Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Dalam konstruksi jembatan, gedung, bendungan dan lain-lain perlu
diperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut bagaimana mengetahui letak yang
baik dan cocok dengan rencana yang diinginkan, serta bagaimana cara
mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk itu diperlukan ilmu yang mempelajari tentang struktur kayu dan
sambungan kayu serta mengerti akan konstruksi kayu tersebut. Maka dari itu
diperlukan latihan-latihan tentang konstruksi kayu.
Laporan ini dilatar belakangi oleh berkurangnya minat pada praktek kayu,
keseragaman dalam memberi materi praktek kayu, tidak adanya peremajaan
peralatan praktek kerja kayu baik yang manual maupun yang masinal dan
kemajuan teknologi dibidang pekerjaan kayu yang sangat pesat sekali, serta untuk
mempermudah pada saat memberikan pelajaran dan evaluasi setelah berakhirnya
praktek kayu.
Sehingga dengan adanya laporan ini diharapkan dapat memberikan
pengertian dan penjelasan kepada para mahasiswa secara garis besar tentang
praktek kayu serta cara evaluasi akhir praktek dengan baik. Karena praktek kerja
kayu ini erat kaitannya dengan dunia perindustrian dalam hal ini industry meubel
(furniture), dengan demikian mahasiswa diharapkan mengerti dan jelas tentang
apa yang dinamakan praktek kerja kayu itu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja alat yang digunakan dalam membuat jendela?
2. Bagaimana cara membuat kusen jendela?
3. Bagaimana cara membuat daun jendela?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat mengenal dan memahami peralatan manual dan mesin
dalam membuat jendela.
2. Mahasiswa dapat memahami langkah kerja yang baik untuk membuat
jendela.
3. Mahasiswa dapat membuat kusen dan daun jendela dengan baik.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kayu


Kayu adalah bahan konstruksi yang diperoleh dari tumbuhan di alam, yang
juga tidak hanya merupakan bahan konstruksi pertama, tetapi juga mungkin yang
terakhir dalam suatu konstruksi. Kayu merupakan bahan konstruksi yang dapat
diperbaharui. Melihat dan luas dan pentingnya benda-benda yang terbuat dari
kayu maka diperlukan keahlian dan tehnik-tehnik tertentu dalam proses
pembuatan benda-benda konstruksi kayu tersebut.
Untuk memperlancar dalam pelaksanaan industri konstruksi/bangunan,
seorang ahli kerja kayu yang baik memerlukan :
a. Pemahaman bahan-bahan kayu yang akan digunakan
b. Penguasaan secara lengkap berbagai perkakas dan peralatan kayu
c. Pengetahuan praktis tentang konstruksi
d. Pengetahuan tentang prosedur pelaksanaan kerja
e. Kemampuan dalam merencana (good design)
Industri konstruksi/bangunan terdiri atas beberapa kelompok jenis pekerjaan,
diantaranya ada 3 (tiga) kelompok :
1. Konstruksi Berat.
Baja dan beton adalah bahan struktur pokok. Pada tahap paling awal,
pekerjaan kayu akan terpusat pada persiapan dan menunjang pembuatan
acuan/cetakan beton. Kemudian pekerjaan kayu akan bekerja dengan kayu,
beton, besi, plastik atau kerja batu untuk membuat serta menyelesaikan
finishing interior maupun exterior bangunan tersebut.
2. Konstruksi Rumah Tinggal.
Kayu dan batu bata merupakan bahan tradisional yang cukup lama
digunakan untuk pembuatan rumah, sekarang dalam pekerjaan kayu sering
pekerjaan memerlukan beberapa bahan lainnya :
a. Besi berlapis seng dan alumunium, digunakan untuk rangka rumah,
rangka jendela, pintu dan atap.
b. Asbes semen, digunakan untuk penutup dinding dan atap.
c. Plastik, digunakan sebagai pelapis luar dan dalam almari,
permukaan meja/kursi dan untuk penutup dinding.
3. Produksi Komponen Bangunan (Joinery Manufacture).
Yang termasuk dalam kerja kayu didalam memproduksi komponen-
komponen bangunan, adalah :
a. Daun pintu dan daun jendela
b. Kusen pintu dan jendela
c. Konstruksi kuda-kuda untuk atap
d. Konstruksi tangga
e. Meubel (furniture)

