Anda di halaman 1dari 35

Selanjutnya data kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu data diskrit dan data kontinum.

Data
diskrit sering juga disebut data nominal, adalah merupakan data kuantitatif yang satu sama lain
terpisah, tidak dalam satu garis kontinum. Data ini diperoleh dari hasil menghitung/ membilang.
Contoh dalam satu ruang kelas ada 30 murid, 16 wanita dan 14 pria. Angka 30, 16 dan 16 adalah
data diskrit.

Data kontinum adalah data kuantitatif yang satu sama lain berkesinambungan dalam satu garis. Data
ini diperoleh dari hasil mengukur, seperti mengukur derajat kesehatan, berat badan, kemampuan,
motivasi, IO dan lain-lain. Data kontinum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu data ordinal, interval,
dan ratio.

Bentuk data ordinal dapat dilihat pada gambar 1.5. Berdasarkan gambar 1.5 tersebut terlihat bahwa,
data ordinal merupakan data kuantitatif yang berbentuk peringkat/ ranking. Antar rangking jaraknya
tidak sama. Misalnya antara ranking 1 (nilai 100), ranking 2 (nilai 95) jaraknya sama dengan 5.
Ranking 2 (nilai 95) dengan ranking tiga (nilai 75) jaraknya 20 dan seterusnya. Contoh data ordinal
misalnya dalam kejuaraan (juara I, II dan III), urutan prestasi belajar (rankingl, 2, 3 7, 15 dst).
Eselonisasi jabatan misalnya Eselon I, II, II, IV dan V.

Pada data ordinal, makin kecil angkanya semakin tinggi posisinya. Misalnya juara I lebih baik dari
juara II, Eselon I lebih tinggi dari eseion HJ. Tetapi di Indonesia, dalam golongan gaji Pegawai Negeri
Sipil, tidak sesuai dengan teori data ordinal. karena golongan I justru lebih rendah dari golongan Il
dan seterusnya. Mestinya Eselon | golongan gajinya golongan 1.

100 95 75 70 60 45 nilai J wt,

! 2 3 4 5 6 ranking

Gambar 1.5. Data Ordinal, Berbentuk Ranking, Jarak Tidak Sama

...........

yang dikemukakan subjek salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum.

Selanjutnya Mathinson (1988) mengemukakan bahwa “the value of triangulation lies in providing
evidence — whether convergent, inconsistent, or contradictory”. Nilai dari teknik pengumpulan data
dengan trianggulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent’ (meluas), tidak
konsisten atau kontrakdiksi. Oleh karena itu) dengan menggunakan teknik trianggulasi dalam
pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Melalui
trianggulasi “can build on the strengths of each type of data collection while minimizing tne
weakness in any single approach” (Patton, 1980). Dengan trianggulasi akan lebih meningkatkan
kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.
Trianggulasi juga merupakan salah satu teknik pengujian kredibilitas data, dengan demikian bila
pengumpulan data dengan teknik trianggulasi, maka data yang diperoleh akan menjadi lebih
kredibel dan pasti.

..........

Wawancara B mendalam

Gambar 6.8b Trianggulasi “Sumber” Pengumpulan Data (Satu Teknik Pengumpulan Data pada
Bermacam-Macam Sumber Data A, B, C )

Dalam hal tnianggulasi, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the
truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s
understanding of whatever is being investigated”. Tujuan dari trianggulasi bukan untuk mencari
kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan. Selanjutnya Bogdan menyatakan “what the qualitative
researcher is inierested in is not truth per se, but rather perspectives. Thus, rather than trying to
determine the “truth” of people's perceptions, the purpose of corroboration is to help researchers
increase their understanding and the probability that their finding will be seen as credible or worthy
of consideration by others”

rTujuan penelitian” kualitatif”memang bukan semata-mata

’ kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap/ sekitamyai Dalam memahami dunia
sekitarnya, mungkin apa

......

d. Trianggulasi

Dalam-ickaik pengumpuian data, trianggulasi Biartikan sebagai teKink pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai tekuih pengumpulan..data dan sumber data yang telah aday
Bila penelitj melakukan pengumpulan data dengan tnianggulasi, maka sebenamya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

frianggulasiteknik,” berarti penelit! menggunakan_tekik pengumpulan data yang berbeda-beda


untuk mendapatkan data dérj pumber. yang .gama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang

sama. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 6.8a dan 6.8b berikut.

Observasi partisipatif Wawancara Sumber mendalam . data sama Dokumentasi

Gambar 6.8a. Trianggulasi “Teknik” Pengumpulan Data (Bermacamy macam Cara pada Sumber yang
Sama)

........

mikrofilm, disc, compact disk, data di server/ flashdisk, data yang tersimpan di website, dan lainnya.

Dokumen sebagai sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama untuk menguji,
menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Lebih lanjut Moleong (2007: 217) memberikan
alasanalasan kenapa studi dokumen berguna bagi penelitian kualitatif, diantaranya:

a. Karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong pencarian data lain.

b. Berguna sebagai bukti (evidence) untuk suatu penguji.

c. Berguna dan sesuai karena sifatnya yang alamiah, sesuai ‘ dengan konteks, lahir, dan berada
dalam konteks.

d. Relatif murah dan tidak sukar ditemukan, hanya membutuhkan waktu.

e. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan
terhadap sesuatu yang diselidik.

Metode penelitian ini juga dapat dinamakan penelitian dokumentasi.

Penelitian dokumentasi (documentary research) dapat diartikan sebagai benkut.


Documentary research is the use of outside sources, documents, to support the viewpoint or
argument of an academic work. The process of documentary research often involves some or all of
conceptualizing, using and assessing documents. The analysis of the documents in documentary
research would be either quantitative or qualitative analysis (or both)! The key issues surrounding
types of documents and our ability to use them as reliable sources of evidence on the social world
must be considered by all who use documents in their research. The paucity of sources available
until now means that this compendium will be invaluable to social researchers (hup:/
en.wikipedia.org/wiki/Documentary_research).

.........

any first person narratively produced by an individual which describes his or her own actions,
experience and belief”.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung
oleh sejarah_pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan
autobiografi. Publish autobiographies provide a readily available source of data for the discerning
qualitative research (Bogdan). Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Photographs provide strikingly
descriptive data, are often used to understand the subjective and is product are frequently analyzed
inductively.

Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh
banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan
tertentu. Demikian juga autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering subjektif.

%G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College “London, dalam Fu'adz Al-Gharuty (2009)
menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang, meliputi
semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisar,, kedua dalam arti sempit, vaitu yang
meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat
resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan
sebagainya. Sugiyono (2007: 329 ) menyatakan bahwa Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”’.

Menurut Burhan Bungin (2008: 122) bahan dokumen itu berbeda secara gradual dengan literatur, di
mana literatur merupakan bahanbahan yang diterbitkan sedangkan dokumenter adalah informasi
yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Mengenai bahan-bahan
dokumen ttersebut, Sartono Kartodirdjo (dikutip oleh Bungin, 2008: 122) menyebutkan berbagai
bahan seperti; otobiografi, surat pribadi, catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah
dan swasta, cerita roman/ rakyat, foto, tape,

......

notebook yang dapat digunakan untuk membantu mencatat data hasil wawancara
2. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tap
recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kenapa informan apakah dibolehkan atau tidak.

3. Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan


informan/sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian
akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

5) Mencatat Hasil Wawancara

Hasil wawancara segera harus dicacat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan
hilang. Karena wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu
membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara. Dari berbagai sumber data,
perlu dicatat mana data yang dianggap penting, yang tidak penting, data yang sama dikelompokkan.
Hubungan satu data dengan data yang lain perlu dikontruksikan, sehingga menghasilkan pola dan
makna tertentu. Data yang masih diragukan perlu ditanyakan kembali kepada sumber data lama
atau yang baru agar memperoleh ketuntasan dan kepastian.

c. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumer bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, seyarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Dalam hal dokumen Bogdan menyatakan “Jn most tradition of qualitative
research, the phrase personal document is used broadly to refer to

.........

3)

4)

5) 6) d

8)

9)
Pertanyaan yang menantang informan untuk merespon dengan memberikan hipotesis alternatif.
Adakah alternatif lain cava mengatur lalu lintas supaya tidak macet? Bagaimana cara penerimaan
pegawai yang bebas dari KKN?

Pertanyaan interpretatif adalah suatu’ pertanyaan yang menyarankan kepada informan untuk
memberikan interprestasinva tentang suatu keyadian. Menurut Anda, bagaimana pembangunan
dalam berbagai bidang setelah otonomi daerah?

Pertanyaan yang memberikan saran. Apakah saran yang Anda berikan dalam rangka pemilihan
Kepala Daerah secara langsung?

Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan. Mengapa Anda tidak ikut kerja bhakti di han’ minggu
kemarin?

Pertanyaan untuk mendapatkan argumentasi. Bagaimana pendapat Anda bila tempat ini akan
dibangun Mall?

Pertanyaan untuk mengungkap sumber data tambahan. Saya telah menanyakan peristiwa itu kepada
pak Lurah, mungkin ada orang lain yang lebih tahu?

Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu? Apakah Anda yakin kalau
kebiakan menaikkan BBM _ dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin?

10)Pertanyaan yang mengarahkan, dalam hal ini informan diminta

untuk memberikan informasi tambahan. Saya telah mendapatkan data kenakalan remaja di sini dari
pak RT, apakah Anda purya tambahan informasi?

d. Alat-alat Wawancara

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan
wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut.

1.
Buku cacatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. Sekarang sudah
banyak komputer yang kecil,

.........

(d) Pertanyaan tentang Pengetahuan

Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan informan suatu kasus atau peristiwa
yang mungkin dikctahui. Mereka ini dipilih menjadi narasumber karena diduya ia ikut terlibat dalam
peristiwa tersebut. Contoh pertanyaan: bagaimana proses terjadinya gempa tsunami? Berapa orang
di sini yang terkena? Berapa bangunan rumah penduduk dan bangunan pemerintah yang rusak?

(ec) Pertanyaan yang Berkenaan dengan Indera

Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangkutan
melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa. Pada saat Anda mendengarkan
ceramah Pak Bupati, bagaimana tanggapan masyarakat _petani? Pada saat Anda melihat akibat
gempa di Pulau Nias, bagaimana peran pemerintah daerah. Anda kan telah mencium minyak wangi
itu, bagaimana baunya? Anda kan telah makan buah itu, bagaimana rasanya?

(f) Pertanyaan Berkaitan dengan Latar Belakang atau Demografi

Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan latar belakang subjek yang dipelajari yang meliputi
status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, asal usul, tempat lahir, usia, pekerjaan dan lain-
lain. Contoh pertanyaan: di mana dia dilahirkan? Sekarang usianya berapa? Bekerja di mana? Sedang
menjabat apa sekarang? Dan lain-lain.

Selanjutnya Guba dan Lincoln dalam Moleong (2002)

mengklasifikasikan jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut.

1) Pertanyaan hipotesis: jika modal asing masuk ke sini, bagaimana dinamika kehidupan masyarakat
nanti?

2) Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan diminta untuk memberikan
respon. Anggaran pendidikan akan dinaikkan sampai 20% dari APBN, bagaimana pendapat Anda?

......
3) Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara

Patton dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan yaitu:

(a) Pertanyaan yang Berkaitan dengan Pengalaman

Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang telah dialami oleh informan atau
subjek yang diteliti dalam hidupnya, baik dalam kehidupan pada waktu masih kanak-kanak, selama
di sekolah, di masyarakat, di tempat kerja dan lain-lain. Hasil dari wawancara ini, selanjutnya peneliti
dapat mengkonstrusi profil kehidupan seseorang sejak lahir sampai akhir hayatnya. Contoh:
bagaimana pengalaman bapak selama menjabat lurah di sini?

(b) Pertanyaan yang Berkaitan dengan Pendapat

Ada kalanya peneliti ingin minta pendapat kepada informan terhadap data yang diperoleh dari
sumber tertentu. Oleh karena itu peneliti pertanyaan yang dilontarkan kepada informan berkenaan
dengan pendapatnya tentang data tersebut. Sebagai contoh: bagaimana pendapat Anda terhadap
pernyataan pak Lurah yang menyatakan bahwa masyarakat di sini partisipasi dalam pembangunan
cukup tinggi. Bagaimana pendapat Anda terhadap kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM)?

(c) Pertanyaan yang Berkaitan dengan Perasaan

Mendapatkan data tentang perasaan orang yang sifatnya afektif lebih sulit dibandingkan
mendapatkan data yang sifatnya kognitif atau psikomotorik. Namun demikian perasaan orang yang
sedang susah atau senang dapat terlihat dari ekspresi wajahnya. Oleh karena itu pertanyaan yang
digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang menggunakan pertanyaan yang tidak
langsung. Pada awalnya dilakukan percakapan yang biasa, dan lama-lama diarahkan pada
pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Contoh, sepertinya ada masalah, apa
yang sedang Anda rasakan? Bagaimana., rasanya menjadi relawan di Aceh?

........

Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias adalah menyimpang dari yang
seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut subjektif dan tidak akurat. Kebiasaan data ini
akan tergantung pada pewawancara, yang diwawancarai (responden) dan situasi & kondisi pada saat
wawancara. Pewawancara yang tidak dalam posisi netral, misalnya ada maksud tertentu, diberi
sponsor akan memberikan interpretasi data yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh
responden. Responden akan member data yang bias, bila responden tidak dapat menangkap dengan
jelas apa yang ditanyakan peneliti atau pewawancara. Oleh karena itu peneliti jangan memberi
pertanyaan yang bias. Selanjutnya situasi dan kondisi seperti yang juga telah dikemukakan di atas,
sangat mempengaruhi proses wawancara, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi validitas
data.

2) Langkah-langkah Wawancara

Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan
wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu

1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan Loos

3) mengawali atau membuka alur wawancara

4) melangsungkan alur wawancara |

5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6) Menuliskan hasil wawancara


ke dalam cacatan lapangan

Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

..........

maka dapat dilakukan wawancara dengan pekerja tingkat bawah, supervisor, dan manajer.

