Disusun oleh:
PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa pula
penulis ucapkan terima kasih kepada wali kelas selaku pendamping yang senantiasa
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Bila ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis
menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih
memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.
Penyusun
2
BAB I
PEBDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kondisi keuangan dan hasil operasi (kinerja) perusahaan yang tercermin pada
laporan keuangan perusahaan yang pada hakikatnya merupakan hasil dari kegiatan
akuntansi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan sangat berguna bagi pihak-pihak yang berada dalam perusahaan (pihak
intern) maupun pihak-pihak yang berada diluar perusahaan (pihak ekstern). Informasi
yang berguna tersebut misalnya tentang kinerja keuangan perusahaan selama beberapa
periode untuk mengetahui perkembangan perusahaan pada jangka pendek, menengah
dan panjang.
Laporan keuangan pada dasarnya bertujuan untuk melaporkan kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan sekaligus mengevaluasi keberhasilan
strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Menganalisis laporan
keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan
keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang
merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar,
informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang
perusahaan yang dilaporkan tersebut.
Analisis rasio keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisi laporan
keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun lainnya yang ada dala m
laporan keuangan. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kinerja suatu
perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul tentang “Laporan
Kuangan dan Analisis Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Periode 2020-2021”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu laporan keuangan dan Rasio dalam laporan keuangan?
3
2. Bagaimana tingkat perkembangan laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan analisis
komparatif?
3. Bagaimana tingkat perkembangan Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan analisis
common size?
4. Bagaimana tingkat perkembangan Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan analisis rasio?
5. Bagaimana tingkat perkembangan laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan analisis du
pont?
C. TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja laporan keuangan dan rasio dalam laoran keuangan.
2. Untuk mengetahui tingkat perkembangan laporan keuangan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan
analisis komparatif.
3. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Laporan Keuangan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan
analisis common size.
4. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Laporan Keuangan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan
analisis rasio.
5. Untuk mengetahui tingkat perkembangan laporan keuangan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) pada periode 2020-2021 jika menggunakan pendekatan
analisis du pont.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
satu tahun, dan karena perusahaan tidak pernah diharuskan untuk membayar
dividen kepada para pemegang saham, saham biasa dan laba ditahan yang
keduanya merupakan modal "permanen".
b. Perhitungan Laba-Rugi (Income Statement)
Penjualan terletak pada bagian paling atas dari laporan; berbagai
biaya termasuk pajak dikurangkan untuk men- dapatkan laba bersih yang
menjadi hak para pemegang saham.' Angka yang terdapat pada baris paling
bawah adalah laba per saham (earnings per share, EPS) yang dihitung dari
laba bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
c. Laporan Laba Ditahan (Statement of Retained Earnings)
Laba yang dihasilkan bisa seluruhnya dibayarkan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau ditahan dan ditanamkan kembali pada kegiatan
usaha perusahaan. Sudah barang tentu para pemegang saham lebih suka
menerima dividen, akan tetapi jika laba ditanamkan kembali ke perusahaan,
nilai dari posisi pemegang saham di perusahaan akan meningkat. Pada
bagian lain buku ini akan dipertimbangkan pro dan kontra tentang pilihan
antara laba ditahan dengan pembayaran dividen, tetapi untuk sekarang ini
hanya akan dibahas pengaruh laba ditahan dan dividen terhadap neraca.
Perlu dicatat bahwa laba operasi bersih (net operating income, NOI)
dilakukan penyesuaian dengan pendapatan dan beban non-operasi untuk
mendapatkan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Jika pen- dapatan dan
beban lain-lain sangat kecil, maka NOI dan EBIT tidak banyak berbeda.
d. Hubungan Antara Ketiga Laporan
Penting sekali untuk mengenali bahwa neraca merupakan laporan
tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu, sedangkan
perhitungan rugi-laba menunjukan hasil kegiatan operasi selama periode
waktu tertentu. Jadi neraca merupakan suatu gambaran dari posisi
perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan rugilaba
didasarkan pada konsep arus yang menunjukkan apa yang terjadi antara dua
titik waktu.
