Evaluasi Struktur


a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi penyuluhan (PPT dan leaflet)
c. Melakukan kontrak waktu dengan audiens

8.2 Evaluasi Proses


a. Penyuluhan dimulai tepat waktu
b. Audiens antusias saat mendengarkan penjelasan yang diberikan
c. Audiens mengajukan pertanyaan jika ada hal yang tidak diketahui
d. Audiens menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji

8.3 Evaluasi Akhir


Masyarakat dapat menjawab 90% pertanyaan dengan benar yang telah diberikan
selama penyuluhan.
Kriteria Evaluasi :
a. Apa saja varian dari covid-19?
b. Apa saja gejala dari tiap varian covid-19?
lOMoARcPSD|28717547

Lampiran

MATERI PENYULUHAN

1. Mengetahui Varian Covid

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-


2 yang ditemukan pada awal Desember tahun 2019 di Wuhan, China. Sifat virus
corona tersebut mudah menulari manusia dan sangat mudah menyebar hampir keseluruh
penjuru dunia. Karena alasan inilah pandemi Covid-19 terjadi. (Parwanto, 2021)

Seiring berjalannya waktu, virus corona mengalami mutasi gen. Mutasi gen adalah
perubahan gen secara spontan dan merupakan turunan partikel virus induk ke
partikel virus anakannya. Berikut ini penamaan baru untuk 10 varian baru virus corona :
(Parwanto, 2021)

a. Varian virus corona Inggris B.1.1.7 (Alpha)

B.1.1.7 adalah varian dari virus corona, yang pertama kali muncul di Inggris pada
September 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini dapat meningkatkan
penularan dan resiko kematian sebesar 50% dari virus aslinya sehingga penderita
diharuskan rawat inap. Virus corona jenis baru ini memiliki beberapa gejala, yaitu : batuk,
demam, anosmia, sakit kepala, nyeri otot, diare, sakit dada, dan ruam di kulit.
Pencegahannya dapat dengan melakukan vaksin AstraZeneca, karena dengan
efektivitasnya yang sebesar 70,4% dapat melawan varian ini.

b. Varian virus corona Afrika Selatan B.1.351 (Beta)

Virus corona varian B.1.351 pertama kali ditemukan pada Mei 2020 di Afrika Selatan,
tepatnya di Teluk Nelson Mandela. Dugaan dari penurunan efikasi vaksin Covid-19
dikarenakan pengaruh netralisasi antibody dari varian virus corona Beta. Varian ini lebih
berpotensi menyebabkan kematian yang tinggi dan penularan yang lebih cepat. Gejalanya
berupa demam, anosmia, dan nyeri otot.

c. Varian virus corona Brazil P.1 (Gamma)

Varian virus corona yang ditemukan di Brazil pada November 2020 dinamakan varian P.1.
Gejalanya berupa demam, anosmia, kelelahan, batuk dan nyeri otot.

d. Varian India B.1.617.2 (Delta)

Varian ini ditemukan di India pada Oktober 2020. Varian ini dipandang dapat lebih
menular dan bisa menyebar lebih cepat. Varian ini menjadi paling kuat dengan tingkat
kecepatan penyebaran
50% dari varian alpha. Varian virus corona Delta juga sudah menyebar ke sejumlah
wilayah di Indonesi seperti Jakarta. Gejala khusus varian ini berupa sakit perut, hilangnya
selera makan, mual dan muntah, nyeri sendi, diare, dan gangguan pendengaran. Keluhan
penyakit akibat infeksi varian delta ini juga semakin buruk, jika terjadi pada pasien covid-
19 yang berusia tua dan memiliki komorbid seperti hipertensi dan diabetes mellitus.
e. Varian B.1.525 (Eta)
lOMoARcPSD|28717547

Virus corona variaan B.1525 adalah varian yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris
pada September 2020. Varian ini belum dinyatakan lebih menular dan lebih berbahaya
dari varian Delta. Tetapi para peneliti sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan analisa yang mendalam. Gejalanya seperti demam, anosmia, kelelahan,
batuk dan nyeri otot.

f. Varian Amerika Serikat B.1.526 (Lota)