2.2 Kayu Sebagai Bahan Utama Konstruksi.


Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapat dari tumbuhan alam,
artinya kayu dapat diperoleh di alam dengan mudah tanpa harus dibuat atau diolah
di pabrik. Kayu juga memiliki sifat menguntungkan dan merugikan.
2.2.1 Sifat kayu yang menguntungkan, adalah sebagai berikut :
a. Mudah didapat dan ralatif murah harganya dibandingkan dengan
bahan bangunan lainnya seperti beton dan baja.
b. Mudah dikerjakan tanpa alat berat khusus.
c. Bentuknya indah alami.
d. Sebagai isolasi panas.
e. Sebagai isolasi listrik.
f. Tahan zat kimia seperti asam dan garam dapur.
g. Ringan, mengurangi berat sendiri dari bangunan.
h. Serba guna serta bekasnya masih dapat dimanfaatkan lagi.

2.2.2 Sifat kayu yang merugikan, adalah sebagai berikut :


a. Mudah terbakar dan menimbulkan api.
b. Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur
pohon.
c. Cepat rusak oleh pengaruh alam.
d. Dapat dimakan oleh serangga kecil seperti rayap, kumbang dan
lain-lain.
e. Dapat berubah bentuknya, seperti menyusut/memuai tergantung
dari kadar air yang dikandungnya.
f. Kekuatan kayu tidak seragam, walaupun dari jenis pohon yang
sama hal ini disebabkan karena adanya cacat kayu.

2.3 Klasifikasi Kayu


2.2.1 Kelas berdasarkan keawetan
Kelas awet kayu adalah kemampuan daya tahan kayu tehadap situasi
tertentu. Berikut adalah tabel kelas awet kayu:
Tabel 3.1 Kelas awet kayu

KELAS AWET I II III IV V

a. Selalu berhubungan Sangat Sangat


8 tahun 5 tahun 3 tahun
dengan tanah lembab pendek pendek
b. Hanya terbuka terhadap
angin dan iklim tetapi 20 15 10 Beberapa Sangat
dilindungi terhadap air dan tahun tahun tahun tahun pendek
kelemasan.
c. Di bawah atap tidak terkena
dengan tanah lembab dan Tak Tak Sangat Beberapa
Pendek
dilindungi terhadap terbatas terbatas lama tahun
kelemasan
d. seperti c, tetapi terpelihara Tak Tak Tak 20
20 tahun
dengan baik, dicat terbatas terbatas terbatas tahun
Serangan oleh rayap Agak Sangat Sangat
Tidak Jarang
cepat cepat cepat
Serangan oleh bubuk kayu Hampir Sangat
Tidak Tidak Cepat
kering tidak cepat
2.2.2 Kelas berdasarkan kekuatan atau kelas kuat
Kelas kuat ditentukan oleh :
a. berat jeins kering udara kayu tersebut
b. keteguhan lentur mutlak kayu tersebut
c. keteguhan tekan mutlak kayu tersebut

2.2.3 Kelas berdasarkan berat kayu atau kelas berat


Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu
benda ditentukan oleh massa dan volume tertentu.
Tabel 2.2 Kelas kayu bedasarkan berat kayu
Kelas berat Kelas berat
a. sangat berat lebih berat dari 0,90