Laporan laba ditahan menunjukkan bagaimana perkiraan laba ditahan
pada neraca disesuaikan antara tanggal tanggal neraca. Suatu perusahaan yang
menahan laba biasanya melakukannya untuk perluasan usaha, yaitu untuk
membiayai pembelian aktiva seperti alat, mesin dan persediaan.
6
Dengan perkataan lain, unsur laba ditahan pada neraca menunjukkan
berapa banyak keuntungan pemegang saham telah ditanamkan kembali ke
perusahaan dari tahun ke tahun. Jadi, perkiraan laba ditahan menunjukkan
tambahan investasi yang telah dilakukan oleh kelompok para pemegang saham
ke perusahaan, di samping investasi awal pada waktu pen dirian perusahaan dan
penerbitan saham pada waktuwaktu berikutnya.
B. ANALISIS KOMPARATIF
Anaslisis komparatif merupakan salah satu teknik dalam analisis laporan
keuangan dengan membandingkan nilai item-item di dalam laporan keuangan
sebelumnya. Dengan penyajian laporan keuangan seperti ini akan
mempermudah dalam memperoleh gambaran mengenai pergerakan dan
kecenderungan serta memberikan petunjuk yang berharga dalam rangka
memprediksi masa depan.
saldo akun sekarang − akun sebelumya
𝐴𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100
saldo akun sebelumnya
7
b. Passiva
saldo akun passiva tertentu
𝐴𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100
Total liabilitas dan ekuitas
2. Laporan Laba Rugi
saldo akun tertentu
𝐴𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝐶𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑆𝑖𝑧𝑒 = × 100
Total Pendapatan
D. ANALISIS RASIO
Analisis rasio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
pada pos laporan keuangan. Rasio dapat dikelompokkan menjadi lima kategori :
1. Rasio Likuiditas
Analisa rasio liquiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh
tempo. Rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar jangka pendek (Hery, 2015).
Berdasarkan laporan keuangan PT. Kereta Api Indonesia,maka perhitungan
kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas terdiri dari Current Ration,Cash
Ratio,dan Quick Ratio seperti dibawah:
a. Current Ratio
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban.
Aktiva Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
lialibitas Lancar
b. Quick Ratio
Cash Ratio atau rasio cepat merupakan kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa menggunakan persediaan.
c. Cash Ratio
8
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat
menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban
lancar tahun yang bersangkutan.
𝐾𝑎𝑠
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melunasi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan
tutup atau dilikuidasi.
Berdasarkan laporan keuangan PT. Kereta Api Indonesia,maka perhitungan
kinerja keuangan berdasarkan rasio Solvabilitas yakni sebagai berikut:
Rasio hutang yang rendah, menandakan memiliki lebih banyak aset dari
pada kewajiban. Dengan kata lain, aset didanai oleh ekuitas, bukan melalui
pinjaman.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
9
Pengganda yang tinggi menunjukan bahwa sebagian besar asset
perusahaan dibiayai oleh hutang, sedangkan pengganda yang rendah
menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat memperoleh hutang dari
pemberi pinjaman atau manajemen menghindari penggunaan hutang
untuk membeli asset.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
3. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas memberikan gambaran terkait cara perusahaan
menggunakan dan memanfaatkan aset secara menguntungkan.
Berdasarkan laporan keuangan PT. Kereta Api Indonesia, maka perhitungan
kinerja keuangan ditinjau berdasarkan rasio profitabilitas yakni sebagai berikut:
a. Operating Margin
The operating margin, mengkalkulasikan berapa presentase
keuntungan operasi yang dihasilkan dari setiap penjualan.
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
b. Profit Margin
Rasio margin merupakan perbandingan antara laba bersih dan penjualan
yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba.