Untuk mendapatkan informasi yang Icbih dalam tentang responden, maka peneliti dapat juga
mcnggunakan wawancara tidak terstruktur. Misalnya seseorang yang dicurigai sebagai penjahat,
maka penelit! akan melakukan wawancara tidak terstruktur secara mendalam, sampai diperoleh
keterangan bahwa orang _tersebut penjahat atau bukan.

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceriterakan oleh responden.
Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat
mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tuyuan. Dalam
melakukan wawancara peneliti dapat menggunakan cara “‘berputar-putar baru menukik” artinya
pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan, dan bila
sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera
ditanyakan.
Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang menggunakan pesawat telepon,
akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi
sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan di mana harus melakukan wawancara. Pada
saat responden sedang sibuk bekerja, sedang mempunyai masalah berat, sedang mulai istirahat,
sedang tidak sehat, atau sedang marah, maka harus hati-hati dalam melakukan wawancara. Kalau
dipaksakan wawancara dalam kondisi seperti itu, maka akan menghasilkan data yang tidak valid dan
akurat.

Bila responden yang akan diwawancarai telah ditentukan orangnya, maka_ sebaiknya sebelum
melakukan wawancara, pewawancara minta waktu terlebih dulu, kapan dan di mana bisa melakukan
wawancara. Dengan cara ini, maka suasana wawancara akan lebih baik, sehingga data yang
diperoleh akan lebih lengkap dan valid.

......

terhadap berbagai pembangunan yang telah diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat, maka perlu membawa fotofoto atau brosur tentang berbagai jenis pembangunan yang
telah dilakukan, misalnya pembangunan gcdung sckolah, bendungan untuk pengairan sawah-sawah,
pembangunan pembangkit tenaga listrik dan Jain-lain.

(b) Wawancara Semiterstruktur (Semistructured Interview)

emis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview i mana dalam pelaksanadnnya
lebih bebas bila dibandingkan dengag \vawancara terstruktur. 1 ujuan dari wawancara jenis ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

(c) Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas & mana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah texsusan gecara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanyd. Pedoman wawancara yang digunakan hanya oberupa_garis-garis_ besar permasalahan
yang akan ditanyakan.

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau
malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada objek, sehingga penehti dapat menentukan secara pasti permasalahan
atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih
lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihakpihak yang mewakili berbagai
tingkatan yang ada dalam objek. Misalnya akan melakukan penelitian tentang iklim kerja
perusahaan,

........

terhadap berbagai pembangunan yang telah diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat, maka perlu membawa fotofoto atau brosur tentang berbagai jenis pembangunan yang
telah dilakukan, misalnya pembangunan gcdung sckolah, bendungan untuk pengairan sawah-sawah,
pembangunan pembangkit tenaga listrik dan Jain-lain.

(b) Wawancara Semiterstruktur (Semistructured Interview)

emis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview i mana dalam pelaksanadnnya
lebih bebas bila dibandingkan dengag \vawancara terstruktur. 1 ujuan dari wawancara jenis ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

(c) Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas & mana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah texsusan gecara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanyd. Pedoman wawancara yang digunakan hanya oberupa_garis-garis_ besar permasalahan
yang akan ditanyakan.

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau
malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada objek, sehingga penehti dapat menentukan secara pasti permasalahan
atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih
lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihakpihak yang mewakili berbagai
tingkatan yang ada dalam objek. Misalnya akan melakukan penelitian tentang iklim kerja
perusahaan,

......

Selanjutnya Esterberg (2002) menyatakan bahwa “interviewing is atthe heart of social research. If
you look through almost any sociological journal, you will find that much social research is based on
interview, either standardized or more in-depth”, Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Bila
Anda Iihat jurnal dalam ilmu sosial, maka akan Anda temui semua penelitian sosial didasarkan pada
interview, baik yang standar maupun yang dalam.
Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara
mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang ada
di dalamnya.

1) Macam-macam /Interview/ Wawancara

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur,


semiterstruktur, dan tidak terstruktur.

(a) Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

awancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

ila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengarf pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat
menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara
mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan

awancara menjadi lancar. Peneliti bidang pembangunan misalnya, an melakukan penelitian untuk
mengetahui respon masyarakat

.......

(c) Observasi Terseleksi

Pada tahap observasi ini pencliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya Icbih
rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah
menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategorl, serta
menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan
peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau _hipotesis. Menurut Spradley,
observasi terseleksi ini masih dinamakan mini tour observation.
b. Pengumpulan Data dengan Wawancara/ Interview

Esterberg (2002) mendefiniskan interview sebagai berikut. “a meeting of two persons to exchange
information and idea through questions and responses, resulting in communication and joint
construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan dan potensi yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang _ lebih mendalam. Teknik pengumpulan data
ini mendasarkan din pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Susan Stainback (1988) mengemukakan bahwa: interviewing provide the researcher a means to gain
a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be
gained through observation alone. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi1 dan fenomena yang
terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

.........

1 2 TAHAP DESKRIPSI TAHAP REDUKSI TAHAP SELEKSI Memasuki Situasi Menentukan Fokus:
Mengurai Fokus: Sosial: ada tempat, memilih diantara yang Menjadi komponen aktor, aktivitas telah
dideskripsikan yang lebih rinci Q . 345 Y yD#@ nF3&67 DW vB9*)(+@ BBVGVRS %Bs495APe$6 Q
DFDW peek Vn$Gcky*bs!+ wynvsenckybssu ceknsuw VY¥Is35&@<<u 3453679495635 3ase79 RA$(*
%@#+>% i Kesimpulan 3 @#*&%_?1~*;" Kesimpulan 2 $** . 2><&()%

Kesimpulan1

Gambar 6.7. Tahap Observasi

(b) Observasi Terfokus

Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu observasi yang telah
dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini juga dinamakan observasi terfokus,
karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.
Pada gambar 6.7 ditunjukkan bahwa peneliti telah dapat memfokuskan pada domain “huruf besar’’,
“huruf kecil” dan “angka”, namun maszih belum terstruktur. Bila dilihat dari segi analisis data, maka
pada tahap ini peneliti telah melakukan analisis taksonomi, yang selanjutnya menghasilkan
kesimpulan 2.

.......

8) Goal: the things people are trying to accomplish, yaitu tujuan yang ingin dicapai orang-orang 9)
Feeling: the emotion felt and expressed, emosi yang dirasakan dan diekspresikan oleh orang-orang.
Dalam melakukan pengamatan kita dapat menentukan pola sendin, berdasarkan pola di atas.
Misalnya akan melakukan pengamatan terhadap situasi sosial bidang pendidikan, maka place nya
adalah lingkungan fisik sekolah, actor nya adalah para guru, kepala sekolah, murid dan orang-orang
yang ada di lingkungan dengan segala karakteristiknya, activity-nya adalah kegiatan belajar
mengajar, pelaksanaan manajemen sekolah, komunikasi — sekolah dengan lingkungan dan lain-lain.

