Anda di halaman 1dari 8

KLASIFIKASI DAN TEGANGAN IJIN KAYU

A. Klasifikasi Kayu
Kayu-kayu untuk struktur bangunan oleh lembaga penelitian hasil hutan di
Bogor diklasifikasikan berdasarkan tingkat keawetannya dan tingkat kekuatannya.
Tingkat keawetan dan kekuatan dipakai untuk menentukan tingkat pemakaian kayu,
agar kayu dapat dimanfaatkan dengan lebih efisien.

1. Tingkat Keawetan
Uji keawetan kayu dilaksanakan dengan memeriksa daya tahan kayu terhadap
pengaruh cuaca (panas matahari, angin dan air) dan pengrusakan oleh rayap serta
serangga lainnya. Dari hasil pengujuan tersebut, disusun tingkat keawetan kayu
tersebut seperti pada Tabel 2.1.
Tingkat keawetan kayu tersebut diperiksa dan dipakai untuk keadaan di daerah
tropik. Pada daerah pegunungan dengan iklim yang lebih sejuk keawetan kayu
bangunan dapat lebih tinggi.
Kayu untuk suatu bangunan dapat ditingkatkan keawetannya dengan usaha
pengawetan kayu.
Tabel 2.1 Tingkat Keawetan Kayu Bangunan
Keadaan Kelas Awet
I II III IV V
a. lembab dan tidak 8 tahun 5 tahun 3 tahun waktu waktu
terlindung 8 tahun 15 tahun 10 tahun beberapa waktu
b. tidak terlindung, tidak
lembab tak tak sangat lama beberapa waktu
c. tempat terlindung, tanpa terbatas terbatas tahun singkat
perawatan tak tak tak 20 tahun 20 tahun
d. tempat terlindung, terbatas terbatas terbatas
dengan perawatan (dicat, tidak jarang agak cepat singkat singkat
dsb) tidak tidak hampir tak singkat
e. serangan oleh rayap tidak seberapa sekali
f. serangan oleh kumbang,
bubuk kayu dll

2. Tingkat kekuatan
Tingkat kekuatan kayu didasarkan pada uji pembebanan, yaitu uji lentur dan
uji desak. Selain itu tingkat kekuatan kayu juga memperhatikan berat jenisnya, karena
kekuatan kayu sebanding dengan berat jenisnya.

Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 1


Kekuatan dan berat jenis kayu pada berbagai kelas kuat dalam keadaan kering
udara pada kadar air 12 – 18% atau rata-rata 15% disajikan pada Tabel 2.2..

Tabel 2.2 Tingkat Kekuatan Kayu Bangunan


Klas Kuat
I II III IV V
2
1. Kuat lentur (kg/cm ) 1000 725 500 360 < 360
2
2. Kuat desak// (kg/cm ) 750 425 300 215 < 215
3.Berat jenis 0.9 0,6 0,4 0,3 < 0,3

3. Tingkat Pemakaian
Tingkat pemakaian menunjukkan tingkat kemampuan kayu, yaitu keawetan
dabn kekuatannya, yang akan dipakai untuk suatu struktur bangunan.
Tingkat pemakaian ditinjau terhadap kayu hasil pengolahan langsung (dari
penggergajian) tanpa diawetkan terlebih dahulu. Kemudian pekerjaan untuk mengolah
kayu, tidak ditinjau.
Kayu untuk struktur bangunan dibagi dalam 5 tingkat pemakaian, sesuai
dengan pembagian tingkat keawetan dan kekuatan. Klasifikasi tingkat pemakaian
kayu dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tingkat Pemakaian Kayu Bangunan

Tingkat Dipakai pada Contoh kayu


Pemakaian
I dan II Struktur berat yang tidak Klas I : Jati, Belian,
terlindung dan dengan Bengkirai, Resak Dll
kelembaban udara yang tinggi Klas II : Rasamala,
Merawan Dll.
III Struktur berat yang terlindung Kamper, Keruing, Puspa
Dll.
IV Struktur ringan yang terlindung Meranti, Suren,
jeungjing dll.
V Pekerjaan sementara

Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 2


B. Tegangan Ijin Kayu
Tegangan ijin kayu diperlukan untuk menghitung kekuatan struktur dukung,
misalnya untuk bangunan gedung, jembatan, bekisting, perancah dan sebagainya.
Kayu yang akan digunakan untuk struktur pendukung beban harus dihitung
kekuatannya berdasarkan tegangan kayu yang diijinkan misalnya untuk lentur, tekan,
tarik, geser, dan sebagainya. Tegangan ijin kayu tidak ada kaitannya dengan keawetan
kayu.

1. Faktor-faktor yang berpengaruh


Kayu merupakan bahan bangunan yang diperoleh dari tumbuhan di alam, berserat dan
tidak homogen. Sebagai struktur dukung, kekuatan kayu sangat bervariasi. Beberapa
faktor yang akan mempengaruhi kekuatannya adalah :
a. Kerapatan
b. Penyimpangan arah serat
c. Cacat-cacat karena retak kayu dan mata kayu
d. Kadar air
e. Sifat beban

Karena besarnya variasi akibat kadar air, penyimpangan arah serat, dan cacat-
cacat kayu, maka kayu untuk struktur dukung dibagi dalam mutu A dan B dengan
ketentuan seperti dalam Tabel 2.4.
Pada elemen pokok cacat kayu pada kayu mutu A, pada beban tetap dan kayu
kering udara, berbagai faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu jika dijumlahkan
akan diperoleh angka aman kekuatan kayu seperti pada Tabel 2.5 Angka aman tersebut
dipakai untuk pembagian angka kekuatan kayu pada Tabel 2.2.
Pengaruh pertambahan kadar air, akibat perubahan cuaca dan keadaan
lingkungan, menyebabkan berkurangnya kekuatan kayu. Faktor pengali untuk
pengaruh lingkungan ini menurut PKKI 1961 Pasal 6 harus dipakai angka-angka
seperti pada tabel 2.6.
Kayu yang mendukung beban sementara, mempunyai kekuatan yang lebih
besar daripada jika mendukung beban tetap. Faktor pengali untuk beban sementara , 
= 5/4. Menurut pedoman pembebanan Indonesia 1983, beban sementara meliputi
beban mati dan beban hidup, ditambah beban angin atau beban gempa atau beban
khusus yang lain. beban mati adalah berat sendiri struktur, komponen struktur dan
barang-barang atau alat yang bersifat tetap. Beban hidup adalah beban penggunaan

Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 3


bangunan, yaitu orang dan barang yang dapat berpindah, serta akibat air hujan. Beban
khusus antara lain diakibatkan oleh selisih suhu, pelaksanaan kontruksi, penurunan
fondasi, susut, kejut, gaya dinamis mesin-mesin, dsb.

Tabel 2.4 Mutu Kayu-Bangunan

Mutu A Mutu B
a. Kadar air : kering udara (12- a. Kadar air  30%

18%, rata-rata 15%

b. Mata kayu : b. Mata kayu :

d1  1/6 h , d2  1/6 b d1  ¼ h , d2  ¼ b

d1  3,5 cm, d2  3,5 cm d1  5 cm, d2  5 cm

c. Wanvlak : e1  1/10 b c. Wanvlak : e1  1/10 b

e2  1/10 h e2  1/10 h

d. Miring arah serat : tg   1/10 d. Miring arah serat : tg   1/7

e. Retak-retak : hr  ¼ b e. Retak-retak : hr  1/3 b

ht  ¼ b ht  ¼ b

Tabel 2.5 Angka Aman Kekuatan Kayu

Tegangan Angka Aman


Tarik // serat 9
Lentur 7
Desak // serat 5
Desak  serat 4
Geser // serat 4

Tabel 2.6 Faktor Keadaan Struktur

Faktor - Keadaan Struktur


2/3 Selalu terendam air sehingga kadar air tinggi

5/6 Struktur tidak terlindung tetapi kayu cepat kering

1 Struktur terlindung

Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 4


2. Angka Tegangan Ijin kayu
Untuk kayu mutu A, pada pembebanan beban tetap dalaam keadaan kering udara dan
kondisi terlindung, tegangan yang diijinkan menurut PKKI 1961 pada berbagai kla
kayu adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Tegangan Ijin Kayu mutu A

Tegangan Ijin Kelas Kuat Kayu Kayu Jati


(kg/cm2) I II III IV
lt 150 100 75 50 130
tk// = tr// 130 85 60 45 110
tk 40 25 15 10 30
// 20 12 8 5 15