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
10
d. Basic Earning Power (BEP) Ratio
Basic earning power mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghassilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total
aktiva yang dimiliki perusahaan,dimana rasio ini mencerminkan efektivitas
dan efisiensi pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan oleh
perusahaan.
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
e. Return on Equity
Return on Equity mengukur suatu kemampuan pada sebuah perusahaan
,untuk menghasilkan laba dari investasi pemegang saham.
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑂𝐸 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
11
Rasio perputaran aset tetap mengukur seberapa produktif dan efisien
perusahaan menggunakan aset tetapnya untuk menghasilkan pendapatan.
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
E. ANALISIS DU PONT
Sistem Du Pont dirancang untuk menunjukkan bagaimana marjin laba atas
penjualan, rasio perputaran aktiva, serta penggunaan utang berinteraksi dalam
menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE). Manajemen perusahaan bisa
memakai sistem Du Pont untuk menganalisis cara-cara untuk memperbaiki kinerja
perusahaan.
12
F. LAPORAN LABA RUGI
1. Laporan Laba-Rugi
13
2. Laporan Posisi Keuangan
14
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS KOMPARATIF
Akm rugi aktuaria atas imbalan kerja - 1.507.891.991 - 1.630.468.842 - 122.576.851 8 1,08
Selisih likuidasi 968.135 968.135 - - 1,00
Modal disetor atas pengampunan pajak 486.081 486.081 - - 1,00
Ekuitas yg dpt diatribusikan kepada
pemilik entitas induk 16.848.010.042 23.262.973.118 6.414.963.076 38 1,38
Kepentingan non pengendaliaan 191.969.460 148.767.207 - 43.202.253 - 23 0,77
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 53.207.069.002 62.768.826.772 9.561.757.770 18 1,18
16
Kesimpulan Laporan Neraca Komparatif:
a. Dari sisi posisi keuangan, pada tahun 2020 aktiva perusahaan mengalami
peningkatan sebesar 18%. Kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan
baik pada aktiva lancar maupun aktiva tetap. Hal itu mengindikasikan bahwa
pada tahun 2021 perusahaan telah melakukan perluasan usaha untuk
mendukung peningkatan penjualan.
b. Dari sisi posisi keuangan, pada tahun 2021 utang dan modal perusahaan juga
mengalami peningkatan dalam jumlah yang sama dengan peningkatan aktiva
(18%). Hal itu juga bisa disebabkan karena perusahaan mendanai kegiatan
perluasan usahanya.
17
menunjukan bahwa perusahaan belum dapat memanfaatkan perluasan usaha yang
telah dilakukan karena terkendala oleh pandemic covid-19.
b. Dari sisi laba rugi juga nampak bahwa sebagai akibat adanya perluasan usaha
perusahaan cukup meningkatkan efisiensi kegiatan produksinya. Hal itu
tercermin dalam penurunan HPP (25%) yang diperlukan untuk mendukung
peningkatan pendapatan yang lebih besar daripada penurunan pendapatannya (-
1%), sehingga penurunan rugi komprehensif yang terjadi (-81%) jauh lebih kecil
daripada penurunan penjualan (-1%).