Virus corona varian B.1526 mulai ditemukan pada Desember 2020 di New York. Belum
diketahui apakah varian virus corona Iota lebih menular dibandingkan virus aslinya. Virus
corona Iota sudah cukup menyebar ke wilayah metropolitan New York dan sekitarnya.
Gejalanya sama seperti varian lain berupa demam, anosmia, kelelahan, batuk dan nyeri
otot. Dan penyebaran di Indonesia masih sangat minim.

g. Varian India B.1.617.1 (Kappa)

Varian virus corona Kappa merupakan varian baru yang ditemukan di India pada Oktober
2020. Varian ini terbukti dapat melawan antibodi yang digunakan untuk pengobatan
COVID-19. Penularan varian ini pun tinggi namun masih dibawah Delta. Gejalanya
berupa ruam disekujur tubuh, demam tinggi, batuk, pilek, mata merah dan berair, serta
anosmia. Vaksin AstraZeneca dipercaya oleh para peneliti mampu mencegah varian ini.
Varian ini sudah menyebar di Indonesia lebih tepatnya di daerah Jakarta dan Sumatera
Selatan.

h. Varian Lambda

Pertama ditemukan pada tahun 2020 di Peru. Penelitian lebih lanjut terkait varian ini
masih dibutuhkan. Namun WHO telah mengklaim bahwa vaksinasi tetap menjadi upaya
yang efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19 varian Lambda. Gejala dari varian ini
berupa demam, nyeri otot dan anosmia. (Parwanto, 2021)

2. Mengetahui Cara Penularan Covid

Penularan simtomatik mengacu pada penularan dari seseorang saat mereka mengalami
gejala. Cara penularannya adalah sebagai berikut :

a. Dari orang yang bergejala ke orang lain yang sehat, misalnya melalui droplet
atau percikan liur saat bersin dan batuk.

b. Melalui kontak langsung dengan yang terinfeksi orang misalnya melalui


sentuhan.

c. Melalui kontak dengan benda dan permukaan yang terkontaminasi.

Hal ini didukung oleh pengalaman terperinci yang dibagikan oleh mitra teknis melalui
WHO, dan laporan serta presentasi oleh Kementerian Kesehatan. Data dari studi klinis dan
virologi yang telah mengumpulkan sampel biologis berulang dari pasien yang
dikonfirmasi memberikan bukti bahwa penyebaran virus COVID-19 paling tinggi di
lOMoARcPSD|28717547

saluran pernapasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) sejak awal perjalanan penyakit
yaitu, dalam 3 hari pertama sejak timbulnya gejala. (WHO., 2020).

3. Mengetahui Gejala Covid

Gejala ringan seperti demam, batuk kering dan kelelahan. Gejala ini kerap diremehkan
pasien karena gejalanya mirip dengan flu sehingga, padahal berbeda antara covid dengan
flu biasa, infeksi virus corona berjalan lebih cepat, apalagi dengan pasien yang memiliki
masalah kesehatan lainnya. Gejala sedang kasus infeksi virus corona nyeri dan tidak
nyaman, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivis (mata merah), sakit kepala, hilangnya
indera penciuman atau perasa, ruam pada kulit. (Hafizhdillah et al., 2021)

Gejala berat kasus infeksi virus corona berupa kesulitan bernapas dan nyeri dada,
pneumonia, sakit di bagian perut, dan nafsu makan turun. Organ pernapasan merupakan
sasaran utama dari infeksi virus corona. Penyakit paling umum setelah terinfeksi adalah
pneumonia, namun tidak semua pasien mengalami pneumonia atau gangguan pernapasan
akut. (Hafizhdillah et al., 2021)

