Anda di halaman 1dari 25

Perjuangan dalam

Mempertahankan Integrasi Bangsa Indonesia


1948 – 1965
Tantangan dalam mempertahankan integrasi bangsa:

Tantangan eksternal Tantangan internal


• Kembalinya Belanda yang • Perbedaan ideologi
tidak mengakui • Konflik kepentingan antar
kemerdekaan Indonesia kelompok
• Terwujud dalam Agresi • Pemberontakan
Militer I & 2, konflik
bersenjata di berbagai • Kondisi ekonomi yang
daerah Indonesia belum stabil
Bagaimana cara mengatasinya?

Perjuangan fisik Perjuangan diplomasi

Perundingan/perjanjian →
Adu kekuatan : perang terbuka,
menunjukkan peran kelompok
perang gerilya, dll
intelektual

Agresi Militer 1-2, Peristiwa 10


Linggajati, Renville, Roem Royen,
November, Bandung Lautan Api,
Inter-Indonesia, KMB
Ambarawa, Medan Area
Perjuangan Diplomasi
• Melahirkan ketidakpuasan di dalam negeri → keputusan perundingan dirasa
cenderung merugikan Indonesia: mempersempit wilayah kekuasaan dan ruang
gerak militer Indonesia
• Kegagalan diplomasi menjadi salah satu penyebab munculnya
pemberontakan/pergolakan di dalam negeri → banyak pihak yang kecewa
dengan sikap pemerintah Indonesia

• Hasil perundingan juga menyebabkan pemerintah


membuat kebijakan-kebijakan yang mengecewakan
banyak pihak. Contoh: kebijakan Restrukturisasi dan
Rasionalisasi militer
Penyebab pemberontakan di Indonesia 1948 – 1965

Vested interest Kekecewaan terhadap


Perbedaan ideologi
(kepentingan kelompok) pemerintah
• Keinginan mengganti
• Adanya kepentingan • Kekecewaan sekelompok
ideologi Pancasila dengan
kelompok tertentu (militer orang terhadap pemerintah
ideologi lain (komunisme,
dengan dukungan Belanda) karena tidak meratanya
keagamaan)
yang menginginkan bentuk pembangunan (pusat-daerah)
• Pemberontakan PKI Madiun negara federal
1948, G30S/PKI 1965, DI/TII • Pemberontakan
• Pemberontakan APRA, RMS PRRI/Permesta
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Tokoh:
• Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin
• Amir turun dari jabatannya, digantikan oleh Hatta sebagai perdana menteri
• Amir berbalik menjadi oposisi pemerintah

Muso dan Amir Syarifuddin

Penyebab pemberontakan:
• Kabinet Hatta meneruskan program Reorganisasi dan Rasionalisasi → program peleburan divisi tentara,
pengurangan jumlah anggota militer, pembubaran laskar rakyat (sebagian besar isinya adalah rakyat
yang menganut komunis)
• Amir Syarifuddin kecewa terhadap kebijakan ini karena kelompok komunis akan kehilangan
pengaruhnya di dalam TNI
• Agustus 1948, Musso kembali dari Soviet dan menggabungkan seluruh organisasi komunis ke dalam PKI.
Ia berpendapat bahwa hanya PKI-lah yang dapat melanjutkan revolusi di Indonesia
• September 1948, Muso dan Amir memproklamasikan berdirinya
Republik Soviet Indonesia di Madiun
• Kelompok komunis melakukan aksi-aksi revolusioner dalam
menghadapi TNI sehingga terjadi kerusuhan dan jatuhnya korban
jiwa dari berbagai pihak
• Pemerintah melakukan upaya damai dengan mengajak penduduk
Madiun memilih Soekarno-Hatta atau Muso-Amir
• Dalam bidang militer, dilakukan operasi militer yang dipimpin
oleh Kolonel A.H. Nasution