18
PT Kereta Api Indonesia
Laporan Posisi Keuangan Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2020 dan 30 Juni 2021
Tahun COMMON SIZE
POSISI KEUANGAN
2020 2021 2020 2021
ASET
Aset lancar lainnya
Kas dan setara kas 6.609.296.498 3.808.203.932 12,42 6,07
Dana dibatasi penggunaannya 178.268.297 2.748.463.918 0,34 4,38
Piutang usaha 449.820.732 1.075.098.473 0,85 1,71
Piutang lain-lain 55.799.186 74.670.546 0,10 0,12
Persediaan 912.156.310 893.780.639 1,71 1,42
Pendapatan masih akan diterima 242.183.243 239.054.610 0,46 0,38
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 229.092.824 278.955.141 0,43 0,44
Pajak dibayar dimuka 469.473.998 572.701.539 0,88 0,91
Aset lancar lainnya 18.409.323 15.752.718 0,03 0,03
JUMLAH ASET LANCAR 9.164.500.411 9.706.681.516 17 15
ASET TIDAK LANCAR
Piutang lain lain 2.155.464.293 6.772.694.898 4,05 10,79
Investasi entitas asosiasi dan ventura bersama 123.614.046 108.436.459 0,23 0,17
Investasi jangka panjang 53.080.000 54.853.000 0,10 0,09
Aset pajak Tangguhan 1.740.453.389 2.045.739.763 3,27 3,26
Aset tetap 21.334.625.651 22.860.962.080 40,10 36,42
Properti Investasi 94.421.989 96.379.618 0,18 0,15
Hak pengoperasian aset prasarana 17.816.065.535 20.503.150.402 33,48 32,66
Aset tak berwujud 347.477.934 366.773.277 0,65 0,58
Aset hak guna 97.223.505 67.419.354 0,18 0,11
Aset tidak lancar lainnya 280.142.249 185.736.405 0,53 0,30
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 44.042.568.591 53.062.145.256 83 85
Jumlah Aset 53.207.069.002 62.768.826.772 100,00 100,00
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha pihak berelasi 254.842.738 473.426.130 0,48 0,75
Utang usaha pihak ketiga 1.002.751.154 1.192.602.860 1,88 1,90
Beban akrual dan provisi 1.993.429.314 1.431.722.644 3,75 2,28
Utang pajak 302.470.230 339.548.542 0,57 0,54
Liabilitas sewa 28.043.424 29.372.889 0,05 0,05
Pendapatan diterima dimuka 713.582.398 832.780.956 1,34 1,33
Liabilitas imbalan kerja 254.538.317 586.133.884 0,48 0,93
Pinjaman bank jangka pendek 3.415.206.865 2.659.962.173 6,42 4,24
Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dlm 1 thn 1.219.934.024 934.991.570 2,29 1,49
Liabilitas jangka pendek lainnya 96.817.882 94.310.944 0,18 0,15
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 9.281.616.346 8.574.852.592 17 14
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas sewa 77.113.909 52.772.546 0,14 0,08
Pendapatan diterima dimuka 820.475.982 776.100.393 1,54 1,24
Liabilitas imbalan kerja 5.050.043.254 5.819.773.807 9,49 9,27
Pinjaman program PEN 3.500.000.000 3.500.000.000 6,58 5,58
Pinjaman Jangka Panjang stlh dikurangi bag jatuh
tempo dlm 1 thn 13.212.721.025 16.501.746.512 24,83 26,29
Utang obligasi 3.990.924.392 2.993.800.573 7,50 4,77
Liabilitas jangka panjang lainnya 234.194.593 138.592.858 0,44 0,22
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 26.885.473.155 29.782.786.689 51 47
EKUITAS
Modal ditempatkan dan disetor penuh 12.268.743.000 19.168.743.000 23,06 30,54
Saldo laba 6.085.704.817 5.723.244.744 11,44 9,12
Akumulasi rugi aktuaria atas imbalan kerja - 1.507.891.991 - 1.630.468.842 -2,83 -2,60
Selisih likuidasi 968.135 968.135 0,00 0,00
modal disetor atas pengampunan pajak 486.081 486.081 0,00 0,00
Ekuitas yg diatribusikan kpd pemilik entitas induk 16.848.010.042 23.262.973.118 31,66 37,06
Kepentingan non pengendaliaan 191.969.460 148.767.207 0,36 0,24
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 53.207.069.002 62.768.826.772 100,00 100,00
19
Kesimpulan Laporan Posisi Keuangan Common Size:
Dari posisi keuangan pada tahun 2021 komposisi asset lancar sebagian besar
berupa persediaan (1,42% dari total aktiva atau 9,21% dari total asset lancar) hal itu
mengindikasikan adanya kemungkinan kesulitan perusahaan dalam mendapatkan
pendapatan jasa.
C. ANALISIS RASIO
1. Rasio Likuiditas
a) Current Ratio
Tahun Aktiva Lancar Lialibitas Lancar Current Ratio
2020 9.164.500.411 9.281.616.345 98,74%
2021 9.706.681.516 9.574.299.758 101,38%
Aktiva Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
lialibitas Lancar
9.164.500.411
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2020 = = 98,74%
9.281.616.345
9.706.681.516
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2021 = = 101,38%
9.574.299.758
Dari perhitungan Current Ratio tersebut dapat dilihat bahwa Current Rasio
pada PT. Kereta Api Indonesia Tbk ditahun 2020-2021 mengalami kenaikan
2,64% yaitu 2020 sebesar 98,74% dan 2021 sebesar 101,38%.
b) Quick Ratio
Tahun Aset Lancar Persediaan Lialibitas Lancar Quick Ratio
2020 9.164.500.411 912.156.310 9.281.616.345 88,91 %
2021 9.706.681.516 893.780.639 9.574.299.758 92,05%
9.164.500.411 − 912.156.310
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2020 = = 88,91%
9.281.616.345
9.706.681.516 − 893.780.639
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2021 = = 92,05%
9.574.299.758
20
Dari perhitungan Current Ratio tersebut dapat dilihat bahwa Cash Ratio pada
PT. Kereta Api Indonesia Tbk ditahun 2020-2021 mengalami kenaikan 3,14%
yaitu tahun 2020 sebesar 88,91% dan 2021 sebesar 92,05%.
c) Cash Ratio
Tahun Kas Lialibitas Lancar Cash Ratio
2020 6.609.296.498 9.281.616.345 71,21%
2021 3.808.203.932 9.574.299.758 39,78%
𝐾𝑎𝑠
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
6.609.296.498
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2020 = = 71,21%
9.281.616.345
3.808.203.932
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2021 = = 39,78%
9.574.299.758
Dari perhitungan Cash Ratio tersebut dapat dilihat bahwa Cash Ratio pada
PT. Kereta Api Indonesia (persero) ditahun 2020-2021 mengalami penurunan
31,43% yaitu tahun 2020 sebesar 71,21% dan 2021 sebesar 39,78%.
2. Rasio Solvabilitas
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
36.167.089.500
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 2020 = = 212,25%
17.039.979.502
39.357.089.447
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 2021 = = 168,11%
23.411.740.325
Dari perhitungan Rasio Total Utang tersebut dapat dilihat bahwa Rasio Total
Utang pada PT. Kereta Api Indonesia Tbk ditahun 2020-2021 mengalami
penurunan 44,14% yaitu tahun 2020 sebesar 212,25% dan 2021 sebesar
21
168,11%. Dengan rasio DER yang mengalami penurunan dapat berdampak baik
terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin rendah
menandakan beban bunga perusahaan akan semakin berkurang dan menambah
keuntungan. Sehingga makin kecil utang (DER) cenderung menaikan harga
saham.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
53.207.069.002
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 2020 = = 3,12
17.039.979.502
62.768.826.772
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 2021 = = 2,68
23.411.740.325
Dari perhitungan Rasio Equity Multiplier tersebut dapat dilihat bahwa Rasio
pada PT. Kereta Api Indonesia Tbk ditahun 2020-2021 mengalami penurunan
0,44 yaitu tahun 2020 sebesar 3,12 kali dan 2021 sebesar 2,68 kali.
3. Rasio Profitabilitas
a) Operating Margin
Tahun EBIT Operating Income Operating Margin
2020 (2.220.294.721) 18.074.850.763 (12,28)%
2021 (546.980.526) 17.916.775.924 (3,05)%
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
(2.220.294.721)
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 2020 = = (12,28)%
18.074.850.763
(546.980.526)
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 2021 = = (3,05)%
17.916.775.924
22
Dari perhitungan operating margin tersebut dapat dilihat bahwa operating
margin pada PT. Kereta Api Indonesia Tbk ditahun 2020-2021 mengalami
kenaikan 9,23% yaitu tahun 2020 sebesar (12,28)% dan 2021 sebesar (3,05)%.