4) Tahapan Observasi

Menurut Spradley (1980) tahapan observasi ditunjukkan seperti gambar 6.7 berikut. Berdasarkan
gambar 6.7 berikut terlihat bahwa tahapan observasi ada tiga yaitu 1) observasi deskriptif, 2)
observasi terfokus 3) observasi terseleks1.

(a) Observasi Deskriptif

Observasi desknptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai objek
penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti
melakukan penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat,
didengar, dan dirasakan. Semua data direkam, Oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan
dalam keadaan yang belum tertata. Observasi tahap ini sering disebut sebagai grand tour
observation, dan peneliti menghasilkan kesimpulan pertama. Bila dilihat dari segi analisis maka
peneliti melakukan analisis domain, schingga mampu mendeskripsikan terhadap semua yang
ditemui.

.........

(e€) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi respenden, sehingga
peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

(f) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga
memperoleh kesan. kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

3) Objek Observasi
Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi
sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).

(a) Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.

(b) Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu. ;

(c) Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.

Tiga elemen utama tersebut, dapat diperluas, sehingga apa yang dapat

kita amati adalah:

1) Space. the physical place: ruang dalam aspek fisiknya.

2) Actor: the people involve: yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi social.

3) Activity: a set of related acts people do: yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang.

4) Object: the physical things that are present: yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu.

5) Act: single actions that people do, yaitu perbuatan atau tindakantindakan tertentu.

6) Event: a set of related activities that people carry out, yaitu rangkaian aktivitas yang dikerjakan
orang-orang.

7) Time: the sequencing that takes place over time, yaitu urutan

atan.

......

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang
akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah
baku, tetapi hanya berupa ramburambu pengamatan.

Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara misalnya, peneliti belum tahu pasti apa
yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang
tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. atau mungkin peneliti akan
melakukan penelitian pada suku terasing yang belum dikenalnya, maka peneliti akan melakukan
observasi tidak terstruktur.

2) Manfaat Observasi |

Menurut Patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai
berikut.

(a) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holfstik atau menyeluruh

(b) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti
menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.
Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

(c) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “‘biasa” dan karena itu
tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

(d) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan
oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat
merugikan nama lembaga.

......

penelit,. menjady orang alam Wengan..orang uar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut
ebsefvasi_partisipatié.dalam. beberapa gxegiatan, tetapi tidak semuanyad

c) Bartisipasi aktif (Active Participation}: means that the researcher generally does what others in the
setting do. Balam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan, oleh, narasumber, getapi
belum sepenuhnya lengkag.
d) Partisipast lengkap fconfplete participation): means the researcher is a natural participant. This is
the highest level of involvement. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah_ terlibat
sepenuhnva terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak
terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap
aktivitas kehidupan yang diteliti.

. (b) Observasi Terus Terang atau Tersamar

Balam "hal im, peneliti dalam melakukan pengumpulan data gmenyatakan terus terang kepada.
sumber data,, bahwa .ia..sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak
awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang
atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindan kalau suatu data yang dicari merupakan
data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti
tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.

(c) Observasi Tak Berstruktur

Observad dalam _penelitian’ “kualitatif” dilakukan ~ dengan «tidak berstruktur, karena fokus
penelitian belum jelds. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.
Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat
dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.

.....

Observasi |

| yang pasif 4 | Observasi_ “Tf yang moderat Observasi i partisipatif 3 Observasi aad yang aktif
MacamObservasi r | ose Na8 macam terus terang yang tengap observasi

dan tersamar |

he

Observasi tak terstruktur

~——y

Gambar 6.6 Macam-macam Teknik Observasi


Susan Stainback (1988) menyatakan “Jn participant observation, the researcher observes what
people do, listens to what they say, and participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif,
peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan
berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Seperti telah dikemukakan bahwa observasi ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi
pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap.

a) Partisipasi pasif (passive participation): means the researcly is present at the scene of action but
does not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

b) Partisipasi moderat (moderate participation); means that the researcher maintains a balance
between being insider and being outsider. fDalam observasi “ini terdapat keseimbangan antara

.......

alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun
yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Marshall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learns about behavior and
the meaning attached to those behavior’. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan
makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant


observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert
observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Selanjutnya Spradley,
dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu passive
participation, moderate participation, active participation, dan complete participation. Untuk
memudahkan pemahaman tentang

bermacam-macam observasi, maka dapat digambarkan seperti gambar 6.6 berikut.

(a) Observasi Partisipatif

Balam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari grang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian./Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Bermacam-macam_ observasi
ditunjukkan pada gambar 6.6.

Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti dapat berperan sebagai
karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat
kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan
supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.

......

m Observasi

me Wawancara Macam Teknik I Pengumpulan Data 7 Dokumentasi Gabungan

Gambar 6.5 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data dalam Metode Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah),
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta
(participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Catherine
Marshall, Gretchen B. Rossman, menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by
qualitative researchers for gathering information are, participation in the setting, direct observation,
in-depth interviewing, document review’’.

a. Pengumpulan data dengan Observasi 1) Macam-macam Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan
hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai

......

dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sckali, Oleh karena itu
dalam penclitian kualitatif “te researcher is the key instrument”. Jadi, pencliti adalah merupakan
instrumen kunci dalam penclitian kualitatif.

Dalam penelitian dan pengembangan teknik pengumpulaw pdata dengan metode kualitatif
digunakan pada saat mengamati proseg suatu produk digunakan, dan respon subjek yang terlibat
dalana penggunaan produk tersebut.

2. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukaat dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bla dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
{natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang Jlangsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Bermacam-macam teknik pengumpulan data ditunjukkan pada gambar 6.5 berikut. Berdasarkan
gambar tersebut terlihat bahwa secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data,
yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/ trianggulasi.

....

C. Teknik Pengumpulan Data dengan Metode Kualitatif

g. Iinstrumen Penelitian

@alam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat®? penelitian adalah peneliti itu
sendiriy Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. alidasy perhadap~peneliti
sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obje penelitian,
baik.msecara akademik maupun logistiknyd. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan

teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Peneliti” kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis datd,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Tentang instrumen penelitian
kualitatif, Lincoln and Guba (1986) menyatakan

bahwa;
“The instrument of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see that other forms of
instrumentation may be used in later phases of the inquiry, but the human is the initial and
continuing mainstay. But if the human instrument has been used extensively in earlier stages of
inquiry, so that an instrument can

be constructed that is grounded in the data that the human instrument has product.

Pandangan terhadap realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (satu
keutuhan), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan kedalam variabel-variabel penelitian. Kalaupun
dapat dipisah-pisahkan, variabelnya akan banyak sekalli. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif
ini belum dapat

.....

diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat
responden untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang
spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima.
Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila

tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.

9) Prinsip Pengukuran

Mngket™’ yang diberikar’ kepada responden adalah merupakan {nstrumen penelitian, gang
digunakan untuk mengukur variabel/yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut
harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang
diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket
tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu.
Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan
menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.

