Anda di halaman 1dari 5

INTRUSI AIR LAUT DI JAKARTA

TUGAS HIDROKIMIA
D o s e n: Prof. Dr. Simon Sembiring BG, CES., DEA.
Sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas perkuliahan
Hidrokimia

Oleh
MUHAMMAD HUMAAM AL HASYIR
NPM: 2251060009
(Program Studi Magister Teknik Sipil)

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA


November 2022
1. Pendahuluan
Intrusi atau penyusupan air asin ke dalam akuifer di daratan pada dasarnya adalah
proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer di daratan
atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses terdesaknya air bawah
tanah tawar oleh air laut di dalam akuifer pada daerah pantai (Hendrayana, 2022)
Penyebab Intrusi Air Laut diantaranya adalah:
 Kenaikan Permukaan Laut
 Penurunan muka air bawah tanah
 Pemompaan air bawah tanah yang berlebihan
 Penebangan pohon bakau, penggalian karan laut untuk dijadikan bahan
bangunan dan kerikil jalan (Sasanti, 2007)
Dampak Intrusi Air Laut
 Rusaknya air tanah yang tawar dan berganti menjadi asin.
 Penggunaan air tanah yang telah mengalami intrusi untuk dikonsumsi
maupun kegiatan lain dapat mengganggu kesehatan.
 Kemunduran ke arah darat batas antara perairan tawar dan payau.
 Terjadi penurunan daratan.
2. Pembahasan dengan batasan ruang lingkup Intrusi di Jakarta
Eksploitasi air tanah secara berlebihan di Jakarta tidak hanya menyebabkan
turunnya permukaan tanah, tetapi juga intrusi air laut yang semakin jauh ke
daratan. Air laut yang bersifat korosif ini mengancam pondasi bangunan,
termasuk tiang pancang gedung-gedung tinggi. Ancaman ini terjadi karena kadar
salinitas yang tinggi dari air laut memengaruhi pelapukan tanah di sekitar pondasi
bangunan.
Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), intrusi air
laut di permukaan Jakarta sudah mencapai 3 kilometer ke daratan. Adapun intrusi
air laut di bagian tanah dalam sudah lebih dari 10 kilometer ke daratan.
Intrusi di permukaan terjadi karena penyebab alami berupa air laut pasang.
Adapun intrusi air laut tanah dalam terjadi karena penyedotan air tanah secara
berlebihan dan tak terkendali selama bertahun-tahun. Rongga-rongga tanah yang
kosong akibat penyedotan air menyebabkan tanah memadat dan terjadi penurunan
permukaan tanah. Namun, di daerah pesisir, rongga tanah yang kosong diisi air
laut yang bersifat korosif.
Kondisi inilah yang saat ini terjadi di Jakarta. Pengambilan air tanah di Jakarta
saat ini 252, 6 juta meter kubik per tahun. Padahal, ambang batasnya hanya 186
juta meter kubik per tahun sehingga terjadi defisit sekitar 66,65 juta meter kubik
per tahun.
Air tanah yang bersifat asin berasal dari sistem akuifer tertekan atas dengan jarak
dari pantai < 3 km, sedangkan air tanah yang bersifat sedikit asin berasal baik dari
akuifer tertekan atas maupun akuifer tertekan tengah dengan jarak pengambilan
kurang dari 9 km dari pantai. Air tanah yang bersifat tawar baik pada sistem
akuifer tertekan atas maupun akuifer tertekan tengah memiliki jarak yang
bervariasi dari garis pantai dan secara umum berada lebih dari 10 km.
Parahnya, defisit air tanah ini sulit diatasi secara alami dari limpahan air hujan
karena minimnya ruang terbuka hijau di Jakarta yang hanya sekitar 9,12 persen
dari luas kota. Hujan di Jakarta rata-rata menurunkan sekitar 2 juta meter kubik air
per tahun. Namun, hanya sekitar 26,6 persen atau 532 juta meter kubik per tahun
yang meresap ke dalam tanah menjadi air tanah dangkal.
Sekitar 73,4 persen lainnya air hujan ini mengalir ke laut atau runoff. Air yang
terbuang atau runoff bisa meningkat dari 73,4 persen menjadi 85 hingga 90 persen
pada 10 tahun mendatang jika ruang terbuka hijau masih seperti sekarang.
Adapun air hujan di lapisan tanah dangkal yang kemudian masuk ke lapisan tanah
dalam dengan kedalaman lebih dari 40 meter hanya sekitar 30 juta meter kubik
per tahun. Masih jauh dari defisit air tanah yang mencapai 66,65 juta meter kubik
per tahun atau setara dengan 13,3 juta truk tangki air per tahun. Defisit inilah yang
juga mendorong terjadinya intrusi air laut. Intrusi air laut di dalam tanah bersifat
permanen.
Pengurangan ekstraksi air tanah dalam akan dilakukan dengan penambahan
pasokan air bersih dari Waduk Jatiluhur menggunakan pipa sampai 9.000 liter per
detik. Tambahan pasokan air itu akan digunakan untuk menutup defisit kebutuhan
air bersih 8.116 liter per detik.
Sementara itu, tanggul laut diperlukan untuk menahan kenaikan permukaan air
laut dan mencegah intrusi air laut. Upaya membuat sumur injeksi, sumur resapan,
embung, tanggul, dan kolam dapat meningkatkan resapan air hujan ke dalam
tanah untuk meningkatkan cadangan air tanah. Hal ini juga dapat memperbaiki
kerusakan lingkungan, seperti menekan intrusi air laut dan penurunan muka tanah.

Anda mungkin juga menyukai