Penyelesaian pemberontakan:
• Operasi militer berhasil merebut kembali Madiun dari kekuasaan komunis
• Sisa pemberontak dikejar dan ditangkap → Muso tewas tertembak dalam sebuah operasi
penyergapan, Amir dan pengikut PKI lainnya ditangkap, dipenjara, lalu dijatuhi hukuman mati
• Peran Aidit belum terlalu banyak terlihat → ia mengamankan diri supaya bisa comeback stronger
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Tokoh:
• Westerling adalah anggota militer Belanda yang ingin mempertahankan berdirinya
Negara Pasundan (Jawa Barat) → ia tidak ingin Jawa Barat bergabung dengan NKRI →
mempertahankan sistem federal
• Adanya keinginan Belanda untuk mempertahankan aset-aset ekonomi yang berada di
negara Pasundan
Raymond Westerling

Westerling setelah membaca


• Westerling menggunakan konsep “ratu adil” yang ada dalam ramalan Jayabaya:

ramalan Jayabaya untuk meyakinkan kelompoknya, sehingga


kelompok ini akhirnya disebut Angkatan Perang Ratu Adil
• 23 Januari 1950, Westerling dan kelompoknya membuat kekacauan
dan menyerbu Bandung
• Westerling turut dibantu oleh Sultan Hamid II yang berasal dari Pontianak.
Westerling dan Hamid sudah mengenal dan berteman baik
• Mereka merencanakan untuk mengkudeta Jakarta dan membunuh
beberapa tokoh penting seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Menteri
Pertahanan)
Sultan Hamid II

Akhir pemberontakan:
• Pemerintah mengadakan operasi militer untuk
menangkap Westerling dan kelompoknya → Sultan Hamid
II ikut tertangkap
• Westerling berhasil kabur dari Bandung menuju Jakarta
→ dari Jakarta kabur lagi ke Singapura → lanjut kabur
hingga berhasil pulang ke Belanda
• Westerling sulit diadili terkait status dan keberadaannya
sebagai warga negara Belanda
RMS (Republik Maluku Selatan)
• Tokoh: Christian Soumokil → mantan jaksa agung di Negara Indonesia Timur
(NIT)
• Penyebab: tidak setuju wilayah timur masuk ke Indonesia, keinginan
mempertahankan bentuk negara federal
• Soumokil melakukan propaganda agar Maluku Selatan memisahkan diri → 25
April 1950 ia memproklamasikan berdirinya RMS → didukung oleh Belanda

Akhir pemberontakan:
• Pemerintah berupaya menyelesaikannya dengan jalan damai →
mengirim Johanes Leimena sebagai sesama putra Maluku → upaya
damai tidak berhasil
• Akhirnya pemerintah mengirim operasi militer → Soumokil berhasil
ditangkap dan dihukum mati, sisa pengikut RMS banyak yang melarikan
diri ke Belanda dan masih menetap di sana Dr. Leimena
Darul Islam Indonesia/Tentara Islam Indonesia
(DI/TII)
Tokoh:

Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo Penyebab pemberontakan:


• Tokoh yang mengawali konsep Darul • Berhubungan dengan Renville →
Islam/negara Islam Indonesia menyebabkan kekecewaan dan penolakan
• Teman kosan Sukarno dan Musso di dari beberapa kelompok militer untuk
rumah Tjokroaminoto hijrah ke Jogja (wilayah Indonesia)
Menyebarkan ide DI/TII kepada

Amir Fatah Ibnu Hajar Kahar Muzakar Daud Beureuh


(Jawa Tengah) (Kalimantan Selatan) (Sulawesi Selatan) (Aceh)
Kartosuwiryo bersama pasukan Hizbullah dan Sabilillah menolak hijrah
dan bertahan di Jawa Barat → jadi sering bentrok sama TNI yang lain

Agustus 1949 → mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) :


• Mengganti ideologi Indonesia menjadi negara Islam
• Menyusun kekuatan militer berbasis tentara Islam
• Melawan Belanda
Idenya menyebar luas dan berpengaruh di beberapa daerah

Penumpasan :
• Upaya damai → perundingan dengan perwakilan RI → upaya damai ditolak
• Operasi militer → berhasil menangkap Kartosuwiryo (1962) → Kartosuwiryo dijatuhi
hukuman mati. Eksksekusinya bertempat di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu
DI/TII Jawa Tengah : Amir Fatah

• Amir Fatah ketemu utusan


Kartosuwiryo
• Memutusan bergabung dengan
TII (Agustus 1949)

• Penyebab awal → masih seputar Renville


• Tentara menolak untuk hijrah dari Jawa Tengah ke Jogja
• Amir Fatah (Komandan Hisbullah) → dulu bantu TNI
waktu AM 2
Mengapa Amir Fatah memutuskan untuk bergabung dengan
Kartosuwiryo?