b. berat 0,75 – 0,90


c. agak berat 0,69 – 0,75

d. ringan lebih kecil dari 0,65

2.4 Macam-Macam Cacat pada Kayu


Cacat kayu dapat menimbulkan efek samping yang serius terhadap kekuatan
kayu, kekakuan dan keindahan kayu. Untuk mengenal posisi dari berbagai bentuk
cacat kayu, kita tentukan bentuk penampang kayu. Macam-macam cacat kayu
dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kelompok :
2.3.1 Cacat Kayu Setelah Penggergajian Akibat Penyusutan
Macam-macam cacat akibat penyusutan, adalah sebagai berikut :
a. Sisi cembung (Spring), adalah : perubahan bentuk melengkung
arah memanjang pada bagian tepi/sisi kayu.
b. Sisi membentuk busur (Bow), adalah : perubahan bentuk
melengkung arah memanjang pada bagian permukaan kayu.
c. Permukaan membentuk mangkok (Cup), adalah : perubahan bentuk
melengkung pada arah lebar kayu, cacat seperti ini sering terjadi
pada penggergajian back sawing.
d. Melenting (Twist), adalah : pemuntiran melintang pada permukaan
kayu yang berputar berlawanan arah pada masing-masing ujung
kayu.
e. Pecah permukaan (end splits), adalah : pecah dimulai pada bagian
ujung dan mejalar sepanjang papan.
Cacat akibat penyusutan seperti di atas sukar sekali dihindarkan, tetapi
dapat dikurangi dengan cara penumpukkan yang baik dan meletakkan beban
pemberat pada bagian atas tumpukkan serta tidak memberikan suhu yang
tinggi selama proses pengeringan.

2.3.2 Cacat Disebabkan Serangan Jamur Pembusuk.


Kerusakkan ini terjadi pada permulaan pengeringan, yang banyak
diserang pada umumnya bagian kayu gubal. Macam-macam jamur, adalah
sebagai berikut :
a. Jamur pelapuk kayu
b. Jamur pelunak kayu
c. Jamur pewarna kayu.

2.3.3 Cacat Disebabkan Bahan Kimia (zat ekstraktif).


Kayu mempunyai kandungan beberapa zat, diantaranya zat ekstraktif.
Melalui reaksi kimia zat ini dapat mengakibatkan perubahan warna atau
noda pada kayu.

2.3.4 Cacat Dari Pohon.


Cacat dari pohon dapat dibedakan menjadi 4 (empat), adalah sebagai
berikut :
a. Cacat mata kayu.
b. Cacat hati rapuh.
c. Serangga perusak kayu.
d. Cacat kayu gubal (sap wood).
Gambar 2.1 Contoh Cacat pada Kayu

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kayu


Kayu untuk keperluan konstruksi mempunyai sifat yang menguntungkan
dan merugikan yaitu :
2.4.1 Keuntungan Kayu
a. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh listrik dan
bahan kimia
b. Kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah
c. Mudah dalam pengerjaan
d. Mudah didapat dalam waktu yang relatif singkat
e. Murah dan dapat mudah diganti

2.4.2 Kerugian-kerugian kayu antara lain :


a. Struktur kurang homogen
b. Dapat memuai dan menyusut
c. Mudah terbakar
d. cepat lapuk
e. Mempunyai cacat-cacat kayu
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1. Bahan Baku


3.1.1.1. Kayu Meranti
Kayu Meranti merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis
yang cukup terkenal. Dan kayu ini juga termasuk salah satu jenis kayu
komersial yang banyak peminatnya. Di Indonesia, kayu meranti berasal
dari beberapa daerah yakni Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan beberapa
juga ada yang berasal dari Sulawesi. Dan dari keempat daerah itu,
Kalimantan merupakan daerah penghasil kayu meranti yang paling bagus
dari pada tiga daerah lainnya, sehingga orang-orang banyak yang
menyebut meranti sebagai kayu kalimantan.

Gambar 3.1 Kayu meranti

3.2. Alat Kerja Kayu Menggunakan Alat-alat Tangan


3.2.1. Gergaji tangan
a. Gergaji Pemotong
Gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk memotong kayu, dan
arah menggergaji adalah tegak luruns terhadap urat kayu, sedangkan
posisi gergaji berbentuk 4 derajat terhadap permukaan kayu.

Gambar 3.2 Gergaji pemotong


b. Gergaji Pembelah
Gergaji tangan pembelah dipergunakan untuk membelah kayu dan
arah menggergaji searah dengan arah urat kayu, sedangkan posisi
gergaji berbentuk sudut 60 derajat terhadap permukaan kayu

Gambar 3.3 Gergaji pembelah

3.2.2. Pahat
Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berikut pahat yang
digunakan:
a. Pahat tusuk
1. Berguna untuk menusuk kayu.
2. Sudut penajaman dari 30 hingga 35 derajat atau dapat juga
dengan ketentuan lain yaitu dua kali tebal pahat.
3. Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga
supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam.
4. Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai dari 1/8” hingga
5/8” dengan kenaikan masing-masing 1/8” dan dari ¾” sampai
dengan 2” dengan kenaikan masing-masing ¼”

Gambar. 3.4 Pahat tusuk


3.3 Alat-Alat Bantu
3.3.1. Siku
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada kayu pekerjaan di atas
permuikaan dengan garis siku (90 derajat) terhadap bidang lain yang telah
diberi tanda pating. Juga untuk memeriksa bidang permukaan kayu yang
sedang diketam apa sudah lurus, rata dan siku erhadap bidang lain.

