Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
dengan cukup baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan
bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Karena sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
Karena itu,Kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif. Guna penulisan makalah ini yang lebih baik lagi . harapan kami semoga
PENDAHULUAN
dan kemiringan lahan. Provinsi DKI Jakarta terletak pada dataran rendah
permukaan tanahnya berada 1-1,5 meter di bawah muka laut pasang. Sekitar
0-3 persen wilayah Provinsi DKI Jakarta yaitu memiliki kecenderungan datar,
Jakarta memiliki ketinggian yang cukup tinggi yaitu sekitar 8-15 persen di
lerengnya. Hal ini disebabkan karena beberapa lokasi kota Jakarta masih
tergolong dalam tingkat kemiringan lereng 0-3 persen atau berada pada
kemiringan lereng relatif landai. Kemiringan lereng pada kota Tangerang dan
landai.
Dengan kondisi kemiringan lahan yang demikian, ditambah dengan 13
resapan air kedalam tanah dan menyebabkan run off air semakin tinggi, yang
Jakarta
sempat terjadi tahun 1600-an, tepatnya saat Jan Pieterszoon Coen menjabat
sebagai Gubernur Jenderal VOC. Saat itu, Coen membangun sejumlah kanal
dan sodetan Kali Ciliwung. Cara ini ia tempuh untuk mengatasi banjir yang
Gubernur Jenderal VOC Johan Paul van Limburg Stirum. Dua tahun
Pembangunan Kanal Banjir Barat itu dimulai dari Pintu Air Manggarai
hingga Muara Angke. Saat itu, ketinggian air mencapai 1,5 meter di beberapa
perhubungan dan perairan di tingkat kotapraja pada 1933 saat itu, pemerintah
dan Klenteng.
kembali menjadi perhatian tahun 1965. Saat periode yang sama, pemerintah
Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin saat itu juga menggandeng pihak asing
sungai sampai sodetan kali, banjir besar tetap terjadi awal 1976.
besar tahun 2002 dan 2007. Namun, banjir tahun 2007 lah yang lebih luas dan
lumpuhnya perputaran bisnis saat itu mencapai triliunan rupiah dan warga yang
Curah hujan yang cukup deras menyebabkan tanggul jebol di Banjir Kanal
Barat (BKB) aliran Kali Sunter. Akibatnya, kawasan Jatibaru-Tanah Abang dan
besar lagi-lagi menerjang Jakarta tahun 2015. Saat itu, curah hujan masuk
kategori ekstrem, (diatas 150 milimeter (mm) per hari) yakni 170 mm.
Curah hujan tinggi ini terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta
Utara, Jakarta Timur bagian utara, Tangerang, dan Pasar Minggu di Jakarta
Jakarta kembali diguyur hujan lebat tanggal 31 Desember 2019 sekitar pukul
17.00 WIB sampai 1 Januari 2020 sekitar pukul 11.00 WIB. Curah hujan
yang mengguyur tercatat 377 mm per hari. BMKG menyebut curah hujan ini
Titik banjir terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat 97 titik, DKI Jakarta 63
titik dan Banten 9 titik.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah
yang paling terdampak banjir adalah Kota Bekasi (53), Jakarta Selatan (39),
PEMBAHASAN
dunia, yakni sekitar 640.000 orang setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan
tahunnya. Banjir yang disertai longsor menjadi bencana ke-6 yang paling
faktor utama penyebab banjir dan longsor yang paling banyak disoroti, yaitu
terus meresap air. Hal ini karena tingginya kandungan bahan organik yang
membuat tanah menjadi gembur serta pengaruh akar yang membuat air
memperbesar risiko terjadinya banjir dan longsor. Satu hal yang harus
terhadap terjadinya bencana ini seperti cuaca ekstrem dan kondisi topografis
wilayah.
2. Cuaca Ekstrem
mm per hari) dan dalam waktu yang cukup lama kerap kali berkontribusi
yang secara ilmiah mampu meningkatkan suplai massa udara basah yang
3. Kondisi Topografis
akan semakin cepat dan akan meningkatkan daya rusak saat terjadi banjir
bandang.
alami terjadi karena adanya longsoran pada celah sempit di antara dua
bukit yang menghambat aliran air, sehingga air tertahan sampai pada
batas volume tertentu. Ketika bendung alami tidak kuat lagi menahan
volume air yang ada, maka air akan dilepaskan dengan membawa
yang telah berkayu kemudian di tanam kembali tunas pohon yang baru.
Hal ini ditujukan untuk regenerasi hutan dengan tujuan hutan tidak
menjadi gundul.
dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Hal ini bertujuan
agar terjadi hujan deras, air tidak akan tersumbat dan mampu mencegah
terjadinya banjir.
BAB III
KESIMPULAN
pantai adalah; tutupan lahan, jenis tanah, kontur, kemiringan lereng, curah
hujan, pasang surut air laut, kenaikan muka air laut, banjir kiriman, penurunan
muka tanah.
oleh pengaruh iklim seperti kombinasi curah hujan (CH) dengan kenaikan muka