4. Mengetahui Cara Pencegahan

Cara pencegahan virus corona menurut WHO adalah sebagai berikut :

a. Bersihkan tangan secara teratur dan menyeluruh dengan cairan berbasis alkohol atau
dengan sabun dan air.
b. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) dengan orang lain.
c. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh banyak
permukaan dan virus bisa menempel disana, setelah terkontaminasi tangan
dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut dan dapat menimbulkan
penyakit.
d. Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan organ pernapasan, yaitu dengan menutup
mulut dan hidung dengan siku atau bagian lainnya yang tertekuk seperti tisu
saat batuk atau bersin kemudian segera buang tisu bekas.
e. Tetap dirumah jika merasa tidak sehat. Ketika mengalami batuk, demam dan
kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi fasilitas kesehatan terlebih
dahulu serta ikuti arahan otoritas kesehatan setempat.
f. Baca perkembangan terbaru tentang COVID-19 dan ikuti saran yang diberikan
oleh penyedia layanan kesehatan, otoritas kesehatan publik nasional dan lokal
tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain dari COVID-19. (Zendrato,
2020)

Untuk mencegah penularan dan penyebaran SARS-CoV-2, pemerintah menghimbau


masyarakat melakukan isolasi atau karantina mandiri untuk yang sudah teerbukti
terpapar virus SARS-CoV-2 di tubuhnya dan sangat berpotensi untuk menularkan
virusnya ke orang lain. Serta orang dengan keluhan atau yang merasa ada gejala
menyerupai COVID-19 seperti suhu tubuh panas bahkan melebihi 38,5 derajat
Celcius, batuk, serta saluran pernapasan tidak nyaman. (Zendrato, 2020)
lOMoARcPSD|28717547

5. Vaksinasi Covid-19

Vaksinasi merupakan bagian penting dalam upaya mengatasi pandemic Covid-19,


khususnya sebelum obat Covid-19 ditemukan. Memakai masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak merupakan beberapa cara yang dapat digunakan. Namun hal-hal tersebut
tidaklah cukup. Vaksinasi merupakan langkah penting dalam melawan Covid-19, dimana
vaksin bekerja bersama sistem imun sehingga akan membuat tubuh siap ketika terekspos
Covid-19. Vaksinasi juga diharapkan mampu membantu membangun kekebalan kelompok
(herd immunity) dalam melawan pandemi. (Pakpahan, A.K., et.al, 2021). Jenis Vaksin
Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia adalah Sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020 :

a. Vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero)


b. Oxford-AstraZeneca
c. China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
d. Moderna
e. Novavax Inc
f. Pfizer Inc. and BioNTech, dan
g. Sinovac Life Sciences Co., Ltd. (Pakpahan, A.K., et.al, 2021)

Kemungkinan vaksin memiliki efek samping. Efek samping yang umum dirasakan di
lengan bagian suntikan berupa rasa sakit, pegal, dan dapat terjadi pembengkakan dan
kemerahan diarea bekas suntikan. Efek lain yang sebagian orang rasakan seperti demam,
batuk, kelelahan, dan sakit kepala. Efek samping ini dapat mempengaruhi kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi akan hilang dalam beberapa hari. (Pakpahan,
A.K., et.al, 2021)
lOMoARcPSD|28717547

DAFTAR PUSTAKA

Hafizhdillah, A. R., Purwaningrum, R., Kheru, A., Eksa, D. R., Mustofa, F. L., & Rafie, R.
(2021). Penyuluhan Pencegahan Penularan Corona Virus dengan Mematuhi Protokol Kesehatan
di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat (Pkm), 4(1), 200–206. https://doi.org/10.33024/jkpm.v4i1.3674

Pakpahan, A.K., Martha, J., Triwibowo, A., Bhaskara, I.L.A., Tasya, V., Angelique,
J., Stevanus. R., & Tania, V. (2021). Pedoman Menghadapi Pandemia Covid-19 Bagi
Mahasiswa. Hal. 13-17. Dari https://fisip.unpar.ac.id/wp- content/uploads/sites/33/2021/08/Buku-
Saku-Pedoman-Menghadapi-Pandemi-Covid-
19-FISIP-UNPAR-2021.pdf.

Parwanto, E. (2021). Bermutasi. Jurnal Biomedika, 4(2), 47–49.


https://doi.org/10.1101/2020.12.30.20249034

WHO. (2020). WHO. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Situation Report − 105.
WHO.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Situation Report − 105., 2019(April), 18.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001316.4.

Zendrato, W. (2020). GERAKAN MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI TERHADAP


PANDEMI COVID-19. 8(2), 242–248.

Anda mungkin juga menyukai