b) Profit Margin
Tahun Net Income Operating Income Profit Margin
2020 (1.736.237.692) 18.074.850.763 (9,61)%
2021 (425.195.643) 17.916.775.924 (2,37)%
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
(1.736.237.692)
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 2020 = = (9,61)%
18.074.850.763
(425.195.643)
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 2021 = = (2,37)%
17.916.775.924
Dari perhitungan profit margin tersebut dapat dilihat bahwa profit margin
pada PT. Kereta Api Indonesia Tbk ditahun 2020-2021 mengalami kenaikan
7,23% yaitu tahun 2020 sebesar (9,61)% dan 2021 sebesar (2,37)%.
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
(1.736.237.692)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 2020 = = (3,26)%
53.207.069.002
(425.195.643)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 2021 = = (0,68)%
62.768.829.772
Dari perhitungan Return of total assets tersebut dapat dilihat bahwa return of
total assets pada PT. Kereta Api Indonesia Tbk ditahun 2020-2021 mengalami
kenaikan 2,59% yaitu tahun 2020 sebesar (3,26)% dan 2021 sebesar (0,68)%.
23
Tahun EBIT Total Aset BEP Ratio
2020 (2.220.294.721) 53.207.069.002 (4,17)%
2021 (546.980.526) 62.768.826.772 (0,87)%
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
(2.220.294.721)
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2020 = = (4,17)%
53.207.069.002
(546.980.526)
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2021 = = (0,87)%
62.768.826.772
Dari perhitungan Basic Earning Power (BEP) Ratio tersebut dapat dilihat
bahwa Basic Earning Power (BEP) Ratio pada PT. Kereta Api Indonesia Tbk
ditahun 2020-2021 mengalami kenaikan 3,30% yaitu tahun 2020 sebesar (4,17)%
dan 2021 sebesar (0,87)%.
e) Return On Equity
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐸 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
(1.736.237.692)
𝑅𝑂𝐸 2020 = = (10,19)%
17.039.979.502
(425.195.643)
𝑅𝑂𝐸 2021 = = (1,82)%
23.411.740.325
24
Tahun Beban Pokok Inventory Turnover
Persediaan
Pendapatan Ratio
2020 (16.910.622.755) 912.156.310 (0,94)
2021 (15.149.306.550) 893.780.639 (0,85)
(16.910.622.755)
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2020 = = (18,54)
912.156.310
(15.149.306.550)
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2021 = = (16,95)
893.780.639
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
18.074.850.763
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2020 = = 0,41
44.042.568.591
17.916.775.924
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2021 = = 0,34
53.062.145.256
25
Tahun Operating Aset Tetap Total Assets
Income Turnover Ratio
2020 18.074.850.763 53.207.069.002 0,34
2021 17.916.775.924 62.768.826.772 0,29
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
18.074.850.763
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2020 = =0,34
53.207.069.002
17.916.775.924
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 2021 = =0,29
62.768.826.772
D. ANALISIS DU PONT
2020 2021
Profit Margin (9,61) % (2,37) %
Total Asset Turnover 0,34 0,29
Equity Multiplier 3,12 2,68
Du Pont (10,19) % (1,82) %
Dari perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa kinerja peuangan pada PT Kereta
Api Indonesia selama periode 2020 sampai 2021 mengalami penurunan pada profit
margin, total asset turnover dan equity. Hal ini dapat dikatakan kurang memuaskan
karena berada dibawah rata-rata industry.