Gambar 3.5 Penggaris Siku

3.3.2. Rol Meter


Alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter.
Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar
jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm.

Gambar 3.6 Rol Meter


3.3.3. Palu
Macam-macam palu yang digunakan:
a. Palu karet
Terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan tangkai. Bahan untuk
kepalanya harus dibuat dari karet yang padat dan kenyal sehingga
sukar untuk dapat belah. Palu karet digunakan untuk memukul benda
kerja dari kayu.

Gambar 3.7 Palu karet


b. Palu Besi
Menurut bentuknya terdapat dua jenis yaitu :Palu pantak dan palu
kuku atau disebut palu kaki kambing.

Gambar 3.8 Palu besi

3.3.4. Amplas Kayu


Amplas kayu adalah suatu jenis amplas yang digunakan meratakan
atau menghaluskan benda kerja dalam bentuk kayu. Jenis amplas kayu tidak
jauh beda dengan amplas besi atau logam, hanya terletak pada
penggunaannya.

Gambar 3.9 Amplas kayu


3.3.5. Pensil
Berfungsi untuk pemberian tanda dores atau penggambarab yang tidak
membutuhkan ketelitian yang detail.

Gambar 3.10 Pensil kayu

3.4 Alat-Alat Mesin Kayu


3.4.1 Mesin gergaji bundar (circular saw)
Mesin gergaji bundar digunakan untuk Memotong kayu (cross
cutting), Membelah kayu (ripping), dan Mengiris kayu (resawing)

Gambar 3.11 Mesin gergaji budar (circular saw)

3.4.2 Mesin ketam perata (surfacer)


Mesin ketam perata (surfacer) digunakan untuk mengetam rata dan
lurus permukaan kayu, dan mengetam rata dan lurus, siku-siku sisi tebal
kayu
Gambar 3.12 Mesin ketam perata
3.4.3 Mesin morties
Mesin morties atau Mortising Machine berguna untuk membuat lubang
untuk pasak

Gambar 2.13 Mesin morties

3.4.4 Mesin router


Mesin router digunakan untuk membuat sponing, membuat profil, dan
membuat alur

Gambar 2.14 Mesin router


3.4.5 Mesin Bor Tangan
Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan
biasanya digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam.
Khusus Mesin bor ini selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa
digunakan untuk mengencangkan baut maupun melepas baut karena
dilengkapi 2 putaran yaitu kanan dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam
berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga fungsinya masing-masing.

