K A YU
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan dalam
pekerjaan struktural, sehingga penggunaan kayu sebagai bahan struktur perlu
memperhatikan sifat-sifat tesebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang popular
dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan
beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah ( dekoratif ).
Namun demikian pada kondisi tertentu ( misalnya : pada daerah tertentu, dimana secara
ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain ) peranan
kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.
Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan jamur.
Pengawetan kayu merupakan metode untuk menambah tingkat keawetan dari kayu
dengan perlakuan fisik maupun kimia. Pengawetan kayu bertujuan untuk menambah
umur pakai kayu lebih lama, terutama kayu yang dipakai untuk material bangunan
atau perabot luar ruangan, karena penggunaan tersebut yang paling rentan terhadap
degradasi kayu akibat serangga/organisme maupun faktor abiotis (panas, hujan,
lembab).
Metode Pengawetan
Beberapa macam metode pengawetan kayu yang telah dikenal luas oleh masyarakat
kita adalah : perendaman, laburan, rendaman panas dan dingin, dan vacum
tekan.
Pada daerah yang tidak terdapat alat vacum tekan, metode rendaman panas dingin
merupakan metode yang paling efektif. Proses pengawetan rendaman panas dan
dingin diawali dengan merendam kayu pada larutan pengawet panas (80 derajat
celcius sampai dengan 113 derajat celcius) sehingga udara pada pori-pori kayu akan
mengembang. Kayu yang sudah direndam panas, kemudian dimasukkan pada larutan
pengawet dingin. Udara yang tadinya mengembang, kemudian akan mengerut dan
menarik larutan pengawet masuk ke dalam kayu. Proses rendaman panas dan dingin
dapat juga dilakukan dalam satu bak / tempat.
Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain :
daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.
Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama
dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah
keawetannya.
Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis
(beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya
makin rendah kekuatannya.
2. Kayu Non-Struktural
Catatan :
1. Angka-angka klas kuat kayu tersebut diatas berlaku untuk kayu dalam kondisi
kering udara.
2. Kayu klas V tidak boleh digunakan sbgkayu struktural.
Keawetan kayu terbagi atas 5 klas:
Tidak Terlindung Seperti c Terhadap
Ditanah terlindung & dibawah tapi Terhadap serangan
tidak ditanah atap & dipelihara serangan bubuk kayu
Klas Lembab
lembab tidak dengan serangga kering
Awet
terkena baik
lembab
a b c d e f
PENGERINGAN KAYU
Kadar air dikeluarkan melalui sinar matahari tergantung pada temperatur dan
kelembaban udara.
b. Antara kayu dengan kayu harus diberi kesempatan untuk udara keluar masuk, agar
saat menjemur kayu pada sinar matahari udara dan uap yang memuai dari kayu bisa
keluar dengan bebas.
2. Cara Pengeringan Tiruan (Antifisial drying)
Pengeringan ini dengan memakai ruang pemanas atau disebut : tungku pengering.
Prinsip kerja tungku pengering :
Mengalirkan udara lembab dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu diluar tungku.
Dengan adanya udara lembab yang mempunyai temperatur tinggi, kelembaban
dalam sel kayu akan naik dan air akan bergerak keluar.
adalah : kayu yang sifat dan bentuknya tidak lagi seperti kayu berasal dari alam, tetapi
telah
melalui proses pabrikasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai
keperluan
pembangunan.
1. Kayu Lapis
* 91,5 cm x 213,5 cm
* 122 cm x 244 cm
Sejenis ubin yang terbuat dari kayu yang berkwalitas baik dengan bentuk dan
standar :
a. Bujur Sangkar 305 mm x 305 mm tebal 6,4 mm
b. Persegi Panjang 305 mm x 610 mm tebal 9,5 mm
Persyaratan lain adalah : kadar air maks. 15 %.
3. Verneer
adalah : lembaran² tipis dari kayu dengan ukuran ketebalan 0,45 mm yang
berasal dari kayu² yang berkwalitas baik. Umumnya terbuat dari kayu jati.
Soal : 1.
Pada sebuah pembangunan gedung dibutuhkan 3, 5 m³ kayu ukuran 5/7. Hitung : berapa
batang kayu 5/7 dibutuhkan.
Penyelesaian :
Hitung terlebih dahulu volume 1 batang kayu ukuran 5/7.
= 0,05 x 0,07 x 4 = 0,014
Maka :
= 1 / 0,014 = 71,43 ~ 72 batang
Jadi kebutuhan kayu 5/7 dalam 1m³ = 72 batang.
Soal : 2.
Pada sebuah pembangunan gedung tersisa 75 btg kayu ukuran 5/10. Hitung : berapa m³
kayu tersebut.
Penyelesaian :
Hitung :
= 0,05 x 0,10 x 4 = 0,02
= 1 / 0,02 = 50 batang,
maka :
= 75 btg / 50 btg = 1,50 m³
Jadi sisa kayu = 1,5 m³.