26
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan pada PTKereta Api Indonesia
(Persero) periode tahun 2020 sampai tahun 2021 dapat menggunakan pendekatan
analisis sebagai berikut:
a. Analisis Komparatif
Berdasarkan data analisis common size pada tahun 2020 sampai tahun 2021
dapat dismpulkan bahwa berbagai keputusan yang telah diambil oleh perusahaan
pada tahun 2021 untuk melakukan perluasan usaha nampaknya cukup tepat
karena perusahaan dapat memanfaatkannya untuk mengurangi kerugian yang
diterima di tahun 2020. Namun karena perluasan usaha tersebut didanai dengan
menggunakan tambahan modal dan utang, maka di masa yang akan datang
perusahaan harus dapat lebih efektif dan efisien lagi dalam menjalankan
operasinya. Hal itu disebabkan karena beban keuangan yang harus ditanggung
oleh perusahaan di masa yang akan datang juga semakin berat.
c. Analisis Rasio
Rasio keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) meliputi rasio likuidasi,
rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas manajemen asset untuk
periode 2020 sampai 2021 mengalami fluktuasi (meningkat atau menurun).
27
1. Rasio Likuidasi pada PT Kereta Api Indonesia periode 2020 sampai 2021
mengalami peningkatan yang artinya perusahaan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.
2. Rasi Solvabilitas pada PT Kereta Api Indonesia periode 2020 sampai 2021
mengalami penurunan. Dengan keadaan demikian, perusahaan akan
mengalami kesulitan karena situasi ekonomi yang sulit akibat dampak dari
covid 19 sehingga perusahaan dapat mengalami kebangkrutan apabila
perusahaan mengambil resiko utang yang tinggi.
3. Rasio profitabilitas pada PT Kereta Api Indonesia periose 2020 sampai 2021
mengalami kenaikan. Semakin tinggi nilai rasio makan kondisi perusahaan
semakin baik dimana rasio ini melambangkan tingkat laba dan efisiensi
perusahaan yang tinggi dimana hal tersebut mampu menarik investor dalam
menanamkan modal di perusahaan.
4. Rasio aktivitas manajemen asset PT Kereta Api Indonesia periode 2020
sampai 2021 mengalami penurunan yang artinya perusahaan belum dapat
menggunakan assetnya dengan baik.
d. Analisis Du Pont
Berdasarkan Analisa terhadap laporan keuangan PT kereta Api Indonesia
selama periode 2020 sampai 2021 dengan menggunakan sistem Du Pont dapat
diambil kesimpulan bahwa dari ketiga indikator keuangan yang dianalisis. Hanya
satu indikator yang mengalami kenaikan dalam kinerja keuangan perusahaan yaitu
indikator equity multiplier ratio. Sementara dua faktor lainnya yaitu profit margin
ratio dan total asset turnover ratio menunjukan kinerja perusahaan yang memburuk.
B. Saran
Pada analisis keuangan PT Kereta Api Indonesia selama periode 2020-2021 harus
lebih meningkatkan lagi perluasan usahanya baik dari bentuk peningkatan
pelayanannya, teknologi informasi dan ketersediaan fasilitas sehingga jumlah
penumpang akan naik. Dengan adanya kenaikan penumpang, hal tersebut dapat
menaikan tingkat pendapatan pada PT Kereta Api Indonesia. Selain itu perluasan usaha
tersebut jika ingin didanai dengan menggunakan tambahan modal dan utang, harus di
pertimbangkan kembali agar dimasa mendatang PT Kereta Api Indonesia tidak
28
mengalami kerugian akibat suku bunga yang harus dibayarkan sehingga beban
keuangan perusahaan bisa diatasi dengan baik.
Jika dilihat dari Analisis Rasio PT Kereta Api Indonesia diharapkan mampu
meningkatkan laba yang diperoleh setiap tahunnya baik itu dari pendapatan operasional
maupun dari pendapatan operasional lainnya serta menekan biaya operasional PT
Kereta Api Indonesia setiap tahunnya, agar profitabilitas meningkat setiap tahunnya.
Pada analisis Du pont juga terdapat salah satu indicator yang mengalami penurunan
yaitu total assets turnover. Hal tersebut membuktikan bahwa PT Kereta Api Indonesia
belum bisa mengelola asset nya dengan baik sehingga perlu meningkatkan
kemampuannya dalam mengelola asset nya.
29
DAFTAR PUSTAKA
30