Gambar 3.15 Mesin bor tangani


BAB IV
URAIAN PRAKTIKUM

4.1 Pembuatan Sketsa dan Rencana Anggaran Biaya


Membuat sketsa diatas kertas gambar dengan ukuran kusen jendela 165 cm
x 80 cm dan daun jendela 110 cm x 64 cm. Seluruh gambar yang dibutuhkan
seperti tampak kusen jendela, tampak daun jendela, sambungan yang digunakan,
detail digambar pada kertas gambar (dilampirkan pada bagian lampiran).
Untuk membuat jendela ukuran 165 cm x 80 cm dibutuhkan biaya Rp.
656.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
1. Kusen kayu dengan merk bordneo dibutuhkan untuk kusen melintang
dan memanjang. Dimana kusen memanjang membutuhkan volume
sebanyak 0,013104 m3/ 1 bagian kusen memanjang, dan kusen
melintang membutuhkan volume 0,008784 m3/ 1 bagian kusen
melintang. Kusen memanjang membuthkan 4 bagian kayu borneo
sedangkan kusen melintang membutuhkan 2 bagian kayu borneo.
Sehingga total volume kusen memanjang adalah 0,026206 m3 dan
kusen melintang 0,03536 m3. Maka untuk membuat kusen memanjang
dan melintang dibutuhkan 3 lonjor kayu borneo dengan ukuran 6 x 12
dan dengan bentang 12 meter. Harga total untuk kusen adalah Rp.
336.000
2. Daun jendela melintang dan memanjang membutuhkan papan kayu
dengan merk meranti. Dimana daun jendela memanjang
membutuhkan volume sebanyak 0,002640 m3/ 1 bagian daun jendela
memanjang, dan kusen melintang membutuhkan volume 0,001536 m3/
1 bagian daun jendela melintang. Daun jendela memanjang
membuthkan 4 bagian papan meranti sedangkan kusen melintang
membutuhkan 4 bagian papan meranti. Sehingga total volume daun
jendela memanjang adalah 0,010560 m3 dan kusen melintang
0,006144 m3. Maka untuk membuat daun jendela memanjang dan
melintang dibutuhkan 1 lembar papan mernati dengan ukuran 3 x 20
dan dengan bentang 12 meter. Harga total untuk kusen adalah Rp.
70.000.
3. Kaca jendela membutuhkan kaca dengan merk rayben. Dimana kaca
membutuhkan luas 0,528 m2/ 1 bagian kaca jendela. Kaca jendela
membutuhkan 2 bagian. Sehingga total luas kaca jendela yang
dibutuhkan adalah 1,056 m2 .Maka untuk membuat kaca jendela
dibtuhkan 2 lembar kaca rayben tebal 6 mm dan dengan luas 1 m2.
Harga total kaca rayben adalah Rp. 250.000.

4.2 Persiapan Alat Pertukangan


Setelah gambar sketsa selesai. Persiapkan alat teknik yang akan digunakan.
Berikut alat teknik yang harus dipersiapkan:
4. Kayu Meranti dengan ukuran sebagai berikut:
Untuk kusen jendela:
a. Kayu I ukuran
b. Kayu II ukuran
Untuk daun jendela:
a. Kayu III ukuran
b. Kayu IV ukuran
5. Gergaji pemotong dan gergaji pembelah,
6. Pahat tusuk,
7. Palu karet dan palu bes,
8. Rol meter,
9. Pensil,
10. Penggaris siku,
11. Amplas kayu,
12. Mesin bor tangan,
13. Mesin gergaji bundar,
14. Mesin ketam prata,
15. Mesin morties,
16. Mesin router.
4.3 Tahap pembuatan Komponen
1. Setelah semua peralatan disiapkan ambil kayu I, II, III dan IV dan
ukur sesuai perencanaan dan tandai menggunakan pensil dengan tebal
agar tanda tidak hilang.

Gambar 4.1 Pengukuran komponen


2. Setelah masing-masing kayu diberi tanda potonglah kayu I,II, III dan
IV menggunakan mesin gergaji bundar sesuai tanda yang ada di kayu
tersebut.

Gambar 4.2 Pemotongan komponen dengan mesin gergaji bundar


3. Setelah semua kayu dipotong, gunakan mesin ketam serut untuk
menghaluskan dan meluruskan bagian kayu yang bengkok, agar saat
dirakit kayu yang digunakan dapat siku atau tegak lurus. Selain itu
mesin ini juga membuat tebal kayu menjadi seragam.
a.

b.

Gambar 4.2 a). Perataan kayu yang bengkok menggunakan mesin


surfer, b). Penyamaan ukuran kayu dengan mesnggunakan mesin
surfer

4. Setelah semua permukaan kayu rata dan tegak lurus serata tebal kayu
seragam buatlah ukura untuk sambungan pasak dengan menggunakan
pensil. Dimana Kayu I dan III sebagai lubang tenon dan Kayu II dan
IV sebagai tenon.
Gambar 4.3. Pembuatan Lubang Gambar 4.4. Pembuatan Tenon

5. Selanjutnya menghaluskan bagian lubang tenon dan tenon dengan


amplas kayu dan menyambungkan kayu I dengan Kayu II dan Kayu
III dengan IV. Apabila tidak cocok gunakan amplas kayu dan pahat
untuk membuang bagian-bagian yang meghalangi jalannya
sambungan.

a. b.
Gambar 4.4 a). Perataan lubang menggunakan pahat tusuk, b).
Perataan tenon menggunakan pahat tusuk
6. Sebelum kita merakit komponen kita harus memberi profil pada kayu
I, II untuk tempat masuknya daun jendela dengan mesin profil.
Gambar 4.5 Pembuatan profil pada bagian kusen jendela
7. Maka semua komponen pembuatan jendela sudah selesai.