10) Penampilan Fisik Angket

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data ak mempengaruhi -respon -atau keseriusan.
responden dalam _.mengisi angket4 Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon ,
yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang
bagus dan berwarna. Tetapi angket yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi
mahal.

....

5) Tidak Menanyakan yang Sudah Lupa


Setiap™pertanyaardalaminstrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakanhal-hal yang sekiranya
responden sudah “lupd,,atay pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat.

Contoh:

Bagaimanakah kinerja para penguasa Indonesia 30 tahun yang lalu? Menurut Anda, bagaimanakah
cara mengatasi krisis ekonomi saat ini? (kecuali penelitian yang mengharapkan pendapat para ahli).
Kalau misalnya umur responden baru 25 tahun, dan pendidikannya rendah, maka akan sulit
memberikan

jawaban.

6) Pertanyaan Tidak Menggiring

Bertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke yang
jelek sajag Misalnya: bagaimanakah kalau bonus atas jasa pelayanan di tingkatkan? jawaban
responden tentu cenderung akan setuju. Bagaimanakah prestasi kerja Anda selama setahun
terakhir? jawabannya akan cenderung baik.

7) Panjang Pertanyaan

Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjan_, sehingga akan membuat jenuh responden
dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka
instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan,
dan cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s.d 30
pertanyaan.

8) Urutan Pertanyaan

@rutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju k¢ hal yang spesifik, atau dari
yang mudah menuju ke hal yang sulit, atauy

......

Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga kuesioner dapat diantarkan
langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu
melalui pos. Dengan adanya kontak Jangsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan
suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data objektif
dan cepat.

Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan kuesioner/ angket sebagai
teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

a. Prinsip Penulisan Angket:

Prinsip init menyangkut beberapa aspek yaitu: ist dan tuyuanf pertanyaan, bahasa yang digunakan
mudah, pertanyaan tertutup terbuka, negatif-positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan
hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan
pertanyaan.

1) Isi dan Tujuan Pertanyaan

Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau
bukan? Kalau _berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus menggunakan skala yang tepat dan. jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
variabel yang diteliti/

2) Bahasa yang Digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) haruy @isesuaikan dengan,,
kemampuan berbahasa..respondenf Kalau sekiranya responden tidak dapat berbahasa Indonesia,
maka angket jangan disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket
harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of
reference” dari responden.

........

perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja
karyawan tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data dengan Kuesioner

Questionnaires are forms used in a survey design that participant in a study complete and return to
the researcher {Creswell, 2012]. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data di mana partisipan
responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diig¢t dengan lengkap
mengcembalikan kepada penelit?. Larry Cristensen (2004) menyatakan bahwa “a questionnaire is a
self-report data collection instrument that each research participant fill out as part of a research
study. Researchers use questionnaires so that they can obtain information about the thoughts,
feeling, attitudes, beliefs, values, perceptions, personality, and behavioral intentions of research
participant. In other words, researchers attempt to measure many different kinds of characteristic
using questionnaires”. (Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, di mana
partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan vang diberikan gleh peneliti#
Peneliti dapat. menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang terkait dengan pemikiran,
perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian dan perilaku dari responden. Dalam kata
lain, para peneliti dapat melakukan pengukuran bermacam-macam karakteristik dengan
menggunakan kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakuka? tlengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertuly kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 20119.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data. yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunaka? bila jumiah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luag. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Data yang diperoleh dari kuesioner tertutup adalah
data kuantitatif yang berupa skoring,

......

data dengan observasi, lebih banyak digunakan untuk mengamati perilaku orang dan bukan orang
seperti proses kerja mesin dan alatalat. Hasil observasi terstruktur yang menggunakan instrumen
dengan skala Likert akan menghasilkan data interval yang bersifat skoring. Sedangkan instrumen
kecepatan, berat, panjang akan menghasilkan data ratio.

Observasi terhadap perilaku orang atau proses kerja suatu produk yang dihasilkan dan penelitian
dan pengembangan, dapat dilakukan oleh peneliti atau yang orang lain diberi tugas untuk
pengumpulan data. Dalam melakukan pengamatan, peneliti melihat, mendengarkan, selanjutnya
melakukan pengukuran dengan instrumen yang dibawa.

Teknik pengumpulan data dengan _ observasi, akan menghasilkan data yang paling akurat bila
dibandingkan dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara, kuesioner dan dokumentasi.
Misalnya, hasil wawancara menghasilkan kesimpulan bahwa kinerja mesin ini bagus, tetapi setelah
diamati kok tidak bagus, maka data yang dipakai adalah data hasil pengamatan. Hasil wawancara
juga misalnya menunjukkan model kepemimpinan seseorang itu bagus, tetapi setelah diamati
ternyata pimpinan itu selalu marah-marah terus dan tidak memberdayakan anak _buah.
Berdasarkan hal tersebut, maka data yang digunakan adalah data hasil pengamatan.

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancangy Gecara sistematis, tentang apa yang
akan diamati, kapan dan di mane tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel/produk apa yang akan diamatif Dalam melakukan
pengamatan, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan observasi. Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap
kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) sebagai akibat
dengan dikembangkannya peralatan baru, maka peneliti dapat menilai setiap

.........

3. Observasi/ Pengamatan Terstruktur

Eobservasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan
teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikas?

engan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan fahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis¥ Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Weknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian werkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alanr dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar’ |

“Larry Cristensen (2004¥f menyatakan bahwa ‘In research, observation is defined as watching of
behavioral patterns of people in certain situations to obtain information about phenomenon of
interest. Observation is an important way of collecting information about people because people do
not always do what they say do”. Dalana penelitian, observasi diartikan sebagai pengamatan
terhadap pold perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang
fenomena yang diinginkan# Observasi merupakan cara yang penting untuk mendapatkan informasi.
yang pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan orang belum tentu sama dengan apa yang
dikerjakan. Selanjutnya @reswell (2012¥ menyatakan “Observation is the process of gathering
firsthand information by observing people and places at research site”. ®bservasi merupakan proses
untule memperoleh data dari tangan pertama dengdn mengamati orang, ata¥ proses kerja suatu
produk di tempat pada saat dilakukan penelitian

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observast dapat dibedakan menjadi participant
observation (observasi berperarf gerta) dan non, participant observation# selanjutnya dari segi
instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan
tidak terstruktur.

Pedoman untuk wawancara terstruktur dapat digunakan untuly observasi terstruktug% Objek
wawancara adalah orang, sedangkan objek observasi bisa orang dan bukan orang. Teknik
pengumpulan

.....
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diayukan pencliti kepadanya
adalah sama dengan apa yang dimaksudkan olch pencliti.

Wawancara dapat dilakukan secara ferstruktur maupun_ tidak werstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap muka (face to face) maupun dengan mcnggunakan telepon, atau internet.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan datay bila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperolch. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara
terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa
pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang
sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, video,
camera, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi
lancar. Peneliti dalam bidang manajemen, pendidikan, sosial, memberi respon masyarakat terhadap
berbagai model pembangunan yang telah diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
maka perlu membawa foto-foto atau brosur tentang berbagai jenis pembangunan yang telah
dilakukan. Misalnya model pembangunan gedung sekolah, transportasi, bendungan untuk

pengairan sawah-sawah, pembangunan pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.