Pada pelaksanaan pekerjaan kontruksi di lapangan, jika sulit untuk


mengidentifikasi suatu kayu, maka tegangan ijin kayu mutu A dapat dihitung
berdasarkan berat jenis kayunya. Antara berat jenis kayu dan tegangan ijinnya terdapat
hubungan linear sebagai berikut :
lt = 170. BJ
ds// = tr// = 150. BJ
ds = 40 . BJ
// = 20 . BJ
BJ = Berat jenis kayu keadaan kering udara
Untuk kayu mutu B, tegangan ijin kayu mutu A direduksi sebesar 25% atau
dikalikan dengan angka 0,75.
Dalam hitungan struktur, misalnya pada balok lentur atau batang tertekuk,
dipakai nilai modulus elastik (E) seperti pada Tabel 2.8. Angka dalam tabel tersebut
dipakai untuk kayu mutu A maupun kayu mutu B dan dipakai tanpa memperhitungkan
keadaan struktur (koefisien ) dan sifat beban (koefisien ).

Tabel 2.8 Modulus Elastik Kayu dengan Arah Gaya Sejajar Serat

Klas kuat kayu E (kg/cm2)


I 125 000
II dan jati 100 000
III 80 000
IV 60 000

Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 5


Resume:
Untuk dapat mengetahui besarnya tegangan ijin untuk perencanaan struktur kayu,
maka perhatikan faktor-faktor berikut ini:
1. Kelas kuat kayu atau Berat Jenis (BJ) kayu (lihat Tabel 2.7)
2. Mutu kayu (lihat keterangan setelah Tabel 2.7)
3. Kondisi struktur (lihat Tabel 2.6)
4. Sifat beban (lihat keterangan di alinea terakhir halaman II-3)

Contoh 1.
Sebuah struktur kayu kondisi tidak terlindung memikul beban tetap berupa beban
lentur. Jika diketahui kayu kelas kuat II mutu A, berapakah besarnya tegangan lentur
yang diijinkan?
Jawab: Besarnya tegangan lentur yang diijinkan adalah

σlt ijin = 100 x 1 x 5/6 x 1 = … kg/cm2

Penjelasan:
Angka 100 dari Tabel 2.7 ; angka 1 adalah factor mutu kayu A ; angka 5/6 adalah
factor kondisi tidak terlindung (Tabel 2.6) ; angka 1 adalah faktor beban tetap

Contoh 2.
Sebuah batang struktur terlindung memikul beban sementara berupa beban tarik aksial.
Jika kayu mutu B memiliki BJ sebesar 0,60 berapakah besarnya tegangan Tarik yang
diijinkan untuk perencanaan?
Jawab: Besarnya tegangan Tarik yang diijinkan adalah

σ tr ijin = (0,60 x 150) x 0,75 x 1 x 5/4 = … kg/cm2

Penjelasan:
Angka 0,60x150 adalah hubungan linier antara BJ dengan tegangan ijin ; 0,75 adalah
karena kayu mutu B ; 1 adalah faktor kondisi struktur terlindung ; 5/4 adalah faktor
sifat beban sementara.

Soal Latihan I
Sebuah batang struktur dari kayu kelas kuat I mutu B direncanakan memikul beban
sementara berupa beban tekan aksial pada kondisi terendam air. Berapakah besarnya
tegangan ijin tekan untuk perencanaan?

Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 6


Jawab: ……

Untuk beban tekan yang arahnya membentuk sudut miring sebesar α terhadap arah
serat kayu, maka tegangan ijin kayu dihitung dengan rumus sbb.:
 tk = tk// - (tk// - tk ) x sin 

Contoh:
Kayu kelas kuat I mutu B untuk struktur tidak terlindung direncanakan
memikul beban tetap, memikul beban tekan yang membentuk sudut  sebesar 380
terhadap arah serat kayu. Maka tegangan tekan yang diijinkan adalah sbb.:
σ tk// = 130 x 0,75 x 5/6 x 1,0 = 81,25 kg/cm2
tk = 40 x 0,75 x 5/6 x 1,0 = 25 kg/cm2
 tk = 81,25 – (81,25-25) x sin 380 = … kg/cm2

Soal Latihan II
Sebuah batang struktur terlindung dari kayu kelas kuat III mutu A direncanakan
memikul beban sementara berupa beban tekan aksial yang membentuk sudut  sebesar
360 terhadap arah serat kayu. Berapakah besarnya tegangan tekan yang diijinkan
untuk perencanaan?

Jawab: …

Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 7


Struktur Kayu I – Tekni Sipil Polmed II - 8

Anda mungkin juga menyukai