4.4 Tahap Perakitan


Setelah semua komponen telah dibuat, waktunya untuk merakit komponen
kusen tersebut
1. Rakitlah semua komponen yang telah dibuat. Untuk kusen jendela
Kayu I disambungkan dengan Kayu II, sedangkan daun jendela Kayu
III disambungkan dengan kayu IV.

Gambar4.6 Perakitan Kusen Jendela


Gambar 4.7. Perakitan Daun Jendela
2. Setelah semua komponen dirakit menghasilkan kerangka seperti
gambar berikut.

a. b.
Gambar 4.8. a). Kusen Jendela, b). Daun Jendela
3. Setelah komponen selesai dirakit periksa siku jendela mengukur
menggunakan penggaris siku. Jika sudah siku gunakan kayu dan
tempelkan pada pangkal daun jendela dengan memaku pada kayu I
dan kayu II di ujung-ujungnya
Gambar 4.9. Pemasangan kayu di pangkal-pangkal kusen
4. Selanjutnya adalah pemasangan pasak dengan menggunakan batang
bambu. Lubangi ujung kusen dengan mesin bor tangan hingga
menembus sambungan pasak. Setelah kayu berlubang masukan bambu
yang sudah disiapkan dengan palu karet. Fungsi bambu disini untuk
menggantikan fungsi lem kayu.
5. Seperti point ke-4, hal yang sama dilakukan untuk daun jendela.
6. Sebelum digunakan amplas kusen dan daun jendela agar permukaan
lebih halus.
7. Kusen jendela dan daun jendela dapat digunakan.

Gambar 4.10. Hasil Kusen Jendela dan Daun Jendela.


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dengan selesainya laporan kerja kayu I ini penulis dapat menyimpulkan
bahwa praktek kerja kayu penting di pelajari dan diketahui bagi mahasiswa,
karena menambah wawasan serta menambah pengalaman bagi mahasiswa yang
nantinya akan terjun kelapangan proyek ataupun yang ingin berwirausaha.
Pekerjaan kayu sangat penting dalam proses pembangunan, dimana
pekerjaan kayu merupakan pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan kayu
atau pekerjaan yang menggunakan kayu. Kerja kayu dapat menunjang atau
memperlancar proses pembangunan di proyek ataupun untuk menunjang isi dari
bangunan tersebut berupa kontruksi mebel/furniture, lemari, kursi, meja, perancah
dan lain-lain.
Dalam peraktikum kali ini mahasiswa dapat me,pelajari macam-macam alat
pertukangan seperti alat kerja kayu menggunakan tangan (pahat dan gergaji), alat
bantu (palu, amplas kayu, pensil, penggaris siku, rol mater) dan juga alat mesin
kayu (mesin gergaji budar, mesin surfer, mesin morties, mesin router dan mesin
bor tangan).
Untuk membuat jendela yang baik dan benar adapun langkah kerja yang
harus dilaksanakan diantaranya :
1. Pembuatan sketrsa dan rencana anggaran biaya
2. Persiapan alat pertukangan
3. Pembuatan komponen
4. Perakitan komponen
Untuk membuat jendela yang baik ada beberapa aspek-aspek diantaranya,
perencanaan denah bangunan, fungsi ruangan, arah hadap jendela, aspek
keamanan, jenis material dan desain jendela tersebut. Dengan aspek-aspek
tersenut kita dapat merencakan jendela tidak hanya bermanfaat secara fungsional
teatapi menambah aspek estetika.
5.2. Saran
Dalam praktek kerja kayu dilab bengkel kerja ruangan yang digunakan
sangat kecil dan ada beberapa alat dan perkakas yang tidak dapat digunakan
karena rusak. Penulis berharap nantinya alat dan perkakas diperbaiki untuk
menunjang pembelajaran praktek kerja kayu dan mempermudah atau
mempercepat pembelajaran bagi mahasiswa untuk kedepanya.

Anda mungkin juga menyukai