Berikut ini diberikan contoh wawancara terstruktur, tentang tanggapan masyarakat terhadap
berbagai model pelayanan pemerintah Kabupaten tertentu yang diberikan kepada masyarakat.
Pewawancara melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden. Hasil wawancara akan
menghasilkan data kuantitatif yang bersifat skoring.

.....

2. Wawancara Terstruktur

Dalam hal wawancara atau interview, £reswell (2012) menyatakaw ‘interview survey, are forms on
which the researcher records answer¢ supplied by the participant in the study. The researcher asks g
question from an interview guide, listens for answers or observes pehavior, and records responses
on the survey”. Wawancara dalanf penelitian survey dilakukan oleh peneliti dengan cara merekam
jawaban atas pertanyaan yang diberikan ke respondest. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada
responden dengan pedoman wawancara, mendengarkan atas jawaban, mengamati perilaku, dan
merekam semua respon dari yang disurveif Selanjutnya Burke Johnson; Larry Cristensen (2004)
menyatakan bahwa “interview isga data collection method in which an interviewer (the researcher
ov someone working for the researcher) asks question of an interviewee {the research participanty’.
Wawancara merupakan _ teknilé pengumpulan data di mana pewawancara (peneliti atau yang
diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarar.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabild peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukar jpermasalahan dan potensi yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui pendapat, keinginan dan hal-hal lain dari respondeg

pang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahw&4 anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner
(angket) adalah sebagai berikuf.

I. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

......

media pembelajaran, dan lain-lain. Dalam hak ini suatu produk atau

at yang berupa barang dites kemampuannya. Indikator kemampuan adalah spesifikasi produk
tersebut. Misalnya motor atau mobil, pada speedometer-nya ‘tertera kecepatan antara 0 s.d 200 km
per jam. Dengan indikator itu, peneliti berhipotesis bahwa kecepatan motor atau mobil tersebui
maksimum sampai 200 km/jam. Berdasarkan hipotesis tersebut, maka peneliti mengumpulkan data
dengan gst

ive~untuk mengetahui seberapa besar kecepatan maksimum motor atau mobil tersebut. Peneliti
selanjutnya mencoba 20 mobil sebagai sampel untuk dikendarai di jalan bebas hambatan, dan
diamati berapa kecepatan maksimumnya. Berdasarkan hasil uji coba_tersebut, _ternyata kecepatan
rata-rata maksimum 20 mobil tersebut hanya 180km/jam. Dengan demikian berdasarkan data hasil
tes, hipotesis ditolak, karena kecepatan mobil tersebut maksimum hanya 180 km/jam, tidak sampai
200 km/jam. ;

Pengujian suatu produk selain dengan tes juga dapat dilakukan melalui pengamatan selama produk
dalam proses uji coba. Pada saat pengujian kecepatan motor atau mobil, selain ditest kecepatannya/
juga dapat diamati getaran mesinnya, dan dirasakan kenyamanannya. Pengujian terhadap model
pembelajaran, dapat juga dilihat dan reaksi peserta didik saat diben pelajaran dengan model
pembelajaran tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi.
PRengumpulan data dengan tes atau uji coba dapat dilakukap pada saat penguyian produk yang
bukan barang, seperti pengujiary kebijakan, model pembelajaran, model pemberdayaan
masyarakaty gnodel .evaluasi, model kepemimpinan, model kurikulum, sistem pengajian, buku ajar,
media pendidikan dan lain-laiti. Pengujian dilakukan dengan uji coba, pengumpulan data dengan test
dan pengamatan selama proses. Pada waktu pengujian model pembelajaran, perhatian siswa juga
diamati, apakah menjadi semakin baik atau tidak. Untuk mengumpulkan data dengan test, maka
instrumen tes atau alat ukur yang digunakan untuk pengukuran harus sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya.

......

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,
wawancere dan obse vasi terstruktus.

1. Pengumpulan Data dengan Tes

Dalam penelitian dan pengembangan, penguinpulan data dengan test dapat dilakukan untuk
mengetahui kondisi awal objck schelum dibef perlakukan dengan menggunakan produk baru
(pretest) dan seteinh dilakukan perlakuan dengan produk baru

Anastari (1982) menyatakaft bahwa tes merupakan pengukutan wang objektif dan standaf.
Cronbach menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna mengobservasi dan
member? deskripsi seyumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala numerik atau suatu
sistem kategoris; Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tesv adalah prosedur yang sistematig.
Ini berarti butir tes disusun

erdasarkan cara dan aturan tertentu, pemberian skor harus jelas dan dilakukan secara terperinci,
serta individu yang menempuh tes tersebut harus mendapat butir tes yang sama dan dalam kondisi
yang sebanding (http://definisi pengertian.com/ 2012/pengertian-definisites-menurut-para-ahl1).

Pengumpulan data dengan tes dilakukan dengan cara membedl sejumlah pertanyaan kepada subjek
yang diteliti untuk dijawabf Jawaban terhadap instrumen tes adalah "benar dan salah" bukan "baik
dan buruk". Data hasil test berupa data kuantitatif/angka. Ada dua macam tes ‘vang sering
digunakan pengembangan yaitu pretes dasf posttest Dalam penelitian dan pengembangan
pengumpulan data dengan retest’ digunakan untuk mengetahui kondisi awal subjék sebelum diberi
perlakuan dengan menggunakan produk tertentif. Selanjutnya posttest digunakan untuk mengetahui
kondisi subjek setelah diberi perlakuan dengan produk tertentu? Perbandingan antard@ nilai
pretest dan posttest merupakan pengaruh produk terhadap

variabel dependen dari subjek (misalnya motivasi dan prestasi belayar gubjek).
‘Bengumpulan data dengan tes juga dapat dilakukan untuk penguji mesin, Jalat, sistem, model,
kebijakan, program, buku ajary

.......

Berdasarkan data hasil uji coba terbatas, selanjutnya dianalisis, dan hasilnya digunakan untuk revisi
produk. Setelah produk diperbaiki, maka selanjutnya diuji kembali yang disebut dengan uji lapangan
utama (main field testing). Selama pengujian dilakukan pengumpulan data (pengumpulan data ke-5).
Setelah data terkumpul dan selanjutnya dianalisis, maka menghasilkan kesimpulan. Pengumpulan
data tahap 6, adalah pengumpulan data pada saat pengujian lapangan operasional produk
(operational field testing).

Bila kesimpulan hasil pengujian operasional menunjukkan? Bahwa produk itu belum sesuai dengan
diseminasi yang ditetapkanf dan belum siap diproduksi masal, maka masih perlu direvisi, dan bilaf
sudah sesuai dengan spesifikasi, maka bisa diproduksi massal,fdan semua orang yang
berkepentingan dapat menggunakannya. Selama masyarakat sudah menggunakan maka diperlukan
evaluasi terhadap kinerja produk tersebut, dan kepuasan masyarakat dalam menggunakan produk
tersebut.

Penelitian dan pengembangan yang bukan membuat produk alat/barang, akan melibatkan manusia
baik sebagai sumber data untuk perencanaan produk, pengujian dan penggunaan produk. Oleh
karena itu berikut ini dikemukakan secara teoritis teknik pengumpulan data dengan menggunakan
metode kuantitatif, kualitatif dan kombinasi.

B. Teknik Pengumpulan Data dengan Metode Kuantitatif

Balam penelitian kuantitatif, terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian yaitu kualitas instrumernf penelitian, dan kualitas pengumpulan datag Kualitas instrumen
penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu
instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan
datanya.

.......

Setelah desain direvisi, selanjutnya dibuat menjadi produk yang masih bersifat prototipe atau model.
@roduk tersebut selanjutnya diuji? glapangan terbatas @rediminary field testing), dalam proses
pengujiant perlu) pengumpulan data (pengumpulan data ke-4y dengan gengamatan, wawancara dan
kuesioner,

Studi Literatur ro ‘
Potensi dan Rancangan Validasi Masalah - *. ®& +) axe AO * Produk Desain

~ iy n ‘ Pengumpulan y. fy . Informasi grovetenesrensscennneeeey . vse : Penoun lari: of |


Pengumpulan i a i eae Ce a 4 Data 3. | i ~~ Data | . a i : . : ae : ce 3 si
ceatuv'ssonsevevedsesceusetecvarvevesteveved ie beeeeseorerdeoeeed :Pengumpulan’ }

- . “yt Data: 2... eB Dea 2. 2 E ceesessosssssannesessnnensnnsensnsnenaseey son . . = = @ . = Pat? ry


boone

ry >

Hy Pp . ‘2 leo: 3 foyeke ao ar) Me 4 3 en m ulan “3 Ne esstoccercederedemusnoos


thovnvetivecssonee Reo hoo “4a

i Oe P 2 :-Pengumpulan,, ; ata 5: ..:i ge pA of

i . . soe 3 : wa, Data f 4 and 3 crests » sekweetanecownemmennus cues 3 ‘ a. Pr ting tat y ; a J


Nedeseye §.. * atootee ~ edocecee® - 3° £ « - os 2 “ea, eS yy a eee" . y . ‘a pte y yy

nn BO a POE ESERIES SG YOO PE. WBE Seate . Fe Z .as

UjiCoba << f)|6UUji ° :

e J ‘* Revisi fe J “ Pembuatan Revist Lap. Zroduk ji Coba € Produk + Desain Utama § *° *. Terbatas %,
x

. _ r eo? a Se es iad WAR go wat SAN WO. Jers yer i. .. B aa Uji Coba b

Diseminasi dan Implementas}


Lapangan >: Revisi Operasional z] Produk 3

Revisi Produk 2 ,

Pengumpulan } | data 6

ed mad neem

Gambar 6.4. Posisi Kegiatan Pengumpulan Data dalam Penelitian dan

Pengembangan Level Ketiga (Meneliti dan Menguji untuk Menciptakan Produk Baru) |

......

Pengumpulan data pada tahap 3 adalah untuk memperoleh data hasilt pengujian internal yang
dilakukan oleh ahli dan praktisi terhadap rancangan/ desain baru yang telah dibuat. Pengumpulan
data tahap 47 adalah pengumpulan data untuk memperoleh data dari hasil uji coba lapangan
terbatas (preliminary field testing). Pengujian dengan metode eksperimen. Pengumpulan data tahap
5 adalah pengumpulan data untuk memperoleh data hasil uji coba lapangan utama (main field,
testing)s Pengumpulan data tahap 5 adalah, pengumpulan data untuk, memperoleh data hasil uji
coba lapangan operasional (operational field testing).

4. Pengumpulan Data pada Penelitian dan Pengembangan Level 4 (Meneliti dan Menguji dalam
Menciptakan Produk Baru)

Pada gambar 6.4 berikut ditunjukkan posisi pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan
level 4 (meneliti dan menguji)J Berdasarkan gambar 6.4 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dalam gambar terlihat bahwa teknik pengumpulan data pada tahap I, dilakukan melalui populasi
atau sampel (metode kuantitatif) atav informan (metode kualitatif) dilakukan pada saat
pengumpulan data’ yang digunakan untuk menemukan masalah dan potensi yang ada di suatu objek
penelitian, sehingga data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan.
rancangan suatu produk, Selanjutnya pengumpulan data pada tahap ke-2 diperlukan pada saatf akan
membuat desain/rancangan. Di sini peneliti minta pertimbangan pada sampel/informan tentang
rancangan produk seperti apa yang perlu dibuat untuk membantu peningkatan produktivitas kerja.

Pengumpulan data tahap ke-3 diperlukan pada saat menguji fancangan atau desain produk; Pada
tahap ini peneliti minta pendapat, komentar dan saran-saran ahli dan praktisi terhadap rancangan
produk yang telah dibuat. Berdasarkan data-data dari ahli dan _praktisi tersebut, setelah dianalisis,
selanjutnya digunakan untuk merevisi desain. Teknik pengumpulan data bisa menggunakan
kuesioner, wawancara, focus group discussion (FGD) dan dengan model Delphi.
.......

fierformancé maupun spesifikasi ‘kefjany® Rengumpulan data paday tahap 2 dilakukan untuk
mengetahui apakah produk tersebut sesu @engan kebutuhan lapangan atau tidak. Mijsalnya apakah
sup pembelajaran berbasis proyek yang telah ada cocok tidak untuk SMK. program keahlian mesin
SMK kelas 1. Kalau tidak cocok, apakah perlu dikembangkan? kalau dikembangkan maka perlu dibuat
rancangan model pembelajaran berbasis proyek yang baru.

Studi Literatur

ee et , itr ot 0 We te na yy é .° Penelitian thd _ _ Perencanaan “ Pengujian : produk yang Me fs 6 Wr


agear nati *“ PengembangInternal ve telah ada : é an produk + »¢ Rancangan ; Penelitian wi - i 5 £ La
an an - oneerse aunaesssacdsceccos ef ere ene: 3 preseereecnerasessncnngee Seeeeens L p & § i
Pengumpulan i i. Pengumpulan ;: Py i. Data3 : i , data | 3 i ‘ Sa ccieresscocsserbenonceseeseune a 5 s
¢ rerveneaprosasacat apenas peatarneee sseensagnenasenencarsnnevannieteeny ant : a i
Pengumpuian 7 - “ Pengumpulan - } Pengumpu ani i Data 2.0053 i -Datad 3 3 Data 5 ;
Sesdstisoceassmeroonsessasessvasesesoetanoabes Seseege, aareooeens lecseveeaceseeenee 3
Soreremrcreenee a Y wunent ; - ve ; ete Mee ze “cet ae . Soe ye , - Uji Coba _. Uji a . - ™ y Revisi J
Pembuatan Revisi Lap. , Coba # + - Produk 1 . Produk Desain Utama _ Terbatas . | ea AB et? a ian aia
is tees ae Gt Uji Coba wt ; Revisi Lapangan —»> Revisi 4 Diseminasi dan t ; Produk 2 Op erasi ‘onal
Produk 3 - Implementasi gre RATT aS CROP RARSE PARE Ee Ds CEP SR OPSE VRS EEE SITS, al “ "

i H i data 6

Gambar 6.3. Posisi Pengumpulan Data dalam Penelitian dan Pengembangan Level 3 (Meneliti dan
Menguji untuk

