Jakarta Is Sinking
Jakarta Is Sinking
Kondisi tanah Jakarta saat ini mengalami penurunan yang disebabkan karena kenaikan
permukaan air laut. Sebagian besar kenaikan air laut terjadi di pantai utara dimana Jakarta
berhadapan langsung dengan Laut Jawa. Sejak beberapa dekade lalu, Jakarta telah mengalami
penurunan muka tanah tepatnya sejak tahun 1970-an. Diperkirakan pada tahun 2050 sebagian
besar kota dan pemukiman penduduk akan berada di bawah air. Hal itu karena Jakarta
kekurangan pasokan air tanah yang membuat tanh diatasnya runtuh sehingga setiap tahunnya
tanah tenggelam sekitar 25cm membuat daerah tersebut tidak stabil dan merusak rumah
penduduk. Lebih dari 10 juta penduduk Jakarta terancam begitu pula dengan para nelayan yang
menghabiskan waktunya di tepi pantai sebagai sumber mata pencaharian. Sebagian penduduk
Jakarta kekurangan cukup air yang mengharuskan mereka menggali sumur. Pompa dimasukkan
ke dalam tanah hingga mencapai akuifer untuk mengekstrak air, lapisan batu dalam tanah dapat
membantu menahan air tanah. Jika seluruh penduduk Jakarta melakukan hal yang sama maka
semakin banyak air yang diekstraksi semakin banyak pula dia mengempis dan menyebabkan
tanah menjadi padat dan runtuh sehingga tanah diatasnya tenggelam. Selain karena pengambilan
air tanah yang berlebihan, akuifer tidak diisi ulang saat hujan bahkan semakin jarang dilakukan
karena tertutup beton membuat curah hujan tidak terserap ke akuifer. Akibatnya banjir terjadi di
penjuru Ibu Kota Jakarta, air sungai meluap dan musim hujan menjadi berbahaya. Tenggelamnya
Jakarta perlu adanya tindakan dari pemerintah untuk menyediakan air bersih untuk warganya
melalui perpipaan serta kesadaran dari masyarakat itu sendiri agar lebih peduli pada kondisi
wilayahnya.