Adanya anggapan bahwa TNI telah dimasuki oleh komunis


→ Hizbullah anti terhadap komunis

Penumpasan :
• Berhasil dipadamkan lewat operasi militer → Operasi Guntur
• Amir Fatah tertangkap 1950, seluruh gerakan DI/TII di Jawa Tengah berakhir
pada 1954
DI/TII Sulawesi Selatan : Kahar Muzakkar

• Kahar Muzakkar → prajurit TNI yang bertugas di Sulawesi


Selatan, membentuk pasukan sendiri (1949, sudah diizinkan)

• Penyebab : ketidakpuasan terhadap pembentukan tentara RI →


tidak semua bisa bergabung, termasuk pasukan Kahar

Kahar mengajak pasukannya ikut jadi TII (1951)

Penumpasan : perundingan (gagal) → lanjut operasi


militer → Kahar tertembak (1965)
DI/TII Kalimantan Selatan : Ibnu Hajar

Ibnu Hajar → mantan prajurit TNI, mimpin pasukan di dalam TNI

Penyebab pemberontakan :
• Terjadi restrukturisasi ketentaraan dari pemerintah pusat di Jawa
• Terjadi ketidakpuasan → pecah pemberontakan, Ibnu gabung ke TII

Penumpasan :
• Jalan damai → berkali-kali gagal, Ibnu Hadjar berulang kali
menipu pemerintah dan kabur membawa persenjataan TNI
• Operasi militer → berhasil, Ibnu Hajar tertangkap Ppada 1959
DI/TII Aceh : Daud Beureuh
Daud Beureuh → mantan Gubernur Aceh, pemimpin Persatuan Ulama Aceh
• Penyebab : 1950 pemerintah menetapkan Aceh menjadi bagian dari
Sumatra Utara → Aceh turun status
• Rakyat Aceh menolak → menganggap RI tidak menghargai Aceh
• RI mengadakan mediasi → gagal, Daud Beureuh menyatakan Aceh
masuk DI/TII (ikut Kartosuwiryo)

Penumpasan:
• Gerakan separatis berhasil diselesaikan dengan jalan damai → Daud
Beureuh bersedia bekerjasama dan kembali pada Indonesia → Daud
Beureuh dimaafkan
• 1962 diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh dan secara
bertahap akhirnya gerakan DI/TII berhasil diselesaikan
Pemberontakan PRRI/Permesta
Lokasi : Sumatera dan Sulawesi
Penyebab utama → ketidakharmonisan dan perbedaan anggaran pembangunan antara
pusat dengan daerah

• Akar masalah : pembentukan RIS tahun 1949 →


pengerucutan divisi militer
• Divisi Banteng (militer di Sumatera) merasa tidak
dihargai → sudah berjuang tapi tidak dianggap
• Ketidakpuasan alokasi biaya pembangunan → Jawa
vs daerah lain
• Ketimpangan tingkat kesejahteraan prajurit dan
kesejahteraan rakyat
Untuk memulai aksi separatisnya, PRRI membentuk
beberapa dewan militer yaitu:
• Dewan Banteng (Sumatera)
• Dewan Gajah (Sumatera)
• Dewan Garuda (Sumatera)
• Dewan Manguni (Sulawesi)
Dewan ini mengadakan pertemuan untuk membahas masalah otonomi daerah
seluas-luasnya serta penempatan pejabat yang produktif bagi pembangunan
daerah