Pengembangan Produk yang Telah Ada)

......

pengumpulan data menggunakan tes, dan mclakukan pengamatan saat produk sedang diuji, serta
melakukan wawancara kepada subjek yang terlibat dalam pengujian.

en i he i he a i ne

Pengumpul i: an Data ! Pengujian :} Tahap I * . it Bandingkan Produk Studi ‘: Pengujian => Hasil
dengan Tertentu literatr .: TahapIl :” Pengujian 4 gp iGae RINDEGD (uEunE re oo! 7: Penguyjian .
Kesimpulan ei: Tahapiil : , dan Saran
Ce ee i er Se Se a) Pe er eee Te SG SO Ge ED eer er eer ee er er Pe a i

Gambar 6.2. Posisi Pengumpulan Data dalam Penelitian dan Pengembangan Level 2 (Hanya Menguji
Produk yang

Telah Ada)

3. Pengumpulan Data pada Penelitian dan Pengembangan Level 3 (Mengembangkan Produk yang
Telah Ada)

Penelitian dan pengembangan pada level 3 adalah menelhitt dan? menguji produk dalam rangka
mengembangkan produk yang telah/ da. Melalui pengembangan diharapkan produk yang telah ada

menjadi semakin efektif, efisien, praktis, menarik dan memuaskan.

Pada gambar 6.3 ditunjukkan posisi pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan yang
bersifat mengembangkan produk yang telah ada. Berdasarkan gambar 6.3 tersebut terdapat 6
kegiatan?’ pengumpulan data Pengumpulan data tahap 1, dilakukan untuk memperoleh data
terhadap produk yang ada, baik dari aspek bentuk/

......

bila penelitian menggunakan metode kuantitatif, maka pengumpulam datanya menggunakan


instrumer, bila penelitian menggunakarf metode kualitatif, maka pengumpulan datanya
menggunakan teknik gbservasi, wawancara, dokumentasi dan trianggulasi. Bila penelitian
menggunakan metode kombinasi, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggabungkan keduanyat

Pengumpulan data pada tahap kedua, adalah pengumpulan data erdasarkan penelitian yang
digunakan untuk mengetahui produk apa yang perlu dikembangkan, merancang dan menetapkan
spesifikasj produk tersebut. Pengumpulan data juga tergantung pada metode penelitian yang
digunakan. Pengumpulan data pada tahap ketigay adalah pengumpulan data untuk memperoleh
data berdasarkan pengujian internal rancangan. Pengujian dilakukan oleh ahli (bergelat doktor yang
relevan dengan bidangnya) dan praktisi (pengguna yang* telah berpengalaman menggunakan
produk)/ Kemungkinan hasil pengujian adalah a) rancangan disetujui tanpa revisi, b) rancangan
disetujui dengan revisi, dan rancangan tidak disetujui. Teknik pengumpulan data tergantung pada
metode yang digunakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan lebih akurat bila
menggunakan metode kombinasi, dengan melakukan pengukuran, sekaligus melakukan
pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
2. Pengumpulan pada Penelitian dan Pengembangan Level 2

enelitian dan pengembangan (R&D) level 2 adalah penelitian yang tidak membuat rancangan produk
melalui penelitian, tetapi hanya fmemvalidasi atau menguji efektivitas, efisiensi, dan kepraktisan
penggunaan produk yang sudah ad@ Posisi pengumpulan data dalam penelitian dan pengembangan
level 2 ini ditunjukkan pada gambar 6.2.

Berdasarkan gambar 6.2 tersebut, terlihat bahwa pengumpulad fata penelitian dan pengembangan
level 2, dilakukan pada saat penelitian untuk pengujian produk tahap 1,2 dan 3. Pengujian produk

en an menggunakan metode eksperimen, sehingga teknik

.....

fmengetahu: potens: dan masalah yang .ada dalam suatu objeky melakukan penelitian untuk
merancang produk, dan melakukan penelitian untuk menguji rancangan produk tersebut secara
internal (pendapat ahli dan praktisi). Balam penelitian level ini peneliti tidak memproduk rancangan
yang telah dibuat dan tidak menguji produk fersebut secara eksternal (diuji coba lapangan).

Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada saat melakukan penelitian (research) untuk menemukan
potensi dan masalah yang akan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. Hasil akhis dari
kegiatan penelitian pada level ini adalah berupa rancangan produk. Rancangan produk bisa diuji
internal melalui pendapat ahli dan praktisi. Posisi pengumpulan data dalam penelitian dan
pengembangan level 1 ditunjukkan pada gambar 6.1.

Studi Literatur Nm Ns Porenst Desain Validasi : Desain Produk Desain Teruji Masalah Penguma %
pulan Informasi Pengumpulan Pengumpulan ' Pengumpulan Data | Data 2 Data 3

Gambar 6.1. Posisi Pengumpulan Data dalam Penelitian dan Pengembangan Level 1

Berdasarkan gambar 6.1 tersebut dapat dijelaskan sebagai | benkut. Pengumpulan data pada tahap
pertama, dilakukan pada saat pencliti' melakukan penelitian untuk menggali potensi dan masalal

ada pada objck yang diteliti. Pengumpulan data tergantung de penelinan yang digunakan untuk
menggali potensi tersebut.

....

BAB VI TEKNIK PENGUMPULAN DATA


A. Posisi Pengumpulan Data

Pengumpulan data mempakanrinti dari setiap kegiatan penelitiag. Dalam hal pengumpulan data
pada _ penelitian dan pengembangan Richey and Klein (200%) menyatakan "the data researchers
collected @epend on the nature of their research question and hypotheses". Data yang akan
dikumpulkan oleh peneliti akan tergantung pada rumusan masajah dan hipotesis#

Posisi dan jumlah pengumpulan data dalam penelitian daW pengembangap,akan-tergantung pada
level penelitiannya. Seperti telah dikemukakan secara metodologis, fpenelitian pengembangan
fmempunyai empat macam desain yang dapat dilihat dari tingkat kesulitan yaitu: level 1: meneliti
tanpa menguji, (tidak membuat dah fidak menguji produk)s level 2 menguji tanpa meneliti (mengufi
yaliditas produk yang telah ada), level 3: meneliti dan menguji dalam ¥paya mengembangkan produk
yang telah ada, level 4: meneliti dan menguji dalam menciptakan produk baru. Berikut ini
dikemukakan geknik pengumpulan data untuk 4 level penelitian dan pengembangapi.

1. Teknik Pengumpulan Data pada Penelitian dan Pengembangan Level 1

Penelitian dan pengembangan pada level 1 adalah penelitian dan pengembangan di mana
penelitegrmedakukan penelitian untuk’

Anda mungkin juga menyukai