• PRRI menolak kabinet Djuanda (pemerintah) dan berupaya


membentuk pemerintahan sendiri dengan Syafruddin
Prawiranegara sebagai PM
• PRRI kemudian mendapat dukungan dari Permesta yang ada di
Sulawesi
Keterlibatan negara asing dalam pemberontakan PRRI/Permesta
• Tertangkapnya Allen Pope (pilot AS) → pesawatnya ditembak hingga
jatuh, Pope kemudian ditahan → Pope dibebaskan setelah adanya
diplomasi antara AS dan Indonesia
• AS diduga terlibat karena ingin menyingkirkan komunisme dari Indonesia
→ konteks Perang Dingin yang sedang berlangsung di dunia pada saat itu
• CIA berperan mengawasi berjalannya pemberontakan dan mendukung
persenjataan bagi pihak PRRI/Permesta

Penyelesaian pemberontakan
• Pemerintah melakukan operasi militer di berbagai tempat
dan diikuti dengan pemecatan anggota-anggota militer
yang terlibat dalam pemberontakan
• Keseluruhan pemberontakan dan gerakan PRRI/Permesta
berakhir pada 1961
Pemberontakan Gerakan 30 September 1965

Gerakan Satu Oktober (Gestok) / Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu)


Latar Belakang

Setelah peristiwa 1955 → Indonesia mengadakan Pemilu


Madiun 1948 pertama → PKI comeback stronger
dengan kekuatan baru

PKI ikutan Pemilu dan berhasil mendapat


banyak suara → menduduki urutan ke-4
Namun PKI belum dapat banyak kursi di pemerintahan
(kabinet) → sebagian besar kabinet diisi oleh PNI,
Aidit kembali dari Soviet dan Masyumi, dan NU
menyusun kembali kekuatan PKI

PKI mendekati
Soekarno
PKI menyusun kekuatan Sepak terjang PKI di militer
→ mendekati rakyat,
mengumpulkan massa
(Petani dan masyarakat desa) Menyebarkan isu tentang Dewan
Jenderal (Perwira Tinggi AD)
Terbentuk organisasi-
organisasi di bawah • Dewan Jenderal mau mengkudeta Soekarno
naungan PKI • Dewan Jenderal = agen nekolim (neo
kolonialisme → PKI anti kolonialisme)

PKI tidak suka dengan AD → AD dianggap sebagai


• BTI (Barisan Tani Indonesia) penghalang bagi PKI dalam menyebarkan pengaruhnya
• Gerwani
• Lekra (kebudayaan) PKI melakukan latihan militer → membentuk
• Pemuda Rakyat pasukan dari kader PKI
Jalannya Pemberontakan
Kudeta dilakukan pada • Perwira AD diculik, dibunuh, jasadnya
30 September malam / dimasukkan ke sebuah sumur di
1 Oktober dini hari daerah Lubang Buaya
Daerah Lubang Buaya pada saat itu menjadi salah
satu markas dan tempat berlatih pasukan PKI

Berpusat di Jakarta
Letkol Untung

• Penculikan perwira AD → ada yang


lolos dan salah sasaran
• PKI Menguasai RRI → menyebarkan
berita bahwa PKI melakukan kudeta
Penyelesaian Pemberontakan

• Operasi militer untuk menumpas pemberontakan PKI dipimpin oleh


Mayor Jenderal Soeharto
• Soeharto dan pasukannya berhasil menguasai markas PKI di Lubang
Buaya dan mengevakuasi jasad 7 orang yang menjadi korban
pembunuhan oleh PKI
• Para pimpinan PKI juga berhasil ditangkap, ormas-ormas PKI kemudian
dibubarkan

• Peristiwa G30S menimbulkan reaksi kemarahan rakyat dan


munculnya tuntutan untuk membubarkan PKI
• Pembersihan unsur-unsur komunis terus berlangsung di
Indonesia di bawah kendali Soeharto → dilakukannya
penangkapan anggota-anggota PKI di seluruh Indonesia
• Peristiwa G30S menandai berakhirnya masa pemerintahan
Soekarno di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai